Anda di halaman 1dari 25

Deteksi Tumbuh-kembang

Anak dan Program Rujukan

Anna Alisjahbana
Yayasan Surya kanti
Pusat Pengembangan Potensi Anak

Bandung 4-10-07
Komponen Inti Pengembangan Anak Usia-dini

Pendidikan
dini

Kesehatan, Pengembangan
Mental Dukungan
Emosional
Anak Usia dini
keluarga
gizi

Deteksi & Stimulasi


Dini
Anak berkebutuhan
khusus
Program Deteksi dini di Indonesia

Jenis Sasaran Indikator Tingkat


program kesulitan

SDDTK Tenaga anak sulit


(DepKes) kesehatan

KKA Kader/ibu Anak sulit


Prof. Satoto
(alm)
BKB Ibu Ibu mudah
(BKKBN)

DDTK Ortu Anak mudah


(YSK)
Kenapa Deteksi dini tumbuh-
kembang diperlukan?
Deteksi dini mengambarkan :

• pola tumbuh-kembang normal / tidak


• penyimpangan pola perkembangan
• derajat cacat/kelainan
• faktor protektif/ketahanan anak (resilience)
• anak memerlukan rujukan
Hasil penelitian DDTK
Tahun Daerah Jumlah anak Keterlambatan Keterlambatan >
diobservasi ringan (%) 3 aspek (resiko
tinggi) (%)

1997 Daerah 967 49 % 7%


kumuh
Bandung
2003 Pedesaan 500 30 % 5-7 %
dan urban
di Bandung

• Keterlambatan ringan : 2 dan < bidang perkembangan


Keterlambatan moderat/berat 3 dan > bidang perkembangan

• Bila angka ini diproyeksikan untuk anak-anak < 6 tahun di Indonesia (10% ,
± 22 juta anak) maka 7% (± 1. 540.000 anak < 6 tahun) lambat berkembang.

• Penyebab utama keterlambatan perkembangan


kemiskinan, gizi kurang dan kurang pengasuhan
Situasi Status Perkembangan anak
di Indonesia

1. Konsep memantau perkembangan anak masih baru


2. Kemampuan mendeteksi kelompok anak berisiko
penyimpangan perkembangan masih rendah,
3. Kemampuan mengatasi masalah dengan
memberikan pelayanan sesuai (stimulasi atau
intervensi) belum tersedia
4. Pelayanan bagi anak berresiko tinggi
kelainan (pencegahan primer) belum tersedia.
Bagaiman kita tahu anak usia-dini
terlambat berkembang?
1. Poster YSK, buku panduan untuk melakukan
deteksi dini dan stimulasi-dini pada terlambat
berkembang

2. Kader Posyandu mendapat pelatihan dan


pengetahuan memadai, mampu memberikan
bimbingan / pendampingan kepada orang tua /
ibu / pengasuh.
4. Deteksi Dini Tumbuh-kembang Anak
untuk Ortu dirumah

Sasaran : anak 0-5 tahun

Skrining Perkembangan
dirumah oleh:
* Ibu dan keluarga
* Kader TP

Kader membantu Ibu


mendeteksi dan Stimulasi
anak lambat / gangguan
berkembang
Kartu Menuju Sehat (KMS)

Pemantauan Tumbuh / Kembang Anak

* Kartu KMS untuk pemantauan gizi,


kesehatan dan imunisasi
* Kartu KMS dipegang oleh Ibu / pengasuh
* Orang-tua ikut aktif memantau tumbuh-
kembang Anak
• Perlu dilengkapi dengan penilaian dan
tindak-lanjut (Stimulasi / rujukan)
KARTU KMS
Terpadu

• Kesehatan (imunisasi)
• Gizi (grafik
pertumbuhan)
• Perkembangan Anak
Keuntungan mengintegrasikan
Perkembangan anak dengan KMS

 Faktor yang menyebabkan anak


terlambat tum-bang banyak
termasuk kurang gizi.
 Menilai anak terlambat-berkembang
harus disertai grafik pertumbuhan
 Juga berlaku pada tatalaksana anak
lambat berkembang
Pemanfaatan DDTK pada Program
“Program Taman Posyandu”

