Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG

NYAMUK (PSN) DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD) DI KECAMATAN DUKUHWARU

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Penulisan Ilmiah

Disusun oleh:
Rafly Bangkit Nur Cahya
NIM 6411419127

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021

i
PRAKATA

DAFTAR ISI

ii
DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Demam

berdarah dengue muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) sehingga

mengakibatkan kepanikan di masyarakat karena berisiko meyebabkan kematian

serta penyebarannya sangat cepat.

Bedasarkan WHO, Sejarah mencatat, DBD pertama kali ditemukan pada

akhir abad ke-18 dan memengaruhi Asia, Afrika, dan Amerika Utara.

Diperkirakan 50 juta infeksi dengue terjadi di seluruh dunia setiap tahun.

Menurut Kemenkes RI. Pada tahun 2017, kasus DBD yang dilaporkan

sebanyak 68.407 kasus dengan jumlah kasus meninggal sebanyak 493 orang dan

IR 26,12 per 100.000 penduduk, dibandingkan tahun 2016 dengan kasus sebanyak

204.171 serta IR 78,85 per 100.000 penduduk dengan jumlah kasus meninggal

sebanyak 1.598 orang.

Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal. Dilaporkan, Jumlah kasus DBD di

bulan Januari hingga Juni tahun 2020 ada 277 orang, sedangkan tahun 2019 lalu

pada periode yang sama mencapai 330 orang

1.2 RUMUSAN MASALAH

1
2

Apakah ada hubungan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kecamatan

Dukuhwaru ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan umum: Untuk mengetahui hubungan tindakan Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN) dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah

Kecamatan Dukuhwaru.

Tujuan khusus: a. Teridentifikasinya gambaran tindakan pemberantasan sarang

nyamuk masyarakat di wilayah Kecamatan Dukuhwaru. b. Teridentifikasinya

hubungan tindakan pemberantasan sarang nyamuk dengan kejadian DBD di

wilayah Kecamatan Dukuhwaru.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.5 KEASLIAN PENELITIAN

No Perbedaan Peneliti sebelumnya


Nila Prastina Dewi Iroma, Ratih, Liestiani
1 Judul Faktor-faktor yang Analisis hubungan

Penelitian berhubungan dengan karakteristik kepala

praktik pemberantasan keluarga dengan

sarang nyamuk demam perilaku pencegahan

berdarah dengue (PSN demam berdarah di

DBD) keluarga di Pakijang Brebes

2
3

Kelurahan Mulyoharjo,

Kecamatan Jepara

Kabupaten Jepara
2 Tempat dan Kelurahan Mulyoharjo Brebes Tahun 2016

Tahun Jepara Tahun 2015

Penelitian
3 Metode Jenis Penelitian ini Jenis Penelitian ini

adalah deskriptif adalah deskriptif

analitik dengan analitik dengan

pendekatan cross- pendekatan cross-

sectional sectional
4 Variabel Variabel Bebas : umur, Variabel Bebas :

Penelitian pendidikan, pekerjaan, Pendidikan, usia,

pengalaman sakit DBD, pekerjaan, jenis

pengetahuan sikap. kelamin

Dukungan petugas Variabel Terikat :


kesehatan, dan Pencegahan Penyakit
pengalaman mendapat DBD

penyuluhan kesehatan

Variabel Terikat :

pemberantasan sarang

nyamuk demam

berdarah (DBD)
5 Hasil Ada hubungan antara Tidak ada hubungan

3
4

Penelitian pengalaman sakit, antara karakteristik

pengetahuan sikap, responden dengan

dukungan petugas perilaku pencegahan

kesehatan, pengalaman DBD karena masing-

mendapat penyuluhan masing karakteristik

PSN berhubungan dengan

faktor lain dalam

mempengaruhi perilaku

pencegahan DBD

1.6 RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan cara penelitian langsung ke lapangan dengan

melakukan survei terhadap perilaku masyarakat di Kecamatan Dukuhwaru, Kab.

Tegal. Penelitian ini mencakup hubungan tindakan pemberantasan sarang nyamuk

(PSN) dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di kecamatan Dukuhwaru

4
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Pengertian Neonatal

Menurut International Statistical Classification of Disease and Related

Health Problems, 10th revision (ICD-10), periode neonatal adalah periode yang

dimulai dari kelahiran dan berakhir sampai 28 hari setelah kelahiran, yaitu mulai

dari 0-28 hari (WHO, 1993). Selain itu neonatal juga diartikan bayi baru lahir

hingga berumur 4 minggu (28 hari). Neonatus adalah fase awal ketika bayi

dilahirkan. Pada masa ini bayi mengalami adaptasi kehidupan intrauterine ke

kehidupan ekstrauterin. Pertumbuhan dan perkembangan normal masa neonatal

adalah 28 hari (Walyani, 2015).

