Disusun Oleh:
Nama: Rafika Sri Pamenang
NIM: PO62.242.222.524
A. Latar Belakang
Imunisasi atau kekebalan tubuh terhadap ancaman penyakit adalah tujuan utama dari
pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh dapat dimiliki secara pasif
maupun aktif. Keduanya dapat diperoleh secara alami maupun buatan (Ranuh, 2008).
Oleh karena itu perlu dilakukannya imunisasi sebagai upaya pencegahan terhadap
serangan penyakit yang berpengaruh terhadap status gizi anak.
Imunisasi telah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang sangat
penting. Program imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang luar biasa dan
merupakan usaha yang sangat hemat biaya dalam mencegah penyakit menular (Depkes
RI, 2003).
Program ini merupakan intervensi kesehatan yang paling efektif, yang berhasil
meningkatkan angka harapan hidup (Ranuh, 2001). Sejak penetapan the Expanded
Program on Immunisation (EPI) oleh WHO, cakupan imunisasi dasar anak meningkat
dari 5% hingga mendekati 80% di seluruh dunia. Sekurang-kurangnya ada 2,7 juta
kematian akibat campak, tetanus neonatorum dan pertusis serta 200.000 kelumpuhan
akibat polio yang dapat dicegah setiap tahunnya. Vaksinasi terhadap 7 penyakit telah 2
direkomendasikan EPI sebagai imunisasi rutin di negara berkembang: BCG, DPT, Polio,
Campak dan Hepatitis B.
Banyak anggapan salah tentang imunisasi yang berkembang dalam masyarakat.
Banyak pula orang tua dan kalangan praktisi tertentu khawatir terhadap risiko dari
beberapa vaksin. Adapula media yang masih mempertanyakan manfaat imunisasi serta
membesar-besarkan risiko beberapa vaksin.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan mengetahui dan memahami
pentingnya imunisasi pada bayi dan balita.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan diharapkan orang tua mengerti tumbuh
kembang anak meliputi :
a. Pengeetian
b. Pengertian deteksi dini tumbuh kembang
c. Cara melakuakan deteksi dini pertumbuhan
d. Cara melakukan deteksi dini perkembangan
e. Cara melakukan intervensi
C. Materi
Terlampir.
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. MEDIA
1. Power Point
2. Video
F. Kegiatan Pembelajaran
KEGIATAN
NO TAHAP KEGIATAN
PESERTA
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
5 menit 3. Menyebutkan Materi atau pokok
memperhatikan
pembahasan yang akan disampaikan
G. Evaluasi
1. Apa pengertian tumbuh kembang ?
2. Apa pengertian deteksi dini ?
3. Apa intervensi yang diberikan ?
4. Apa pengertian tes daya dengar ?
5. Apa pengertian tes daya lihat ?
6. Apa deteksi dini penyimpangan perilaku emosional ?
7. Apa deteksi dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas pada anak?
LAMPIRAN MATERI
A. Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Pengertian
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan
dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan
perkembangan yang sesuai dengan usianya. Pertumbuhan adalah bertambahnya
ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik
dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan
panjang dan berat. Tahap pertumbuhan anak mulai dari preterm newborn, term
newborn (0-28 hari), infants and toddlers (>28 hari-23 bulan), children (2-11 tahun).
Adolescent (12-18 tahun). Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan
perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil
interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya,
misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan
sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang
utuh.
B. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
1. Pengertian Deteksi Dini
Deteksi dini adalah usaha-usaha untuk mengetahui ada tidaknya kelainan atau
kerusakan fisik atau gangguan perkembangan yang menyebabkan penyimpangan
tumbuh kembang pada balita dan anak.
Deteksi dini gangguan pertumbuhan dilakukan di semua tingkat pelayanan.
Adapun pelaksana dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu dan Anak
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDL : Tes Daya Lihat
TDD : Tes Daya Dengar
KMPE : Kuesioner Masalah Perilaku Emosional
M-CHAT : Modified-Checklist for Autism in Toddlers
BKB : Bina Keluarga Balita
TPA : Tempat Penitipan Anak Pusat
PAUD : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini
TK : Taman Kanak-kanak
C. Intervensi
1. Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut:
a. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik
b. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak
c. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai
dengan umur dan kesiapan anak.
d. lkutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga
Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72 bulan), anak
dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak.
e. Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada
anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24
sampai 72 buIan.
2. Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut:
a. Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak
lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
b. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk
mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.
c. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit
yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya dan lakukan pengobatan.
d. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan
daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
e. Jika hasil KPSP ulang jawaban 'Ya' tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada
penyimpangan (P).
3. Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan berikut:
Merujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan
perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara & bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).
• Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak dalam buIan.
Intervensi: Bila anak memiliki risiko tinggi autism atau risiko autism, Rujuk
ke Rumah Sakit yang memberi layanan rujukan tumbuh kembang anak.
Purwati, Nyimas Heny, Titin Sutini, Anita Apriliawati, Fitrian Rayasari, dan Aprilia Astuti.
2019. “Peningkatan pengetahuan orangtua dan screening tumbuh kembang anak di Paud
Cempaka Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat.” Prosiding Seminar Nasional
Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ (September 2019):1–6.
Sukesi, Niken, Desi Rina, dan Kurniawati Emilia. 2012. “TUMBUH KEMBANG ANAK DI
POSYANDU Program Stimulasi , Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
( SDIDTK ) merupakan salah satu program pokok puskesmas . Kegiatan ini dilakukan
menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara kelu.”
Soedjatmiko,2016. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita. Jurnal Sari Pediatri
Vol.03