Disusun Oleh :
Nim : 1911060012
Balita Ani umur 12 bulan datang ke posyandu bersama ibunya. Bidan memanggil balita Ani
untuk diperiksa tumbangnya berdasarkan umur ani. Bidan melakukan informent consent pada
ibu untuk melakukan pemeriksaan SDIDTK dan ibu ani memberikan persetujuannya.
Kemudian bidan melakukan pemeriksaan SDIDTK dengan menggunakan instrumen
SDIDTK dengan jenis skrinning BB/TB, LK, KPSP sesuai umur ani dan TDD. Hasil
pemeriksaan KPSP menunjukkan S, hasil pemeriksaan TDD tidak ada gangguan dan hasil
pemeriksaan BB/TB normal, hasil pemeriksaan LK menunjukkan berada dalam “jalur hijau”.
LANGKAH 1 : Menentukan Kata Sulit
1. Pemeriksaan SDIDTK
2. Pemeriksaan KPSP
3. TDD
4. Jalur Hijau
5. Hasil peneriksaan KPSP menunjukkan S
6. Informent consent
7. Jenis skrining sdidtk
Identifikasi Kata Sulit :
1. Pemeriksaan SDIDTK
Kegiatan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
adalah kegiatan konprehensif untuk memantau aspek tumbuh kembang anak.
Pemeriksaan SDIDTK meliputi
Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan meliputi :
a. Pengukuran BB
b. Pengukuran PB dan TB
c. Pengukuran LK
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan meliputi :
a. Pemeriksaan mengunakan (KPSP)
b. Tes daya dengar (TDD)
c. Tes daya lihat (TDL)
Deteksi Dini Penyimpangan a. Perilaku Emosional dan Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas ( GPPH).
merupakan salah satu kegiatan pemantauan timbuh kembang pada balita usia
0- 72 bulan, untuk mengetahui adanya penyimpangan tumbuh kembang pada
anak usia tersebut
2. Pemeriksaan KPSP
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) merupakan suatu instrumen
deteksi dini dalam perkembangan anak usia 0 sampai 6 tahun. KPSP ini
berguna untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan.
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) adalah penilaian
perkembangan anak dalam 4 sektor perkembangan dari usia 0-6 bulan.
3. TES DAYA DENGAR (TDD)
Merupakan tes yang bertujuan untuk menemukan gangguan pendengaran sejak
dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya
dengar dan bicara anak. TDD dilakukan setiap 3 bulan (pada usia <12bulan)
dan setiap 6 bulan (pada usia 12 bulan ke atas).
Sebelum melakukan TDD, dianjurkan untuk menanyakan tanggal lahir dan
hitung umur dalam bulan, kemudian pilih daftar pertanyaan TDD sesuai usia
4. Jalur hijau
Jalur hijau merupakan suatu kondisi Dimana hasilnya dapat dinyatakan dalam
keadaan baik
Jalur hijau artinya lingkar kepala pada anak normal. Bila berada diluar Jalur
hijau, kepala anak tidak normal. Baik mikrosefal maupun makrosefal
5. Hasil pemeriksaan KPSP menunjukkan S
Hasil pemeriksaan KPSP menunjukkan S yaitu perkembangan anak sesuai
dengan tahapan perkembangan
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) merupakan suatu instrumen
deteksi dini dalam perkembangan anak usia 0 sampai 6 tahun
6. Informed consent
Informed consent adalah penyampaian informasi dari dokter atau tenaga
kesehatan kepada pasien atau keluarga sebelum suatu tindakan medis
dilakukan dan adanya persetujuan dari keluarga dan pasien
inform consent bertujuan melindungi pasien terhadap segala tindakan medis
yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasien.
7. Jenis deteksi SDIDTK
Jenis deteksi sdidkt 1. Kegiatan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) adalah kegiatan konprehensif untuk memantau aspek
tumbuh kembang anak. Pemeriksaan SDIDTK meliputi
Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan meliputi :
a. Pengukuran BB
b. Pengukuran PB dan TB
c. Pengukuran LK
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan meliputi :
a. Pemeriksaan mengunakan (KPSP)
b. Tes daya dengar (TDD)
c. Tes daya lihat (TDL)
Deteksi Dini Penyimpangan a. Perilaku Emosional dan Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas ( GPPH).
