Anda di halaman 1dari 44

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadhirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridhoNYA
sehingga Log Book Praktik Klinik Keparawatan dapat tersusun.
Buku ini membantu mahasiswa mencapai standar kompetensi melalui pemenuhan
keterampilan secara bantuan dan mandiri dari keseluruhan keterampilan yang tercantum di
buku ini. Pencapaian pelaksanaan keterampilan secara mandiri dapat dilakukan melalui
bedside teaching baik oleh pembimbing akademik atau perceptor.
Penyempurnaan buku ini dimasa akan datang untuk peningkatan kualitas standar
kompetensi sangat diperlukan. Masukan dari rekan sejawat akan memberikan kontribusi
terhadap perbaikan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat.

Pangkalpinang, November 2021


Ketua Jurusan / Ketua Prodi Keperawatan

Erni Chaerani, S.Pd., MKM


NIP. 196806151991032003

1
TIM PENYUSUN

1. Ns. Eny Erlinda Widyaastuti, M.Kep., Sp. Kep.MB


2. Erni Chaerani, S.Pd., MKM
3. Ns. A.kadir , SST, M.Kes
4. Ns. Syafrina Arbaani, S.Kep
5. Nekka Juliani, S.Kep

2
DAFTAR ISI

Cover dalam i

Visi Misi Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang ii

Visi Misi Prodi Keperawatan iii

Data Mahasiswa iv

Kata Pengantar 1

Tim Penyusun 2

Daftar Isi 3

Daftar Target Penugasan 4

Format Penilaian pencapaian SOP Pemberian Oksigen Masker 5

Format Penilaian pencapaian SOP Pemberian Oksigen Nasal Kanul 7

Format Penilaian pencapaian SOP Postural Drainase 9

Format Penilaian pencapaian SOP Pemberian injeksi Insulin 11

Format Penilaian pencapaian SOP Perekaman EKG 14

Format Penilaian pencapaian SOP Manual Fekal 17

Format Penilaian pencapaian SOP Pemberian Nebulizer 19

Format Penilaian pencapaian SOP Pemeriksaan Fisik Sistem Kardivaskular 21

Format Penilaian pencapaian SOP Pemeriksaan Sistem Pencernaan 27

Format Penilaian pencapaian SOP Sistem Perkemihan 35

3
DAFTAR TARGET PENUGASAN

Selama Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah I tahun akademik 2017/2018 tugas yang
harus diselesaikan mahasiswa adalah sebagai berikut :

NO JENIS TUGAS JUMLAH KETERANGAN

A. Individu

1. Laporan 2 buah dengan - LP sesuai dengan salah satu penyakit


Pendahuluan rincian: pada keenam sistem di buku
panduan;
1 buah - LP diresponsikan ke CI;
sebelum - LP dikumpulkan ke CI dan di
masuk lahan fotokopi untuk Pembimbing Institusi
praktik dan 1 - Dikumpulkan pada saat hari pertama
buah setelah di ke CI dan pada hari akhir untuk
berikan kasus pembimbing institusi
oleh - Diketik dan dikumpulkan ke villep
pembimbing
lapangan
selama praktik

2. Laporan Kasus 2 buah selama - LK sesuai dengan tujuan


praktik. pembelajaran khusus pada Bab II di
buku panduan;
- LK diresponsikan ke CI;
- LP dikumpulkan ke CI dan di
fotokopi untuk Pembimbing Institusi

B. Pencapaian
Kompetensi

Logbook Setiap - Setiap mahasiswa melakukan


mahasiswa kompetensi di lapangan dengan di
harus damping oleh pembimbing /perawat
memenuhi ruangan
target - Sebagai target kmpetensi maka harus
kompetensi dibuktikan dengan paraf
yang telah pembimbing/perawat lapangan
ditetapkan

4
Catatan :
a. Semua tugas individu dimasukkan ke Map “Business File” berwarna Kuning dan diberikan
pembatas setiap macam tugas dan cover judul
b. Dikumpulkan ke pembimbing institusi dan CI

PENILAIAN PENCAPAIAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


KOMPETENSI PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1. Pemberian Oksigen Masker


Tahapan NO Prosedur Pelaksanaan
Tindakan

Ya Tidak

Persiapan 1. Alat penyampaian oksigen sesuai yang


Alat dianjurkan (masker)

2. Selang oksigen

3. Alat untuk melembabkan bila diindikasikan

4. Air steril untuk humadifikasi

5 Sumber oksigen

6 Flowmeter oksigen

7 Tanda ruangan yang sesuai

Persiapan 8 Mengucapkan salam


pasien
9 Menyebut/menanyakan nama pasien

10 Mengenalkan diri dan instansi

11 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan

12 Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien


sebelum melakukan tindakan

13 Membawa dan meletakkan alat di dekat pasien.

5
14 Jelaskan partisipasi klien selama tindakan
dilakukan

Tahap Kerja 15 Cuci tangan

16 Inspkesi pasien terhadap tanda dan gejala


hipoksia dan akumulasi sekret

17 Observasi saturasi Oksigen dan hasil AGD pasien


yang terbaru

18 Menyambungkan masker pada selang oksigen


dan menyambungkannya pada sumber oksigen
yang dilembabkan sesuai dengan kecepatan aliran
yang dianjurkan. Perhatikan aliran oksigen
berikut:

5-6 liter/menit : 40%

6-7 liter/menit : 50%

7.8 liter/menit : 60%

>8 liter/menit : 60%

19 Tempatkan sungkup masker ke area mulut dan


hidung pasien, pastikan dengan pas menutupi.
Pastikan masker terpasang dengan nyaman dan
selang yang digunakan tidak menyebabkan
kesulitan pada pasien.

