TS
Disusun Oleh:
JURUSAN KEPERAWATAN
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Mengetahui,
( ) ( )
BAB I
PENDAHULUAN
HALUSINASI
I. Masalah Utama
Gangguan persepsi sensori : halusinasi
B. Etiologi
Gangguan otak karena kerusakan otak, keracunan, obat
halusiogenik, gangguan jiwa, seperti emosi tertentu yang dapat
mengakibatkan ilusi, psikosis yang dapat menimbulkan halusinasi, dan
pengaruh lingkungan sosio-budaya, sosio-budaya yang berbeda
menimbulkan persepsi berbeda atau orang yang berasal dari sosio-
budaya yang berbeda (Sunaryo, 2004).
Secara pasti yang menyebabkan terjadinya halusinasi belum
diketahui namun ada beberapa teori yang mengungkapkan tentang
halusinasi (Stuart 2007) antara lain:
a. Teori Interpersonal
Halusinasi berkembang dalam waktu yang lama dimana seseorang
mengalami kecemasan yang berat dan penuh stress.Individu akan
berusaha untuk menurunkan kecemasan itu dengan menggunakan
mekanisme koping yang biasa digunakan, namun bila situasi tidak
dapat ditangani maka individu tersebut akan melanin, berangan-
angan sehingga individu akan lebih sering menyendiri dan merasa
senang dalam dunianya tanpa menghiraukan orang lain dan
lingkungan sekitarnya.
b. Teori Psikoanalisa
Halusinasi merupakan pertahanan ego untuk melawan rangsangan
dari luar yang ditekan dan mengancam diri akhirnya muncul dalam
alam sadar.
c. Faktor Genetika
Gen mempengaruhi belum diketahui,tetapi hasil studi menunjukan
bahwa factor keluarga menunjukan hubungan yang sangat
berpengaruh pada penyakit,ini dibuktikan dengan pemeriksaan
kromosom tubuh,indensi sangat tinggi pada anak dengan satu atau
kedua orang tua yang menderita atau anak kembar identik.
E. Macam-macam Halusinasi
Halusinasi terdiri dari beberapa macam. Macam-macam halusinasi
seperti halusinasi pendengaran, halusinasi penglihatan dan lain-lain.
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa
adanya rangsang (stimulus) eksternal.
F. Manifestasi Klinis
Menurut Hamid (2000), perilaku klien yang terkait dengan halusinasi
adalah sebagai berikut:
1. Bicara sendiri.
2. Senyum sendiri.
3. Ketawa sendiri.
4. Menggerakkan bibir tanpa suara.
5. Pergerakan mata yang cepat
6. Respon verbal yang lambat
7. Menarik diri dari orang lain.
8. Berusaha untuk menghindari orang lain.
9. Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata.
10. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.
11. Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa
detik.
12. Berkonsentrasi dengan pengalaman sensori.
13. Sulit berhubungan dengan orang lain.
14. Ekspresi muka tegang.
15. Mudah tersinggung, jengkel dan marah.
16. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat.
17. Tampak tremor dan berkeringat.
18. Perilaku panik.
19. Agitasi dan kataton.
20. Curiga dan bermusuhan.
21. Bertindak merusak diri, orang lain dan lingkungan.
22. Ketakutan.
23. Tidak dapat mengurus diri.
24. Biasa terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang.
Menurut Stuart dan Sundeen (2005), seseorang yang mengalami
halusinasi biasanya memperlihatkan gejala-gejala yang khas yaitu:
1. Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai.
2. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara.
3. Gerakan mata abnormal.
4. Respon verbal yang lambat.
5. Diam.
6. Bertindak seolah-olah dipenuhi sesuatu yang mengasyikkan.
7. Peningkatan sistem saraf otonom yang menunjukkan ansietas
misalnya peningkatan nadi, pernafasan dan tekanan darah.
8. Penyempitan kemampuan konsenstrasi.
9. Dipenuhi dengan pengalaman sensori.
10. Mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan antara
halusinasi dengan realitas.
11. Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh
halusinasinya daripada menolaknya.
12. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain.
13. Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik.
14. Berkeringat banyak.
15. Tremor.
16. Ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.
17. Perilaku menyerang teror seperti panik.
18. Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain.
19. Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi seperti amuk dan
agitasi.
20. Menarik diri atau katatonik.
21. Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang kompleks.
22. Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang
Data objektif :
Pasien berbicara atau tertawa sendiri
Orientasi:
“Selamat pagi. Masih ingat dengan saya? Saya perawat Nurul. Dengan bapak E
ya. Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul?
Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih kemarin? Apakah pagi ini
sudah minum obat? Baik. Sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan
mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak minum. Tujuannya agar bapak
minum obat secara teratur baik di rumah sakit maupun di rumah. Kita akan
diskusi selama 15 – 20 menit, bagaimana pak? Dimana kita mau ngobrol-
ngobrol? Disini saja, baik. Sebelum kita mulai, ada yang ingin ditanyakan?”
Kerja:
“bapak, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah suara-
suara berkurang/hilang? Sebelumnya, saya mau bertanya seberapa pentingkah
obat bagi bapak? Berapa macam obat yang bapak minum?
(Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange namanya Clozapine
diminum 1 kali sehari setelah makan sore gunanya untuk menenangkan pikiran
dan tubuh menjadi rileks. Ini yang putih THP atau trihexyphenidyl 2 kali sehari
setelah makan pagi dan setelah makan sore gunanya untuk rileks dan tidak kaku
serta mengurangi efek samping dari obat lain. Sedangkan yang berwarna orange
kecil ini namanya Persidal atau Risperidine diminum 2 kali sehari jamnya sama
seperti THP tadi dan gunanya untuk pikiran biar lebih tenang.
Dari semua obat-obat ini tentunya ada efek yang tidak diharapkan, kalau
Clozapine efek yang tidak diharapkan adalah lesu, mual, muntah, pusing,
konstipasi. Kalau THP bisa mengantuk, pusing, penglihatan kabur, disorientasi,
hipotensi, mual, muntah, kencing berkurang. Sedangkan untuk Persidal efek
sampingnya yaitu insomnia, cemas, pusing, berat badan naik.
Walalupun ada efek yang tidak diharapkan, tetapi obat ini saling berkaitan antara
satu sama lain. Contohnya obat THP ini, jika ada gejala yang tidak diharapkan
dari kedua obat tersebut, THP bisa sebagai penetralisir dari efek samping obat-
obat lain.
Jadi jika bapak merasa pusing, mual, muntah, banyak keluar air liur, gemetar,
maupun kaku-kaku otot sebaiknya lapor pada perawat jaga atau dokter yang
bertugas.
Obat ini seperti kebutuhan bapak sehari-hari, jangan sampai terlambat walaupun
suara-suara sudah hilang dan bapak merasa tenang obatnya tidak boleh
diberhentikan dan jangan sampai bapak bosan meminum obatnya. Sebab kalau
putus obat, bapak akan kambuh dan masuk kembali ke rumah sakit. Kalau obat
habis bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi.
Bapak juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya
benar, artinya bapak harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya
bapak jangan keliru dengan obat milik orang lain. Pastikan obat diminum pada
waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat
pada jamnya bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan
harus cukup minum 6-8 gelas per hari”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Ada
yang belum jelas dan ingin ditanyakan?
Saya mau bertanya, tadi ngobrolin tentang apa pak? nama obat-obatnya tadi apa
saja dan apa manfaatnya pak? Coba sebutkan! Lalu apa saja cara minum obat
yang benar, coba jelaskan! Bagus! (jika jawaban benar).
Jangan lupa jika sudah pada waktunya minum obat minta obat pada perawat
atau pada keluarga kalau di rumah. Bagaimana kalau nanti kita ketemu lagi
untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau
jam berapa? Bagaimana kalau jam 11.00? terimakasih atas kerjasamanya pak.
Sampai jumpa.”
