Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MATERNITAS

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3:

ANING SEPTIANA (201802006)

SITI NURHALIZAH (201802040 )

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami, kelompok 3 selaku penyusun telah menyelesaikan pembuatan makalah yang
berjudul “HYPEREMESIS GRAVIDAUM”. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dari
mata kuliah Maternitas II. Dan kami susun bertujuan untuk memberikan pembahasan tentang
hyperemesis gravidarum.

Mungkin dalam penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangan yang
tidak kami sadari. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas segala kekurangan yang ada
dalam makalah ini, dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai
pembelajaran selanjutnya.
Akhir kata, penulis mengucapakan terima kasih kepada semua pihak. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................

Daftar isi..........................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah........................................................................................

1.2    Rumusan Masalah..................................................................................................

BAB II                    

PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Geostrategi...........................................................................................

2.2    Fungsi Geostrategi.................................................................................................

2.3    Sifat-sifat Geostrategi............................................................................................

2.4    Konsep Dasar Geostrategi......................................................................................

2.5 Implementasi Ketahanan Nasional.........................................................................

BAB III

PENUTUP

3.1    Kesimpulan............................................................................................................

3.2    Saran......................................................................................................................

Daftar Pustaka.................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kehamilan adalah suatu fenomena fisiologis yang dimulai dengan
pembuahan dan di akhiri dengan proses persalinan ( masjoer 2001). Selama
masa kehamilan, ibu dan janin unit fungsi yang tidak terpisahkan. Penggunaan
obat sering kali dapat menyebabkan efek yang tidak di kehendaki pada janjin
selama masa kehamilan (anonim, 2006). Selama kehamilan normal, saluran
cerna dan organ-organ penunjangnya mengalami perubahan, baik secara
anatomis maupun fungsional, yang dapat mengubah secara bermakna kriteria
untuk diagnosis untuk terapi untuk beberapa penyakit yang sering mengenai
saluran cerna (cunningham,2006).
Perasaan mual akibat dari meningkatnya kadar esterogen, oleh karena
keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologis hormon
esterogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem syaraf pusat atau
berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan
wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung
berbulan-bulan. Hyperemesis gavidarum yang merupakan komplikasi mual
dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan tidak imbangnya elektriit dengan alkolosis hipokloremik
(soejoenes, 2005).
Hyperemesis Gravidarum merupakan mual dan muntah yang
berlebihan disaat kehamilan, yang menyebabkan dehidrasi, defisiensi nutrisi,
penurunan berat badan dan mengganggu pekerjaan sehari-hari. Hyperemesis
diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan
(Farrer, 1999). Hyperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita
mengalami mual dan muntah / tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali
dalam 24 jam atau setiap saat,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan
sehari-hari (Arief.B, 2009). Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak
dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang
berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan
penurunan berat badan (Ben-Zion, MD).
Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang baik agar pertumbuhan dan
perkembangan bayi secara sempurna, namun bila ibu hamil mengalami
hyperemesis gravidarum, nutrisi ibu berkurang sehingga mengancam
pertumbuhan dan perkembangan calon bayi. Masalah ini perlu diatasi dan
ditanggulangi, dalam menangani ibu hamil yang mengalami hal ini harus
sesuai dengan keadaan ibu.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1) Apakah pengertian dari hyperemesis gravidarum ?
2) Prevalensi dan insidensi
3) Etiologi hyperemesis gravidarum
4) Tanda gejala hyperemesis gravidarum
5) Patophysioligy hyperemesis gravidarum
6) Pemeriksaan penunjang
7) Penatalaksanaan
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari hyperemesis gravidarum
2) Untuk mengetahui Prevalensi dan insidensa
3) Untuk mengetahui Etiologi hyperemesis gravidarum
4) Untuk mengetahui tanda gejala hyperemesis gravidaum
5) Untuk mengetahui phatohysiologi hyperemesis gravidaum
6) Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang
7) Untuk mengetahui penatalaksanaan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI
Hyperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sapai umur kehamilan
20 minggu, muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum di
muntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari,
berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bukan karena
penyakit seperti appendisitis, pielititis, dan sebagainya.
