HIPEREMESIS GRAVADARUM
DISUSUN OLEH:
Pangkalpinang, 24 Januari2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................
1.1 Latar belakang ..................................................................................
1.2 Tujuan ...............................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan sesuatu yang wajar terjadi pada wanita usia produktif, tetapi
kurangnya pengetahuan berkaitan dengan reproduksi dapat menimbulkan kecemasan
tersendiri (Handayani, 2017). Dalam kehamilan mual muntah adalah gejala yang normal dan
sering terjadi pada trimester pertama (Setyawati et al, 2014). Namun, apabila berlebihan
dapat mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk sehingga ibu
kekurangan energi dan juga zat gizi yang disebut hiperemesis gravidarum (Rofi’ah et al,
2019).
Hiperemesis Gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan angka kejadian beragam
mulai dari 0,3% di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di
Norwegia, 2,2% di Pakistan dan 1,9% di Turki dan 0,5%-2% di Amerika Serikat (Oktavia,
2016). Sedangkan di Indonseia menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
komplikasi kehamilan dengan hiperemesis gravidarum terjadi sekitar 3% (SDKI, 2017).
Diseluruh dunia diperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta kehamilan. Dari jumlah ini
20 juta wanita mengalami kesakitan sebagai akibat kehamilan. Sekitar 8 juta mengalami
komplikasi yang mengancam jiwa, dan lebih dari 500.000 meninggal, insidensi terjadinya
kasus hiperemesis gravidarum sebesar 0,8 sampai 3,2% dari seluruh kehamilan atau sekitar 8
sampai 32 kasus per 11.000 kehamilan di dunia, hampir 50% terjadi di negara-negara Asia
Selatan dan Tenggara, termasuk Indonesia (Sumarni, 2017).
Masalah terbesar yang terjadi di Indonesia adalah angka kematian dan kesakitan pada
wanita hamil. Diperkirakan 15% kehamilan dapat mengalami resiko tinggi dan komplikasi
obstetri apabila tidak segera ditangani maka dapat membahayakan ibu maupun janinnya
(Kemenkes RI, 2014). Penyebab kematian dan kesakitan wanita hamil diantaranya adalah
infeksi, aborsi tidak aman, kehamilan ektopik, mola hidatidosa dan anemia (Sumarni, 2017).
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan ibu serta tumbuh
kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-80% wanita mengalami mual dan
muntah, 60% wanita mengalami muntah, sementara 33% wanita hanya mengalami mual.
Apabila semua makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan akan
menurun, turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria. Hiperemesis juga berdampak negatif,
seperti anemia. Sedangkan anemia sendiri dapat mengakibatkan syok disebabkan kekurangan
asupan gizi yang dimakan dan diminum dimuntahkan semua (Morgan et al, 2010).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa ittu definisi hiperemsesis gravidarum!
2. Bagaimana klasifikasi hiperemsesis gravidarum!
3. Apa etiologi hiperemsesis gravidarum!
4. Bagaimana manifestasi klinis hiperemsesis gravidarum!
5. Bagaimana patofisiologi hiperemsesis gravidarum!
6. bagaimana pemeriksaan penunjang hiperemsesis gravidarum!
7. Bagaimana penatalaksanaan hiperemsesis gravidarum!
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi hiperemsesis gravidarum!
2. Untuk mengetahui klasifikasi hiperemsesis gravidarum!
3. Untuk mengetahui etiologi hiperemsesis gravidarum!
4. Untuk mengetahui menefestsi klinis hiperemsesis gravidarum!
5. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemsesis gravidarum!
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang hiperemsesis gravidarum!
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemsesis gravidarum!
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali
sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan
berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan
membahayakan janin dalam kandungan (Kadir et al, 2019).
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan ibu serta tumbuh
kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-80% wanita mengalami mual
dan muntah, 60% wanita mengalami muntah, sementara 33% wanita hanya mengalami
mual. Apabila semua makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat
badan akan menurun, turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria (Morgan et al, 2010).
