Anda di halaman 1dari 5

UJI MOST PROBABLE NUMBER PADA MINUMAN AIR TEBU

YANG DI JUAL DI SEPANJANG JALAN WOLTER MONGINSIDI,

SEMARANG

LATAR BELAKANG

Menurut UU RI No.7 tahun 1996, pangan adalah segala sesuatu yang

berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang

diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia termasuk

bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan

dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman

(Badan POM RI, 2008)

Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok bagi manusia.

Meskipun menjadi kebutuhan pokok, makanan dan minuman sangat bisa berperan

dalam penularan penyakit. Penyakit yang ditimbulkan makanan dan minuman bisa

terjadi karena dua hal, pertama adanya komponen racun dalam makanan atau

minuman, yang kedua adanya mikroorganisme patogen dalam makanan atau

minuman (Jumiarti, 2017).

Bakteri yang sering mencemari air adalah bakteri coliform. Bakteri

coliform merupakan bakteri yang berada pada kotoran hewan maupun manusia.

Jika bakteri ini mencemari kebutuhan pokok manusia seperti air, maka tentu air

ini akan berpotensi menimbulkan penyakit, salah satunya yaitu diare

(Ariefiansyah, Suharti, dan Anas, 2015).

Air merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk kehidupan manusia.

Tetapi air bisa menjadi sumber penyakit, dan menjadi menjadi masalah besar di
seluruh umat manusia di dunia. Penyakit yang sering ditularkan melalui air yaitu

penyakit diare. Di dunia, ada sekitar 4,6 miliar kasus penyakit dan 2,2 juta

kematian setiap tahun akibat dari penyakit diare. Maka dari itu penyakit yang

ditularkan melalui air ini menjadi permasalahan yang serius bagi negara miskin

maupun negara kaya di seluruh penjuru dunia (Kochubovski, 2012).

Menurut Data Persentase Kasus Diare yang Ditangani dari Profil

Kesehatan Profinsi Jawa Tengah 2016, Kota Semarang memiliki persentase

sebanyak 87,2 persen. Dari 35 Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah, Kota

Semarang menduduki peringkat 9. Jika berdasarkan jenis kelamin, kasus

terbanyak terjadi pada perempuan yaitu sebesar 53,4 persen. Hal ini disebabkan

bahwa perempuan lebih banyak berhubungan dengan faktor resiko diare, yang

penularannya melalui vekel oral, terutama berhubungan dengan, cara penyajian

makan, pola hidup bersih dan sehat, dan sarana air bersih.

Menurut Permenkes RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Air yang

aman untuk di konsumsi manusia adalah air yang telah memenuhi persyaratan

fisika, mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib

dan parameter tambahan. Dari segi mikrobiologi, syarat air minum yang dapat

dikonsumsi adalah tidak terkontaminasi bakteri coliforn, jika di uji dari 100 ml3

air, tidak di temukan sama sekali bakteri coliform dalam air. Penentuan coliform

menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkolerasi

positif dengan keberadaan bakteri patogen. Oleh karena itu, coliform adalah

indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform artinya kualitas air

semakin baik (Jumiarti, 2017).


Sekarang ini sering di jumpai pedagang-pedagang minuman di pinggir

jalan, salah satunya minuman air tebu. Dengan berbagai khasiat dan manfaat, air

tebu banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Minuman ini biasanya di jual

menggunakan gerobak dorong ataupun mobil pickup dan cara pengolah dengah

mesin pemeras tebu, dan kemudian air perasan tebu di sajikan dalam gelas plastik

ataupun kantong plastik.

Di Kota Semarang, ada banyak penjual air tebu di pinggir-pinggir jalan.

Tentu dengan kondisi lalu lintas yang padat di jalan tersebut, sangat

memungkinkan minuman air tebu akan tercemar lewat berbagai proses. Baik

melalui debu, udara, dan lain sebagainya. Dan jika peralatan untuk mengolah tebu

tidak pernah terawat dan di bersihkan, tentu sangat besar juga kemungkinan

bakteri mengkontaminasi sajian air tebu yang di jual.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk

mengetahui apakah air tebu yang dijual di Kota Semarang layak di konsumsi atau

tidak dengan melakukan uji Most Probable Number (MPN).

RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Apakah terdapat bakteri

coliform dalam minuman air tebu yang dijual di Kota Semarang”.

TUJUAN

Tujuan Umum

Mengetahui kualitas air tebu yang dijual di Kota Semarang berdasarkan

jumlah bakteri coliform dengan pemeriksaan MPN.


Tujuan Khusus

Mengetahui jumlah bakteri coliform pada minuman tebu yang dijual di

Kota Semarang dengan pemeriksaan MPN.

Mendeskripsikan kualitas air tebu yang dijual di Kota Semarang.

MANFAAT PENELITIAN

BAGI MASYARAKAT

Sebagai informasi mengenai kualitas dan bahan pertimbangan dalam

mengkonsumsi air tebu yang dijual di Kota Semarang.

BAGI DINAS KESEHATAN

Sebagai masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Semarang dalam

pengawasan higiene sanitasi makanan.

BAGI PENELITI

Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pemeriksaan bakteri

coliform pada air tebu yang dijual di Kota Semarang.

BAGI AKADEMI

Menambah perbendaharaan Karya Tulis Ilmiah terutama di bidang

Bakteriologi di perpusatakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang yang

diharapkan bermanfaat sebagai pembanding dan referensi penelitian lebih lanjut.


KEASLIAN PENELITIAN

Penelitian dengan judul UJI MOST PROBABLE NUMBER PADA

MINUMAN AIR TEBU YANG DI JUAL DI KOTA SEMARANG belum pernah

diangkat dalam Karya Tulis Ilmiah sebelumnya. Adapun penelitian sebelumnya

yang sejenis dengan penelitian ini dilakukan :

No Penulis Judul Hasil

1 Jumiarti (dari Fakultas Uji Kualitas Minuman

Kedokteran, Universitas Air Tebu secara

Andalas, 2017) Bakteriologis yang dijual

di Pasar Pariaman dan

sekitarnya

Pada penelitian sebelumnya dan penelitian sekarang terdapat perbedaan

dan persamaan, perberbedaannya terletak pada hal yang diteliti dan tempat

penelitiannya. Persamaan nya sama-sama meneliti kualitas air tebu yang

diperdagangkan.

Anda mungkin juga menyukai