Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatnya-
nya sehingga kami dapat menyeselesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Maternitas. Adapun makalah ini
mengenai Hiperemesis Gravidarum.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung dan memberikan
bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan karena faktor keterbatasan pengetahuan dari penyusun, maka kami
dengan senang hati menerima kritikan serta saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, melalui kesempatan ini kami penyusun makalah mengucapkan banyak terima
kasih.
PENULIS
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I.............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................2
C. TUJUAN................................................................................................. 2
BAB II............................................................................................................. 3
TINJAUAN TEORI......................................................................................... 3
A. DEFINISI............................................................................................... 3
B. ETIOLOGI............................................................................................. 3
C. PATOFISIOLOGI................................................................................... 4
D. MANIFESTASI KLINIS........................................................................5
E. PENGELUARAN CAIRAN TUBUH HARIAN....................................6
F. PENATALAKSANAAN........................................................................7
G. KOMPLIKASI........................................................................................ 8
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN............................................................12
I. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN............................................12
BAB III.......................................................................................................... 24
PENUTUP..................................................................................................... 24
A. Kesimpulan........................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan
sering kedepatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-8-% primi gravida dan 40-60% multi gravida. Satu
diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat.
Perasaan mual ini disebabkan karena meningkatnya kadar hornon estogen dan
HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan
hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung
yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,
meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4
bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.
Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan
fisiologis menentukan berat ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002)
Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak
terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar
3,5 per 1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring perjalanan
waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil akan menjalani rawat inap. Hiperemesis
gravidarum umumnya hilang dengan sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan
berjalan lambat dan relaps sering umum terjadi. Kondisi sering terjadi diantara wanita
primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya. (Lowdermik, 2004)
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari Hiperemesis Gravidarum.
2. Untuk mengetahui etiologi dari Hiperemesis Gravidarum.
3. Untuk mengetahui patofisiologi Hiperemesis Gravidarum.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari Hiperemesis Gravidarum.
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Hiperemesis gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan
trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir
dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.(Wikinjosastro Hanifah, 2002)
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai menggangu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk karena
dehidrasi.(Rustam Mochtar,1998)
Mual (nausea) dan muntah(emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada trisemester I.Nausea dan muntah terjadi pada 60% sampai 80% wanita
hamil.Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan
HCG dalam serum.Pengaruh fisiologik kenaikan hormone ini belum jelas, mungkin karena
system saraf pusat atau pengosongan lambung yang kurang.Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini,meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat
dapat berlangsung sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan
umumnya menjadi buruk.Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum.1 sampai 200
atau 1 sampai 300 membutuhkan terapi hidrasi parental..
B. ETIOLOGI
Penyebab hiperemesis grafidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa
penyakit ini disebabkan karena toksik,juga tidak ditemukan kelainan secara kimia.
Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan sumsum saraf, disebabkan oleh
kekurangan vitaminserta zat-zat lainakibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisidan faktor lain yang telah ditemukanoleh beberapa penulis
sebagai berikut:
1. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigrafida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
3
menimbulkan dugaan bahwa fakor hormon memegang peranan, karena pada kedua
keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
2. Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil
serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor
organik.
3. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai
salah satu faktor organik.
4. faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup.
5. zat Fe: efek samping Fe bisa menyebabkan mual atau muntah.(Wikinjosastro Hanifah,
2002)
C. PATOFISIOLOGI
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogrn, yang terjadi pada
trimester pertama.hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal mungkin berasaldari
sistm saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pad hamil muda,
bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit
dengan alkalosis hipokloremik.wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung
spastik dengan gejala tak suka maka dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang
lebih berat.
Hiepremesis gravidarum ini dapat mengakibatkan dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.Karena oksidasi
lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam
hidrosi butirik dan aseton dalam darah.Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan
cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi,sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang.Natrium dan khorida darah turun, demikian pula khorida air kemih.Selain itu
4
dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.Hal
ini menyebabkan jumah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan
tertimbunnya zat metabolic yang toksik.Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih
banyak,dapat merusak hati dan terjadinya lingkaran setan yang sulit dipatahkan.Disamping
dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput
lender esophagus dan lambung(sindrom Mallory-Weiss)dengan akibat perdarahan GI.Pada
umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri.Jarang sampai diperlukan
transfuse atau tindakan operatif.
D. MANIFESTASI KLINIS
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis
gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini
dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya
gejala dapat dibagi dalam 3 tingkat:
Tingkatan I :
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
Ibu merasa lemah,
Nafsu makan tidak ada,
Berat badan menurun dan
Merasa nyeri pada epigastrium
Nadi meningkat sekitar 100 permenit,
Tekanan darah sistolik menurun,
Turgor kulit mengurang,
Lidah mengering
Mata cekung.
Tingkatan II :
Penderita tampak lebih lemah dan apatis,
Turgor kulit lebih mengurang,
Lidah mengering dan tampak kotor,
5
Nadi kecil dan cepat,
Suhu kadang-kadang naik
Mata sedikit ikterus.
Berat badan turun
Mata menjadi cekung,
Tensi turun,
Hemokonsentrasi,
Oliguria
Konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan karena
mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
Tingkatan III :
Keadaan umum lebih parah , muntah berhenti,
Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma,
Nadi kecil dan cepat;
Suhu meningkat
Tensi menurun.
Komplikasi terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati. Wernicke,
dengan gejala: nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan
adanya payah hati.(Wikinjosastro Hanifah, 2002)
6
Asupan dan pengeluaran cairan harian (dalam ml/hari)
Normal
Asupan
Cairan dari makanan 2100
Dari metabolisme 200
Asupan total 2300
Keluaran
Insensible kulit 350
Insensible paru 350
Keringat 100
Feses 100
Urin 1400
Total pengeluaran 2300
Kehilangan cairan lewat keringat.
Jumlah cairan yang hilang melalui keringat sangat bervariasi, bergantung pada aktivitas
fisik dan suhu lingkungan. Volume keringat normal hanya sekitar 100 ml/hari, tapi pada
keadaan cuaca panas ataupun latihan berat, kehilangan cairan kadang-kadang meningkat
sampai 1-2 L/jam. Hal ini akan dengan cepat mengurangi volume cairan tubuh jika asupan
tidak ditingkatkan.
Kehilangan cairan lewat feses.
Hanya sejumlah kecil cairan yang dikeluarkan melalui feses (100 ml/hari). Jumlah ini
dapat meningkat sampai beberapa liter sehari pada penderita diare.
Kehilangan cairan lewat ginjal.
Kehilangan cairan tubuh lainnya adalah dalam urin yang diekskresikan lewat ginjal. Ada
mekanisme multiple yang mengendalikan kecepatan ekskresi urin. Cara paling penting yang
dilakukan oleh tubuh dalam mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran cairan
seperti juga keseimbangan antara asupan dan keluaran hamper semua elektrolit dalam tubuh
ialah dengan mengendalikan kecepatan ginjal dalam mengekskresikan zat-zat ini.
7
F. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukesi tentang kehamilan kepada ibu-
ibu dengan maksud menghilangkan factor psikis, rasa takut juga tentang diet ibu hamil,
makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit namun sering, jangan
tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi,karena akan terasa goyang, mual/ muntah. Defekasi
hendaknya diusahakan teratur.
2. Terapi obat menggunakan sedative (luminal, stesolid); vitamin (B1 dan B2) anti muntah
(mediamer B6, drammamin, avomin, torecan), antasida dan anti mulas.
Farmakologi:
Factor pemberian:
B1: mempertahankan kesehatan syaraf, jantung, otot dan jaringan GI, meningkatkan
pertumbukan dan perbaikan sel.
B6: membantu dalam sintesa lemak, dalam pembentukan sel darah merah.
B12: mengatur sintesa SDM dan mengatur perkembangan sel-sel saraf fetus.
3. hiperemesis gravidarum tingkat I dan III haris rawat inap di RS.
Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di RS saja telah banyak
mengurangi mual muntahnya.
Isolasi: jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang
boleh masuk, kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi
mual muntah.
Terapi psikologik: berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal tang wajar,
normal dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir, cari dan coba hilangkan
faktor psikologis seperti keadaan sosial ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.
Penambahan cairan.Berikan infuse dekstrosa atau glukosa 5% sebanyak 2-3 liter
dalam 24 jam.
Berikan obat-obatan seperti telah dikemukakan diatas
Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan
umum penderita, dapat dipertimbangkan suatu aboertus buatan.
8
G. KOMPLIKASI
Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai esenfalopati warnickle
dan gejala nistagmus diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan
adanya payah hati.
PATHWAY
9
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Faktor Predisposisi
-Kehamilan ganda Pemberian Fe Vili khorialis Faktor psikologis stress
-Molahidatidosa
Estrogen meningkat
Peningkatan mengeluaran H.epineprin,norepineprin dan kortiso
Perubahan metabolic meningkat
Estrogen merangsang SSP dan pengosongan lambung berkurang
As.lambung meningkat
Asam lambung meningkat
Hemokonsentrasi menurun Turgor kulit menurun Kapiler glomerulus
Penurunan kontruktililitis jantung
COP menurun
Dehidrasi
Janin Ibu
Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan
NaCl ↑
Kekurangan O2 Metabolic anaerob
Gangguan perubahan
Nyeri nutrisi kurang dari
Gangguan keseimbangan cairan dan kebutuhan tubuh dari kebutuhan tubu
elektrolit kurang
ÿÿÿÿ1 Dehidrasi
Serebal
Penurunan
vaskulerisasi
keserebal
Penurunan
transportasi
CO2
Hipoksia
Gangguan
perfusi jaringan
11
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual dan muntah
3. penurunan COP berhubungan dengan penurunan kontriktilitas jantung.
