Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

Disusun Oleh :
Nita Nurmiati
1814201116

PRODI STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. Kasus (Masalah Utama)


Defisit Perawatan Diri
Pengertian
Perawatan Diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya. (Depkes, 2000 dalam Wibowo, 2009).
Poter, Perry (2005), dalam Anonim (2009), mengemukakan bahwa Personal
Higiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Seseorang yang tidak dapat melakukan perawatan diri dinyatakan mengalami
defisit perawatan diri. Nurjannah (2004), dalam Wibowo (2009), mengemukakan
bahwa Defisit Perawatan Diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting).
Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001).
Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya (Maslim, 2001)
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mampu
untuk memenuhi kebutuhan dirinya terkait makan, minum, buang air besar dan kecil,
mandi, berpakaian dan berhias. Kebersihan diri mempunyai manfaat untuk
meminimalkan resiko seseorang terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit.
Klien dengan gangguan jiwa hampir semuanya mengalami defisit perawatan diri.
Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan dan ketidakberdayaan yang berhubungan
dengan keadaannya sehingga terjadilah defisit perawatan diri (Muslim, 2010).

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi pada defisit perawatan diri ialah perkembangan dimana
keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu, Biologis terkait penyakit kronis yang menyebabkan klien
tidak mampu melakukan perawatan diri, kemampuan realitas turun dimana klien
dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri dan sosial
dimana kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

B. Faktor presipitasi
Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat
menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut dapat
berasal dari berbagai stressor ialah body image yaitu gambaran individu terhadap
dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan
fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya, praktik social pada
anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene, status sosioekonomi dimana personal hygiene
memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya dan
pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus
dia harus menjaga kebersihan kakinya.

Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang


penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, hambatan
lingkungan, cemas, lelah atau lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri (Nanda, 2006)

C. Jenis -jenis defisit perawatan diri


Menurut Nanda (2012), jenis perawatan diri terdiri dari:
1. Defisit perawatan diri: mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
makan secara mandiri
4. Defisit perawatan diri : eliminasi/toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri.

D. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pola perawatan Kadang perawatan diri Tidak melakukan


diri
Polaseimbang tidaksaat
perawatan diri seimbang adalah seimbang perawatan
klien mendapatkan stresordiri
dan mampu
untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang,
klien masih melakukan perawatan diri. Kadang perawatan diri kadang tidak
adalaj saat klien mendapatkan stresor kadang – kadang klien tidak
memperhatikan perawatan dirinya dan Tidak melakukan perawatan diri adalah
klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa melakukan perawatan saat
stresor.

E. Mekanisme Koping
Mekanisme koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor meliputi status sosialekonomi, keluarga, jaringan interpersonal,
organisasi yang dinaungi oleh lingkungan sosial yang lebih luas, juga
menggunakan kreativitas untuk mengekspresikan stress interpersonal seperti
kesenian, musik, atau tulisan (Stuart and Sundeen, 1998 dalam Lili Kadir, 2018).
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan di bagi menjadi 2 menurut
Damaiyanti 2012 yaitu: Mekanisme koping adaptif Mekanisme koping yang
mendukung fungsiintegrasi pertumbuhan belajar dan mencapai tujuan. Kategori
ini adalah klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
Mekanisme koping maladaptif Mekanisme koping yang menghambat
fungsiintegrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung
menguasai lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri.

III. A. Pohon Masalah

Resiko GSP : Halusinasi

Isolasi Sosial
Defisit Perawatan Diri
HDR
B. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu di kaji :
Defisit Perawaan Diri : Ketidakmampuan dalam kebershan diri
1. Data Subjektif :
- Klien mengatakan malas mandi
- Klien mengatakan malas keramas
- Klien mengatakan tidak mau menyisir rambut
- Klien mengatakan tidak mau memotong kuku
2. Data Objektif
- Klien tampak menggaruk bagian kepala
- Rambut klien tampak kotor, lengket dan tidak rapih
- Tampak pasien juga menggaruk badannya
- Kuku klien tampak panjang dan kotor
- Gigi klien tampak kotor dan mengeluarkan bau.
IV. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri : Ketidakmampuan dalam kebershan diri

V. Rencana Tindakan Keperawatan


Terlampir
DAFTAR PUSTAKA

http://yankes.kemkes.go.id/read-defisit-perawatan-diri-7426.html
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-defisit-perawatan-diri/6398/2
https://docplayer.info/72024854-A-pengertian-defisit-perawatan-diri-b-klasifikasi-

defisit-perawatan-diri-c-etiologi-defisit-perawatan-diri.html

Anda mungkin juga menyukai