20 Periksa masker secara berkala dan pastikan


tabung kelebapan terisi air steril sepanjang waktu

21 Periksa area kulit yang terpapar dengan selang


atau karet masker pada area telinga, untuk
mencegah kerusakan kulit

22 Periksa tanda dangejala hipoksia secara pada


pasien pasca pemasangan masker oksigen.

23 Cuci tangan

Terminasi 24 Evaluasi respon klien

25 Simpulkan hasil kegiatan

26 Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

6
27 Akhiri kegiatan dengan baik

Dokumentas 28 Dokumentasikan keadaan umum pasien, tanda


i dan gejala hipoksi, nilai Sat Oksigen dan AGD
bila ada

29 Catat hasil kegiatan dalam catatan keperawatan

2. Pemberian Oksigen Nasal Kanul

Tahapan NO Prosedur Pelaksanaan Prosedur

Ya Tidak

7
Persiapan 1. Alat penyampaian oksigen sesuai yang
Alat dianjurkan (nasal kanul)

2. Selang oksigen

3. Alat untuk melembabkan bila diindikasikan

4. Air steril untuk humadifikasi

5 Sumber oksigen

6 Flowmeter oksigen

7 Tanda ruangan yang sesuai

Persiapan 8 Mengucapkan salam


pasien
9 Menyebut/menanyakan nama pasien

10 Mengenalkan diri dan instansi

11 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan

12 Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien


sebelum melakukan tindakan

13 Membawa dan meletakkan alat di dekat pasien.

14 Jelaskan partisipasi klien selama tindakan


dilakukan

15 Cuci tangan

16 Inspkesi pasien terhadap tanda dan gejala


hipoksia dan akumulasi sekret

17 Observasi saturasi Oksigen dan hasil AGD pasien


yang terbaru

19 Menyambungkan nasal kanul pada selang


oksigen dan menyambungkannya pada sumber
oksigen yang dilembabkan sesuai dengan
kecepatan aliran yang dianjurkan. Perhatikan
aliran udara n dan kebutuhan oksigen melalui
perhitungan berikut:

1 liter/menit : 24%,

2 liter/menit : 28%

8
3 liter/menit : 32%,

4 liter/menit : 36%,

5 liter/menit : 40%

6 liter/menit : 44%

20 Tempatkan nasal kanul ke hidung pasien,


pastikan dengan pas terpasang sesuai bentuk atau
arah kanul. Pastikan nasal kanul terpasang
dengan nyaman dan selang yang digunakan tidak
menyebabkan kesulitan pada pasien.

21 Periksa nasal kanul secara berkala dan pastikan


tabung kelebapan terisi air steril sepanjang waktu

22 Periksa area kulit yang terpapar dengan selang


atau karet masker pada area telinga, untuk
mencegah kerusakan kulit

23 Periksa tanda dan gejala hipoksia secara pada


pasien pasca pemasangan masker oksigen.

24 Cuci tangan

Terminasi 25 Evaluasi respon klien

26 Simpulkan hasil kegiatan

27 Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

28 Akhiri kegiatan dengan baik

Dokumentas 29 Dokumentasikan keadaan umum pasien, tanda


i dan gejala hipoksi, nilai Sat Oksigen dan AGD
bila ada

30 Catat hasil kegiatan dalam catatan keperawatan

9
2. Pemberian Oksigen Nasal Kanul

Tahapan NO Prosedur Pelaksanaan


Prosedur

Ya Tidak

Persiapan 1. Meja miring, tempat tidur atau kursi


Alat
2. Bantal

3. Sarung tangan bersih

4. masker

5 Tissue

6 Nierbeken/bengkok

7 O2 dan suction

10
8 Kom untuk sputum

9 Segelas Air hangat

Persiapan 10 Mengucapkan salam


pasien
11 Menyebut/menanyakan nama pasien

12 Mengenalkan diri dan instansi

13 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan

14 Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien


sebelum melakukan tindakan

15 Membawa dan meletakkan alat di dekat pasien.

16 Jelaskan partisipasi klien selama tindakan


dilakukan

Tahap Kerja 17 Cuci tangan

18 Memasang handscun dan sarung tangan bersih

19 Ukur TTV

20 Lakukan Auskultasi pada daerah dada dan


punggung kiri/kanan untuk menentukan letak
penumpukan secret

21 Klien diposisikan sesuai dengan bagian mana


ronchi yang terdengar. Letakan bantal untuk
menyangga dan kenyamanan. Minta klien
mempertahankan posisi selama 10-15 menit.
Perhatikan pemngaturan posisi berdasarkan suara
ronchi yang didapatkan

22 Pasang perlak dan alas.

23 Selama posisi lakukan perkusi dan vibrasi dada di


area yang didrainage

24 Lakukan vibrasi pada akhir inspirasi dan awal


ekspirasi.

25 Berikan tisue untuk membersihkan sputum yang


keluar

11
26 Anjurkan klien duduk untuk batuk efektif dengan
cara menarik nafas 3 kali kemudian batukkan dan
dahak ditampung , bila sputum akan diperiksa
masukkan kebotol yang telah disediakan

27 Minta klien instirahat sebentar dan minum


sedikit.

28 Ulangi dan Setiap tindakan tidak lebih dari 20-30


menit  pada bidang paru lain yang terjadi
bendungan.