Stimulasi dini untuk merangsang otak balita agar perkembangan kemampuan
gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita berlangsung
optimal sesuai dengan umur anak.
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan pemeriksaan untuk
mendeteksi atau menemukan adanya penyimpangan tumbuh kembang
balita. Apabila ditemukan penyimpangan lebih dini , maka intervensi
akan lebih mudah di lakukan
Intervensi dini adalah tindakan koreksi dengan memanfaatkan
plastisitas otak anak agar tumbuh kembangnya kembali normal atau
penyimpangannya tidak semakin berat.
Rujukan dini , apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus
dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi.
LANGKAH KE 2 : Merumuskan Masalah
1. Menetukan formulir KPSP berdasarkan tanggal lahir dan tanggal pemeriksaan ( bila usia
>16 hari dibulatkan 1 bulan)Bayi premature ≤ 35 minggu dan usia di bawah 2 tahun pakai
usia koreksi, Memilih alat bantu yang sesuai, Tanyakan secara berutan pertanyaan satu
persatu pada ibu atau pengantar yang mengetahui perkembangan anak sehari hari dan test
kemampuan anak sesuai format pernyataan KPSP Setiap pertanyaan hanya ada satu
jawaban, YA ( bila pernah, kadang , sering melakukan.TIDAK ( belum pernah, bisa
melakukan), catat jawaban tersebut pada formulir.
2. Pertumbuhan (Timbang Berat Badan (BB), Ukur Tinggi Badan (TB), dan Lingkar Kepala
(LK), Perkembangan, KPSP (Kuisioner Pra Skrining Perkembangan), TDD (Tes Daya
Dengar), TDL (Tes Daya Lihat), KMME (Mental Emaoisonal), CHAT (Autis),
CONNERS (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif)
3. Jenis deteksi sdidkt 1. Kegiatan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) adalah kegiatan konprehensif untuk memantau aspek tumbuh kembang anak.
Pemeriksaan SDIDTK meliputi
Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan meliputi :
a. Pengukuran BB
b. Pengukuran PB dan TB
c. Pengukuran LK
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan meliputi :
a. Pemeriksaan mengunakan (KPSP)
b. Tes daya dengar (TDD)
c. Tes daya lihat (TDL)
Deteksi Dini Penyimpangan a. Perilaku Emosional dan Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas ( GPPH).
4. Pertumbuhan dan perkembangan balita 1-5 tahun dapat dipantau melalui pengukuran
tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, dan ukuran lainnya sesuai usia dengan
standarisasi alat ukur tertentu. Sedangkan perkembangan adalah pertambahan kemampuan
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, misalnya si Kecil dapat berjalan atau
berbicara. Perkembangan dapat diamati dari cara ia bermain, belajar, berbicara, dan
bersikap
5. Usia skrining pada sdidtk dilakukan yaitu kegiatan merangsang kemampuan dasar anak
umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
LANGKAH 4 : Problem Tree
JAWABAN LO :
1. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular,
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan,
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan
perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan,- perkembangan merupakan hasil
interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya,
misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan
sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang
utuh.
Pertumbuhan meliputi perubahan fisik, peningkatan jumlah sel, perubahan
ukuran, kuantitatif, tinggi badan, berat badan, ukuran tulang, gigi, dan pola bervariasi.
Sedangkan perkembangan meliputi perubahan kualitatif, maturation, sistematis,
progresif, dan berkesinambungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan
merupakan perubahan fisik, sedangkan perkembangan adalah perubahan
mental/kematangan/kedewasaan (Ardiana, 2007).
1. Pemantauan Pertumbuhan
a) Penimbangan Berat Badan (BB):
Menggunakan timbangan bayi.
Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun atau selama
anak masih bisa berbaring/duduk tenang.
Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang.
Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.
Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaus kaki, sarung tangan.
Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.
Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan.
Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah
tengah antara gerakan jarum ke kanan dan kekiri.
Pengukuran Tinggi Badan untuk anak 24 - 72 Bulan Cara mengukur dengan posisi
berdiri:
Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
Berdiri tegak menghadap kedepan.
Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.
Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.
Baca angka pada batas tersebut.
Jika anak umur diatas 24 bulan diukur telentang, maka hasil pengukurannya dikoreksi
dengan mengurangkan 0,7 cm.
1. Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE) bagi anak umur 36 bulan sampai 72
buIan.
2. Ceklis autis anak prasekolah (Modified Checklist for Autism in Toddlers (M-CHAT)
bagi anak umur 18 bulan sampai 36 bulan.
3. Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
menggunakan Abreviated Conner Rating Scale bagi anak umur 36 bulan ke atas.
1. Deteksi Dini Masalah Perilaku Emosional
Tujuannya adalah mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/masalah perilaku
emosional pada anak pra sekolah.
Jadwal deteksi dini masalah perilaku emosional adalah rutin setiap 6 bulan pada anak
umur 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini sesuai dengan jadwal pelayanan SDIDTK.
Alat yang digunakan adalah Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE) yang
terdiri dari 14 pertanyaan untuk mengenali problem perilaku emosional anak umur 36
bulan sampai 72 bulan.
Cara melakukan :
1. Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku
yang tertulis pada KMPE kepada orang tua/pengasuh anak.
2. Catat jawaban YA, kemudian hitung jumlah jawaban YA.
lnterpretasi :
Bila ada jawaban YA, maka kemungkinan anak mengalami masalah perilaku
emosional.
lntervensi :
Lakukan konseling kepada orang tua menggunakan Buku Pedoman Pola Asuh Yang
Mendukung Perkembangan Anak.
Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada perubahan rujuk ke Rumah Sakit
yang memberi pelayananrujukan tumbuh kembang atau memiliki fasilitas pelayanan
kesehatan jiwa.
Bila jawaban YA ditemukan 2 (dua) atau lebih :
Rujuk ke Rumah Sakit yang memberi pelayanan rujukan tumbuh kembang atau
memiliki fasilitas pelayanan kesehatan jiwa. Rujukan harus disertai informasi
mengenai jumlah dan masalah mental emosional yang ditemukan.
3. Deteksi Dini Autis Pada Anak Prasekolah.
Tujuannya adalah mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur 18
bulan sampai 36 bulan. Dilaksanakan atas indikasi atau bila ada keluhan dari
ibu/pengasuh atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, petugas PAUD,
pengelola TPA dan guru TK.
Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah ini:
a. Keterlambatan berbicara.
b. Gangguan komunikasi/ interaksi sosial.
c. Perilaku yang berulang-ulang.
Alat yang digunakan adalah M-CHAT (Modified-Checklist for Autism in Toddlers)
Ada 23 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua/pengasuh anak.
Pertanyaan diajukan secara berurutan, satu persatu. Jelaskan kepada orangtua untuk
tidak ragu-ragu atau takut menjawab.
lntervensi:
a. Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke Rumah Sakit yang member
pelayanan rujukan tumbuh kembang atau memiliki fasilitas kesehatan jiwa untuk
konsultasi dan lebih lanjut.
b. Bila nilai total kurang dari 13 tetapi anda ragu-ragu, jadwalkan pemeriksaan ulang 1
bulan kemudian. Ajukan pertanyaan kepada orang-orang terdekat dengan anak (orang
tua, pengasuh, nenek, guru, dsb).
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan R.I. Pelayanan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018.
Sumiyati, Suparmi, Santjaka A, Hapsari W. Stimulasi perkembangan anak usia 4-5 tahun. J
Link. 2016;12(1):34–8.
Sunarsih T. Peran Bidan dalam Parenting Education Sebagai Upaya Peningkatan Tumbuh
Kembang Anak Usia Dini. SEAJOM Southeast Asia J Midwifery. 2015;1(1):29–38.