RUANGAN RAWAT : Bangsal Sadewa RS Grhasia
TANGGAL DIRAWAT : 8 September 2014
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Sdr. T
JenisKelamin : Laki-laki
TanggalPengkajian : Selasa, 16 September 2014
Umur : 30 tahun
Alamat : Dawang Sapdodadi Bantul
Pendidikan terakhir : SLTP
Informan : Klien, RM, petugas dan pemeriksaan fisik.
No RM : 016213
4. Riwayat Keluarga
Klien mengatakan tidak memiliki keluarga dengan riwayat gangguan
jiwa.
5. Pengalamanmasalalu yang tidakmenyenangkan
Klien mengatakan pengalaman yang tidak menyenangkan adalah
masalah dalam pekerjaannya ketika menjadi kernet bus sering dibentak-
bentak dan klien hanya memendam masalah itu.
V. Fisik
1. Tindakan vital TD : 120/70 mmHg
2. Ukur TB : - BB : -
3. Keluhanfisik
Klienmengatakansecara fisik dirinya baik-baik saja.
VI. Psikososial
1. Genogram
Keterangan:
= perempuan
= laki-laki
= klien
= garis pernikahan
= garis keturunan
= keluarga yang tinggal serumah
= meninggal
2. Riwayat Penyakit Keluarga
Klienmengatakanklien tinggal di rumah sendirian karena ibunya
sudah meninggal sedangkanayah klien tidak bertanggung jawabdan
sekarang di NTB bersama ibu tiri dan adik tirinya.Klien mengatakan
keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat gangguan jiwa.
3. Konsepdiri
a. Gambarandiri :Klienmengatakannamanya
adalah T. Bagian
tubuh yang disukai klien adalah panca indra.
b. Identitas :Klienmengatakandirin
yasebagaiseoranglaki-
laki, berpakaian seperti laki-laki.
c. Peran : Klienberperansebagaianak.
Di rumah sering
berkebun dan beternak ayam.
d. Ideal diri :
Klienberharapdapatcepat pulang dari RSG
karena ingin main lagi dan bekerja.
e. Hargadiri : Klien sering berkumpul
dengan teman-temannya.
Dia tidak merasa malu ataupun minder.
4. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidup klien
adalah orang tuanya.
b. Peran serta dalam masyarakat
Klien mengatakan sebagai warga di desanya sering mengikuti
kegiatan di desanya seperti kerja bakti dan ronda.
c. Hambatan dalam hubungan sosial
Klien mengatakan tidak memiliki hambatan dalam berhubungan
sosial dengan orang lain.
5. Spiritual
a. Nilaidankeyakinan
Klienmengatakandirinyaberagama Islam.
b. Kegiatanibadah
Klienmengatakansaatiniberusaha menjaga sholat lima waktunya.
VII. Status Mental
1. Penampilan
Klien terlihat rapi.
2. Pembicaraan
Kliendapatberbicaradenganjelasdandapatmenjawabpertanyaandariprakti
kan dengantepat. Dari hasil observasi, klien dapat berbicara dengan
baik dengan teman-temannya.
3. AktivitasMotorik
Pasien tidak mengalami gangguan aktivitas motorik.
4. Alamperasaan
Klienmengatakansaat ini perasaannya baik-baik saja.
5. Afek
Dari hasil observasi, afek klien adalah tumpul. Klien tertawa bila ada
yang melucu dan saat keadaan serius klien juga menampilkan ekspresi
serius.
6. Interaksiselamawawancara
Selamapembicaraanklienkooperatif dan dapat menjawab sesuai
pertanyaan praktikan.
7. Persepsi
Klien mengatakansering mendengar bisikan-bisikan sejak SMP yang
ingin mencelakakan dirinya seperti menyuruh mukul orang, mencuri, dan
sampai saat ini masih sering muncul. Klien mengatakan ketika
halusinasi itu muncul klien langsung mandi dan kadang mendengarkan
musik untuk menghilangkan bisikan itu.
8. Proses Pikir
Klien tidak mengalami gangguan proses pikir.
9. Isi pikir
Isi pikir klien adalah obsesi.
