Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS 2


PENYAKIT HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Dosen Pembimbing :
Luthfiah Nur Aini,S.Kep., Ns, M.,Kep

Kelompok 7 :
1. Alvina Septia Ratri Kusuma (0119002)
2. Puji Sudarsono Tuk Wijaya (0119040)

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala
limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada proklamator sedunia,
pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni
Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
KEPERAWATAN MATERNITAS 2, kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul “
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Penyakit hiperemesis gravidarum”.
Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum
sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran dari pihak
dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi makalah ini.

Mojokerto, 22 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................4
1.2 Tujuan penulisan.............................................................................................................4
1.3 Manfaat penulisan...........................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI...................................................................................................................5
2.1 Konsep Hiperemesis Gravidarum................................................................................5
2.1.1 Definisi.................................................................................................................5
2.1.2 Etiologi.................................................................................................................5
2.1.3 Patologi................................................................................................................6
2.1.4 Patofisiologi.........................................................................................................6
2.1.5 Tanda dan gejala...................................................................................................7
2.1.6 pathway................................................................................................................8
2.1.7 Pemeriksaan.........................................................................................................9
2.1.8 Penanganan........................................................................................................10
2.2 Asuhan keperawatan Hiperemesis Gravidarum........................................................12
2.2.2 Diagnosa Keperawatan.......................................................................................13
2.2.3 Intervensi............................................................................................................14
2.2.4 Evaluasi..............................................................................................................16
BAB III.....................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan................................................................................................................18
3.2 Saran..........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hiperemesis gravidarum merupakan ibu hamil yang mengalami mual muntah yang
berlebih, dapat menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari sehingga membahayakan
kesehatan bagi janin dan ibu, bahkan dapat menyebabkan kematian. Selain itu, mual
muntah juga berdampak negatif bagi ibu hamil, seperti aktivitas sehari-hari menjadi
terganggu. Biasanya mual muntah sering terjadi saat pagi hari, bahkan dapat timbul
kapan saja maupun terjadi kadang dimalam hari. Gejala tersebut 40-60% biasa terjadi
pada multigravida (Rocmawati, 2011).
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah suatu yang wajar pada ibu
hamil trimester 1. Kondisi ini akan berubah jika mual muntah terjadi >10 kali dalam
sehari, sehingga dapat mengganggu keseimbangan gizi, cairan elektrolit, dan dapat
memengaruhi keadaan umum serta menganggu kehidupan sehari-hari (Morgan, 2009).

1.2 Tujuan penulisan


Tujuan umum :
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang hiperemesis gravidarum yaitu mual
dan mutntah yang berlebihan sehingga menggu aktifitas sehari – hari.
Tujuan kusus :
1. Untuk mengetahui pengertia hiperemesis gravidarum
2. Untuk mengetahui etiologi, patofisiologis, penvegahan, klasifikasi hiperemesis
gravidarum
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan serta diagnosa keperawatan hiperemesis
gravidarum

1.3 Manfaat penulisan


Diharapkan mahasiswa dan mahasiswi STIKES Dian Husada Mojokerto untuk
mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan
pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Hiperemesis Gravidarum

2.1.1 Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita
hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi
buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap
saat bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah
hari pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah
nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga
menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD,
Hal:232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama
kehamilan (Hellen Farrer, 1999).

2.1.2 Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi
kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang
dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998)
1. Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan
kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
2. Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun
dari pihak ibu terhadap perubahan – perubahan ini serta adanya alergi yaitu
merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
3. Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah
tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang

5
dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
4. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.

2.1.3 Patologi
Pada otopsi wanita meninggal karena Hiperemesis gravidarum diperoleh
keterangan bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai
berikut :
1. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak
sentrilobuler tanpa nekrosis
2. Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala
dijumpai perdarahan sub-endokardial
3. Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti pada
ensepalopati wirnicke
4. Ginjal : ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada
tubuli kontorti

2.1.4 Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa
terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida
darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan
oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik.
Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi
dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir
esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan
gastrointestinal.