29 Setelah selesai posisikan klien senyaman


mungkin

30 Cek tanda tanda vital

31 Alat dibereskan

32 Cuci tangan

Terminasi 33 Evaluasi respon klien

34 Simpulkan hasil kegiatan

35 Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

36 Akhiri kegiatan dengan baik

Dokumentas 37 Dokumentasikan jumlah sputum, warna, dan


i konsistensi

38 Catat hasil kegiatan dalam catatan keperawatan

12
3. Pemberian Insulin Injeksi

Tahapan NO Prosedur Pelaksanaan


Prosedur

Ya Tidak

Pre Interaksi 1. Baca catatan keperawatan atau catatan medis

2. Tentukan tindakan keperawatan yang akan


dilakukan

3. Eskplorasi diri (Persiapan diri)

4. Persiapan alat

a. Suntikan insulin dalam paket

b. Sarung tangan

c. Kapas swab alkohol

Orientasi 5. Ucapkan salam dan perkenalkan diri

6. Klarifikasi nama dan umur pasien atau nama


dan alamat pasien

7. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang


akan dilakukan kepada pasien/keluarga

13
8. Kontrak waktu

9. Beri kesempatan pasien untuk bertanya

10. Minta persetujuan pasien/keluarga

11. Dekatkan alat didekatkan pasien

12. Jaga privacy pasien, tutup tirai/pintu

Kerja 13. Cuci tangan (lakukan gerakan 6 langkah cuci


tangan dengan menggunakan hand rub)

14. Perhatikan dan siapkan area suntikan yang


akan dilakukan. Perhatikan gambar berikut
untuk pemberian suntikan subkutan

15. Sebelum membuka kemasan suntikan insulin,


lakukan goncangan ringan dengan cara
menggulungkan badan suntikan antara kedua
tangan perawat lalu gulungkan secara berulang
dengan tujuan memberikan goncangan ringan
pada obat insulin yang telah disimpan dalam
lemari pendingin

16 Lalu buka kemasan untuk mulai membuka dan


mengganti ujung suntikan dengan jarum yang
akan digunakan. Perhatikan gambar di bawah
ini:

14
17 Setelah jarum suntik terpasang, maka Langkah
selanjutnya adalah mengeluarkan sedikit insuli
ke ujung luar jarum untuk mencegah
penyuntikan berisi udara.
18 Kemudian aturllah atau putar bagian ujung
suntikan untuk mengatur jumlah insulin yang
akan diberikan.
19 Buka bagian baju yang menutupi area yang
akan diberi suntikan dan lakukan desinfektan
menggunakan alcohol swab.
20 Lakukan penyuntikan dengan posisi 900. Hal
ini disesuaikan dengan ukuran Panjang jarum
yang telah disesuaikan untuk subkutan.
22 Segera setelah penyuntikan segera oles
dengan kapas swab tanpa menekan, dengan
gerakan sekali usap.
Terminasi 23 Informasikan pada pasien mengenai waktu
makan setelah penyuntikan

24. Evaluasi respon pasien

25. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

26. Akhiri dengan baik (ucapkan salam)

27. Cuci tangan setelah tindakan (lakukan gerakan


6 langkah cuci tangan dengan menggunakan
hand rub)

Dokumentas 28. Nama & umur pasien atau nama & alamat
i pasien

29. Diagnosis keperawatan

30. Tindakan keperawatan yang dilakukan

31. Respon pasien

32. Evaluasi hasil tindakan/temuan saat melakukan


tindakan

33. Tanggal dan jam pelaksanaan

15
34. Nama dan TTD perawat

4. Pemeriksaan EKG
Tahapan NO Prosedur Pelaksanaan

16
Prosedur

Ya Tidak

Pre Interaksi 1. Baca catatan keperawatan atau catatan medis

2. Tentukan tindakan keperawatan yang akan


dilakukan

3. Eskplorasi diri (Persiapan diri)

4. Persiapan alat

a) Set mesin EKG


b) Kabel untuk sumber listrik
c) Kabel elektrode ekstremitas dan dada
d) Plat electrode
e) Balon pengisal elektrode dada
f) Jelly
g) Bengkok
h) Tissue
i) Kertas EKG

Orientasi 5. Ucapkan salam dan perkenalkan diri

6. Klarifikasi nama dan umur pasien atau nama


dan alamat pasien

7. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang


akan dilakukan kepada pasien/keluarga

8. Kontrak waktu

9. Beri kesempatan pasien untuk bertanya

10. Minta persetujuan pasien/keluarga

11. Dekatkan alat didekatkan pasien

12. Jaga privacy pasien, tutup tirai/pintu

17
Kerja 13. Cuci tangan (lakukan gerakan 6 langkah cuci
tangan dengan menggunakan hand rub)

1) Dekatkan alat-alat dengan klien


2) Pasang elektrode ekstremitas atas pada
pergelangan tangan kanan (merah) dan
kiri (kuning) searah dengan telapak
tangan
3) Pasang elektrode ekstremitas bawah pada
pergelangan kaki kanan (hitam) dan kiri
(hijau) sebelah dalam
4) Pasang elektrode pada daerah dada
sebagai berikut :
V1 : sela iga ke 4 pada garis sternal
kanan

V2 : sela iga ke 4 pada garis sternal kiri

V3 : diantara V2 dan V4

V4 : sela iga ke 5 pada midclavicula kiri

V5 : garis axila anterior (diantara V4 dan


V6)

V6 : mid axila sejajar dengan V4

5) Hidupkan mesin EKG


6) Periksa kembali standarisasi dari EKG
meliputi kaliberasi dan kecepatan
7) Lakukan pencatatan identitas klien
melalui mesin EKG
8) Lakukan perekaman sesuai dengan
permintaan
9) Matikan mesin EKG

18
Terminasi Informasikan pasien mengenai hasil
pemeriksaan yang elah dilakukan

17. Evaluasi respon pasien

18. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

19. Akhiri dengan baik (ucapkan salam)

20. Cuci tangan setelah tindakan (lakukan gerakan


6 langkah cuci tangan dengan menggunakan
hand rub)

