Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

DERMATITIS

DISUSUN OLEH :

Nuryanti 201440124

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah II


Dosen Pembimbing : Ns. Eny Erlinda W, M.Kep,. Sp.Kep.MB
Ns. Dudella Desnani Firman Yasin, S.Kep.,M.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI


PANGKAL PINANG
PRODI KEPERAWATAN PANGKALPINANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
A. Definisi
Menurut World Allergy Organization tahun (2018) menyebutkan bahwa
dermatitis adalah penyakit kulit inflamasi yang mengganggu penghalang kulit dalam
kemampuannya menahan kelembaban.
Menurut Ardhie (2014) Dermatitis ialah kelainan kulit yang subyektif ditandai
oleh rasa gatal dan secara klinis terdiri atas ruam polimorfi yangumumnya berbatas
tidak tegas. Dermatitis merupakan penyakit kulit yang bersifat akut, sub-akut,
ataukronis yang disebabkan adanya peradangan pada kulit. Penyakit ini terjadi karena
adanya faktor eksogen dan endogen.

B. Etiologi
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan
respon kulit terhadap agen-agen misalnya zat kimia, bakteri dan fungsi selain itu juga
menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi.
Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam, basa), fisik
(sinar matahari, suhu), mikroorganisme (mikroorganisme, jamur).
b. Dalam (endogen ) misalnya dermatitis atopik.
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat
menjadi penyebab eksim. masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab
berbeda pula. Seringkali, kulit yang pecah-pecah dan meradang yang disebabkan
eksim menjadi infeksi. jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin
mengalami selulit infeksi bakteri yangterjadi di bawah jaringan kulit. Selulit muncul
karena peradangan pada kulit yang terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan
terasa panas saat disentuh dan Selulit muncul pada seseorang yang sistem kekebalan
tubuhnya tidak bagus (Widiari 2020).

C. Patofisiologi
Menurut Djuanda (2005) Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang
disebabkan oleh iritan melalui kerja kimiawi atau fisik. Bahan irisan merusak lapisan
tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya
ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak sel epidermis. Ada 2 jenis bahan iritan yaitu:
iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan
pertama pada hampir semua orang, sedangkan iritan lemah hanya pada mereka yang
paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi yaitu: kelembaban udara, tekanan,
gesekan, mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut. Berkaitan dengan
gejala diatas dapat menimbulkan rasa nyeri yang timbul akibat lesi kulit, erupsi dan
gatal. Selain itu, dapatmenimbulkan gangguan intergritas kulit dan gangguan citra
tubuh yang timbul karena vesikel kecil, kulit kering, pecah-pecah dan kulit bersisik.

D. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis gangguan
integument (Widiari 2020) yaitu :
a. Biopsi kulit
Biopsi kulit adalah pemeriksaan dengan cara mengambil cintih jaringan dari
kulit yang terdapat lesi. Biopsi kulit digunakan untuk menentukan apakah ada
keganasanatau infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.
b. Uji kultur dan sensitivitas
Uji ini perlu dilakukan untuk mengetahui adanya virus, bakteri, dan jamur
pada kulit. Kegunaan lain adalah untuk mengetahui apakah mikroorganisme
tersebut resisten pada obat-obat tertentu. Cara pengambilan bahan untuk uji
kultur adalahdengan mengambil eksudat pada lesi kulit.
c. Pemeriksaan Darah
Hb, leoukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin,
globulin
d. Uji temple
Uji ini dilakukan pada klien yang diduga menderita alergi. Untuk mengetahui
apakah lesi tersebut ada kaitannya dengan factor imunologis, mengidentifikasi
respon alergi. Uji ini menggunakan bahan kimia yang ditempelkan pada kulit,
selanjutnya dilihat bagaimana reaksi local yang ditimbulkan. Apabila
ditemukan kelainan pada kulit, maka hasilnya positif.
E. Penatalaksanaan
Pada prinsipnya penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak alergik
yang baik adalah mengidentifikasi penyebab dan menyarankan pasien untuk
menghindarinya, terapi individual yang sesuai dengan tahap penyakitnya dan
perlindungan pada kulit (Nurarif 2015) :
1. Pencegahan
Merupakan hal yang sangat penting pada penatalaksanaan dermatitis kontak
iritan dan kontak alergik. Di lingkungan rumah, beberapa hal dapat
dilaksanakan misalnya penggunaan sarung tangan karet di ganti dengan sarung
tangan plastik, menggunakan mesin cuci, sikat bergagang panjang, dan
penggunaan deterjen.
2. Pengobatan
Pengobatan yang diberikan dapat berupa pengobatan topikal dan sistemik.
a) Pengobatan topical.
Obat-obat topikal yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip umum
pengobatan dermatitis yaitu bila basah diberi terapi basah (kompres
terbuka), bila kering berikan terapi kering. Makin akut penyakit, makin
rendah prosentase bahan aktif.
b) Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan untuk mengontrol rasa gatal dan atau
edema, juga pada kasus-kasus sedang dan berat pada keadaan akut atau
kronik.
3. Diet
Penatalaksanaan diet pada dermatitis msih merupakan masalah yang
kontriversional. Alergi makanan yang signifikan tidak diketahui seganai
penyebab dari dermatitis atau berapa persentase dari klien dermatitis yang
mempunyai alergi terhadap makanan. Diet pada penyakit dermatitis adalah
diet TKTP ( Tinggi Kalori Tinggi Protein).
F. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Hal utama yang harus dikaji dalam melakukan pengkajian pada pasien adalah
identitas pasien, dimana terdapat nama, tempat tangal lahir, usia, alamat,
pendidikan, agama, dan lain sebagainya.
b. Keluhan utama
Dalam keluhan utama ini perawat mengkaji keluhan-keluhan utama yang
terjadi pada pasien saat ini.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Dalam riwayat kesehatan sekarang mencakup kapan mulai terjadinya
penyakit hingga tindakan yang telah diberikan.
2) Riwayat penyakit dahulu
Dalam hal ini perawat menanyakan mengenai penyakit-penyakit yang
pernah diderita oleh pasien, terutama yang mengacu pada penyakit
yang dideritanya sekarang
3) Riwayat penyakit keluarga
Dalam hal ini perawat menanyakan mengeni penyakit keluarga yang
diderita
d. Pola fungsional
1) Pola persepsi dan penanganan kesehatan
 Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan
penyakit.
 Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau menunggu
sampai penyakit tersebut mengganggu aktivitas pasien.
2) Pola nutrisi dan metabolisme
 Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien
(pagi, siang dan malam )
 Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual
muntah, pantangan atau alergi
 Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan
 Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan
sayur-sayuran yang mengandung vitamin antioksidant
3) Pola eliminasi
 Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna dan
karakteristiknya
 Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi
 Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi,
 Adakah penggunaan alat bantu untuk miksi dan defekasi.
4) Pola aktivitas/olahraga
 Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan
gangguan pada kulit.
 Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak ada masalah dengan
 kekuatan ototnya karena yang terganggu adalah kulitnya
 Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.
5) Pola istirahat/tidur
 Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien
 Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah
istirahat/tidur yang berhubungan dengan gangguan pada kulit
 Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa
segar atau tidak?
6) Pola kognitif/persepsi
 Kaji status mental klien
 Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam
memahami sesuatu
 Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada
bicara klien. Identifikasi penyebab kecemasan klien
 Kaji penglihatan dan pendengaran klien.
 Kaji apakah klien mengalami vertigo
 Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak
merah pada kulit.
7) Pola persepsi dan konsep diri
 Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya
sendiri, apakah kejadian yang menimpa klien mengubah
gambaran dirinya
 Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa
cemas, depresi atau takut
 Apakah ada hal yang menjadi pikirannya
8) Pola peran hubungan
 Tanyakan apa pekerjaan pasien
 Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien
seperti: pasangan, teman, dll.
 Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan
perawatan penyakit klien
9) Pola seksualitas/reproduksi
 Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan
penyakitnya
 Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan
terkait dengan menopause
 Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan
dalampemenuhan kebutuhan seks
10) Pola koping-toleransi stress
 Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di
RS( financial atau perawatan diri )
 Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana
klienmengatasi kecemasannya (mekanisme koping klien).
Apakah ada penggunaan obat untuk penghilang stress atau klien
sering berbagi masalahnya dengan orang-orang terdekat.
11) Pola keyakinan nilai
 Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-
pantangandalam beragama serta seberapa taat klien
menjalankan ajaran agamanya. Orang yang dekat kepada
Tuhannya lebih berfikiran positif.
e. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum penderita bergantung padaluas lokasi timbulnya lesiatau
kemerahan pada kulit, dan kekuatan daya tahan tubuh. Tetapi penderita
mengalami peningkatan suhu tubuh dan akibat nyeri yang dirasakan bisa juga
mengakibatkan peningkatan denyut jantung, peningkatan pernapasan, serta
peningkatan tekanan darah.
Pemeriksaan head to toe dengan cara Inspeksi (Melihat), Auskultasi
(Mendengar),Palpasi (Meraba), Perkusi (Mengetuk) mulai dari:
a) Kepala: Biasanya bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka atau lesi.
b) Rambut: biasanya berwarna hitam tergantung tingkatan usia
c) Wajah: kebersihan, ada lesi/tidak ada edema/tidak, dan tidak pucat,
sianosis adanya kemerahan/tidak.
d) Mata Konjungtiva pucat/'tidak dan sklera ikterus/tidak, ada kelainan atau
tidak, serta adanay bengkak kemrahan/tidak
e) Mulut dan gigi : Bersih/tidak, warna bibir, ada stomatitistidak, gigi tidak
berlubang, gusi tidak berdarah. Biasanya pada herpes terdapat lesi pada
bagian bibir akibat infeksi
f) Leher: ada kelainan atau tidak, adanya nyeri tekan/tidak, adanya
kemerahan atau tidak karena dermatitis bias menyerang bagian kulit
manapun
g) Thorak : Irama cepat/ tidak, suara jantung normal/tidak, ada tidak bunyi
tambahan nafas. Tidak ada masa/ benjolan,ada nyeri tekan atau tidak.
h) Abdomen: Ada atau Tidak luka bekas operasi, distensi abdoen atau
tidak, kembung atau tidak, warna, kebersihan.
i) Genetalia: Apakah ada varises, bersih, adanynya nyeri tekan atau tidak,
edema/tidak. Biasanya pada dematitis yang menyerang genital
mengalami kelainan seperti warna kemerahan serta adanya rasa nyeri
j) Rectum : Bersih/tidak, tidak ada edema, Adanya tanda- tanda
insfeksi/tidak).
k) Ekstrimitas : Edema tidak, adanya varises/tidak, sianosis, CRT kembali
normal/tidak
l) Integumen : biasanya pada dermatitis akan ditemukan radang akut
terutama priritus (sebagai pengganti dolor), kemerahan (rubor),
gangguan fungsi kulit (function laisa), terdapat Vesikel veikel
fungtifomis yang terdapat bula hipopigmentasi. Adanya nyeri tekan,
edema atau pembengkakan, serta kulit bersisik
f. Pemeriksaan penunjang
Dalam hasil pemeriksaan penunjang, bias any terdiri dari pemeriksaan Lab,
rongten, CT-Scan dan lain sebagainya.

