Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOLOGI

PROSES SENSORIK MANUSIA

Nama Kelompok:
1. Era Mastutik (0119016)
2. Ervan Efendi (0119017)
3. Puji Sudarsono T.W (0119040)
4. Viki khamdatul Inayah (0119051)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa yang telah memberikan
kesehatan dan kesempatan sehingga makalah Psikologi tentang Biopsikologi dan proses
motorik ini dapat kami selesaikan.
Makalah psikologi ini bertujuan untuk memberikan laporan kepada dosen atau
mahasiswa yang bersangkutan. Dalam makalah ini disajikan informasi mengenai hasil
rangkuman materi yang saya lakukan mengenai Biopsikologi dan proses sensor motorik.
Tentunya, tidak ada gading yang tidak retak, makalah ini tentu masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu , kritik dan saran selalu penulis harapkan agar menjadi pedoman di masa yang
akan datang. Akhir kata kami ucapkan banyak Terima kasih.

2
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................1
KATA PENGANTAR………..…………………………………………………2
DAFTAR ISI………………..…………………………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang……………………………………………………………….4
1.2  Rumusan masalah……………………………………………………………4
1.3  Tujuan………………………………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Proses Sensor Motorik………………............................................5
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sensorik..............................8
2.3 Hubungan Proses Sensori dengan perilaku manusia….....................................10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..13
3.2 Saran……………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang


Psikologi dari aspek biologi. Manusia pada dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari orang
tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara genetik.Ciri-ciri ini nampak melalui aspek tinggi
badan, warna kulit warna mata, keadaan rambut lurus atau kerinting, ketebalan bibir dan
sebagainya.Demikian pula ahli biopsikologi melihat bahwa sifat dan tingkah laku manusia juga
mengalami pewarisan daripada induk asal. Sebagai contoh sifat pendiam, talkactive, dominan
atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari
melalui pengalaman.dan Reseptor sensoris motorik berupa sel-sel khusus atau proses sel yang
memberikan informasi tentang kondisi didalam dan Biopsikologi merupakan pendekatan diluar
tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera peraba pada kulit adalah indera yang digunakan
untuk merasakan sensitivitas tempratur, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran, dan
propriosepsi.Indera peraba di kulit memiliki reseptor yang tersebar di seluruh tubuh dan terdiri
dari struktur yang sederhana.
Beberapa jenis reseptor sensorik diseluruh kulit,otot,kapsul sendi,dan ligamen
memberikan tubuh kemampuan untuk mengenali perubahan lingkungan baik internal maupun
eksternal pada setiap sendi dan akhirnya berpengaruh pada peningkatan keseimbangan.
Proprioception dihasilkan melalui respon secara simultan,visual,vestibular,dan sistem
sensorimotor,yang masing-masing memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas postural.
Paling diperhatikan dalam meninngkatkan proprioception adalah fungsi dari sistem
sensorimotor.
Meliputi integrasi sensorik, dan komponen pengolahan yang terlibat dalam
mempertahankan homeostasis bersama selama tubuh bergerak,sistem sensorik mencakup
informasi yang diterima melalui reseptor saraf yang terletak di ligamen,kapsul sendi,tulang
rawan,dan geometri tulang yang terlibat dalam struktur setiap sendi. Mechanoreceptors
sensorik khusus bertanggung jawab secara kuantitatif terhadap peristiwa hantaran mekanis
yang terjadi dalam jaringan menjadi implus saraf.