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
a. Tingkat I
1) Ibu merasa lemah
2) Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan menurun, temperatur tubuh meningkat
5) Nadi meningkat sekitar 100 per menit dan tekanan darah sistolik menurun
6) Turgor kulit mengurang
7) Lidah mengering mata cekung
8) Merasa nyeri pada epigastrium
b. Tingkat II
1) Ibu tampak lebih lemah dan apatis
2) Berat badan turun
3) Tensi turun, nadi kecil dan cepat
4) Suhu kadang-kadang naik
5) Mata sedikit ikterik dan cekung
6) Turgor kulit lebih mengurang
7) Lidah mengering dan tampak kotor
8) Hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi
9) Aseton tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas
dan dapat pula ditemukan dalam kencing
c. Tingkat III
1) Keadaan umum lebih parah
2) Muntah berhenti
3) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu meningkat
6) Tensi menurun
7) Mulut kering dan kotor, pernapasan bau aseton
8) Mata cekung dan timbulnya ikterus
2.3 Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti
bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan
biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati, dan susunan saraf,
disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Menurut (Khayati,
2013) terdapat beberapa faktor predisposisi dan faktor lain, yaitu :
a. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim (hidramnion, kehamilan
ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa)
b. Faktor organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan
metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi.
c. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu
dan kehilangan pekerjaan.
Selain itu menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi juga dapat mempengaruhi penyebab
hiperemesis, dimana ibu hamil yang mengalami mual dan muntah sekitar 60-80% pada
(primigravida), 40-60% pada (multigravida).
4
2.4 Manifestasi Klinis
Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil, yang
bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan
hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan. Muntah yang berlebihan juga dapat
menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas, dan mengalami dehidrasi.Selain mual dan
muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis gravidarum juga dapat mengalami
gejala tambahan berupa :
a) Sakit kepala
b) Konstipasi
c) Sangat sensitif terhadap bau
d) Produksi air liur berlebihan
e) Inkontinensia urine
f) Jantung berdebar
Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6 minggu dan
mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu.Mual dan muntah yang dirasakan ibu
hamil cenderung akan membuat mereka menjadi lebih lemah dan akan meningkatkan
kecemasaan terhadap kejadian yang lebih parah. Masalah psikologis juga berperan pada
parahnya mual dan muntah serta perkembangan hiperemesis gravidarum. Masalah
psikologis yang terjadi pada ibu hamil akan cenderung mengalami mual dan muntah
dalam kehamilan memperburuk gejala yang sudah ada serta mengurangi kemampuan
untuk mengatasi gejala normal. Selain itu ketidakseimbangan psikologis ibu hamil seperti
cemas, rasa bersalah, mengasihani diri sendiri, ingin mengatasi konflik secara serius,
ketergantungan atau hilang kendali akan memperberat keadaan mual dan muntah yang
dialaminya sehingga akan lebih ditakutkan keadaan mual muntah tersebut menjadi lebih
buruk dan menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum (Tiran, 2008).
5
2.5 Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil
muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya
elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi
lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik,
asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan yang diminum
dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan
plasma berkurang. Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat
menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang. Kekurangan kalium
sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi
muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan.
Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada
selaput lender esophagus dan lambung (sindroma mallory weiss) dengan
gastrointestinal
6
2.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit hiperemesis gravidarum
menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) :
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin
dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi
plasenta
b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN
c. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis gravidarum
menurut (Khayati, 2013) yaitu dengan cara :
a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejal yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4
bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-haridengan makanan dalam jumlah
kecil tetapi sering.
d. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
e. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
f. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor penting,
dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang, maka
diperlukan seperti :
a. Obat-obatan
1) Sedativa : Phenobarbital
2) Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
3) Anti histamine : dramamin, avomin
4) Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride atau
khlorpromasine.
5) Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di
rumah sakit
7
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah danperedaran
udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan perawat yang
boleh masuk ke dalam kamar penderita sampai muntah berhenti pada penderita
mau makan. Tidak diberikan makanan atau minuman dan selama 24 jam.
c. Terapi psikologika
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik.
d. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam
cairan fisiologis (2-3 liter/hari), dapat ditambah kalium dan vitamin (vitamin B
komplek, vitamin C), bila kekurangan protein dapat diberiakan asam amino
secara intravena, bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum
membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair.
e. Menghentikan kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik,
manifestasi komplikasi organis adalah delirium, takikardi, ikterus, anuria dan
perdarahan dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
1) Gangguan kejiwaan ditandai dengan : delirium, apatis, somnolen
sampai koma, terjadi gangguan jiwa.