2.2
2.3 ETIOLOGI
Etiologi merupakan studi yang mempelajari tentang sebab dan asal muasal.
Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani αἰτιολογία, aitiologia, yang artinya
"menyebabkan". Di bidang kedokteran, istilah ini mengacu pada penyebab dari
suatu penyakit atau gangguan kesehatan. Etiologi kadang-kadang merupakan
suatu bagian dari serangkaian sebab-akibat. Pada tubuh wanita yang hamil terjadi
perubahan – perubahan yang cukup besar yang mungkin merusak keseimbangan
di dalam tubuh, terutama perubahan endokrin misalnya hipofungsi cortex gland
suprarenalis,
perubahan metabolik dan kurangnya pergerakan lambung. Tetapi bagaimana
reaksi seorang wanita terhadap kejadian-kejadian tersebut di atas, tergantung pada
kekuatan jiwanya dan bagaimana penerimaan ibu itu terhadap kehamilannya. Pada
hyperemesis yang berat dapat diketemukan Necrose di bagian sentral lobulus hati
atau degenerasi lemak pada hati. Kelainan ini rupa-rupanya disebabkan oleh
kelaparan bukan karena adanya toksin-toksin. Mungkin juga terdapat kelainan
degenerative pada ginjal. Kadang-kadang ada polyneuritis akibat kekurangan
vitamin B karena muntah. Secara pendek etiologi belum jelas, tetapi faktor psikis
sangat mempengaruhi penyakit ini. ( Sastrawirsata Sulaeman, 1984 )
2.4 TANDA GEJALA
Batas mual muntah berapa banyak yang disebut hyperemesis gravidarum tidak
ada kesepakatan. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah akan tetapi
apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hyperemesis.
Tanda dan gejala hyperemesis gravidarum pada umumnya yaitu :
a. Muntah yang berat.
b. Haus.
c. Dehidrasi.
d. Berat badan turun.
e. Keadaan umum mundur.
f. Kenaikan suhu.
g. Icterus.
h. Gangguan cerebral (kesadaran menurun delirium).
i. Laboratorium : protein, aseton, urobilinogen, dalam urine bertambah,
silinder +
Hyperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi
ke dalam 3 tingkatan, yaitu :
Tingkat 1 : Ringan
Mual muntah terus menerus mempengaruhi keadaan umum penderita,
ibu merasa lemah, tidak nafsu makan, berat badan turun dan rasa nyeri pada
epigastrium, nadi sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik menurun,
turgor kulit mengurang, lidah kering, mata cekung.
Tingkat 2 : Sedang
Penderita lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah
kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik, dan mata
sedikit ikterik, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi,
oliguri dan konstipasi. Dapat pula terjadi acetonuria dan nafas bau aceton.
Tingkat 3 : Berat
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari
somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat kesadaran, suhu badan
meningkat, tensi menurun, icterus, komplikasi fatal terjadi pada susunan
syaraf pusat (ensefalopati wernicks) dengan gejala : nistagmus, diplopia,
perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan,
termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah
hati. (Sarwono P, 2007).
2.5 Physiology/ WOC
Patofisiologi adalah reaksi fungsi tubuh terhadap suatu penyakit yang masuk
ke dalam tubuh. Patofisiologi juga bisa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
gangguan fungsi pada organisme yang sakit meliputi asal penyakit, permulaan
perjalanan dan akibat. Hyperemesis gravidarum merupakan komplikasi mual
muntah akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus-menerus dapat
menyebabkan dehidrasi, hiponatremi, hipokloremia, penurunan klorida urin,
selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan
dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan
lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna. (Mansjoer, arif, dkk. 2008).
Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan
tertimbunnya asam aseton asetic, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah
Kekurangan cairan dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan
dehidrasi sehingga cairan ekstrseluler dan plasma berkurang. Dehidrasi
menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal
ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula
dan tertimbunyya zat metabolic yang toksik. Terganggunya keseimbangan
elektrolit seperti hipokalimia (kekurangan kalimun) akibat muntah dan ekskresi
lewat ginjal yang berlebihan selanjutnya dapat menambah frekuensi muntah dan
merusak hepar, selaput lendir esophagus dan lambung dapat robek (Sindrom
Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya
robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai
diperlukan transfuse atau tindakan operatif. (Sarwono P, 2007)
2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Obat-obatan
Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang
dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan
seperti dramamin, ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan antimetik
seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpasmin..
b) Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran udara baik. Cacat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter
dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita. Sampai muntah
berhenti dan penderita mau makan, tidak diberikan makan/ minum selama
24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang
atau hilang tanpa pengobatan.
c) Terapin Psikologi
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat
menjadi latar belakang penyakit ini.
d) Cairan Parenteral
Berikan cairan parenta l yang cuku p elek trolit, karbohidrat dan
protein dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3
liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya
vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat
diberikan pula asam amino secara intravena.
e) Penghentian Kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik,
manifestasi komplikasi or ganis adalah delirium, kebu tuha n takikardi,
ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan
pertimbangan gugur kandung diantaranya.
1) Gangguann Kejiwaan
Delirium
Apatis,somnolen sampai koma
Terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle
2) Gangguann Penglihatan
Pendarahan retina
Kemunduran penglihatan
3) Gangguan Faal
Hati dalam bentuk ikterus
Ginjal dalam bentuk anuria
Jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat
Tekanan darah menurun
2.7 PENATALAKSANAAN
Pertama, bila ada keluhan hyperemesis gravidarum disingkirkan adanya
gangguan sistematik lainnya, seperti ulkus peptikum, hepatitis, pielonefritis dan
tumor otak yang dapat menimbulkan gejala muntah. Langkah yang paling baik
adalah pencegahan, sehingga emesis gravidarum yang dijumpai pada wanita hamil
tidak berkembang menjadi hyperemesis gravidarum. Peran bidan dan perawat
adalah memberi penyuluhan kepada calon ibu dalam menghadapi gangguan mual
dan muntah pada awal kehamilannya. Para calon ibu perlu diyakinkan bahwa
kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis dan gangguan mual
muntah ini akan menghilang setelah kehamilan 4 bulan (16 minggu). Ibu
dianjurkan untuk makan lebih sering dengan porsi kecil dan menghindari makanan
berlemak, terlalu manis dan yang berbau serta berbumbu merangsang makanan
yang mengandung karbohidrat (biskuit kering, roti bakar) lebih baik dari pada
gula-gula dan coklat sebagai sumber energi. Untuk mengurangi keluhan mual
muntah, wanita hamil tersebut dianjurkan untuk makan biskuit atau roti kering /
bakar dengan teh hangat sebelum turun dari tempat tidur dan melaksanakan
aktivitas.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan pendekatan yang istematis untuk mengumpulkan data,
pengelompokan, dan menganalisis, sehingga didapatkan masalah dan kebutuhan
untuk perawatan ibu. Tujuan utama pengkajian adalah untuk memberikan gambarana
secara terus menerus mengenai keadaan kesehatan ibu yang memungkinkan
perawatan melakukan asuhan keperawatan.
Langkah pertama dalam pengkajian ibu hiperemesis gravidarum adalah
mengumpulkan data. Data-data yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut:
a) Data Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan
oleh ibu sesuai dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum,
yaitu : mual dan muntah yang terus menerus, merasa lemah dan
kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta konstipasi
dan demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan berat badan yang
menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit.
Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung, dan ikterus.
2. Riwayat kesehatan dahulu
 kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis
gravidarum sebelumnya.
  kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang
berhubungan dengan saluran pencernaan yang
menyebabkan mual muntah.
 Riwayat kesehatan keluarga.
 Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada
keluarga.
b) Data Fisik biologis
Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum
adalah mamae yang membengkak, hiperpigmentasi pada areola mamae,
terdapat kloasma garvidarum, mukosa membran dan bibir kering, turgor
kulit buruk, mata cekung dan sedikit ikterik, ibu tampak pucat dan lemah,
takikardi, hipotensi, serta pusing dan kehilangan kesadaran.
c) Riwayat Menstruasi
 Kemungkinan menarkhe usia 12-14 tahun.
 Siklus 28-30 hari.
 Lamanya 5-7 hari.
 Banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari.
 Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala,
dan muntah.
d) Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawian usia muda.
e) Riwayat kehamilan dan persalinan.
 Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu
makan.
 Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan
berat badan, tekanan darah, dan tingkat kesadaran.
f) Data psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan
jiwa ibu sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa
ibu yang labil, mudah marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan,
mudah menangis, sedih, serta kekecewaan dapat memperberat mual
muntah. Pola pertahanan diri (koping) yang digunakan ibu bergantung
pada pengalamannya terhadap kehamilan serta dukungan dari keluarga dan
perawat.
g) Data sosial ekonomi
Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi,
namun pada umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah kebawah.
Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki.
h) Data penunjang
Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan
darah dan urine. Pemeriksaan darah yaitu nilai hemaglobin dan hematokrit
yang meningkat menunjukan hemokonsentrasi yang berkaitan dengan
dehidrasi. Pemeriksaan urinalis yaitu urine yang sedikit dan konsentrasi
yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya aseton di dalam urine.
2) Diagnosa Keperawatan
Dari pengkajian yang telah diuraikan, maka ada beberapa kemugkinan
diagnosis keperawatan yang dapat ditegakan.
a. Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah
yang dan pemasukan yang tidak adekuat.
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan mual dan muntah terus menerus.
c. Nyeri pada epigastrum yang berhubungan dengan muntah yang
berulang.
d. Risiko intoleransi aktifitas fisik yang berhubungan dengan kelemahan
dan kurangnya intake nutrisi.
e. Risiko perubahan nutrisi fetal yang berhubungan dengan berkurangnya
peredaran darah dan makanana ke fetal (janin)

