DERMATITIS
DISUSUN OLEH :
Nuryanti 201440124
B. Etiologi
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan
respon kulit terhadap agen-agen misalnya zat kimia, bakteri dan fungsi selain itu juga
menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi.
Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam, basa), fisik
(sinar matahari, suhu), mikroorganisme (mikroorganisme, jamur).
b. Dalam (endogen ) misalnya dermatitis atopik.
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat
menjadi penyebab eksim. masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab
berbeda pula. Seringkali, kulit yang pecah-pecah dan meradang yang disebabkan
eksim menjadi infeksi. jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin
mengalami selulit infeksi bakteri yangterjadi di bawah jaringan kulit. Selulit muncul
karena peradangan pada kulit yang terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan
terasa panas saat disentuh dan Selulit muncul pada seseorang yang sistem kekebalan
tubuhnya tidak bagus (Widiari 2020).
C. Patofisiologi
Menurut Djuanda (2005) Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang
disebabkan oleh iritan melalui kerja kimiawi atau fisik. Bahan irisan merusak lapisan
tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya
ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak sel epidermis. Ada 2 jenis bahan iritan yaitu:
iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan
pertama pada hampir semua orang, sedangkan iritan lemah hanya pada mereka yang
paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi yaitu: kelembaban udara, tekanan,
gesekan, mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut. Berkaitan dengan
gejala diatas dapat menimbulkan rasa nyeri yang timbul akibat lesi kulit, erupsi dan
gatal. Selain itu, dapatmenimbulkan gangguan intergritas kulit dan gangguan citra
tubuh yang timbul karena vesikel kecil, kulit kering, pecah-pecah dan kulit bersisik.
D. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis gangguan
integument (Widiari 2020) yaitu :
a. Biopsi kulit
Biopsi kulit adalah pemeriksaan dengan cara mengambil cintih jaringan dari
kulit yang terdapat lesi. Biopsi kulit digunakan untuk menentukan apakah ada
keganasanatau infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.
b. Uji kultur dan sensitivitas
Uji ini perlu dilakukan untuk mengetahui adanya virus, bakteri, dan jamur
pada kulit. Kegunaan lain adalah untuk mengetahui apakah mikroorganisme
tersebut resisten pada obat-obat tertentu. Cara pengambilan bahan untuk uji
kultur adalahdengan mengambil eksudat pada lesi kulit.
c. Pemeriksaan Darah
Hb, leoukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin,
globulin
d. Uji temple
Uji ini dilakukan pada klien yang diduga menderita alergi. Untuk mengetahui
apakah lesi tersebut ada kaitannya dengan factor imunologis, mengidentifikasi
respon alergi. Uji ini menggunakan bahan kimia yang ditempelkan pada kulit,
selanjutnya dilihat bagaimana reaksi local yang ditimbulkan. Apabila
ditemukan kelainan pada kulit, maka hasilnya positif.
E. Penatalaksanaan
Pada prinsipnya penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak alergik
yang baik adalah mengidentifikasi penyebab dan menyarankan pasien untuk
menghindarinya, terapi individual yang sesuai dengan tahap penyakitnya dan
perlindungan pada kulit (Nurarif 2015) :
1. Pencegahan
Merupakan hal yang sangat penting pada penatalaksanaan dermatitis kontak
iritan dan kontak alergik. Di lingkungan rumah, beberapa hal dapat
dilaksanakan misalnya penggunaan sarung tangan karet di ganti dengan sarung
tangan plastik, menggunakan mesin cuci, sikat bergagang panjang, dan
penggunaan deterjen.
2. Pengobatan
Pengobatan yang diberikan dapat berupa pengobatan topikal dan sistemik.
a) Pengobatan topical.
Obat-obat topikal yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip umum
pengobatan dermatitis yaitu bila basah diberi terapi basah (kompres
terbuka), bila kering berikan terapi kering. Makin akut penyakit, makin
rendah prosentase bahan aktif.
b) Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan untuk mengontrol rasa gatal dan atau
edema, juga pada kasus-kasus sedang dan berat pada keadaan akut atau
kronik.
3. Diet
Penatalaksanaan diet pada dermatitis msih merupakan masalah yang
kontriversional. Alergi makanan yang signifikan tidak diketahui seganai
penyebab dari dermatitis atau berapa persentase dari klien dermatitis yang
mempunyai alergi terhadap makanan. Diet pada penyakit dermatitis adalah
diet TKTP ( Tinggi Kalori Tinggi Protein).
F. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Hal utama yang harus dikaji dalam melakukan pengkajian pada pasien adalah
identitas pasien, dimana terdapat nama, tempat tangal lahir, usia, alamat,
pendidikan, agama, dan lain sebagainya.
b. Keluhan utama
Dalam keluhan utama ini perawat mengkaji keluhan-keluhan utama yang
terjadi pada pasien saat ini.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Dalam riwayat kesehatan sekarang mencakup kapan mulai terjadinya
penyakit hingga tindakan yang telah diberikan.
2) Riwayat penyakit dahulu
Dalam hal ini perawat menanyakan mengenai penyakit-penyakit yang
pernah diderita oleh pasien, terutama yang mengacu pada penyakit
yang dideritanya sekarang
3) Riwayat penyakit keluarga
Dalam hal ini perawat menanyakan mengeni penyakit keluarga yang
diderita
d. Pola fungsional
1) Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan
penyakit.
Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau menunggu
sampai penyakit tersebut mengganggu aktivitas pasien.
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien
(pagi, siang dan malam )
Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual
muntah, pantangan atau alergi
Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan
Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan
sayur-sayuran yang mengandung vitamin antioksidant
3) Pola eliminasi
Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna dan
karakteristiknya
Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi
Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi,
Adakah penggunaan alat bantu untuk miksi dan defekasi.
4) Pola aktivitas/olahraga
Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan
gangguan pada kulit.
Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak ada masalah dengan
kekuatan ototnya karena yang terganggu adalah kulitnya
Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.
5) Pola istirahat/tidur
Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien
Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah
istirahat/tidur yang berhubungan dengan gangguan pada kulit
Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa
segar atau tidak?
6) Pola kognitif/persepsi
Kaji status mental klien
Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam
memahami sesuatu
Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada
bicara klien. Identifikasi penyebab kecemasan klien
Kaji penglihatan dan pendengaran klien.
Kaji apakah klien mengalami vertigo
Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak
merah pada kulit.
7) Pola persepsi dan konsep diri
Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya
sendiri, apakah kejadian yang menimpa klien mengubah
gambaran dirinya
Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa
cemas, depresi atau takut
Apakah ada hal yang menjadi pikirannya
8) Pola peran hubungan
Tanyakan apa pekerjaan pasien
Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien
seperti: pasangan, teman, dll.
Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan
perawatan penyakit klien
9) Pola seksualitas/reproduksi
Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan
penyakitnya
Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan
terkait dengan menopause
Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan
dalampemenuhan kebutuhan seks
10) Pola koping-toleransi stress
Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di
RS( financial atau perawatan diri )
Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana
klienmengatasi kecemasannya (mekanisme koping klien).
Apakah ada penggunaan obat untuk penghilang stress atau klien
sering berbagi masalahnya dengan orang-orang terdekat.
11) Pola keyakinan nilai
Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-
pantangandalam beragama serta seberapa taat klien
menjalankan ajaran agamanya. Orang yang dekat kepada
Tuhannya lebih berfikiran positif.
e. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum penderita bergantung padaluas lokasi timbulnya lesiatau
kemerahan pada kulit, dan kekuatan daya tahan tubuh. Tetapi penderita
mengalami peningkatan suhu tubuh dan akibat nyeri yang dirasakan bisa juga
mengakibatkan peningkatan denyut jantung, peningkatan pernapasan, serta
peningkatan tekanan darah.
Pemeriksaan head to toe dengan cara Inspeksi (Melihat), Auskultasi
(Mendengar),Palpasi (Meraba), Perkusi (Mengetuk) mulai dari:
a) Kepala: Biasanya bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka atau lesi.
b) Rambut: biasanya berwarna hitam tergantung tingkatan usia
c) Wajah: kebersihan, ada lesi/tidak ada edema/tidak, dan tidak pucat,
sianosis adanya kemerahan/tidak.
d) Mata Konjungtiva pucat/'tidak dan sklera ikterus/tidak, ada kelainan atau
tidak, serta adanay bengkak kemrahan/tidak
e) Mulut dan gigi : Bersih/tidak, warna bibir, ada stomatitistidak, gigi tidak
berlubang, gusi tidak berdarah. Biasanya pada herpes terdapat lesi pada
bagian bibir akibat infeksi
f) Leher: ada kelainan atau tidak, adanya nyeri tekan/tidak, adanya
kemerahan atau tidak karena dermatitis bias menyerang bagian kulit
manapun
g) Thorak : Irama cepat/ tidak, suara jantung normal/tidak, ada tidak bunyi
tambahan nafas. Tidak ada masa/ benjolan,ada nyeri tekan atau tidak.
h) Abdomen: Ada atau Tidak luka bekas operasi, distensi abdoen atau
tidak, kembung atau tidak, warna, kebersihan.
i) Genetalia: Apakah ada varises, bersih, adanynya nyeri tekan atau tidak,
edema/tidak. Biasanya pada dematitis yang menyerang genital
mengalami kelainan seperti warna kemerahan serta adanya rasa nyeri
j) Rectum : Bersih/tidak, tidak ada edema, Adanya tanda- tanda
insfeksi/tidak).
k) Ekstrimitas : Edema tidak, adanya varises/tidak, sianosis, CRT kembali
normal/tidak
l) Integumen : biasanya pada dermatitis akan ditemukan radang akut
terutama priritus (sebagai pengganti dolor), kemerahan (rubor),
gangguan fungsi kulit (function laisa), terdapat Vesikel veikel
fungtifomis yang terdapat bula hipopigmentasi. Adanya nyeri tekan,
edema atau pembengkakan, serta kulit bersisik
f. Pemeriksaan penunjang
Dalam hasil pemeriksaan penunjang, bias any terdiri dari pemeriksaan Lab,
rongten, CT-Scan dan lain sebagainya.
5. Evaluasi
Evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang sistematik
pada status kesehatan klien. Evaluasi yang digunakan dalam proses keperawatan ini
adalah evaluasi sumatif. Tujuan evaluasi sumatif adalah untuk melihat kemampuan
klien mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan melaksanakan hubungan
dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan,
sehinggaperawat dapat mengambil keputusan :
1) Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang
ditetapkan).
2) Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalamikesulitan
untuk mencapai tujuan).
3) Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang
lebih lama untuk mencapai tujuan).
DAFTAR PUSTAKA