√ Faktorpresiptasi Penyakitfisik
√ Koping Obat-obatan
Lainnya
B. ANALISIS DATA
Data Masalah
DS : Gangguan sensori persepsi :
- Klien mengatakan dibawa ke RSG oleh Halusinasi pendengaran
pemerintah tetapi tidak tahu
penyebabnya. Sering mendengar
bisikan-bisikan sejak SMP yang ingin
mencelakakan dirinya seperti menyuruh
mukul orang, mencuri, dan sampai saat
ini masih sering muncul.
DO :
- Pasien tampak menutup telinganya
sesekali.
- Pasien sering mencari kegiatan seperti
mengobrol agar teralihkan dengan
halusinasinya.
DS : Risiko perilaku kekerasan
- Klien mengatakan pernah memukul
temannya karena mengikuti bisikan-
bisikan itu. Klien juga pernah memukul
tetangganya karena mengira
tetangganya mencuri ayamnya.
DO : -
DS : Penatalaksanaan regimen
- Klien mengatakan sering kontrol ketika terapeutik inefektif
obatnya habis, tetapi karena kondisi
ekonomi kemudian klien tidak kontrol
atau putus obat selama dua tahun.
DO : -
Penyebab
Penatalaksanaan Regimen Terapeutik Inefektif
NO. RM : 01 62 13
TUM :
Keluarga dapat
merawat klien yang
mengalami gangguan
jiwa sehingga
penatalaksanaan
regimen terapeutik
efektif.
TUK 1 :
Keluarga dapat
mengenal masalah
yang dapat
Setelah 1x interaksi 1. Bina hubungan 1. Hubungan
menyebabkan klien
keluarga mengenal saling percayadengan saling percaya merupakan
kambuh.
masalah klien dengan keluarga dasar untuk kelancaran
kriteria hasil: a. Sapa keluarga dengan hubungan interaksi
dapatmengidentifikasi ramah. selanjutnya.
masalah pencetus klien b. Jelaskan tujuan perawatan
kambuh, yang dipengaruhi dan perannya selama
oleh sikap keluarga, bersama klien.
masyarakat dan klien c. Dorong keluarga untuk
sendiri. untuk pertemuan mengungkapkan masalah.
selanjutnya 2. Kaji persepsi
keluarga tentang perilaku klien
yang maladaptive
3. Diskusikan
dengan keluarga beberapa
masalah yang dapat menjadi
faktor penyebab klien kambuh,
2. Mengetahui
seperti :
pengetahuan pasien tentang
a. Tidak menghargai klien.
perilaku pasien
b. Mengisolasi klien.
c. Tidak memperhatikan
klien/tidak memberi 3. Mngetahui
kegiatan selama dirumah. perhatian keluarga terhadap
4. Diskusikan dengan pasien gangguan jiwa
keluarga tentang sikap yang
harus dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan individu
terhadap perilaku maladaptif 4. Memberikan
dari klien. pengetahuan tentang cara
5. Bantu keluarga merawat pasien
mengenal sikap dan
perilakunya yang dapat
memicu dan dapat
menyebabkan klien kambuh.
5. Keluarga
dapat menentukan tindakan
jika pasien kambuh
TUK 2 : Setelah 1x pertemuan 1. Diskusika 1. Kelua
keluarga dapat n dengan keluarga bahwa rga merupakan faktor utama
Keluarga dapat
mengambilkeputusan yang keluarga merupakan dalam perawatan pasien
mengambil keputusan
tepat dalam merawat klien penanggung jawab utama
dalam melakukan
dengan kriteria hasil: dalam merawat klien di rumah
perawatan terhadap
2. Jelaskan
klien Keluarga dapat
kepada keluarga bahwa 2. Peng
menyebutkan akibat bila
keluarga merupakan ambilan keputusan diserahkan
klien tidak dirawat dengan
pengambil keputusan dalam pada keluarga seutuhnya
tepat.
keperawatan keluarga.
