A. LATAR BELAKANG
Pemeriksaan fisik melalui dengan pendekatan inspeksi, palpasi , auskultasi , dan
perkusi.Pengkajian fisik dilakukan untuk menegakkan diagnosis yang berupa
keoastian tentang penyakit apa yang diderita pada pasien. Pengkajian fisik pada
prinsipnya dikembangkan berdasarkan model yang lebih difokuskan pada
respon yang ditimbulkan akibat masalah kesehatan yang dialami.pengkajian
fisik harus mencerminkan diagnosa fisik yang secara umum , kita sebagai
petugas kesehatan dapat membantu perencanaan tindakan untuk mengetasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan petunjuk yang di dapat selama pemeriksan riwayat dan fisik, ahli medis
dapat menyusun sebuah diagnosis diferensial yakni sebuah daftar penyebab
yang mungkin menyebabkan gejala tersebut.
4. Auskultasi
Auskultasi adalah tindakan dengan cara mendengarkan bunyi yang ditimbulkan
oleh bermacam-macam organ dan jaringan tubuh. Pemeriksaan ini biasa
dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop.
A. PEMERIKSAAN TORAKS
PEMERIKSAAN PARU
1. inspeksi ( pemeriksaan yang dilakukan dengan pengamatan )
inspeksi dapat dilakukan dengan 2 fase :
a. Dengan melihat dinding toraks dalam keadaan statis
Yang di perhatikan pada inspeksi statis adalah bentuk dada dan
kesimetrisan :
1). Normal 6). scoliosis
2). Pegion chest 7). kyphosis
3). Funnel chest 8). Unilateral flattening
4). Flet chest 9). Unilateral prominance
5). Barrel chest
4. Auskultasi
Bunyi nafas pokok
Vesikuler
Bronkeal bronkosvekular
Amfrotik
Bunyi nafas tambahan
Ronki kering
Ronki basah
3. perkusi
perkusi dilakukan untuk mengetahui batas-batas jantung :
a. batas kiri jantung terletak disebelah kranial iktus , pada ruang
intercosta I dan II
batas kiri di bawah jantung terletak di ruang intercostal V kiri
b. batas kanan jantung terletak di sekitar ruang intercosta III-IV kanan
batas kana atas jantung terletak di ruang intercosta II kanan
4. auskultasi jantung
a. bunyi jantung I
terjadi karena getaran menutup katup atrioventrikularis
b. bunyi jantung II
terjadi karena getaran menutupnya katup semilunaris
C. PEMERIKSAAN PAYUDARA
a. inspeksi
1) bentuk ukuran dan lesimetrisan payudara
2) adanya benjolan radang atau lesi
3) warna tanda radang atau lesi
b. palpasi
1) lakukan palpasi pada areola catat adanya keluaran jumlah warna
konsistensi dan nyeri
2) lakukan palpasi payudara dengan 3 jari memutar searah jarum ke arah
areola
3) bila ada benjolan temukan konsistensi .
D. PEMERIKSAAN GENETALIA
Genetalia Pria
a. Inspeksi
Amati penyebaran dan kebersihan rambut pubis Kulit penis dan scrotum adakah
lesi, pembengkakan atau benjolan Lubang uretra adakah penyumbatan, lubang
uretra pada bagian bawah (Hipospadia) lubang uretra pada batang penis
(Epispadia) b.
b. Palpasi Penis
adakah nyeri tekan, benjolan, cairan yang keluar Scrotum dan testis : Adakah
benjolan, nyeri tekan, ukuran penis, testis normalnya teraba elastis, licin dan
tidak ada benjolan. Kelainan-kelainan yang tampak pada scrotum
Inspeksi :
1) Area sakrokoksigius. Kemungkinan terdapat kista pilonidal atau sinus.
2) Area perianal. Kemungkinan terdapat hemoroid, kutil, herpes, syangker,
kanker.
a. Palpasi
Palpasi kanul anus dan rektum dengan jari (menggunakan sarung tangan dan
beri pelumas). Kemudian raba pada: 1)
b) Wanita
Baringkan pasien pada posisi litotomi atau berbaring miring. Kemudian
lakukan:
PEMERIKSAAN ABDOMEN
BAB III
PENUTUPAN
kesimpulan
pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses
seorang ahli medis memeriksa ahli tubuh pasien untuk menemukan
tanda klinis penyakit.biasanya pemeriksaan fisik dilakukan secara
sistematis, mulai dari bagian kepala dan berahir anggota gerak.
saran
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatan
pengetahuan dan ketrampilan maka penyusun mengharapkan kritikkan
dam saran demi pengembangan penulisan selanjutnya
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK
( PEMERIKSAAN THORAKS PARU, PAYUDARA, JANTUNG,
RECTUM, GENETALIA DAN ANUS )
Di susun oleh
1) Angela feronika
2) muhamad adam
3) ulfatul izzah