1.2  Rumusan Masalah


Dari permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang maka permasalahan penelitian ini
adalah
1. Bagaimana pengertian proses sensorik
2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sensorik
3. Bagaimana proses sensorik dengan perilaku manusia
4. Bagaimana pengaruh dalam mengetahui maksud dari biopsikologi dan sensorik motorik
5. Bagaimana pemahaman tentang biopsikologi dan sensorik motorik

1.3 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari proses sensorik
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sensorik
3. Untuk mengetahui proses sensori dengan perilaku manusia
4. Untuk mengetahui konsep dasar biopsikologi
5. Untuk mengetahui proses sensorik
6. Untuk mengetahui alat-alat tubuh sensoris
7. Untuk mengetahui tahap-tahap proses sensorik

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar Biopsikologi

Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Manusia pada dasarnya
mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara genetik. Ciri-
ciri ini nampak melalui aspek tinggi badan, warna kulit warna mata keadaan rambut lurus atau
kerinting, ketebalan bibir dan sebagainya. Demikian pula ahli biopsikologi melihat bahawa
sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan daripada induk asal. Sebagai contoh
sifat pendiam, talkactive, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak
dipelajari melalui pengalaman.

Tahap-tahap Perkembangan Biopsikologi

Perkembangan mengikuti proses kontinu dan diskontinu.


Proses kontinu adalah perkembangan tigkah laku secara terus menerus, bertambah sedikit demi
sedikit dan bersifat kuantitatif, seperti bertambahnya pembendaharaan kosakata pada anak
bayi.
Proses diskontinu adalah proses perkembangan yang terjadi secara lompatan dan bersifat
kuatitatif seperti keterampilan bayi mulai dari merangkak, berubah menjadi keterampilan
berjalan.

2.2 Pengertian proses sensorik.


Secara umum proses sensorik dapat diartikan sebagai proses masuknya rangsang melalui
alat indera ke otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf motoris dan berakhir dengan
perbuatan.
Proses sensorik disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda disekitar
dengan mempergunakan alat indera. Pengamatan dengan anggapan atau respon memiliki
perbedaan. Pengamatan terjadi pada saat stimulus atau rangsangan mengenai indera dan
menghasilkan kesadaran dan pikiran. Respon yaitu proses terjadinya kesan dari pikiran setelah
stimulus tidak ada.

Proses awal dari pengamatan disebut dengan perhatian, sedangkan proses akhir disebut
persepsi yang menyebabkan kita mempunyai pengertian tentang situasi sekarang atas dasar
pengalaman yang lalu. Persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum di sadari
sebelumnya sehingga individu belum mampu membedakan dan melakukan pemisahan apa
yang dihayati. Apabila pengalaman tersebut telah disadari sehingga individu sudah mamapu
membedakan dan melakukan pemisahan antara subjek dengan objek, disebut ‘’ apersepsi’’
dalam pengamatan yang di utamakan adalah kualitas objek bukan kuantitas objek. Secara
psikolog perbedaan benda yang di amati bersifat kualitatif, dengan tidak mengabaikan proses
fisiologi secara psikologi sikap seseorang dalam situasi itulah yang akan meberi arti.
Contoh :
Secara fisiologis jarak Cilegon-Jakarta kurang lebih 10 km, kita rasakan jauh karena
dimanapun berada memiliki jarak yang tetap, yaitu 10km. Secara psikologis jarak 10 km dapa
memiliki arti dekat maupun jauh. Memiliki arti dekat apabila yang berada di Jakarta adalah
orang yang berarti bagi orang yang di Cilegon. Misalnya orang yang berda di Jakarta adalah

5
orang yang di cintai sebaiknya, apabila yang berada dijakarta adalah orang yang dibenci atau
tidak disenangin akan memiliki arti yang jauh.

Secara fisiologis 1 jam adalah 60menit atau 3600 detik. Secara psikologis dapat terasa lama
(missalnya: pada saat antri membeli tiket atau menunggu seseorang). Namun sebaliknya dapat
terasa sebentar, (misalnya: saat bergembira atau bersandau gurau).
Ternyata secara psikologis situasi tersebut mengatur atau menentukan arti kejadian–kejadian
yang berlangsung dalam prosesnya. Secara psikologis alat indera merupakan alat penerima
rangsang yang akan diproses oleh organ-organ tubuh lain yang dibawah ke otak. Sedangkan
secara psikolgis yang penting adalah kesan yang terjadi, setelah ditemukan situasi yang berarti
bagi subjek.
Proses pengamatan (penyerapan atau persepsi) melalui tiga proses, yaitu:
A. Proses fisik, stimulus mengenai alat indera.
B. Proses fisiologis, stimulus diteruskan oleh alat sensoris ke otak.
C. Proses psikologis, proses dalam otak sehingga individu menyadari apa yang diterima oleh
alat indera.

1. ALAT-ALAT TUBUH SENSORIS


Di dalam tubuh manusia terdapat bermacam - macam reseptor untuk mengetahui rangsangan
dari luar atau disebut juga ekstraseptor. Ekstraseptor sering disebut juga alat indera.
Ada lima macam alat indera pada tubuh manusia yaitu, indera penglihatan, indera penciuman,
indera peraba, indera pendengaran, indera pengecap. Alat indera berfungsi untuk mensensor
keadaan diluar , apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, apa yang kita cium, apa yang kita
rasakan, apa yang kita dengar dapat mempengaruhi perilaku keadaan sesesorang.
1 Penglihatan
Indera penglihatan adalah mata. Mata adalah organ indera yang kompleks. Di mata terdapat
reseptor khusus cahaya yang disebut foto reseptor.
Terjadinya proses pengamatan adalah sebagai berikut :
Sumber cahaya → kornea →aquos humor pada kamera okuli anterior → pupil → aquos humor
pada kamera okuli posterior →lensa kristalina → korpus vitreum → retina →nervus optikus →
otak → terjadi kesan-kesan apa yang kita lihat.
Ada tiga bentuk pengamatan melalui indera penglihatan, yaitu:
A. Pengamatan warna,terdiri atas warna dasar (merah, kuning, dan biru) dan warna yang
memengarui perasaan ke jiwaan.
Conto ;
o Warna hijau memeri suasaa tenang
o Warna orange menimbulkan suasan riang

6
Buta warna, yaitu undividu yang tidak dapat membedakan warna satu dengan warna yang lain.
Buta warna merupakan lelainan yang di bawa sejak lahir seingga sampai saat ini belum dapat
di sembuhkan. Penyebab buta warna adalah tidak ada kurang sempurna nya alat yang berfungsi
untuk membedakan warna pada retina yang di sebut cones.
Buta warna total apabila yang terlihat semuanya berwarna abu-abu ( kelabu ) dieut
monokromat. Buta hanya melihat dua warna dinamakan bikromat ( mis. Hanya dapat melihat
warna merah dan hijau ).
B. Pengamatan bentik, yaitu benda terlihat bulat, lonjong, runcing, kubus, dan balok.
Orang yang mudah menerima kesan melalui mata tersebut di sebut tipe visul.
C. Pengamatan ruang, meliputi temoat dan jarak ( mis. Berada di ruang kelas, ruang terbuka,
dan tempat yang berjarak dari satu tempat ke tempat lain)
2 Penciuman
Hidung pembau yang terdapat pada mukosa ( selaput lender ) hidung hanya dapat di rangsang
oleh gas. Menurut W.F Ganong manusia dapat mengenal 2000 sampai 4000 bau yang berbeda.
Saraf yang menerima rangsangan pembau, yaitu :
a. Nervus olfactorius, rangsangan adalah wangi-wangian, bensol, lisol, dan gas yang busuk
b. Nervus trigeminus, rangsangannya adalah minyak kayu putih, kamper, kloroform dan ether.
Bau dapat mempengaruhi perilaku sesorang, missalnya dekat orang yang wangi, menimbulkan
keinginan mendekat atau sebaliknya.

3 Peraba
Kulit merupakan indra untuk stimulusmekanik (raba dan tekan), panas, dingin, dan nyeri.
Menurut hasil penelitian tiap rasa mempunyai tempat yang berbeda-beda pada kulit kita. Rasa
panas, dingin, nyeri, tidak tedapat satu pada kulit kita.
Macam-macam reseptor pada kulit:
a. Corpus cula tactus dari meisne, terdapat pada papilla terutama pada puncak bibir,puncak jari,
dan papilla mamae. Rangsangan yang diterima adalah tactil (rabaan).
b. Corpus cula Ruffini, terdapat pada batas subkutis (bawah kulit) dan corium (kulit jagat).
Rangsangan yang diterima adalah panas.
c. Corpus cula bullo idea Krousa, terdapat pada corium. Rangsangan yang diterima adalah
panas.
d. Corpus cula Lamellasa paceni, terdapat di subkutis terutama di ujung jari yang berfungsi
untuk meraba benda.
e. Rangsangan nyeri, terdapat pada ujung-ujung saraf (reseptor) yang terdapat hampir seluruh
jaringan tubuh.
4 Pendengaran

7
Menurut W.F ganong (1991) di dalam telinga terdapat dua reseptor sensorik untuk
pendengaran dan keseimbangan. Proses pengamatan suara melalui tiga bagian di telinga.
Yaitu :
a. Telinga bagian luar ( Acusticus eksternus)
b. Telinga bagian tengah (Acusticus medialis)
c. Telinga bagian dalam (Meatus acusticus internus)
Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh bunyi atau suara, yaitu:
1 Mendengar lagu-lagu mars, membuat kita jadi semangat
2 Mendengar lagu-lagu dangdut membuat kita ingin berjoget
3 Mendengar lagu-lagu slow membuat kita jadi tenang.
4 Mendengar lagu-lagu melayu membuat kita menjadi ngantuk.
5 Mendengar ledakan keras membuat kita jadi terkaget.
5 Pengecap
Rangsangan kimia yang berasal dari luar tubuh kita diterima oleh reseptor kimia atau disebut
kemoreseptor. Kemoreseptor kita terhadap lingkungan luar adalah berupa tunas pengecap yang
berupa lidah. Agar suatu zat dapat dirasakan, zat itu harus larut dalam kelembaban mulut
sehingga dapat menstimulasi kuncup rasa atau tunas pengecapan.
Pada lidah terdapat 3 macam papil sebagai berikut :
a. Papil bentuk benang, merupakan papil peraba dan tersebar diseluruh permukaan lidah.
b. Papil seperti huruf V, tersusun dalam lengkungan yang dilingkari oleh suatu saluran pada
daerah dekat pangkal lidah dan merupakan papil pengecap.
c. Papil berbentuk palu, terdapat pada daerah tepi-tepi lidah, juga merupakan papil pengecap.

2.3 Tahap-Tahap Proses Sensorik


Proses sensorik diawali dengan penerimaan input (registration), yaitu individu menyadari akan
adanya input. Proses selanjutnya adalah orientation, yaitu tahap dimana individu
memperhatikan input yang masuk. Tahap berikutnya, kita mulai mengartikan input tersebut
(interpretation). Selanjutnya adalah tahap organization, yaitu tahap dimana otak memutuskan
untuk memperhatikan atau mengabaikan input ini. Tahap terakhir adalah execution, yaitu
tindakan nyata yang dilakukan terhadap input sensorik tadi.

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Sensorik


Faktor yang mempengaruhi fungsi sensori
1.   Usia
 Bayi tidak mampu membedakan stimulus sensori, jalur sarafnya masih belum matang