3. Jelaskan
3. Masal
pada keluarga akibat bila
masalah tidak ditangani ah yang bertambah
dengan cepat menyebabkan sulitnya
4. Motivasi penanganan
keluarga untuk memutuskan 4. Keput
hal yang menguntungkan usan yang menguntungkan dapat
klien. mempercapat kesembuhan
pasien
TUK 3 : Selama 1x interaksi 1. 1. Menambah
keluarga dapat merawat Diskusikan dengankeluarga cara pengetahuan keluarga tentang
Keluarga dapat
klien dirumh dengan merawat klien di rumah dan cara perawatan pasien
merawat klien di rumah
kriteria hasil: demonstrasikan seperti : gangguan jiwa
a. Bantu klien dalam
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan
menyebutkan cara sehari-hari
merawat klien di rumah b. Libatkan klien
dalamkegiatan sehari-hari
yang dilakukan keluarga
c. Dengarkan keluhan yang
dirasakan klien.
d. Berikan jalan keluar setiap
klien mengalami masalah.
e. Beri reinforcemen positif
bila klien dapat
melakukan tugasnya.
2. Diskusikan dengan
keluarga tentang pentingnya
klien minum obat secara
teratur.
TUM:
TUK:
Setelah 1x interaksi klien Bina hubungan saling percaya Hubungan saling percaya
1. Klien dapat menunjukkan tanda-tanda dengan: merupakan dasar untuk kelancaran
membina percaya kepada perawat hubungan interaksi selanjutnya.
a. Beri salam setiap berinteraksi
hubungan saling dengan kriteria hasil:
b. Perkenalkan nama, nama
percaya
a. Wajah cerah panggilan perawat, dan tujuan
b. Mau berkenalan perawat berkenalan
c. Ada kontak mata c. Tanyakan dan panggil nama
d. Bersedia menceritakan kesukaan klien
perasaan d. Tunjukkan sikap jujur dan
e. Bersedia menepati janji setiap kali
mengungkapkan berinteraksi
2. Klien dapat Setelah 2x interaksi klien Bantu klien mengungkapkan Mengetahui respon dari marahnya
mengidentifikasi dapt menceritakan perasaan marahnya: pasien
penyebab penyebab perilaku
a. Motivasi klien untuk
perilaku kekerasan yang dilakukan
menceritakan penyebab rasa
kekerasan yang dengan menceritakan
jengkel dan marahnya
dilakukan penyebab perasaan
b. Dengarkan tanpa menyela
jengkel
setiap ungkapan klien
3. Klien dapat Setelah 2x interaksi pasien 1. Bantu klien mengungkapkan 1. Mengetahui seberapa
mengidentifikasi dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku pengetahuan pasien
tanda-tanda, perilaku kekerasan dengan kekerasan yang dialami: tentang perilaku kekerasan
jenis, akibat kriteria hasil: 2. Motivasi klien menceritakan
perilaku kondisi fisik saat perilaku
c. Klien dapat 2. Dengan menceritakan
kekerasan, dan kekerasan terjadi
menjelaskan tanda- kondisi yang dialami pasien
cara konstruktif 3. Motivasi klien menceritakan
tanda perilaku menjadikn pasien lebih tahu
dalam kondisi emosinya
kekerasan tentang dirinya sendiri
mengungkapka 4. Motivasi klien menceritakan
d. Klien dapat 3. Pasien lebih tahu tentang
n kemarahan kondisi hubungan dengan
menjelaskan jenis dirinya sendiri
orang lain saaat terjadi
ekspresi marah,
perilaku kekerasaan
perasaan saat
5. Diskusikan dengan klien 4. Mengetahui kondisi
melakukan kekerasan,
perilaku kekerasan yang hubungan ketika perilaku
dan efektifitas cara
dilakukan selama ini: terjadi
dalam menyesuaikan
a. Motivasi untuk
masalah
menceritakan jenis
e. Klien dapat 5. Mengetahui apa saja
perilaku kekerasan yang
menjelaskan akibat perilaku kekerasan yang
pernah dilakukan
perilaku kekerasan bagi sudah dilakukan
b. Motivasi menceritakan
diri sendiri, orang lain
perasaan setelah tindakan
dan lingkungan
perilakuk kekerasan
4. Klien dapat Setelah 2x pertemuan 1. Diskusikan cara yang 1. Pasien dapat memilih cara