4. gangguan perpusi jaringan berhubungan dengan penurunan perfusi jaringan.
5. gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya edema pada paru.
6. hipotermi berhubungan adanya dehidrasi.
7. gangguan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah
yang berlebih.
12
Mata cekumg. of= 8-20 mg/ 100 berkarbonat, makan 6 kali penyebab lain untuk
Turgor kulit: ml) sehari dengan jumlah yang mengatasi masalah
tidak elastis. TTV: sedikit dan makanan tinggi dalam
Mukosa mulut o TD: N (120/ 180 KH (mis: pop corn, roti mengidentifikasikan
kering. mmHg) kering sebelum bangun intervensi.
BUN meningkat o RR: 16-20 x/ mnt 3. Tentukan adanya/ frekuensi 3. Membantu dalam
13
muntah missal makanan selera makan.
diberikan waktu hangat,
suasana yang
menyenangkan.
6. Ajarkan pada ibu waktu 6. –
bangun tidur pagi hari:
Jangan langsung pergi
dari tempat tidur.
Minum air putih.
7. Libatkan keluarga: 7. Menurunkan rasa
Menghadirkan suami cemas.
dan keluarga terdekat
klien ketika klien
dirawat
Keluarga/suami
berusaha meyakinkan
klien bahwa klien tidak
perlu cemas menghadapi
kehamilannya.
Kolaborasi:
8. Pantau pemeriksaan 8. Indikator
hasil dalam
14
(hiperemesis
gravidarum)
mengakibatkan
bilirubin dan
mengetahui
frekuensi muntah,
memudahkan kita
melakukan tindakan
tang lebih lanjut.
10. Lakukan tes urine. 10. Meningkatkan pada
dehidrasi
hipovolemik
menurunkan fungsi
ginjal, meningkatkan
BUN. Membantu
menghentikan atau
mencegah
kemungkinan
hipokalemi yang
berat
2. Penurunan COP Tujuan: curah jantung 1. Pantau tanda vital, contoh 1. Untuk mengetahui
berhubungan dengan kembali normal. frekuensi jantung, TD kandungan urin
penurunan Kriteria hasil: apakah dalam batas
kontrktilitas jantung Berpartisipasi pada normal atau tidak.
Data obyektif: perilaku/aktivitas Takikardi dapat
Dispnea yang menurunkan terjadi karena nyeri,
Nadi perifer kerja jantung. cemas, hipoksia,dan
15
Data subjektif x/menit jantung.
Gelisah T º: 36-37,5 ºC 2. Catat warna kulit dan adanya 2. Sirkulasi perifer
Kelemahan Kulit hangtat kualitas nadi menurun bila curah
16
normal 2/3 ml/ jam. system saraf simpatis
untuk menekan
respon untuk
mengganikan
kerusakan pada
hipovolumit.jika
terjadi hipotensi
menunjukkan curah
jantung yang
menurun.
3. Kaji perubahan pada sensori, 3. Perubahan
NN ex kesuraman mental, menunjukan
agitasi, supor, koma, penyimpangan
delirium. perfusi serebral
hipoksenia atau
asidosis.
4. Kaji kulit terhadap 4. Mekanisme
perubahan warna, suhu, kompensasi dari
kelembaban. vasodilatasi
mengakibatkan kulit
hangat, merah muda,
kering adalah
karakteristik dari
hiperperfusi.
5. Catat haluaran urin setiap 5. Penurunan haluaran
jam dan setiap menit. urin dengan
peningkatan berat
jenis akan
mengindikasikan
penurunan perfusi
ginjal.
17
Kolaborasi:
1. Berikan obat-obatan sesuai 1. Meskipun
petunjuk: kortisteroid controversial, steroid
mungkin diberikan
untuk kepentingan
potensial terhadap
penurunan
permeabilitas kapiler,
peningkatan perfusi
ginjal dan
pencegahan
pembentukan
mikroemboli.
2. Pantau pemeriksaan 2. Perkembangfan
laboratorium misalnya: asidosis respiratorik/
GDA, kadar laktat. metabolic
merefleksikan
kehilangan
mekanisme
kompensasai,
misalnya penurunan
perfusi ginjal/
ekskresi hydrogen
dan akumulasi asam
laktat.
18
paru. Menunjukkan pola pernafasan, termasuk peningkatan kerja
Data obyektif: nafas efektif dengan penggunaan otot bantu/ nafas.kedalaman
Takipnea frekuensi dan pelebaran nasal. nafas bervariasi
Dispnea kedalaman dalam tergantung derajat
(pernafasan rentang normal dan gagal nafas ekspansi
tersengal-sengal) pural jelas bersih. dada terbatas yang
Penurunan bunyi Bunyi nafas: berhubungan
nafas krekels. vasikuler. atelektuasi dan nyeri
19
batuk. dimana gangguan
ventilasi dan
ditambah ketidak
nyamanan upaya
bernafas.
Kolaborasi:
6. Berikan O2 tambahan 6. Memaksimalkan
bernafas dan
menurunkan kerja
nafas.
7. Berikan humidifikasi 7. Memberikan
tambahan mis: nebuliser kelembaban pada
ultra sonic. membrane mukosa
dan membantu
mengencerkan sekret
untuk memudahkan
pembrtsihan.
8. Bantu fisioterapi dada (mis: 8. Memudahkan upaya
drainase portural dan perkusi pernafasan dalam dan
area yang tak sakit/ tiupan meningkatkan
botol). drainase sekret dari
segmen paru kedalam
bronkus, dimana
dapat lebih
mempercepat
pembuangandengan
batuk/ penghisap.
5. Ganguan integritas Tujuan: 1. mandikan dengan air hangat 1. mempertahankan
kulit berhubungan Integritas kulit kembali dan sabun ringan kebersihan tanpa
dengan penurunan normal mengiritasi kulit
turgor kulit. Kriteria hasil:
20
Data Objektif: Turgor kulit
Turgor kulit meningkat
menurun Membran mukosa 2. dorong pasien mengubah 2. meningkatkan
Membran lembab posisi dengan sering sirkulasi dan
mukosa menurun mencegah tekanan
Data Subjektif: pada kulit atau
Mengeluh kulit jaringan yang tidak
kering perlu
3. anjurkan klien untuk 3. dapat meningkatkan
menghindari kering kulit iritasi
apapun, kecuali dengan ijin
dokter
4. anjurkan menggunakan 4. mencegah iritasi dan
pakaian lembut dan longgar terjadinya cidera
dermal.
6. Ganguan perubahan Tujuan: 1. Anjurkan pilihan tinggi 1. Protein membentuk
nutrisi kurang dari Berat badan kembali protein zat besi dan MTC peningkatan
kebutuhan normal. bila masukan oral dibatasi. pemulihan dan
berhubungan dengan regenerasi jaringan
mual muntah yang Kiteria hasil: baru. Zat besi perlu
berlebihan. Berat badan untuk sintesis Hb.
Data obyektif: kembali normal/ Vitamin C
Berat badan ideal: penambahan memudahkan untuk
menurun. berat badan tidak absorbsi zat besi dan
Turgor kulit boleh lebih dari 12 perlu untuk sintesis
jelek. kg selama dinding sel.
Bising usus kehamilan.
menurun. Pasien tidak 2. Tingkatkan masukan 2. Memberikan kalori
Membrane mengalami sedikitnya 2000 ml/hari jus, dan nutrisi lain untuk
mukosa anoreksia kembali sup dan cairan nutrisi lain. memenuhi kebutuhan
21
Data subjektif: Bising usus: menggantikan
Lelah. normal. kebutuhan metabolic
Letih. Membrane mukosa serta menggantikan
22
perifnitis.
Mengeluh lemas Klien tidak merasa 3. Identifikasi faktor stres yang 3. Mungkin mempunyai
cepat lelah dapat memperberat efek akumulatif
Mengeluh cepat
(sepanjang faktor
lelah
psikologis) yang
dapat diturunkan bila
ada masalah
4. Berikan bantuan dalam 4. Mengubah energi,
aktivitas sehari-hari memungkinkan
berlanjutnya aktivitas
yang dibutuhkan.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan
sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu hamil pun akan menjadi buruk. Hiperemesis
Gravidarum adalah muntah yang terjadi pada kehamilan usia muda pada umur kehamilan
trimester satu sampai dengan memasukki trimester ke dua, begitu hebat dimana segala apa
yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum ibu yang
sedang hamil dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton
dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendistisis, Pielitis dan sebagainya namun
karena adanya ketidak normalan ibu dalam menjalani kehamilan ini. Oleh karena itu pada ibu
hamil yang sedang mengalami mual muntah pada kehamilannya jangan dianggap biasa,
karena mual muntah yang berlebihan pada saat ibu hamil akan mengakibatkan ibu menjadi
lemah dan perkembangan janin terganggu.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku saku diagnosa keperawatan. Jakarta ; EGC
Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal atau Bayi. Jakarta ; EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta ; EGC
24
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta ; Arcan
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
25