Dokumentas 21. Nama & umur pasien atau nama & alamat
i pasien

22. Diagnosis keperawatan

23. Tindakan keperawatan yang dilakukan

24. Respon pasien

25. Evaluasi hasil tindakan/temuan saat melakukan


tindakan

26. Tanggal dan jam pelaksanaan

27. Nama dan TTD perawat

5. Manual Fekal

Tahapan NO Prosedur Pelaksanaan Prosedur

Ya Tidak

Pre Interaksi 1. Baca catatan keperawatan atau catatan medis

2. Tentukan tindakan keperawatan yang akan


dilakukan

3. Eskplorasi diri (Persiapan diri)

4. Persiapan alat

19
a. Sabun cair

b. Handuk

c. Tisu

d. Dua Baskom isi air hangat

e. Selimut

f. Waslap

g. Sarung tangan bersih

h. Pelumas/vaselin

i. Pispot

j. Perlak

Orientasi 5. Ucapkan salam dan perkenalkan diri

6. Klarifikasi nama dan umur pasien atau nama dan


alamat pasien

7. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan


dilakukan kepada pasien/keluarga

8. Kontrak waktu

9. Beri kesempatan pasien untuk bertanya

10. Minta persetujuan pasien/keluarga

11. Dekatkan alat didekatkan pasien

12. Jaga privacy pasien, tutup tirai/pintu

Kerja 13. Cuci tangan (lakukan gerakan 6 langkah cuci


tangan dengan menggunakan hand rub)

14. Atur posisi pasien (miring ke kiri dengan lutut


sedikit fleksi)

15. Pasang alas di bawah bokong pasien

20
16 Letakkan pispot pada tempat yang memudahkan
pelaksanaan pelaksanaan tindakan

17 Gunakan masker

18 Lumasi jari tangan menggunakan vaselin/


pelumas

19 Memasukkan jari telunjuk ke lubang anus pasien

20 Gerakkan jari tangan untuk menarik dan


menghancurkan feses

21 Lepaskan feses ke anus dikeluarkan dan


diletakkan dalam pispot

22 Ulangi bila masih teraba skibala di area rectum


pasien

23 Bersihkan perianal pasien dengan tisu

24 Lepaskan sarung tangan

25 Bersihkan dan rapikan lingkungan pasien setelah


pelaksanaan prosedur

Terminasi 26. Informasikan pasien hasil kegiatan

27. Evaluasi respon pasien

28. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

29. Akhiri dengan baik (ucapkan salam)

30. Cuci tangan setelah tindakan (lakukan gerakan 6


langkah cuci tangan dengan menggunakan hand
rub)

Dokumentas 31. Nama & umur pasien atau nama & alamat pasien
i
22. Diagnosis keperawatan

23. Tindakan keperawatan yang dilakukan

24. Respon pasien

25. Evaluasi hasil tindakan/temuan saat melakukan


tindakan

21
26. Tanggal dan jam pelaksanaan

27. Nama dan TTD perawat

6.Pemberian Nebulizer

Tahapan NO Prosedur Pelaksanaan


Prosedur

Ya Tidak

Persiapan 1 Nebulizer 1 set.


Alat
2 Obat untuk terapi aerosol dan pengencernya
bila diperlukan.

3 Stetoskop.

4 Tissue.

5 Nierbeken/bengkok.

6 Suction (kalau perlu).

Persiapan 7 Menjelaskan prosedur dan tujuan pemberian


pasien terapi inhalasi nebulizer.

8 Memberikan posisi yang nyaman bagi klien :

22
semifowler atau duduk.

Tahap Kerja 9 Mencuci tangan.

10 Memasang sampiran.

11 Memakai sarung tangan bersih.

12 Memasukkan obat kewadahnya (bagian dari


alat nebulizer)

13 Menghubungkan nebulizer dengan listrik.

14 Menyalakan mesin nebulizer (tekan power on)


dan mengecek out flow apakah timbul uap atau
embun

15 Menghubungkan alat ke mulut atau menutupi


hidung dan mulut (posisi) yang tepat

16 Menganjurkan agar klien untuk melakukan


nafas dalam, tahan sebentar lalu ekspersikan

17 Setelah selesai, mengecek keadaan umum


klien, tanda-tanda vital, dan melakukan
auskultasi paru secara berkala selama prosedur

18 Menganjurkan klien untuk melakukan nafas


dalam dan batuk efektif untuk mengeluarkan
sekret

19 Perhatian :

Tetap mendampingi klien selama prosedur


(tidak meninggalkan klien).

Observasi adanya reaksi klien apabila terjadi


efek samping obat.

Tempatkan alat nebulizer pada posisi yang


aman (jangan sampai jatuh)

Terminasi 20 Mengobservasi respon klien selama dan


sesudah prosedur terhadap : keadaan umum,
tanda-tanda vital dan efek samping obat.

21 Mengauskultasi suara nafas.

23
22 Mengobservasi sputum / sekret yang
dikeluarkan klien

23 Bereskan alat-alat dan kembalikan pada


tempatnya.

24 Mengakhiri kegiatan dengan salam

25 Mencuci tangan

Dokumentas 26 Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan


i tindakan.

27 Mencatat hasil pengkajian sebelum,selama dan


setelah tindakan prosedur.

28 Mencatat hasil observasi klien selama dan


setelah tindakan.

29 Mencatat sputum / sekret dan karakteristiknya


(jumlah,konsistensi, dan warnanya).

24
7. Pemeriksaan Kardiovaskular

Tahapan NO Prosedur Pelaksanaan Prosedur

Ya Tidak

Pre Interaksi 1. Baca catatan keperawatan atau catatan medis

2. Tentukan tindakan keperawatan yang akan


dilakukan

3. Eskplorasi diri (Persiapan diri)

4. Persiapan alat

a. Stetoskop

b. Penggaris

Orientasi 5. Ucapkan salam dan perkenalkan diri

6. Klarifikasi nama dan umur pasien atau nama


dan alamat pasien

7. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang


akan dilakukan kepada pasien/keluarga

8. Kontrak waktu

9. Beri kesempatan pasien untuk bertanya

10. Minta persetujuan pasien/keluarga

11. Dekatkan alat didekatkan pasien

12. Jaga privacy pasien, tutup tirai/pintu

Kerja 13. Cuci tangan (lakukan gerakan 6 langkah cuci


tangan dengan menggunakan hand rub)

25
14. Melakukan anamnesis pada pasien dengan
pertanyaan meliputi keluhan utama, riwayat
kesehatan lalu dan riwayat kesehatan keluarga.
Adapun rincian pertanyaan sebagai
berikutsebagai berikut:

a. Keluhan utama
Tanyakan keluhan pasien secara detail
khusus berkaitan dengan sistem
kardiovaskular meliputi
a) nyeri dada
b) palpitasi atau irama denyut
jantung tidak beraturan
c) sesak nafas saat tidur terlentang
atau tidur malam
d) kelelahan, kelemahan, perubahan
berat badan
e) batuk
f) pembengkakan/ edema
ekstremitas
g) pusing atau sakit kepala
h) perubahan kulit perifer seperti
warna kulit, penurunan distribusi
rambut
i) nyeri ekstremitas seperti nyeri
kaki atau kram.

Pertanyaan spesifik berkaitan dengan sistem


kardiovaskular meliputi nyeri dada khas yang
dirasakan oleh pasien, yaitu

 Apa pernah merasakan nyeri dada?


Apakah sering ? Seberapa sering?
 Dimana nyeri dirasakan?
 Apakah nyeri yang dirasakan seperti

26
terbakar, tertekan, dan kuat?
 Apakah nyeri yang dirasakan menyebar
pada area lengan, leher, punggung atau
rahang?
 Diaman nyeri yang dirasakan bermula?
 Apakah berkurang atau menetap?
 Apa disertai dengan mual, berkeringat
dan pusing?
 Apa disertai dengan sesak nafas? Dan
apakah pernah mengalami masalah
terbangun tidur akibat sesak dimalam
hari?
 Apakah perah merasakan detak jantung
tidak beraturan? Kapan?
 Apakah pernah pingsan? Kapan?
 Apakah pernah mengalami
pembengkakan pada area kaki dan
sekitar pergelangan kaki? Kapan?
Apakah bengkak tersebut berkurang?
 Apakah sering berkemih dimalam hari?
 Apakah mengalami keterbatasan dalam
beraktivitas?
Catatan:
 Tanyakan skala nyeri dada yang
dirasakan oleh pasien dengan meminta
pasien menyebutkan nilai skala nyeri
yang dirasakan dengan skala 0 sampai
dengan 10.
 Jika pasien dalam keadaan tenang dan
tidak stres, kemukakan pertanyaan
terbuka. Gunakan istilah umum yang
mudah dipahami oleh pasien dan
hindari penggunaan istilah medis yang
jarang didiketahui dan dipahami oleh
pasien. Selain itu, berikan kesempatan
pada pasien untuk menjelaskan
kondisinya menggunakan
ungkapannya sendiri.

27
b. Riwayat kesehatan keluarga dan
Individu
Tanyakan pada pasien mengenai
riwayat kesehatan keluarga dan riwayat
kesehatan sebelumnya. Selain itu
beberapa pertanyaan yang perlu
diajukan adalah
 Stressor yang dihadapi pasien dan
strategi koping yang dilakukan
pasien
 Kebiasaan yang berhubungan
dengan kesehatan misalnya
merokok, konsumsi minumal
alkohol atau kafein, olah raga,
konsumsi makanan kaya lemak
dan sodium (natrium).
 Obat-obatan yang rutin
dikonsumsi meliputi obat
berdasarkan resep, obat bebas
tanpa resep, atau herbal.
 Kondisi lingkungan sekitar pasien
 Aktivitas sehari-hari
Menopose (jika perlu)

15. Melakukan inspeksi dengan memperhatikan


tampilan pasien secara keseluruhan. Apakah
pasien mengalami masalah berat badan
(obesitas atau terlalu kurus), warna kullit
(pucat), dan clubbing finger.

Inspeksi dada, perhatikan kesimetrisan


pergerakan dada, retraksi dada, dan adanya
hentakan kuat pada dinding dada saat sistol.

28
Perhatikan juga point of maximal impulse
(PMI) yang berlokasi pada midklavikula
sinistra intercosta kelima.

Catatan:
 warna kulit pucat/sianosis dan teraba
dingin.
 Kemerahan kulit pada pasien yang
mengalami demam
 Pembengkakan atau edema
 Asites atau adanya edema anasarka
(gagal jantung kanan)

16 Melakukan Palpasi dengan cara raba suhu


akral, turgor dan tekstur. Gunakan telapak
tangan dan diikuti jari tangan untuk palpasi
area prekordial . hal ini dilakukan untuk
mencari area impuls apikal. Pada ibu hamil dan
orang yang mengalami obesitas akan sulit
menemukan impuls apikal sehingga perlu
dilakukan perubahan posisi berbaring ke arah
kiri. Selain itu palpasi pada area
sternoklavikular, aortic, pulmonik, trikuspid
dan area epigastrik utuk menilai adanya pulsasi
abnormal.

17 Melakukan perkusi dilakukan untuk


mengetahui garis batas jantung. Awal perkusi
di lakukan pada anterior aksila sinistra sejajar
interkosta kelima sampai ke arah sternum.
Pada saat area jantung bunyi diperkusi
didapatkan bunyi dullnes. Pada prinsipnya,
perkusi jantung dapat mengetahui adanya
pembesaran jantung (kardiomegali).

29
18 Melakukan auskultasi dengan
mengidentifikasi posisi empat katup jantung,
yang meliputi posisi erb”b poin dan interkosta
ketiga sternal kiri. Sisi stetoskop yang
digunakan auskultasi adalah bagian bell. Tiga
piosisi yang dianjurkan untuk dilakukan
auskultasi adalah baring terlentang dengan
head up 30-450, duduk dan berbaring pada sisi
kiri tubuh. Lakukan secara zig zag dimulai
dari area apeks ke basis. Penutupan katup
bikuspid dan trikuspid membentuk suara S1
dan penutupan kantup aortik dan pulmonik
membentuk suara S2. Gambar lokasi
pemeriksaan suara jantung S1 dan S2 terlampir.
Terminasi 16. Informasikan pasien mengenai hasil
pemeriksaan yang elah dilakukan

17. Evaluasi respon pasien

18. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

19. Akhiri dengan baik (ucapkan salam)

20. Cuci tangan setelah tindakan (lakukan gerakan


6 langkah cuci tangan dengan menggunakan
hand rub)

Dokumentas 21. Nama & umur pasien atau nama & alamat
i pasien

22. Diagnosis keperawatan

23. Tindakan keperawatan yang dilakukan

24. Respon pasien

25. Evaluasi hasil tindakan/temuan saat melakukan


tindakan

26. Tanggal dan jam pelaksanaan

27. Nama dan TTD perawat

30
8. Pemeriksaan Fisik Pencernaan
Tahapan NO Prosedur Pelaksanaan Prosedur

Ya Tidak

Pre Interaksi 1. Baca catatan keperawatan atau catatan medis

2. Tentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan

3. Eskplorasi diri (Persiapan diri)

4. Persiapan alat

a. Stetoskop

b. Sarung tangan

c. Timbangan berat badan

Orientasi 5. Ucapkan salam dan perkenalkan diri

6. Klarifikasi nama dan umur pasien atau nama dan

31
alamat pasien

7. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan


dilakukan kepada pasien/keluarga

8. Kontrak waktu

9. Beri kesempatan pasien untuk bertanya

10. Minta persetujuan pasien/keluarga

11. Dekatkan alat didekatkan pasien

12. Jaga privacy pasien, tutup tirai/pintu

Kerja 13. Cuci tangan (lakukan gerakan 6 langkah cuci tangan


dengan menggunakan hand rub)

14. Melakukan anamnesis pada pasien dengan


pertanyaan meliputi keluhan utama, riwayat
kesehatan lalu dan riwayat kesehatan keluarga.
Adapun rincian pertanyaan sebagai berikut sebagai
berikut:

c. Keluhan utama
Tanyakan keluhan pasien secara detail
khusus berkaitan dengan sistem pencernaan
meliputi
j) Nyeri abdomen
k) Mual muntah
l) Gangguan mencerna seperti rasa
terbakar atau kembung pada jenis
makanan tertentu
m) Diare
n) Perubahan nafsu makan dan berat badan

d. Riwayat kesehatan keluarga dan Individu


Kaji riwayat penyakit keluarga yang berkaitan
dengan riwayat genetik untuk mengidentifikasi
kemungkinan penyakit/ permasalahan saluran cerna
misalnya penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. Selain

32
itu, riwayat keluarga dengan penyakit kanker, ulkus
saluran cerna atau kolitis, diabetes mellitus, anemia
ikterik, hepatitis, obesitas, pankreatitis, abesitas,
ulkus peptikum, atau irritable bowel syndrome?

15. Pemeriksaan fisik sistem pencernaan dilakukan


meliputi pemeriksaan antropometrik (tinggi dan berat
badan, indeks massa tubuh, ukuran rangka,
pengukuran rangka).

Pengukuran IMT menggunakan patokan berat dan


tinggi badan kemudian dimasukkan dalam rumus:
Berat Badan (Kg)

Tinggi Badan (m2)

Hasil ukur IMT digambarkan sebagai berikut:

16. Melakukan inspeksi dengan memperhatikan tampilan


umum pasien secara keseluruhan. Identifikasi apakah
pasien mengalami masalah berat badan (obesitas atau
terlalu kurus), dan warna kulit (pucat).

Inspeksi dilanjutkan dengan pengamatan mulut yang


meliputi kesimetrisan bibir, warna, hidrasi, lesi atau
nodul. Perhatikan kondisi mulut pasien dengan
meminta pasien membuka mulut dan merapatkan

33
gigi. Perhatikan posisi gigi atas dan bawah.
Perhatikan juga kesimetrisan gerakan wajah bila
pasien menggunakan gigi palsu maka mintalah
pasien melepas gigi palsu lalu perhatikan
kesimetrisan. Perhatikan juga kesimetrisan lidah,
warna dan kelembabannya.

Sesaat sebelum pemeriksaan abdomen pasien,


mintalah pasien untuk berbaring mengatur posisi
rileks dengan cara tidur terlentang kemudian di
bawah lutuh pasien diletakkan bantal kecil yang
bertujuan merilekskan otot abdomen. Perkusi dan
palpasi abdomen akan mempengaruhi peristaltik usus
maka urutan pemeriksaan abdomen adalah inspeksi,
auskultasi, perkusi dan palpasi.

Posisikan pasien terlentang dengan lengan disamping


dan lutut sedikit ditekuk untuk melemaskan otot
abdomen. Jika pasien memiliki keluhan nyeri
abdomen, punggung atau pinggang dengan tetap
memperhatikan kenyamanan pasien.

Perhatikan pasien kesimetrisan abdomen dan kontur


abdomen. Asimetris atau adanya massa pada tiap
kuadran. Pada saat melihat kondisi abdomen
(cekung, datar atau cembung) posisi pemeriksa
disamping tubuh pasien. Perhatikan tampilan umum
abdomen, perubahan warna, bercak perdarahan, sriae,
dan pelebaran vena. Perhatikan kondisi umbilikus,
normalnya berbentuk cekung, terletak di garis
tengah, tidak terdapat cairan dan mempunyai warna
yang sama dengan kulit abdomen yang lain. Tanda
Cullen sekitar area abdomen menandakan
kemungkinan adanya perdarahan intra abdomen.

34
Kemudian, pemeriksaan duduk sejajar dengan posisi
abdomen pasien lalu perhatikan gerakan peristaltik
atau pulsasi abdomen. Secara normal gerakan
peristaltik tidak terlihat, tetapi pulsasi abdomen
mungkin terlihat pada orang yang sangat kurus.

Minta pasien mengangkat kepala dan pundak dari


tempat pemeriksaa lalu amati pelebaran dan lipatan
otot rektus abdomen lipatan yang tampak pada saat
pasien mengangkat kepela ini disebut dengan
diastasis rekti. Diastasis rekti merupakan pemisahan
otot rektus abdomen akibat peningkatan tekanan intra
abdomen seperti kehamilan atau obesitas.

16 Melakukan auskultasi dengan menggunakan bagian


diafragma stetoskop. Tekan bagian diafragma
stetoskop ke kulit abdomen pasien dimulai dari
kuadran kanan bawah kemudian mengikuti arah
jarum jam ke setiap kuadran. Dengarkan suara bising
usus (peristaltik) dalam satu menit. Hitung frekuensi
bising usus dalam semenit pada tiap kuadran.
Normalnya, bising usus 5-35 kali semenit.

Gambar 1

Pembagian Abdomen dengan Sembilan


Kuadran

35
Gambar 2

Pembagian Abdomen dengan Empat Kuadran

Secara umum, pembagian kuadran abdomen ada


yang membagi 4 area dan ada pula menjadi 9 bagian.
Pembagian kuadran ini bertujuan untuk memudahkan
dalam mengidentifikasi organ abdomen.

Dengarkan suara vaskular untuk mengidentifikasi


adanya abnormalitas vaskular. Suara abnormal yang
menandai adanya gangguan seperti bruit, getaran

36
vena dan friction rub. Bunyi bruit menandakan
adanya aliran balik darah berkaitan dengan
anuerisma atau sumbatan parsial dari pembuluh
darah. getaran vena yang berkelanjutan area
periumbilikal menandakan adanya sirkulasi hati yang
membesar. Friction rub, suara abnormal bila
ditemukan pada sela iga linea aksilaris anterior dapat
menandakan adanya peradangan limpa.

17 Melakukan perkusi abdomen dilakukan untuk


menentukan ukuran dan letak dari organ abdomen
serta mendeteksi adanya cairan, udara dan massa.
Perkusi seluruh kuadran atau bagian dan bandingkan
suara yang muncul dengan temuan yang seharusnya.
Perkusi dapat digunakan untuk dapat mengetahui
arah dan ukuran hati dan limfa dan untuk mengkaji
tingkat regangan kandung kemih. Hindari perkusi
abdomen bila pasien dicurigai mengalami aneurisma
abdominal.

18 Melakukan palpasi abdomen secara sistematis dari


kuadran ke kuadran atau bagian ke bagian, dimulai
dari daerah yang sehat ke daerah yang sakit.
Dimulai dengan palpasi ringan (menekan 1-2 cm).
Palpasi adanya massa atau rasa nyeri. Titik
Mcburney berada pada kuadran kanan bawah di
tengah di antara umbilikus dan krista iliaka anterior.
Adanya nyeri lokal di daerah ini menunjukkan
adanya apendiksitis.
Selanjutnya dilakukan palpasi dalam untuk
menentukan ukuran dan bentuk organ dari organ
abdomen dan massa. Adanya nyeri balik
menandakan adanya peradangan peritoneal. Tekan

37
abdomen secara mendalam kemudian lepas secara
tiba-tiba. Bila ditemukan adanya nyeri maka
pemeriksaan menunjukkan adanya peradangan
peritoneal.
Palpasi organ hati dan limfa dilakukan dengan
menggunakan dua tangan dengan posisi satu di atas
dan satu di bawah pada kuadran kanan atas. Palpasi
dilakukan dengan memperhatikan inhalasi dan
ekshalasi pernafasan. Pada saat pasien ekshalasi,
lakukan penekanan kedua tangan secara berlawanan
(ke atas pada tangan bawah dan ke bawah pada
tangan atas) pada saat pergerakan dada pasien
menunjukkan ekshalasi. Pada keadaan normal,
organ hepar tidak dapat teraba kesuali pada pasien
yang sangat kurus. Bila dalam keadaan normal,
organ hepar dapat teraba maka menandakan adanya
kemungkinan hepatomegali.
Terminasi 16. Informasikan pasien mengenai hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan

17. Evaluasi respon pasien

18. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

19. Akhiri dengan baik (ucapkan salam)

20. Cuci tangan setelah tindakan (lakukan gerakan 6


langkah cuci tangan dengan menggunakan hand rub)

Dokumentas 21. Nama & umur pasien atau nama & alamat pasien
i
22. Diagnosis keperawatan

23. Tindakan keperawatan yang dilakukan

24. Respon pasien

25. Evaluasi hasil tindakan/temuan saat melakukan


tindakan

38
26. Tanggal dan jam pelaksanaan

27. Nama dan TTD perawat

9. Pemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan

Tahapan NO Prosedur Pelaksanaan


Prosedur

Ya Tidak

Pre 1. Baca catatan keperawatan atau catatan medis


Interaksi
2. Tentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan

39
3. Eskplorasi diri (Persiapan diri)

4. Persiapan alat

a. Stetoskop

b. Tensimeter

Orientasi 5. Ucapkan salam dan perkenalkan diri

6. Klarifikasi nama dan umur pasien atau nama dan


alamat pasien

7. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan


dilakukan kepada pasien/keluarga

8. Kontrak waktu

9. Beri kesempatan pasien untuk bertanya

10. Minta persetujuan pasien/keluarga

11. Dekatkan alat didekatkan pasien

12. Jaga privacy pasien, tutup tirai/pintu

Kerja 13. Cuci tangan (lakukan gerakan 6 langkah cuci tangan


dengan menggunakan hand rub)