mendemonstras klien dapat memperagakan mungkin dipilih, anjurkan sendiri untuk mengatasi
ikan cara cara mengontrol perilaku klien untuk memilih masalah
mengontrolperil kekerasan baik secara 2. Latih klien memperagakan 2. Latihan yag baik dapat
aku kekerasan fisik, verbal, maupun cara yang dipilih: menjadikan masalah teratasi
spiritual a. Peragakan cara yang dipilih dengan baik
b. Jelaskan manfaat cara
c. Anjurkan klien untuk
menirukan
d. Beri penguatan dan
perbaiki cara yang belum
sempurna
3. Anjurkan klien menggunakan
cara yang sudah dilatih pada
saat jengkel atau marah
3. Memperagakan dan
menggunakan lembali untuk
maslah yang dihadapi pasien
5. Klien Setelah 3x pertemuan 1. Diskusikan dengan klien 1. dengan mengetahui efek
menggunakan klien menjelaskan tentang dan keluarga tentang dosis, samping obat klien tahu apa
obat sesuai manfaat obat, kerugian frekuensi dan manfaat obat. yang harus dilakukan setelah
program tidak minum obat, nama minum obat.
2. Bantu klien menggunakan
obat, bentuk dan warna,
2. Diskusikan bahayanya prinsip lama benar.
dosis dan waktu
obat tanpa konsultasi.
pemberian dan cara 3. dengan mengetahui prinsip
pemberian, serta klien maka kemandirian klien
mampu menggunakan 3. Bantu klien tentang pengobatan dapat
obat sesuai program menggunakan prinsip lama ditingkatkan secara bertahap.
benar.
D. IMPLEMENTASI dan EVALUASI KEPERAWATAN
P:
13. Identifikasi
perilaku halusinasi
14. Observasi
perilaku halusinasi
15. Ajarkan cara
mengatasi halusinasi dengan cara
1. Mengidentifik
menghardik
asi bersama klien cara yang dilakukan
jika terjadi halusinasi.
2. Mendiskusik
an manfaat cara yang digunakan klien, S:
Nurul
jika bermanfaat beri pujian.
16. Klien
3. Mendiskusik
mengatakan jika selama ini untuk
an cara baru untuk mengontrol
mengatasi halusinasinya klien mandi
Pukul 13.45
timbulnya halusinasi. dan mendengarkan musik
4. Membantukli 17. Klien
enmelatihdanmemutushalusinasisecar mengatakan sudah mengetahui cara
abertahap mengontrol halusinanya dengan cara
menghardik.
O:
18. Pasien
tampak sering menggigit ujung bolpoin
19. Pasien
tampak kurang tenang saat
wawancara.
A : Mengidentifikasi cara klien
mengendalikan halusinasinya tujuan
tercapai.
klien menggunakan prinsip lima benar. tidak punya uang untuk berobat.
21. Klien
mengatakan belum mengetahui
indikasi, efek samping tentang obat
yang dikonsumsi.
22. Klien
mengatakan paham dengan apa yang
dijelaskan perawat.
O:
P:
S: pasien mengatakan:
- sudah pernah diajari cara napas
dalam
- perilaku ketika marah adalah jalan-
jalan
O:
- pasien kooperatif
- pasien tampak antusias
- pasien tampak sangat bersemangat
- pasien dapat melakukan napas dalam
Melakukan terapi aktivitas kelompok sesi - pasien dapat melakukan kembali
II: cara mengontrol marah secara fisik pukul bantal
yaitu napas dalam dan pukul bantal A: perilaku kekerasan teratasi sebagian:
P:
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi
Gail W, Stuart & Laraia. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing
Edition 8. Missouri : Mosby Years Book
Isaacs, A. 2001. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik. Jakarta : EGC
Maramis, W. F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga
University Press.
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Stuart, G.W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Stuart & Sunden. 2005. Buku Saku keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
Yudi Hartono & Farida Kusumawati. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
salemba Medika