2.1.2 Upaya Pencegahan Kematian Neonatal

2.1.2.1 Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat melalui pembelajaran diri, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar

mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang

bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh

kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Kemenkes RI, 2010).

2.1.2.2 Safe Motherhood

5
6

Safe Motherhood merupakan upaya untuk menyelamatkan wanita agar

kehamilan dan persalinannya dapat dilalui dengan sehat dan aman serta

menghasilkan bayi yang sehat. Intervensi strategis dalam upaya safe motherhood

dinyatakan dalam empat pilar safe motherhood, yaitu:

1. Keluarga berencana, yang memastikan bahwa setiap orang/pasangan

mempunyai akses ke informasi dan pelayanan KB agar dapat merencanakan

waktu yang tepat untuk kehamilan, jarak kehamilan dan jumlah anak.

Kehamilan yang masuk dalam kategori “4 terlalu” yaitu terlalu muda atau

terlalu tua untuk kehamilan, terlalu sering hamil dan terlalu banyak anak.

2. Pelayanan antenatal, untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila

mungkin, dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta

ditangani secara memadai.

2.1.3 Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kematian Neonatal Dini

(Early Neonatal Death) Usia 0 Sampai 7 Hari

Determinan kematian neonatal dini usia 0 sampai 7 hari dipengaruhi oleh

faktor Status sosial ekonomi, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor lingkungan

sebagai determinan jauh, faktor kondisi maternal ibu sebagai determinan antara,

dan faktor dari bayi sebagai determinan dekat (Ronsmans,1996).

2.1.3.1 Determinan jauh

6
7

Determinan yang secara tidak langsung mempengaruhi kematian neonatal

dini adalah faktor sosial ekonomi keluarga, faktor pelayanan kesehatan dan faktor

lingkungan.

2.1.3.1.1 Faktor Sosial Ekonomi

Beberapa faktor yang termasuk faktor sosial ekonomi antara lain:

2.1.3.1.1.1 Status pekerjaan ibu


Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan selain menjadi ibu rumah

tangga dalam kurun waktu kehamilan sampai persalinan. Pada ibu hamil

kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat gizi yang dikonsumsi selain untuk

aktivitas atau kerja zat-zat gizi tersebut juga digunakan untuk perkembangan janin

yang ada dikandungannya. Semakin berat kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan

semakin banyak juga energi yang dibutuhkan (Widayani, 2009).

2.1.3.1.1.2 Pendidikan ibu

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain

terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa

semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah pula mereka

menerima informasi. Pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang

dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan rendah maka

akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi

(Astri, 2012).

BAB III

METODE PENELITIAN

7
8

3.1 KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan variabel-variabel

yang akan diukur atau diamati selama penelitian.Variabel dalam kerangka teori

tidak semuanya diteliti dalam penelitian ini, variabel yang diteliti diambil

berdasarkan permasalahan ditempat penelitian yang diketahui pada saat studi

pendahuluan pra penelitian dilakukan. Ada empat variabel yang tidak diteliti jika

diambil dari kerangka teori, variabel tersebut adalah pemeriksaan Antenatal Care

(ANC) dimana hampir semua ibu 88,3% semuanya sudah melakukan pemeriksaan

ANC. Variabel selanjutnya yang tidak diteliti dalam kerangka teori adalah jarak

persalinan, dimana sebagian besar 70,9% sampel melahirkan anak pertama dalam

kasus ini. Variabel lain dalam kerangka teori yang tidak dijadikan variabel adalah

variabel dari kondisi bayi yaitu kelainan kongenital, dan hipotermia. Bayi yang

mengalami kelainan kongenital, hipotermia atau penyebab lain jumlahnya tidak

sebanyak yang mengalami BBLR dan atau asfiksia sehingga yang menjadi

penyebab terbanyak dari kematian bayi usia 0 sampai 7 hari dijadikan sebagai

variabel yang diteliti dalam penelitian ini.

Pendidikan Ibu

Pernikahan Dini

8
9

Status Pekerjaan Ibu

Riwayat Penggunaan KB

Umur Ibu ketika melahirkan

Komplikasi kehamilan

Status Gizi Ibu Hamil Kematian Neonatal Dini


Usia 0-7 Hari
Paritas

Umur Kehamilan

Berat Bayi Lahir

Asfiksia

Penolong Persalinan

Jarak ke Fasilitas Kesehatan

Gambar Kerangka Konsep

Anda mungkin juga menyukai