3) Intervensi Keperawatan
1. Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah berlebihan
dan pemasukan yang tidak adekuat.
Tujuan: Kebutuhan cairan&elektrolit terpenuhi.
Mandiri
a) Istirahatkan ditempat yang nyaman.
Rasional : Istirahat akan menurunkan kebutuhan energi kerja yang
membuat   metabolisme tidak meningkat, sehingga tidak merangsang
terjadinya mual dan muntah
b) Pantau tanda2 vital & dehidrasi.
Rasional:Dengan mengobservasi tanda-tanda kekurangan cairan dapat
diketahui sejauhmana keadaan umum dan kekurangan cairan pada ibu. TD
turun, suhu meningkat, & nadi meningkat merupakan tanda2dehidrsi &
hipokalemia.
c) Pantau tetes cairan infus.
Rasional:Jumlah tetesan infus yang tidak tepat dapat menyebabkan
terjadinya  kelebihan dan kekurangan cairan di dalam sistem sirkulasi.
d) Catat intake dan output
Rasional  : Dengan mengetahui intake dan output cairan diketahui
keseimbangan   cairan di dalam tubuh.
e) Setelah 24 jam anjurkan untuk minum tiap jam.
Rasional : Minum yang sering dapat menambah pemasukan cairan melalui
oral.
f) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus.
Rasional  : Pemberian cairan infus dapat mengganti jumlah cairan
elektrolit yang hilang dengan cepat, sehingga bisa m encegah keadaan
yang lebih buruk pada ibu.
2. Perubahan nutrisi kurang kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan muntah yang
terus-menerus.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Mandiri
a) Kaji kebutuhan nutrisi ibu
Rasional: Dengan mengetahui kebutuhan nutrisi ibu dapat dinilai sejauh
mana kekurang nutrisi pada ibu dan menetukan langkah selanjutnya.
b) Observasi tanda2kekurangan nutrisi.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana kekurangnn nutrisi akibat
muntah yang berlebihan.
c) Setelah 24 jam pertama beri makanan dalam porsi kecil tapi sering.
Rasional   : Makanan dalam proses kecil dapat memenuhi pemenuhan
lambung dan mengurangi kerja peristaltik usu serta memudahkan proses
penyerapan.
d) Berikan makanan dalam keadaan hangat dan berfariasi.
Rasional  : Makanan yang hangat diharapkan dapat mengurangi rasa mual
dan makanan yang berfariasi untuk menambah nafsu makan ibu sehingga
diharapkan kebutuhan nutrisinya bisa terpenuhi.
e) Berikan makanan yang tidak berlemak dan berminyak.
Rasional : Makanan yang tidak berlemak dan berminyak mengurangi
rangsangan saluran pencernaan, sehingga diharapkan mual dan muntah
berkurang.
f) Anjurkan klien untuk memakan makanan yang kering dan tidak
merangsang pencernaan (roti kering dan biskuit).
Rasional : Makanan kering tidak merangsang pencernaan & mengurangi
perasaan mual.
g) Berikan ibu motivasi agar mau memberikan makanan.
Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan berusaha menghabiskan
makanannya.
h) Timbang BB ibu.
Rasional : Dengan menimbang BB bisa diketahui keseimbangan BB sesuai
usia kehamilan dan pengaruh nutrisi.