2. Diagnosa keperawatan (SDKI 2016)


a. Gangguan integritas kulit b.d perubahan sirkulasi
b. Nyeri akut b.d Agen pencedera kimiawi
c. Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan
d. Gangguan citra tubuh b.d perubahan bentuk tubuh

3. Intervensi keperawatan (SIKI & SLKI 2018)


No Dx Keperawatan Tujuan Intervensi
1 Gangguan integritas Setelah dilakukan Perawatan integritas kulit
kulit berhubungan tindakan keperawatan Observasi :
dengan perubahan dalam jangka waktu -Identifikasi penyebab
sirkulasi 3x24 jam integritas gangguan integritas kulit
kulit meningkat dengan (Misal perubahan sirkulasi,
kriteria hasil : perubahan status)
Elastisitas (meningkat) Terapeutik
Hidrasi (meningkat) -Ubah posisi tiap 2 jam jika
Perfusi jaringan tirah baring
(meningkat) -Bersihkan parineal dengan
air hangat, terutama
selama periode diare
-Gunakan produk berbahan
ringan/alami
hipoalergik pada kulit sensitif
Edukasi
-Anjurkan menggunakan
pelembab
-Anjurkan minum air yang
cukup
-Anjurkan meningkatkan
nutrisi yang cukup
2 Nyeri akut b.d Agen Setelah dilakukan Manajemen nyeri
pencedera kimiawi tindakan keperawatan Observasi :
dalam jangka waktu -Identifikasi lokasi,
3x24 jam tingkat karakteristik, durasi
nyeri menurun dengan frekuensi, kualitas, intensitas
kriteria hasil : nyeri.
Keluhan nyeri -Identifikasi skala nyeri
(menurun) -Identifikasi respon nyeri non
Meringis (menurun) verbal
Gelisah (menurun) Terapeutik:
Kesulitan tidur -Berikan teknik
(menurun) nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri(mis,
hipnosis, akupresur, terapi
musik)
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis
suhu ruangan, pencahayaan,
4. Implementasi
Dalam hal ini, perawat mengaplikasikan intervensi atau rencana yang sudah
ditetapkan sebelumnya sesuai dengan kondisi pasien dan terdapat evaluasi formatif
untuk mengetahui respon klie ketika diberikan implementasi pada saat itu juga,
adapun yang harus diperhatikan adalah :
1) Mencegah terjadinya komplikasi
2) Meningkatkan konsep diri dan penerimaan situasi
3) Pemberian informasi tentang proses penyakit, prognosis, risiko komplikasi
dan kebutuhan pengobatan lainnya.

5. Evaluasi
Evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang sistematik
pada status kesehatan klien. Evaluasi yang digunakan dalam proses keperawatan ini
adalah evaluasi sumatif. Tujuan evaluasi sumatif adalah untuk melihat kemampuan
klien mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan melaksanakan hubungan
dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan,
sehinggaperawat dapat mengambil keputusan :
1) Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang
ditetapkan).
2) Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalamikesulitan
untuk mencapai tujuan).
3) Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang
lebih lama untuk mencapai tujuan).
DAFTAR PUSTAKA

Banowati, Ardhie 2014. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dermatitis.


https://www.academia.edu/10853371/Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_DE
matitis. diakses pada 01 April 2022
Djuanda, Adhi dkk. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : FKUI.
Widiari, widiari. 2020. Laporan Pendahuluan Dermatitis.
https://www.academia.edu/36319367/LAPORAN_PENDAHULUAN_DERM
ATITIS. diakses pada 01 April 2022
Nurarif, A. huda & Kusuma, H. (2015). ASUHAN KEPERAWATAN
BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS. Jogjakarta: MediaAction.
SDKI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI
SIKI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI
SLKI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesi. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai