PENDAHULUAN
1
BAB II
ISI
1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses
keperawatan. Diangnosa sering sekali di ucapkan oleh perawat untuk mengalanisa
penyakit pasien, sehingga perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi,
mencegah dan merubah status kesehatan klien.
2. Injeksi
Sebelum perawat melakukan injeksi kepada pasien, perawat terlabih dahulu
memberitahukan kepada pasien bahwa pasien akan di injeksi. Namun, sabagian
besar pasien tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan injeksi. Maka perawat
akan menggunakan kata lain yang mudah dimengerti pasien yaitu “menyuntik”.
2
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung
kaki pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien
dan memungkinkan perawat untuk membuat penilaian klinis.
4. Auskultasi
Sebelum melakukan aukultasi kepada pasien, perawat terlabih dahulu
meminta izin kepada pasien agar si pasien juga mempersiapkan diri.
5. Observasi
Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati
individu atau kelompok secara langsung. Melalui observasi, deskripsi objektif dari
individu-individu dalam hubungannya yang aktual satu sama lain dan hubungan
mereka dengan lingkungannya dapat diperoleh. Dengan mencatat tingkah laku
ekspresi mereka yang timbul secara wajar, tanpa dibuat-buat, teknik observasi
menjadi proses pengukuran (evaluasi) itu tanpa merusak atau mengganggu
kegiatan-kegiatan normal dari kelompok atau individu yang diamati.
7. Antibiotik
Pemberian antibiotik kepada pasien dilakukan untuk mencegah infeksi.
Misalnya pasien mengalami luka dan terinfeksi, maka perawat akan memberikan
antibiotik kepada pasien, dengan diberikannya antibiotik diharapkan infeksi luka
tersebut tidak akan bertambah parah. Kata antibiotik sudah umum di dengar dalam
masyarakat. Sebagian masyarakat sudah mengerti apa pengertian dan fungsi
antibiotik. Namun tidak semua masyarakat awam sudah mengetahuinya sehingga
perawat juga perlu memberitahukan kepada pasien jika akan memberikan antibiotik
kepada pasien.
3
8. Pasien Rawat inap
Pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan lebih lanjut akan di rawat
inap di rumah sakit. Perawat akan memberitahukan kepada pasien bahwa si pasien
harus di rawat inap di rumah sakit, jika pasien setuju maka perawat akan
menyediakan tempat untuk si pasien.
9. Pasien keluar/Discharge
10. Inspeksi
Inspeksi yaitu melihat dan mengevaluasi pasien secara visual dan merupakan
metode tertua yang digunakan untuk mengkaji/menilai pasien. Perawat
menginspeksi bagian tubuh untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda fisik
yang signifikan. Rahasia inspeksi yg baik adalah perawat selalu memberikan
perhatian pada klien.
2. Perbendaharaan Kata
Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak mampu
menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan dalam
keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan oleh perawat, klien dapat
4
menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari
informasi penting. Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengerti klien
5
6. Humor
Dugan (1989) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi
ketegangandan rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan
keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien.
Sullivan dan Deane (1988) melaporkan bahwa humor merangsang produksi
catecholamines dan hormon yang menimbulkan perasaan sehat,meningkatkan
toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas,memfasilitasi relaksasi
pernapasan dan menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak
atau menutupi ketidak mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.
7. Intonasi Suara
Intonasi suara akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga
pesanakan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang
berbeda.Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam
berkomunikasi
3. Memperkenalkan diri
Ini dilakukan untuk memberitahu identitas seorang perawat kepada
pasien.Perkenalan juga membuat hubungan antara perawat dan pasien lebih
akrab.
4. “Apa kabar?”
Hal ini dilakukan untuk menanyakan kabar dari pasien, apakah baik
atau buruk. Ini juga dapat mendekatkan perawat dengan pasien.
6
5. “Bagaimana keadaannya?”
Hal ini ditanyakan untuk mengetahui keluhan-keluhan yang
pasienrasakan.
6. “Permisi”
Kalimat ini sering diucapkan ketika perawat akan masuk ataupun keluar
dari ruangan pasien.7.
7
2.2.1 Beberapa bentuk komunikasi non-verbal adalah sebagai berikut:
1. Metakomunikasi
Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada
hubungan antara pembicara dengan lawan bicaranya. Metakomunikasi
adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara
yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan
perasaan pengirim terhadap pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang
marah.
2. Penampilan Personal
Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama yang
diperhatikan selama komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul
dalam 20 detik sampai 4menit pertama. Delapan puluh empat persen dari
kesan terhadap seserang berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990
dalam Potter dan Perry, 1993). Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias
menunjukkan kepribadian, status sosial, pekrjaan, agama, budaya dan
konsep diri. Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat
menimbulkan citra diri dan profesional yang positif. Penampilan fisik
perawat mempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan/asuhan
keperawatan yang diterima, karena tiap klien mempunyai citra bagaimana
seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun penampilan tidak
sepenuhnya mencerminkan kemampuan perawat, tetapi mungkin akan
lebih sulit bagi perawat untuk membina rasa percaya terhadap klien jika
perawat tidak memenuhi citra klien.
8
4. Ekspresi wajah
Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama
yang tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia
dan sedih. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam
menentukan pendapat interpesonal. Kontak mata sangat penting dalam
komunikasi interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak mata
selama pembicaraan diekspresikan sebagai orang yang dapat dipercaya,
dan memungkinkan untuk menjadi pengamat yang baik. Perawat
sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika sedang berbicara dengan
klien, oleh karena itu ketika berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat
tidak tampak dominan jika kontak mata dengan klien dilakukan dalam
keadaan sejajar.
6. Sentuhan
Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui
sentuhan. Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan
perawat-klien, namun harus mnemperhatikan norma sosial. Ketika
membrikan asuhan keperawatan, perawat menyentuh klien, seperti ketika
memandikan, melakukan pemeriksaan fisik, atau membantu memakaikan
pakaian. Perlu disadari bahwa keadaan sakit membuat klien tergantung
kepada perawat untuk melakukan kontak interpersonal sehingga sulit
untuk menghindarkan sentuhan. Bradley & Edinburg (1982) dan Wilson
& Kneisl (1992) menyatakan bahwa walaupun sentuhan banyak
bermanfaat ketika membantu klien, tetapi perlu diperhatikan apakah
penggunaan sentuhan dapat dimengerti dan diterima oleh klien, sehingga
harus dilakukan dengan kepekaan dan hati-hati.
7. Proxemik
9
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika
berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi
Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa
dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa
besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap
orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial.
8. Kontak Mata
Kontak mata merupakan alat komunikasi nonverbal paling penting. Hal
ini memungkinkan Anda untuk berhubungan dengan audiens dalam
memproyeksikan kesungguhan dan keterbukaan, dan menjaga
perhatiannya. Apakah kontak mata Anda agresif, apakah lunak, apakah itu
mengundang,
Kontak mata memberikan informasi sosial terhadap orang yang Anda
ajak mendengarkan dan berbicara. Terlalu banyak kontak mata akan
dipandang sebagai seseorang yang agresif, kontak mata Anda yang terlalu
sedikit, dapat dipandang sebagai seseorang yang tidak memiliki
kepentingan didepan lawan bicara Anda.
9. Paralanguage
Merupakan suara-suara/vokal nonverbal yang merupakan aspek-aspek
dari percakapan, seperti kecepatan berbicara: volume, ritme; bentuk-
bentuk vokal: tertawa, pekikan, rintihan, uh, ahh, dan sebagainya.
10. Diam
Diam bukan berarti tidak melakukan komunikasi. Diam sapat diartikan
sebagai berikut:
Memberi kesempatan berpikir
Menyakiti
Mengisolasi diri sendiri
Mencegah komunikasi
Mengkomunikasikan perasaan
Tidak menyampaikan sesuatupun
10
2.2.1 contoh bentuk komunikasi non verbal dan maknanya
7. Berpakaian sopan
Sebagai seorang perawat harus berpakaian yang sopan agar pasien
ataupun keluarganya tidak berpikir yang macam-macam.
11
8. Mengerakkan tangan
Ketika menjelaskan sesuatu kepada pasien terkadang tangan perawat
akan bergerak, tetapi jika melakukan gerakan tangan yang berlebihan akan tidak
enak dipandang.
9. Menegakkan badan
Menegakkan badan akan mencerminkan tingkat kesehatan seseorang.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut:
Ø Berdasarkan bentuk informasi yang diberikan oleh komunikator kepada komunikan,
komunikasi dapat dibedakan menjadi komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
Ø Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun
tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui
kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud
mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar
perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar.
Ø Sedangkan komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang dilakukan tanpa melalui kata-
kata. Contohnya : Metakomunikasi, penampilan personal, intonasi (nada suara), ekspresi
wajah, sikap tubuh dan langkah, sentuhan, proxemik, kontak mata, paralanguage, dan
diam.
3.2 Saran
Dari kesimpulan diatas penyusun dapat sedikit memberi saran kepada calon perawat
/perawat, yaitu seorang perawat mau pun calon perawat harus bisa berkomunikasi dengan
baik baik itu di rumah sakit mau pun di luar rumah sakit , berkomunikasi dengan sesama
perawat mau pun dengan orang lain. Dan menggunakan komunikasi verbal dan non-verbal
dengan baik.
13
Naskah Role Play
Pada suatu hari terjadi sebuah kecelakaan tunggal yang mengakibatkan seorang
remaja perempuan mengalami cidera dan kemudian dilarikan ke rumah sakit Mitra Sehat
oleh dua pengendara lain yang menolongnya.
ditangani”
Perawat IGD segera mengambil brankart, dan memindahkan pasien pasien diatas bed.
Penolong 2 : “Dek kamu bawa KTP, boleh saya pinjam dulu untuk administrasi?
Kamu bawa hp atau tidak ? Nanti saya akan mengabari keluargamu”
*di receptionis
Keluarga : “sus anak saya tadi kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit. Pasien
dengan nama Andriana ?” (dengan ekspresi yang panik)
dirawat
Sang Ibu pun segera membuka sampiran dan menjumpai anaknya terbaring tak
berdaya di atas tempat tidur
16
Perawat kembali ke ruang perawat dan Ibu pasien tetap menunggu pasien di
samping tempat tidur pasien. Setelah beberapa menit kemudian, seorang perawat datang
kembali.
Perawat 2 : “ Permisi bu, Ibu diminta untuk menemui dokter sekarang bu”
Ibu : “ Iya sus, lha terus anak saya sama siapa
sus?”
Perawat 2 : “ Ibu silahkan temuidokter dulu, anaknya biar saya yang menjaga”
Di ruang jaga Ibu pasien bertemu dengan Dokter yang berjaga di IGD
Sang ibupun kembali menuju ruangan pasien, namun di tengah perjalanan Ibu
bertemu dengan perawat yang menangani anaknya tadi
17
Perawat 1 : “ Ibu, bagaimana anaknya bu?”
Ibu : “ Eh suster, tadi kata dokter sebaiknya dilakukan rogten dan CT scan
pada anak saya, tapi kok saya nggak yakin ya sus?”
Perawat 1 : “ Memang sebaiknya dilakukan itu bu, agar bila terjadi sesuatu bisa
segera diketahui dan ditangani, bagaiamana bu apa ada yang kurang
jelas?”
Setelah mendapat informasi dari perawat, Ibupun yakin dengan keputusan yang
akan diambilnya, dan menuju ruang dokter untuk konfirmasi
persetujuan tindakan”
Kemudian Sang Ibu kembali ke kamar pasien , setelah beberapa saat kemudian
datanglah seorang perawat.
Perawat 2 : “ Permisi bu, Dek ini mau dilakukan rogten, ini adek mau saya antarkan
ke ruang radiologi, sebelumnya perhiasannya dan jamnya dilepas dulu ya,
biar dibawa ibunya dulu”
18
Pasien (menganggukan kepala)
Perawat 2 : “ Perawat yang tadi sudah pulang dek, biar saya antar saja ya dek, Ibunya
juga boleh ikut nganter kok
Dan akhirnya Andriana pun dibawa ke ruang radiologi untuk diakukan rongten.
Dari hasil rogten diketahui bahwa pasien mengalami patah tulang, dan harus di rawat
inap untuk segera dilakukan operasi.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://michymatasa.blogspot.com/2013/11/contoh-komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html?m=
https://www.academia.edu/35368101/Naskah_Role_Play_Komunikasi_Terapeutik_pada_perawa
t_IGD
https://id.scribd.com/doc/239131361/Kom-Verbal-Dan-Nonverbal
20