2) Gangguan penglihatan ditandai dengan : pendarahan retina,
kemunduran penglihatan.
3) Ganggguan faal ditandai dengan : hati dalam bentuk ikterus, ginjal
dalam bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi
meningkat, tekanan darah menurun.
8
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
IDENTITAS
Nama Pasien : Ny.M Nama Suami : Tn. S
Umur : 25 th Umur : 25 th
Suku/bangsa : Jawa Suku/bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pegawai Bank Pekerjaan : Pegawai Bank
Alamat : Ngginden Alamat : Ngginden
Status Pernikahan : Menikah Status Nikah : Menikah
9
RIWAYATA KEPERAWATAN
a. Riwayat Menstruasi
Menarche umur : 14 th
Banyak mengganti pembalut : 3 kali/hari
Siklus : teratur
Keluhan : disminore saat haid
RIWAYAT KESEHATAN
Penyakit yang pernah dialami ibu:
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya.
Pengobatan yang didapat: -
Riwayat penyakit keluarga
(-) Penyakit Diabetes Mellitus.
(-) Penyakit jantung
(-) Penyakit hipertensi
(-) Penyakit lainnya.
RIWAYATAT LINGKUNGAN
Kebersihan : Klien mengatakan rumah klien bersih dan ventilasi udara memadahi
ASPEK PSIKOSOSIAL
a. Persepsi ibu tentang keluhan/penyakit: Tidak nyaman dengan keadaannya saat ini
b. Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari ? Ya.
Bila ya bagaimana: Susah untuk beraktivitas dan makan berkurang. Makan hanya
habis 1/4 porsi.
10
c. Harapan yang ibu inginkan: Mual dan muntah berkurang, nyeri epigastrik hilang,
dapat beraktivitas seperti biasa dan nafsu makan meningkat
d. Ibu tinggal dengan siapa : Suami
e. Siapakah orang yang terpenting bagi ibu: Orang tua dan suami
f. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini: Membantu merawat
g. Kesiapan mental untuk menjadi ibu: (√) ya, () tidak
11
Frekuensi: 1 kali sehari
Shampo: Ya
d. Pola Itirahat dan Tidur
Lama Tidur: 3 – 4 jam/hari
Kebiasaan sebelum tidur: mendengarkan musik
Keluahan: klien mengatakan susah tidur karena sering merasa mual
e. Pola Aktivitas dan Latihan
Kegiatan dalam pekerjaan: duduk di depan komputer
Olahraga: Ya
Frekuensi: 1 kali/hari
Keluhan dalam aktivitas: saat hamil klien mengatakan sulit untuk
beraktivitas
f. Pola kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Merokok: Tidak
Minuman keras: Tidak
Ketergantungan Obat: Tidak
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : lemah
2. Tekanan darah : 100/70 mmHg
3. Respirasi : 22 kali/menit
4. Berat badan : 50 kg
5. Kesadaran : composmentis
6. Nadi : 90 kali/menit
7. Suhu : 37º C
8. Tinggi badan : 158 cm
12
a. Kepala
Bentuk: simetris
Keluhan: tidak ada
b. Mata
Kelopak mata: simetris
Konjungtiva: anemis
Sklera: anikterik
Pupil: isokor
c. Hidung
Reaksi alergi: tidak ada
Sinus: tidak ada sinusitis
Lainnya: tidak ada kelaian bentuk hidung
d. Mulut dan tenggorokan
Gigi: tidak ada karies gigi
Kesulitan menelan: tidak ada
Lainnya: mukosa bibir kering
e. Dada dan axilla
Mamme: membesar
Areolla mammae: hiperpigementasi
Papilla mammae: menonjol
Coloctrum: berwarna kuning
f. Pernapasan
Jalan napas: tidak ada hambatan
Suara napas: vesikuler
Menggunakan otot bantu pernapasan: tidak ada
Lainnya: tidak ada masalah pada pernapasan klien
g. Sirkulasi jantung
Kecepatan jantung epical: 75 kali/menit
Irama: regular