 Program Asuhan Dini Tumbuh Kembang


Anak (ADITUKA, Taman Posyandu, Pos-
PAUD)
 Subprogram
1. Pemberdayaan masyarakat
2. 9 Pesan pengasuhan dirumah (0-2 th)
3. Taman Posyandu (2-5 th)
4. DDTK (Surya Kanti)
Alur Rujukan Deteksi dan Intervensi
dini tumbuh-kembang Anak
(DDTK)
RUJUKAN
TINGKAT III
Yayasan SK
RS
RUJUKAN Pendidikan
TINGKAT II
Diagnostik,
Rumah Sakit Terapi
Kab/Kota Interdisiplin,
RUJUKAN
melatih
TINGKAT I Terapis
Puskesmas Perkembang
TIDI an
TINGKAT
RT Intervensi
Dini
Orang tua
Kader
Home
based
DDTK
Apa Tugas Dokter Puskesmas
(rujukan I)

1. Konfirmasi apa benar anak terlambat


berkembang
2. Menilai keadaan anak secara keseluruhan
sering sakit, kurang gizi, atau kelainan
(cacat)
3. Memeriksa apakah stimulasi (oleh
kader/TIDI) telah dilaksanakan secara
optimal
4. Merujuk anak ke tingkat rujukan lebih
tinggi
RS. Kabupaten (Rujukan II),
“Terapis Perkembangan”
(masih dalam pengembangan)
Bertugas di Rumah Sakit Kabupaten (DT II)
seorang Perawat , pendidikan khusus di YSK.

Lama pendidikan 3 semester

Akreditasi D IV. Perawatan (terapis umum)


Mampu melakukan :
fisioterapi
terapi okupasi
terapi wicara
pendidikan luar biasa
TINGKAT RUJUKAN III
 Rumah Sakit pendidikan
 Yayasan Surya Kanti
 Perlu ada ditiap ibu kota provinsi
 Tugas dan kewajiban
– Diagnostik
– Pelayanan kuratif, habilitatif dan preventif
– Memberikan pelatihan
Program pelatihan DDTK di
Yayasan Surya Kanti
Pelatihan DDTK
 Sosialisasi Program TIDI
 Tujuan, mengapa penting, dan gambaran mengenai
program pelatihan sendiri
 Memperkenalkan program pelatihan TIDI
 Program sebagai pelatih TIDI (trainer)
* lama pelatihan 5 hari, terdiri dari teori,
praktek dan supervisi
 Program pelatihan sebagai pelaksana TIDI
 Program pelatihan 5 hari, teori, praktek, cara
mengajar, rujukan, konseling dan supervisi
Kasus I, anak usia 18 bln

Pertumbuhan Perkembangan

Anak dg. Berat pada Perkembangan pd. Usia 18


KMS bln.
6 bln : 5000 gr GK. : 12 bln
8 bln : 5500 gr GH. : 12 bln
10 bln: 7000 gr Pengamatan : 12 bln
12 bln: 7500 gr Bicara/bahasa: 8 bln
18 bln : 8300 gr Sosial: 8 bln
Kasus I

Anak usia 18
bln, kurang gizi
Lambat
berkembang
Kasus II, Anak usia 18 bln

Pertumbuhan Perkembangan

3 bln : 4700 gr Dilakukan pd 18 bln


6 bln : 6000 gr GK : 12 bln
9 bln : 7500 gr GH : 12 bln
12 bln: 9000 gr Pengamatan : 12 bln
18 bln: 10.000 gr Bicara/bahasa: 8 bln
Sosial : 8 bln
Kasus II
Anak 18 bln
A cukup, terlambat
Gizi
n
di semua aspek
a
perkembangan
k

Khas untuk anak di


Panti Yatim Piatu
(maternal deprivation
Syndrome)
Kasus III, Anak usia 2 tahun

Pertumbuhan Perkembangan

3 bln : 4500 gr GK : 36 bln

6 bln : 6000 gr GH : 24 bln

9 bln : 8500 gr Persepsi : 24 bln

12 bln: 9000 gr. Bicara/ bahasa : 18 bln

24 bln : 11.000 gr Sosialisasi : 18 bln


Kasus III
Anak usia 24 bln
Pertumbuhan baik

Perkembangan
GK 36 bln
GH 24 bln
Pengamatan 24bln
Bicara/bahasa 18 bln
Sosialisasi 18 bln.

Gambaran anakADHD
(gangguan atensi dan
Hiperaktif)

Anda mungkin juga menyukai