6
2.1.5 Tanda dan gejala
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis gravidarum
tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah.
Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis
gravidarum. Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
 Tingkatan I (ringan)
a. Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
b. Ibu merasa lemah
c. Nafsu makan tidak ada
d. Berat badan menurun
e. Merasa nyeri pada epigastrium
f. Nadi meningkat sekitar 100 per menit
g. Tekanan darah menurun
h. Turgor kulit berkurang
i. Lidah mengering
j. Mata cekung
 Tingkatan II (sendang)
a. Penderita tampak lebih lemah dan apatis
b. Turgor kulit mulai jelek
c. Lidah mengering dan tampak kotor
d. Nadi kecil dan cepat
e. Suhu badan naik (dehidrasi)
f. Mata mulai ikterik
g. Berat badan turun dan mata cekung
h. Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
i. Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria
 Tingkatan III (berat)
a. Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
b. Dehidrasi hebat
c. Nadi kecil, cepat dan halus
d. Suhu badan meningkat dan tensi turun
e. Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati
wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
f. Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati

7
2.1.6 pathway

Faktor alergi Faktor predisposisi Peningkatan estrogen

Emesis Penurunan pengossongan


gravidarum lambung

Peningkatan tekanan
Penyesuaian Komplikasi gaster

Hiperemesis gravidarum

Intake nutrisi menurun Kehilangan cairan berlebih

Gangguan nutrisi
kebutuhan tubuh Dehidrasi
Pengeluaran nutrisi
berlebihan

Cairan eksta seluler


dan plasma hemokonsentrasi

Aliran darah ke
Gangguan jaringan menurun
keseimbangan cairan
dan elektrolit
Metabolisme intra Perfusi
sel menurun jaringan otak

Otot lemah Penurunan


kesadaran

Kelemahan
tubuh

Intoleransi
aktifitas

8
2.1.7 Pemeriksaan
Ketika seorang wanita dating dengan keluhan mual dan muntah , riwayat
berikut harus dikaji untuk membantu membedakan antara mual dan muntah akibat
kehamulan atau kondisi patologis ini.
1. Riwayat
a. Frekuensi muntah
b. Hubungan muntah dengan asupan makanan ( jenis dan jumlah )
c. Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah, waktu
pemberian, dan reaksinya)
d. Riwayat pengobatan ( termasuk reaksi obat)
e. Riwayat gangguan makan
f. Riwayat diabetes
g. Pembedahan abdomen sebelumnya.
h. Frekuensi istirahat
i. Kecemasan dalam kehamilan
j. Dukungan keluarga
2. Pemeriksaan fisik
a. Berat badan ( dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya)
b. Suhu badan , denyut nadi, dan pernafasan
c. Turgor kulit
d. Kelembapan membrane mukosa
e. Kondisi lidah ( bengkak, kering, pecah-pecah)
f. Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri tekan.
g. Pengkajian pertumbuhan janin.
3. Laboratorium
a. Pemeriksaan keton dalam urine
b. Urinalis
4. Pengkajian
Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami dehidrasi meliputi
turgor kulit buruk, peningkatan frekuensi nadi dan oernapasan, penurunan
pengeluaran urine.

9
2.1.8 Penanganan

1. Pencegahan
- Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
- Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4
bulan.
- Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil tetapi sering.
- Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan
untuk makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat
- Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak
- Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau terlalu
dingin
- Usahakan defekasi teratur.
2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan
pengobatan
- Tidak memberikan obat yang terotogen
- Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital
- Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6
- Antihistaminika seperti dramamine, avomine
- Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau
khlorpromazine.
3. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
 Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat
dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk.
Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa
pengobatan

10
 Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal
dan fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa
penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya
dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
 Terapi mental
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari.
Bila perlu dapat ditambah dengan kalium dan vitamin khususnya vitamin B
kompleks dn vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula
asam amino esensial secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang
amsuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah
disebutkan diatas.
 Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk.
Delirium, kebutaan, takikardia, ikterik, anuria, dan perdarahan merupakan
manifestasi komplikasi organik.
Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.
Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena
disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu capat dan dipihal lain tidak boleh menunggu
sampai terjadi irreversible pada organ vital.

11
2.2 Asuhan keperawatan Hiperemesis Gravidarum
2.2.1 Pengkajian
1. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat
menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air
liurnya berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan
mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat
memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.
2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan
turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat
membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah tampak merah, kering dan pecah-
pecah. Faring kering dan merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau
seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis.
b. Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada
penyakit yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit
kepala, stupor dan koma dapat terjadi
c. Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit
dihepar dapat ditemukan
d. Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur
gestasi
Kebutuhan Dasar Khusus
a. Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
b. Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang
kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
c. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih
Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.