Kelainan bunyi jantung: tidak ada
Sakit dada: tidak ada
Timbul: tidak ada
13
h. Abdomen
Tinggi fundus uterus: 19 cm dengan kontraksi
Pigmentas: tidak ada
Linea nigra: ada
Striae: tidak ada
Fungsi pencernaan: baik
Masalah khusus: tidak ada
i. Genitourinary
Perineum: bersih
Vesika urinaria: normal
Hemoroid: tidak ada
Kebersihan vagina: terjaga
Keputihan vagina: tidka ada
j. Ekstremitas
Turgor kulit: menurun
Warna kulut pucat
Konstruksi pada perendian ekstremitas: tidak ada
Kesulita dalam pergeraka: todak ada
Lainnya: tidak ada masalah ekstremitas klien
14
DATA PENUNJANG
1. Laboratorium: Hb: 11,4 gr/dl, Leukosit : 8.700 /ul, Trombosit
2. USG: Tidak terlampir
3. Rontgen: Tidak ada
4. Terapi yang didapat:
IVFD Futrolit: Dexa 5 % (2 : 1) jumlah tetesan 28 tpm
Drip neurobion 1 amp/24 jam
Injeksi Ondansetron 1 amp/ 8 jam
Antasida oral
DATA TAMBAHAN
Akral teraba dingin
CRT> 2 detik
Intake:
Infus : 1500 cc
Minum : 300 cc
Susu : 400 cc +
= 2200 cc
Output:
IWL : 800 CC
BAK : 500 CC
Muntah : 1200 cc +
= 2500 cc
Balance cairan: 300 cc
15
ANALISA DATA
Nama Klien : Ny M Ruang/ kamar : Tulip/01
Umur : 25 th No Register : 6258xx
16
3. Kurang kontrol tidur Gangguan Pola Tidur
DS
Klien mengatakan sulit untuk
mengontrol jam tidur,sering
terjaga,tidak puas tidur, pola tidur
berubah, istirahat tidak cukup dan
kemampuan beraktivitas menurun
DO:
Klien tampak lemah
17
RENCANA KEPERAWATAN
N
DIAGNOSA MEDIS KRITERIA HASIL INTERVENSI
O
1 Hipovolemia b/d kehilangan cairan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Manajemen Hipovolemia
aktif 3 x 24 jam diharapkan status cairan Observasi
membaik,dengan kriteria hasil 1. Periksa tanda dan gejala
hipovolemia(RR,TD,Membran
1. Turgor kulit meningkat
mukosa,KU)
2. Perasaan lemah menurun 2. Monitor Intake dan output cairan
3. Frekuensi nadi membaik Terapeutik
4. Tekanan darah membaik 1. Berikan asupan cairan oral
Edukasi
5. Tekanan nadi membaik
1. Anjurkan memperbanyak asupan
6. Membran mukosa membaik cairan oral
7. Berat Badan membaik Kolaborasi
1. Anjurkan menghindari perubahan
posisi mendadak
18
5. Frekuensi nafas membaik
Edukasi
1. Jelaskan penyebab atau faktor resiko
syok
2. Jelaskan tanda dan gejala awal syok
3. Anjurkan melapor jika menemukan
atau merasakan tanda dan gejala awal
syok
4. Anjurkan melapor jika menemukan dan
merasakan tanda dan gejala awal syok
5. Anjurkan memperbanyak asupan cairan
oral
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian IV
3 Gangguan pola tidur b/d kurang Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Terapi Relaksasi
kontrol tidur 3 x 24 jam diharapkan pola tidur Observasi
membaik,dengan kriteria hasil 1. Periksa frekuensi nadi,TD,suhu
1. Keluhan sulit tidur menurun sebelum dan sesudah latihan
2. Keluhan sering terjaga menurun 2. Monitor respond klien terhadap teknik
relaksasi
3. Keluhan pola tidur berubah
Terapeutik
meningkat
1. Cipatakan lingkungan tenang dan tanpa
4. Kemampuan beraktivitas meningkat gangguan dengan pencahayaan dan
suhu ruang nyaman
2. Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik relaksasi
19
Edukasi
1. Jelaskan tujuan,manfaat,batasan
danjenis relaksasi misal terapi murotal
2. Anjurkan mengambil psosisi yang
nyaman
3. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
4. Anjurkan sering mengulangi atau
melatih teknik yang dipilih
5. Demonstrasikan terapi murotal
20
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
NAMA KLIEN : Ny. Ruangan / kamar : Tulip/01
UMUR : 25th No. Register : 6258xx
NO TGL TGL
IMPLEMENTASI EVALUASI
DX JAM JAM
07 Juni 1. Membina hubungan saling percaya dengan 07 Juni 2020 Dx 1 :
2020 memperkenalkan diri dan mendengarkan keluhan 11.30 S:
07.15 pasien Klien mengatakan maih merasa lemah
2. Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia (misal O:
1,2,3
frekuensi nadi meningkat, tekanan darah menurun, TD: 110/70 mmHg
membrane mukosa kering, lemah) Nadi: 90 x/menit
TD: 100/70 mmHg Turgor kulit menurun
Nadi: 90 x/menit Membran mukosa kering
Membran mukosa : Kering BB sebelum sakit: 53 kg
Klien tampak lemas BB saat ini: 50 kg
Intake:
Infus : 1500 cc
Minum : 300 cc
Susu : 400 cc +
: 2200 cc
21
Output :
IWL : 800 cc
BAK : 500cc
Muntah : 1200 cc +
2500 cc
Balance cairan : -300 cc
22
2500 cc
Warna kulit: Pucat
Balance cairan : -300 cc
Turgor kulit: Menurun A: Masalah teratasi sebagian
CRT>2 detik
08.00 P: Intervensi 1,2,7 dan 8 dilanjutkan
2. Memasang kateter urine untuk menilai produksi
urine
2
Klien telah terpasang kateter urine
23
1,2 09.20 Pasien mengerti dengan penjelasan perawat A: Masalah belum teratasi
5. Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral
1,2 09.22 Pasien mengerti dengan penjelasan perawat P: Intervensi 1,2,3,6,7 dan 8 dilanjutkan
6. Mengkolaborasi pemberian IV
1,2,3 10.30 Futrolit: Dexa 5% (2 : 1) jumlah Tetesan 28 tpm
7. Memeriksa frekuensi nadi, tekanan darah dan suhu
sebelum latihan
TD: 100/80 mmHg
Nadi: 89 x/menit
3 10.35
Suhu : 37,1 °C
24
relaksasi missal terapi murottal
3 10.52 Klien mengerti dengan penjelasan perawat
12. Menganjurkan mengambil posisi yang nyaman
Klien tampak rileks dan nyaman
13. Menganjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
Klien tampak rileks dan nyaman
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Saran
Kami menyadai banwa makalah ini jauh dari Kata kesempurnaan dan kami akan
memperbaiki makalah ini dengan berpedoman sumber yang dapat dipertanggung-jawabkan.
Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun mengenai pembahasan
makalah ini.
3.2 Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah emesis gravidarum yang berlebihan sehingga
menimbulkan gejala klinis yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Hiperemesis
gravidarum memerlukan perawatan di rumah skit sedangkan komplikasi hiperemesis
qravidarum tidak banyak dijumpai. Penyebabnya bisa disebabkan karena Kadar CG yang
tinggi pada awal kehamilan, Defisiensi metabolic atau nutrisi, Ambivalen terhadap
kehamilan atau stress terkait dengan keluarga, Disfungsi tiroid dan Gangguan traktus
digestivus seperti pada penderita diabetes mellitus (gastroparesis diabeticoru). Sedangkan
tanda - tanda klinis yang tampak terbagi menjadi 3 tingkatan keparahan yang gejala
utamanya adalah mual dan muntah secara berlebihan. Penatalaksanaan yang dapat di berikan
ada beberapa macam antara lain Pemberian cairan intravena sesuai indikasi dan Nutrisi
parenteral total (NPT)intralipid sesuai indikasi.
DAFTAR PUSTAKA
27
28