14. Melakukan anamnesis pada pasien dengan


pertanyaan meliputi keluhan utama, riwayat
kesehatan lalu dan riwayat kesehatan keluarga.
Adapun rincian pertanyaan sebagai berikut sebagai
berikut:

e. Keluhan utama
Tanyakan keluhan pasien secara detail
khusus berkaitan dengan sistem perkemihan
meliputi
o) Nyeri
p) Hematuri
q) Perubahan dalam pengeluaran volume
(anuria, poliuria, oliguria)
r) Inkontensia
s) Simtom saluran urin bawah/ lower

40
urinary tract symptom (berkemih
berulang setiap kurang dari 2 jam,
nokturia dan disuria.

f. Riwayat kesehatan keluarga dan Individu


Riwayat penyakit genetik yang berkaitan dengan
maifestasi saluran urogenital (penyakit ginjal
polikistik autosomal dominan, sklerosis tuberus,
keganasan sistem saluran urogenital, anggota
keluarga kelianan kongenital, penyakit batu,
hipertensi, diabetes dan BPH

15. Melakukan inspeksi dengan memperhatikan tampilan


umum pasien secara keseluruhan. Apakah pasien
mengalami masalah berat badan (obesitas atau terlalu
kurus), warna kulit (pucat), dan edema (palpebra,
ekstremitas).

Posisikan pasien terlentang dengan lengan disamping


dan lutut sedikit ditekuk untuk melemaskan otot
abdomen. Jika pasien memiliki keluhan nyeri
abdomen, punggung atau pinggang dengan tetap
memperhatikan kenyamanan pasien.

Perhatikan pasien kesimetrisan abdomen dan kontur


abdomen. Asimetris atau adanya massa pada kuadran
atas dapat mengindikasikan adanya tumor renal atau
hidronefrosis. Pada area suprapubik yang tampak
menonjol mengindikasikan distensi vesika urinaria.

Pemeriksaan genitalia pasien (laki-laki/perempuan)


dilakukan dengan melihat adanya iritasi
kulit/ekskoriasi, meatus glans (pada pasien laki-laki

41
yang yang telah disirkumsisi akan tampak kering
sedangkan yang tidak disirkumsisi akan tampak
lembab dan berwarna merah muda). Meatus terletak
sentral pada glans dan mukosanya berwarna merah
muda dan lembab.

Pada pemeriksaan genetalia perempuan, meliputi


pemeriksaan terhadap sekret uretra ataupun vagina
yang dapat mengindikasikan adaya infksi. Bila
memungkinkan minta pasien untuk batuk atau
mengejan, perhatikan respon munculnya penonjolan
pada dinding dalam vagina yang mengindikasikan
adanya retrokel. Kondisi ini dapat diakibatkan
relaksasi otot dasar panggul (pada umumnya karena
melahirkan) dan dapat menjadi sumber manifestasi
berkemih iritatif dan inkontinensia stres.

Catatan:

Pemeriksaan inspeksi pada individu yang sehat akan


ditemukan abdomen bagian bawah datar, tidak
terdistensi, orifisium uretra eksterna berwarna merah
mudah, tidak ditemukan adanya sekresi.

16 Melakukan Palpasi dengan cara memberikan


sentuhan ringan, menekan kulit,, tidak lebih dari
kedalaman 1-2 cm, untuk menilai nyeri dan resistensi
otot atau tahan yang dapat menjadi tanda adanya
iritasi peritoneum. Periksa setiap kuadran dengan
memperhatikan adanya resistensi otot (indikasi
adanya massa pelvis besar atau superfisial, infeksius
atau neoplastik atau distensi vesika urinaria. Bila
ditemukan adanya massa, maka deskripsikan

42
berdasarkan lokasi, ukuran, konsistensi, karakteristik
permukaan, nyeri, mobilitas dan pulsasi.

Palpasi dalam mengikuti palpasi ringan. Hal ini


dilakukan untuk mengidentifikasi adanya
pembesaran renal atau massa. Teknik yang
digunakan hampir sama dengan palpasi ringan,
dengan kedalaman 4-5 cm. Pada kondisi nirmal,
ginjal tidak mudah terba kecuali pada kasus ginjal
polikistik autosomal dominan. Palpasi vesika urinaria
dalam keadaan kosong tidak teraba kecuali pada
kondisi retensi urin.

Palpasi juga dilakukan pada area supraklavikular atau


inguinal bila pada kasus kanker prostat atau testis
untuk mengidentifikasi adanya kecurigaan
metastasis.

17 Melakukan perkusi dilakukan untuk mengetahui isi


kandung kemih (sedikitnya 150 ml). Suara perkusi
vesika urinariaa kosong adalah timfani dan bila
penuh maka menjadi pekak. Perkusi dapat membantu
mengidentifikasi adanya trauma atau perdarahan
sehingga palpasi dalam tidak boleh dilakukan.

18 Melakukan auskultasi dengan mengidentifikasi


adanya stenosis arteri renalis, aneurisma atau
malformasi anteriovena. Jika ditemukan adanya
bunyi bruit maka hindari melakukan palpasi dalam.
Oleh karena itu, auskultasi dilakukan sebelum
palpasi.
Terminas 16. Informasikan pasien mengenai hasil pemeriksaan
i yang telah dilakukan

43
17. Evaluasi respon pasien

18. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

19. Akhiri dengan baik (ucapkan salam)

20. Cuci tangan setelah tindakan (lakukan gerakan 6


langkah cuci tangan dengan menggunakan hand rub)

Dokumen 21. Nama & umur pasien atau nama & alamat pasien
tasi
22. Diagnosis keperawatan

23. Tindakan keperawatan yang dilakukan

24. Respon pasien

25. Evaluasi hasil tindakan/temuan saat melakukan


tindakan

26. Tanggal dan jam pelaksanaan

27. Nama dan TTD perawat

44

Anda mungkin juga menyukai