12
d. Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan
merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata
cekung dan lidah kering.
e. Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
f. Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
g. Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan
abortus terapeutik.
h. Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon
anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem
pendukung yang kurang.
Tes Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan
hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan
dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.
b. Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi
sebagai akibat dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
pasien hyperemesis gravidarum adalah meliputi :
1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual-muntah
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan secara aktif
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

13
2.2.3 Intervensi
No Diagnosa Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Ketidakseimban Dalam waktu 1. Timbang dan catat berat  Untuk
gan nutrisi 3x24jam setelah badan pasien pada jam mendapatkan
kurang dari diberikan yang sama setiap hari pembacaan yang
kebutuhan tubuh tindakan paling akurat
b.d dengan pemenuhan 2. Pantau asupan dan  Karena berat
anoreksia, mual- nutrisi klien haluaran pasien badan dapat
muntah terpenuhi meningkat
Dengan criteria sebagai akibat
hasil : dari retensi cairan
1. Berat badan 3. Kaji dan catat bising usus  Untuk memantau
ideal pasien satu kali setiap peningkatan dan
2. Bising usus ergantian tugas jaga penurunannya
normal 4. Auskultasi dan catat suara  Untuk memantau
Membrane napas pasien setiap 4 jam aspirasi
mukosa lembab
2 Gangguan Dalam waktu 1. Pantau dan catat TTV Takikardia,
keseimbangan 3x24 jam k setiap 2 jam atau sesering dispnea, atau
cairan dan 1. Membrane mungkin sesuai keperluan hipotensi dapat
elektrolit mukosa lembab sampai stabil. Kemudian mengindikasikan
berhubungan 2. CRT kurang pantau dan catat TTV kekurangan
dengan dari 3 detik setiap 4 jam volume cairan
kehilangan 3. TTV normal atau
cairan secara ketidakseimbanga
aktif n elektrolit.
2. Ukur asupan dan haluaran Haluaran urine
setiap 1 sampai 4 jam. yang rendah dan
Catat dan laporkan berat jenis urine
perubahan yang signifikan yang tinggi
termasuk urine, feses, mengindikasikan
muntahan, drainase luka, hipovolemia
drainase nasogastrik,

14
drainase slang dada, dan
haluaran yang lain.
3. Timbang pasien pada waktu  Untuk memberikan
yang sama setiap hari data yang lebih
akurat dan
konsisten. Berat
badan merupakan
indicator yang baik
untuk status cairan.
4. Kaji turgor kulit dan
membrane mukosa mulut  Untuk memeriksa
setiap 8 jam dehidrasi
5. Berikan perawatan mulut
dengan cermat setiap 4  Untuk
jam . menghindari
dehidrasi
membrane
6. Periksa berat jenis urin mukosa
setiap 8 jam  Peningkatan berat
jenis urine dapat
mengindikasikan
dehidrasi

3 Intoleransi Setelah 1. Kaji tingkat berfungsi  Komunikasi


aktivitas dilakukan pasien dengan diantara anggota
berhubungan tindakan menggunakan skala staf dapat
dengan keperawatan mobilitas fungsional. meyakinkan
kelemahan fisik selama 3x24 jam Komunikasikan tingkat ini kontiunitas
terjadi pada staf perawatan dan
peningkatan mempertahankan
toleransi kemandirian
aktivitas dengan 2. Kecuali  Latihan ROM
criteria hasil : dikontraindikasikan, dapat mencegah
1. Melaporkan dan lakukan ROM setiap 2 kontraktur sendi
15
mendemonstras sampai 4 jam. Tingkatkan dan atrofi otot
ikan dari pasif ke aktif, sesuai
peningkatan toleransi pasien.
aktivitas fisik 3. Kaji kehilangan/gangguan  Menunjukkan
yang dapat keseimbangan gaya jalan, perubahan
diukur kelemahan otot neurologi karena
2. Skala mobilitas defisiensi vitamin
0-1 B12
3. Skala kekuatan mempengaruhi
otot 5 (dapat kamanan pasien
melawan /resiko cedera
tahanan
4. Klien terlihat 4. Awasi TD, nadi,  Manifestasi
segar pernapasan, selama dan kardiopulmonal
sesudah aktivitas. Catat dari upaya
respon terhadap tingkat jantung dan paru
aktivitas (mis. Peningkatan untuk membawa
denyut jantung/TD, jumlah oksigen
disritmia, pusing, dispnea, adekuat ke
takipnea, dan sebagainya) jaringan

2.2.4 Evaluasi
 Pasien tidak lagi menunjukkan bukti penurunan berat badan
 Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi disekitar pemasangan slang
 TTV tetap stabil
 Volume cairan tetap adekuat
 Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane mukosa lembap
 Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010
 Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan
haluaran)
 Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman
 Membrane mukosa mulut merah muda dan lembap
 Pasien mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi

16
 Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang dapat ditoleransi

BAB III

PENUTUP

17
3.1 Kesimpulan
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, meskipun selama kehamilan banyak
hal yang berubah dalam tubuh. Kehamilan yang menyangkut nyawa ibu dan anak
harus diperhatikan, sebab kehamilan bukanlah sekedar menyimpan anak dalam
jangka waktu 9 bulan kemudian siap dilahirkan. Namun kehamilan harus
memperhatikan kesehatan ibu dan anak. Selama masa kehamilan banyak hal
patologis juga yang dialami ibu sesuai dengan situasi dan kondisi. Salah satu hal
patologis ialah hyperemesis gravidarum.
Hyperemesis gravidarum sering terjadi pada ibu hamil muda dan sampai
sekarang penyebab pastinya belum diketahui. Ibu hamil membutuhkan nutrisi
yang baik agar pertumbuhan dan perkembangan bayi secara sempurna, bila ibu
hamil mengalami hyperemesis gravidarum, nutrisi ibu berkurang sehingga mengancam
pertumbuhan dan perkembangan calon bayi. Masalah ini perlu diatasi dan
ditanggulangi, dalam menangani ibu hamil yang mengalami hal ini harus sesuai
dengan keadaan ibu.
Penyembuhan memerlukan ketenangan dan waktu yang lama, maka dalam
peraturannya perawatannya harus diperhatikan secara keseluruhan baik biologis,
psikologis dan sosial.

3.2 Saran
Bagi Klien/ Keluarga , diharapkan agar setiap ibu hamil memeriksakan
kehamilannya secara teratur untuk mendeteksi adanya kelainan yang bisa terjadi
pada masa kehamilan. Mengkonsumsi makanan yang tinggi akan zat gizi. Menjaga
personal higiene agar tidak terjadi infeksi selama kehamilan hingga persalinan.
Kami sebagai penulis makalah ini berharap siapapun yang membaca makalah
ini dapat memahami pengertian dan memahami model serta konsep dari “Hyperemesis
Gravidarum “
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan semoga makalah ini memberikan
dorongan, semangat, serta pemikiran-pemikiran yang baru bagi para pembaca, serta
dengan makalah ini semoga dapat menjadi pedoman kaidah yang baik

18
“Hyperemesis Gravidarum” |
Bahasa Indonesia, Tingkat IA,
DIII Kebidanan
20

DAFTAR PUSTAKA

Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4; Jakarta,
EGC
Doenges,E,Marilynn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.jakarta: EGC
Mansjoer, A, dkk, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta : Penerbit Media
Aesculapius FKUI.
Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta, Penerbit:
Arcan
Mochtar, R, (1998), Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi 2, Jilid
1, Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC
Morgan,Geri,dkk, 2009, Obstetri&Ginekologi panduan praktik,Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer
Sastrawinata,Sulaiman. 2005. Obstetri Patologi.edisi 2.Jakarta : EGC
Taber, B, (1994), Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, cetakan 1 Jakarta :
EGC.
Taylor,Cynthia M.2010.Diagnosis Keperawatan: dengan Rencana Asuhan.Jakarta:EGC
Wiknjosastro,Hanifa, 2005, ilmu kebidanan, edisi 3, Jakarta: Yayasan Bina pustaka
sarwono prawirohardjo
https://fdokumen.com/reader/full/makalah-hyperemesis-gravidarum-mual-muntah-pada-
kehamilan-trimester-i

19
20

Anda mungkin juga menyukai