8
  Pengelihatan berubah selama usia dewasa mencakup presbiopia (ketidak mampuan
memfokuskan pada objek dekat) dan kebutuhan kacamata baca (biasanya terjadi dari usia
40 sampai 50).
 Pendengaran berubah, yang di mulai pada usia30, termasuk penurunan ketajaman
pendengaran. Kejelasan berbicara, perbedaan pola tinggi suara, dan kedalam presepsi, dan
penurunan ambang pendengaran. Tinnitus seringkali menyertai hilangnya pendengaran
sebagai efek samping obat. Lansia mendengar suara pola rendah dengan baik tetapi
mempunyai kesulitan mendengar percakapan dengan latar belakang yang berisik.
 Lansia mengalami penurunan lapang pengelihatannya, peningkatan sensitivtas cahaya yang
menyilaukan, kerusakan pengelihatan pada malam hari, penurunan akomodasi dan
kedalaman presepsi, dan penurunan diskriminasi warna.
 Lansia memiliki kesulitan membedakan konsonan (f, s, ch). Suara bicara bergetar, dan
terdapat perpanjangan presepsi dan reaksi berbicara.
 Perubahan gustatori dan olfaktori mencakup penurunan dalam jumlah ujung saraf
pengecap dalam tahun terakhir dan penurunan serabut saraf alfaktori. Pada usia 50
penurunan diskriminasi rasa dan sensitivitas terhadap bau adalah umum.
 Propriaseptif berubah setelah usia 60 termasuk kesulitan dengan keseimbangan, orientasi
mengenai tempat koordinasi.
 Lansia mengalami perubahan dan taktil, termasuk penurunan sensitifitas terhadap nyeri,
tekanan dan suhu.
2.   Medikasi
Beberapa antibiotika (mis. Streptomisi, gentamisin) adalah ototoksi dan secara
permanen dapat merusak saraf  optik. Obat-obatan analgesic narkotik, sedetif, dan antidepresen
dapat mengubah presepsi dan stimulus.
3.   Lingkungan
Stimulus lingkungan yang berlebihan (mis. Peralatan yang bising dan percakapan staf
di dalam unit perawatna intensif) dapat menghasilkan beban sensori yang berlebihan, ditandai
dengan kebingungan disorientasi, dan ketidak mampuan membuat keputusan. Stimulus
lingkungan yang terbatas (mis.Dengan isolasi) dapat mengarah pada deprivasi sensori. Kualitas
lingkungan yang buruk (mis.Penerangan yang buruk, lorong yang sempit, latar belekng yang
bising) dapat memperburuk sensori.
4.   Tingkat kenyamanan
Nyeri dan kelelahan mengubah cara seseorang berpresepsi dan beraksi terhadap
stimulus.
5.   Penyakit yang ada sebelumnya

9
Penyakit vaskuler perifer dapat menyebebkan penurunan sensasi pada ekstrimitas dan
kerusakan kognisi. Diabetes kronik dapat mengarah pada penurunan pengelihatan, kebutaan
atau neuropati perifer. Strok dapat menimbulkan kehilangan berbicara, beberapa kerusakan
neurologi merusak fungsi motorik dan penerimaan emosi.
6.   Merokok
Penggunan tembakau yang kronik dapat menyebabkan atrofi ujung-ujung saraf
pengecap, mengurangi persepsi rasa.
7.   Tingkat kebisingan
Pemaparan yang konstan pada tingkat kebisingan yang tinggi (mis. Lokasi pada
pekerjaan kontruksi) dapat menyebabkan kehilangan pendengaran.
8.   Intubasi endotrakea
Kehilangan kemampuan bicara sementara akibat pemasangan selang endotrakea melalui mulut atau
hidung ke dalam trakea
2.3 Hubungan Sensorik dengan Perilaku
Proses sensoris yang terjadi pada seseorang jika tidak berjalan dengan semestinya dapat
menimbulkan gangguan-gangguan mental ataupun gangguan perilaku.
Gangguan yang bisa terjadi adalah :
 Osilasi (ayunan), terjadi karena perhatian atau pengamatan yang mudah beralih sehingga
menyebabkan kesan yang selalu berubah.
 Ilusi,terjadi karena kesalahan persepsi sehingga terjadi kesalahan kesan. Dalam ilusi terjadi
kesalahan pengamatan.
Penyebab terjadinya ilusi :

 Keadaan fisik,adapun penyebab rangsangan yang keliru.

 2)   Kebiasaan mempercayai suatu objek yang serupa,misal : tebang   pohon   pisang
dikira mayat.

 3)   Harapan-harapan tertentu sehingga menimbulkan berbagai   prasangka.

 4)   Tidak adanya analisis terhadap kesan yang diterima dan adanya   kesan   secara
keseluruhan

2.4 Proses Motorik

1 Pengertian

Proses sensori adalah proses masuknya rangsangan melalui alat indra ke otak (serebral)
kemudian kembali melalui saraf motoris dan berakhir dengan perbuatan.

2 Pengamatan

10
Proses sensori disebt juga pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda disekitar dengan
mempergunakan alat indra. Pengamatan dengan anggapan (respon) memiliki perbedaan.
Respons yaitu proses terjadinya kesan dalam pikiran setelah stimulus tidak ada.Proses awal
dari pengamatan disebut perhatian, sedangkan proses akhir disebut presepsi yang menyebabkan
kita mempunyai pengertian tentang situasi sekarang atas dasar pengalaman yang lalu. Presepsi
merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari sebelumnya sehingga individu belum
mampu membedakan dan melakukan pemisahan apa yang sedang dihayati. Apabila
pengalaman tersebut telah disadari sehingga individu sudah mampu membedakan dan
melakukan pemisahan antara subjek dan objek, disebut “apresepsi” .
Secara fisiologis indra merupakan alat penerima rangsang yang akan diproses oleh organ-organ
tubuh lain yang dibawa ke otak, sedangkan secara psikologis yang penting adalah kesan yang
telah terjadi, setelah ditemukan situasi yang berarti bagi subjek.
1) Proses pengamatan (penyerapan atau presepsi) melalui tiga proses yaitu :
2) Fisik, stimulus mengenai alat indra.
3) Proses fisiologis, stimulus diteruskan oleh syarafsensoris ke otak.
4) Proses psikologis, proses dalam otak sehingga individu menyadari apa yang diterima oleh
alat indra.

2.5. Proses Motorik

Istilah motor menyiratkan adanya gerak otot, yang seakan-akan tidak banyak melibatkan
aspek-aspek kognitif dan perseptual. Tetapi kenyataannya adalah keterampilan-keterampilan
yang dilakukan biasanya merupakan sesuatu yang kompleks dan melibatkan penditeksian
terhadap rangsang, evaluasi dan pengambilan keputusan serta respon nyata yang berwujud
gerakan.
Motorik dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-
proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis maupun
secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan. Peristiwa-peristiwa laten yang tidak
dapat diamati tersebut meliputi : penerimaan informasi, pemberian makna terhadap informasi,
pengolahan informasi, proses pengambilan keputusan,dan dorongan untuk melakukan berbagai
bentuk aksi-aksi motorik.
Setelah itu dilanjutkan dengan peristiwa fisiologis yang meliputi pemberian, pengaturan dan
pengendalian impuls kepada organ-organ tubuh yang terlibat dalam melaksanakan akssi-aksi
motorik.
Gerak diartikan sebagai suatu proses perpindahan suatu benda dari suatu posisi ke posisi lain
yang dapat diamati secara obyektif dalam suatu dimensi ruang dan waktu. Untuk memberikan
pengertian yang lebih operasional tentang gerak, maka diperlukan suatu batasan yang lebih
spesifik. Batasan yang dimaksud adalah pengertian gerak dari gerak manusia melakukan aksi-
aksi motorik misalnya perubahan tempat,posisi dan ketepatan tubuh atau bagian tubuh dalam
melompat, berjalan, berlari atau menendang bola. Didalam belajar motorik, gerak juga dilihat
atau diartikan sebagai hasil atau penampilan yang nyata dari proses-proses motorik,sebaliknya
motorik adalah suatu proses yang tidak dapat diamati dan merupakan penyebab terjadinya
gerak.
Sedangkan proses motorik merupakan keseluruhan yang terjadi pada tubuh manusia, yang
meliputi proses pengendalian (koordinasi) dan proses pengaturan (kondisi fisik) yang
dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan faktor psikis untuk mendapatkan suatu gerakan yang baik.
Motorik berfungsi sebagai motor penggerak yang terdapat didalam tubuh manusia. Motorik
dan gerak tidaklah sama, namun tetapi berhubungan. Persamaan : setiap terjadi proses dalam
tubuh manusia maka akan menghasilkan gerak. Perbedaan : Motorik tidak dapat dilihat tetapi
dapat dirasakan, berbeda dengan gerak yang dapat dilihat dan diamati. Proses motorik juga
menghasilkan gerakan yang dinamakan gerakan motorik.Gerakan motorik adalah suatu istilah
yang digunakan untuk menggambarkan perilaku gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia.

11
Pengendalian motorik biasanya digunakan dalam bidang ilmu psikologi, fisiologi,
neurofisiologi maupun olah raga.Pengendalian motorik mempelajari postur dan gerakan serta
mekanisme yang menyebabkannya.
Terdapat berbagai jenis gerakan motorik :
1. Gerak refleks
2. Gerak terprogram
3. Gerakan motorik halus : menulis, merangkai, melukis, berjinjit
4. Gerakan motorik kasar : berjalan, merangkak, memukul, mengayunkan tangan.
Definisi lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan proses motorik ialah segala sesuatu
yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Dalam proses motorik, unsur-unsur
yang menentukan ialah Otot, Saraf, dan Otak.
Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara “interaksi positif”, artinya
unsurunsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur
yang lainnya untuk mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya.
Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga turut menentukan
keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil.

Didalam tubuh manusia terdapat 3 komponen :

1. Analisator adalah alat penerima rangsangan.


Alat analisator meliputi mata (optik), akustik (pendengaran), taktil (alat persa atau kulit)
2. Kinestetik adalah alat penerima rangsangan yang berbentuk saraf dan otot yang terdapat
pada tubuh manusia.
3. Vestibular adalah perasaan gerak yang terletak didalam telinga.

Jenis-jenis motorik dalam kehidupan manusia :

1. motorik sehari-hari
2. motorik bekerja atau pekerjaan
3. motorik olahraga
4. motorik ekspresi

12
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi.

Proses sensorik dapat diartikan sebagai proses masuknya rangsang melalui alat indera ke
otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf motoris dan berakhir dengan perbuatan.Proses
sensorik disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda disekitar dengan
mempergunakan alat indera. Pengamatan dengan anggapan atau respon memiliki perbedaan.

Faktor yang mempengaruhi fungsi sensori : Usia, Medikasi, Lingkungan, Tingkat kenyamanan,
Penyakit yang ada sebelumnya, Merokok, Tingkat kebisingan, Intubasi endotrakea.
Proses sensoris yang terjadi pada seseorang jika tidak berjalan dengan semestinya dapat
menimbulkan gangguan-gangguan mental ataupun gangguan perilaku.
Motorik dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-
proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis maupun
secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan.

3.2.  Saran
Untuk mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan melihat saja, penyaji
menyarankan kepada semuanya agar lebih banyak membaca guna memahami tentang konsep
dasar dari makalah ini. Semoga apa yang di sampaikan dalam makalah memberi manfaat untuk
kita semua.

13
DAFTAR PUSTAKA
www.psikologizone.com/fase-fase-perkembangan-manusia/06511465
Duus, Peter. Diagnosis Topik Neurologi. Edisi 2. Jakarta. Hal 29, 44
EGCMardjono, Mahar, Sidarta, Priguna.Neurologi Klinis Dasar. Penerbit Dian Rakyat.
Jakarta: 2004. Hal 21-26.C.
Martini, frederic. Fundamental Of Anatomy & Physiology. Edisi 7.Pearson International
edition. New york. Page 496-513
Marieb, Elaine, N. Human Anatomy & Physiology.Edisi 7. Pearson International Edition. Page
491-519
at September 08, 2017
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: Makalah

14

Anda mungkin juga menyukai