3. Nyeri pada epigastrium yang berhubungan dengan muntah berulang


Tujuan   : Rasa nyaman terpenuh
Mandiri
a) Kaji tingkat nyeri.
Rasional : Dengan mengkaji dapat diketahui tingkat nyeri pada ibu dan
menentukan tindakan selanjutnya.
b) Atur posisi ibu dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan.
Rasional : Dengan posisi kepala lebih tinggi dapat mengurangi tekanan
pada gastrointestinal, sehingga dapat mencegah muntah yang berulang.
c) Perhatikan kebersihan mulut ibu sesudah & sebelum makan.
Rasional : Kebersihan mulut yang baik & terpelihara bisa menimbulkan
rasa nyaman juga diharapkan dapat mengurangi mual & muntah.
d) Alihkan perhatian ibu pada hal yang menyenangkan.
Rasional : Dengan mengalihkan perhatian diharapkan ibu bisa melupakan
rasa nyeri akibat muntah ynag berulang.
e) Anjurkan ibu untuk istirahat dan batasi pengunjung.
Rasional : Dengan istirahat yang cukup & membatasi pengunjung, dapat
menambah ketenangan pada ibu.      
f) Kolaborasi dalam pemberian anti metik dan sedatif dengan dokter.
Obat anti emetik mengurangi muntah sedatif membuat ibu tenang,
sehingga dapat mengurangi nyeri yang dirasakan oleh ibu.

4. Implementasi Keperawatan
situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tindakan
keperawatan harus mendetail. Agar semua tenaga keperwatan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat langsung memberikan
pelayanan kepada ibu dan atau dapat juga didelegasikan Setelah intervensi
keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam kepada
orang lain yang dipercayai dibawah pengawasan yang masih seprofesi dengan
perawat.

5. Evaluasi Keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan
tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi dari proses keperawatan adalah menilai
hasil yang diharapkan terhadap perubahan perilaku ibu dan untuk megetahui
sejauh mana masalah ibu dapat teratasi. Disamping itu, perawat juga melakukan
umpan balik. Atau pengkajian ulang jika yang ditetapkan belum tercapai dan
proses keperawatan segera dimodifikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai