Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa


yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga penulisan makalah yang berjudul “Fisiologi
Sistem Persarafan” dapat diselesaikan.

Melalui kesempatan ini penulis menyampaikan


terima kasih kepada bapak Fajar Purwanto, S.Ked, M.M
selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan selaku fasilitator yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran dalam mengajar dan
mengarahkan penulis selama mengikuti perkuliahan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam


penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang
konstruktif dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Mojokerto, 17 September 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR……………………………………… 1

DAFTAR
ISI…………………………………………………… 2

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar
Belakang……………………………………. 3

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian, Bagian dan Fungsi sistem


Saraf……………………………………….. 4
B. Sistem Saraf
Pusat……………………………………….. 9
C. Sistem Saraf
Tepi………………………………………... 12
D. Mekanisme Kerja
Saraf……………………………………….. 18
E. Asuhan
Keperawatan……………………………….. 22

KESIMPULAN…………………………………….. 28

DAFTAR
PUSTAKA………………………………………….. 30

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sisem saraf manusia merupakan jaringan saraf yang


saling berhubungan,sangat khusus dan komplek. Sistem
saraf ini mengkoordinasikan, mengatur, dan
mengendalikan interaksi antara seseorang individu
dengan lingkungan sekitar. Sistem tubuh yang penting
ini juga mengatur aktivitas sebagian besar sistem tubuh
lainnya. Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan
yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf
diantara berbagi sistem. Fenomena mengenai kesadaran,
daya pikir, daya ingat, bahasa, sensasi, dan gerakan
semuanya berasal dari sistem ini. Oleh karena itu.
kemampuan untuk memahami belajar dan berespon
terhadap rangsangan merupakan hasil dari integrasi
fungsi sistem saraf, yang memuncak dalam kepribadian
dan perilaku seseorang.

B. RUMUSAN MASALAH

1.Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?

2.Bagaimana pembagian sistem saraf ?

3.Bagaimana penyusun sistem saraf ?

C. Tujuan

1.Mengetahui pengertian sistem saraf

2.Mengetahui pembagian sistem saraf

3.Mengetahui penyusun sistem saraf

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian

Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang


terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf
yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi
sensoris indrawi, aktivitas motorik volunter dan
involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis
berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf
merupakan jaringan paling rumit dan paling penting
karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling
terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa,
pikiran dan ingatan. Satuan kerja utama dalam sistem
saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi


yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor
untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf
memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungan luar maupun dalam. Sistem saraf terdiri dari
jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau
tanggapan.

Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen


yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls.


Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah
organ indera.

4
Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri.
Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson).
Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang
memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.

Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan


yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor
yang paling penting pada manusia adalah otot dan
kelenjar.

2. Bagian dan Fungsi

Sistem saraf memiliki 2 kategori atau jenis sel : Neuron


dan sel Glia

 Neuron

Sel saraf didefinisikan oleh keberadaan sebuah


jenis sel khusus— neuron (kadang-kadang disebut
"neurone" atau "sel saraf"). Neuron dapat dibedakan
dari sel lain dalam sejumlah cara, tetapi sifat yang
paling mendasar adalah bahwa mereka dapat
berkomunikasi dengan sel lain melalui sinaps, yaitu
pertautan membran-ke-membran yang mengandung
mesin molekular dan mengizinkan transmisi sinyal
cepat, baik elektrik maupun kimiawi. Setiap neuron
terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat
sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua
macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson. Dendrit
berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf,
sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari
badan sel ke sel saraf yang lain atau ke jaringan lain.
Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit

5
pendek. Setiap neuron hanya mempunyai satu akson
dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi
plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan
lemak disebut mielin yang dibentuk oleh sel Schwann
yang menempel pada akson. Sel Schwann merupakan
sel glia utama pada sistem saraf perifer yang berfungsi
membentuk selubung mielin. Fungsi mielin adalah
melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari
akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus
Ranvier, yang dapat mempercepat penghantaran impuls.

Bahkan dalam sistem saraf spesies tunggal seperti


manusia, terdapat beratus-ratus jenis neuron yang
berbeda, dengan bentuk, morfologi, dan fungsi yang
beragam. Ragam tersebut meliputi neuron sensorik yang
mentransmisikan stimuli fisik seperti cahaya dan suara
menjadi sinyal saraf, dan neuron motorik yang
mentransmisikan sinyal saraf menjadi aktivasi otot atau
kelenjar; namun dalam kebanyakan spesies kebanyakan
neuron menerima seluruh masukan mereka dari neuron
lain dan mengirim keluaran mereka pada neuron lain.

 Sel Glia

Sel glia (berasal dari bahasa Yunani yang berarti


"lem") adalah sel non-neuron yang menyediakan
dukungan dan nutrisi, mempertahankan homeostasis,
membentuk mielin, dan berpartisipasi dalam transmisi
sinyal dalam sistem saraf. Dalam otak manusia,
diperkirakan bahwa jumlah total glia kasarnya hampir
setara dengan jumlah neuron, walaupun
perbandingannya bervariasi dalam daerah otak yang

6
berbeda. Di antara fungsi paling penting dari sel glia
adalah untuk mendukung neuron dan menahan mereka
di tempatnya; untuk menyediakan nutrisi ke neuron;
untuk insulasi neuron secara elektrik; untuk
menghancurkan patogen dan menghilangkan neuron
mati; dan untuk menyediakan petunjuk pengarahan
akson dari neuron ke sasarannya. Sebuah jenis sel glia
penting (oligodendrosit dalam susunan saraf pusat, dan
sel Schwann dalam sistem saraf tepi) menghasilkan
lapisan sebuah substansi lemak yang disebut mielin
yang membungkus akson dan menyediakan insulasi
elektrik yang mengizinkan mereka untuk
mentransmisikan potensial aksi lebih cepat dan lebih
efisien.

Macam-macam neuroglia di antaranya adalah


astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan makroglia .

1. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar


dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk menerima
rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.
Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma,
mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan
badan sel. Badan sel merupakan kumpulan retikulum
endoplasma tempat transportasi sintesis protein.

2. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan


bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan dari

7
badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.

3. Akson

Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf


panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan
sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang
disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh
beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung
zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya
rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel-
selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang
dapat menyediakan makanan untuk neurit dan
membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah
luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari
kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh
lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier
dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan


berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

1. Sel saraf sensorik

adalah sel saraf yang berfungsi menerima


rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.

2. Sel saraf motorik

adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan


rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar.
Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari
otak dan sumsum tulang belakang.

8
3. Sel saraf penghubung

adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan


sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini
banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang.
Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik
dan sel saraf motorik.

SISTEM SARAF PUSAT

a) Otak

Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting


dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan
manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak,
beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian
utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil
(Cerebellum), dan batang otak.

b) Otak Besar (Cerebrum)

Otak besar merupakan pusat pengendali


kegiatan tubuh yang disadari. Yaitu berpikir, berbicara,
melihat, bergerak, mengingat, dan mendengar termasuk

9
kegitan tubuh yang disadari. Otak besar dibagi menjadi
dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri.
Masing-masing belahan pada otak tersebut disebut
hemister. Otak besar belahan kanan mengatur dan
mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan
otak belahan kiri mengatur dan mengendalikan bagian
tubuh sebelah kanan.

c) Otak tengah (Mesensefalon)

Otak tengah merupakan penghubung antara otak


depan dan otak belakang, bagian otak tengah yang
berkembang adalah lobus optikus yang berfungsi
sebagai pusat refleksi pupil mata, pengatur gerak bola
mata, dan refleksi akomodasi mata.

d) Otak kecil (Cerebellum)

Otak kecil terletak di bagian belakang otak


besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil terdiri
atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan
lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil dibagi
menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri dan belahan
kanan yang dihubungkan oleh jembatan varol. Otak
kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh
dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang
akan melakukan kegiatan. Dan pusat keseimbangan
tubuh. Otak kecil dibagi tiga daerah yaitu otak depan,
otak tengah, dan otak belakang.

1. Otak depan meliputi :


 Hipotalamus, merupakan pusat pengatur
suhu, selera makan, keseimbangan cairan

10
tubuh, haus, tingkah laku, kegiatan
reproduksi, meregulasi pituitari.
 Talamus, merupakan pusat pengatur sensori,
menerima semua rangsan yang berasal dari
sensorik cerebrum.
 Kelenjar pituitary, sebagai sekresi hormon.
2. Otak Tengah dengan bagian atas merupakan
lobus optikus yang merupakan pusat refleks
mata.
3. Otak Belakang, terdiri atas dua bagian yaitu otak
kecil dan medulla oblongata. Medula oblongata
berfungsi mengatur denyut jantung, tekanan
darah, mengatur pernafasan, sekresi ludah,
menelan, gerak peristaltic, batuk, dan bersin.
 Sumsum lanjutan (Medula Oblongata)
Sumsum lanjutan atau sumsum
penghubung. Terbagi menjadi dua lapis,
yaitu lapisan dalam dan luar berwarna
kelabu karena banyak mengandung
neuron. Lapisan luar berwarna putih,
berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum
tulang belakang adalah mengatur reflex
fisiologis, seperti kecepatan napas,
denyut jantung, suhu tubuh, tekanan,
darah, dan kegiatan lain yang tidak
disadari.
 Sumsum Tulang Belakang (Medula
Spinalis)
Sumsum tulang belakang terletak
memanjang di dalam rongga tulang

11
belakang, mulai dari ruas-ruas tulang
leher sampai ruas-ruas tulang pinggang
yang kedua. Sumsum tulang belakang
terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan
luar berwana putih dan lapisan dalam
berwarna kelabu. Lapisan luar
mengandung serabut saraf dan lapisan
dalam mengandung badan saraf. Di
dalam sumsum tulang belakang terdapat
saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf
penghubung. Fungsinya adalah sebagai
penghantar impuls dari otak dan ke otak
serta sebagai pusat pengatur gerak
refleks.

SISTEM SARAF TEPI

Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang


membawa pesan dari dan ke sistem saraf pusat.
Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi
membentuk perubahan cepat dalam tubuh untuk
merespon rangsangan dari lingkungan. Sistem saraf ini
dibedakan menjadi sistem saraf somatis dan sistem saraf
otonom.

1) SISTEM SARAF SOMATIC

Sistem saraf somatis disebut juga dengan sistem


saraf sadar. Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang
saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum tulang
belakang ( spinal ) Kedua belas pasang saraf otak akan
menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung,
telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang belakang keluar

12
melalui sela-sela ruas tulang belakang dan berhubungan
dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki, tangan,
dan otot lurik. Saraf-saraf dari sistem somatis
menghantarkan informasi antara kulit, sistem saraf
pusat, dan otot-otot rangka. Proses ini dipengaruhi saraf
sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk
menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian
tubuh di bawah pengaruh sistem ini.

 Contoh dari sistem saraf somatis adalah


sebagai berikut.
1. Ketika kita mendengar bel rumah
berbunyi, isyarat dari telinga akan
sampai ke otak. Otak
menterjemahkan pesan tersebut dan
mengirimkan isyarat ke kaki untuk
berjalan mendekati pintu dan
mengisyaratkan ke tangan untuk
membukakan pintu.
2. Ketika kita merasakan udara di
sekitar kita panas, kulit akan
menyampaikan informasi tersebut ke
otak. Kemudian otak mengisyaratkan
pada tangan untuk menghidupkan
kipas angin.
3. Ketika kita melihat kamar
berantakan, mata akan
menyampaikan informasi tersebut ke
otak, otak akan menterjemahkan
informasi tersebut dan
mengisyaratkan tangan dan kaki

13
untuk bergerak membersihkan
kamar.
2) SISTEM SARAF OTONOM

Apa yang kamu rasakan ketika kejatuhan cicak?


Kamu kaget, ketakutan, dan menjerit keras. Jantungmu
berdetak dengan cepat. Pikiranmu kacau. Reaksi yang
membuat responmu dalam situasi ketakutan ini
dikontrol oleh sistem saraf otonom. Sistem saraf
otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang
tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh
kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh
sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan
jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik.

A. SISTEM SARAF SIMPATI

Disebut juga sistem saraf torakolumbar,


karena saraf preganglion keluar dari tulang
belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12.
Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion
atau simpul saraf yang terdapat di sumsum
tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf
simpatik adalah sebagai berikut.

 Mempercepat denyut jantung.


 Memperlebar pembuluh darah.
 Memperlebar bronkus.
 Mempertinggi tekanan darah.
 Memperlambat gerak peristaltis.
 Memperlebar pupil.
 Menghambat sekresi empedu.

14
 Menurunkan sekresi ludah.
 Meningkatkan sekresi adrenalin.
B. SISTEM SARAF PARASIMPATIK

Disebut juga dengan sistem saraf


kraniosakral, karena saraf preganglion
keluar dari daerah otak dan daerah sakral.
Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-
jaring yang berhubung-hubungan dengan
ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang
dikuasai oleh susunan saraf simpatik. Sistem
saraf parasimpatik memiliki fungsi yang
berkebalikan dengan fungsi sistem saraf
simpatik. Misalnya pada sistem saraf
simpatik berfungsi mempercepat denyut
jantung, sedangkan pada sistem saraf
parasimpatik akan memperlambat denyut
jantung.

SISTEM DAN SIRKUIT SARAF

Fungsi dasar neuronal mengirimkan sinyal


kepada sel lain meliputi kemampuan neuron untuk
mengubah sinyal dengan yang lain. Jaringan kerja
terbentuk dengan kelompok saling terhubung dari
neuron mampu menjalankan berbagai fungsi, termasuk
fitur deteksi, generasi pola, dan pengaturan waktu.
Nyatanya, sulit untuk menentukan batas proses jenis
informasi yang dapat dikerjakan oleh jaringan saraf:
Warren McCulloch dan Walter Pitts menunjukkan pada

15
tahun 1943 bahwa bahkan jaringan saraf tiruan dibentuk
dari sebuah abstraksi matematika yang sangat di
sederhanakan mampu melakukan perhitungan universal.
Dengan mempertimbangkan fakta bahwa neuron secara
individual mampu menggenerasikan pola aktivitas
temporal kompleks secara bebas, rentang kemampuan
sangat mungkin ada bahkan untuk sekelompok kecil
neuron di luar pengertian yang ada sekarang.

Penggambaran jalur rasa sakit, dari Treatise of Man


karya René Descartes.

Dalam sejarah, selama bertahun-tahun


pandangan utama dalam fungsi sistem saraf adalah
penghubung stimulus-respons. Dalam konsep ini, proses
saraf dimulai dengan stimuli yang mengaktifkan neuron
sensorik, menghasilkan sinyal yang berpropagasi
melalui serangkaian hubungan dalam sumsum tulang
belakang dan otak, mengaktifkan neuron motorik dan
maka menghasilkan respons seperti kontraksi otot.
Descartes percaya bahwa semua tingkah laku hewan,
dan kebanyakan tingkah laku manusia, dapat dijelaskan
dalam kerangka sirkuit stimulus-respons, walaupun ia
juga percaya bahwa fungsi kognitif yang lebih tinggi
seperti bahasa tidak mampu dijelaskan secara mekanis.
Charles Sherrington, dalam bukunya pada tahun 1906
yang berjudul The Integrative Action of the Nervous
System, mengembangkan konsep mekanisme stimulus-
respons dengan cara yang lebih detail, dan
Behaviorisme, mazhab yang mendominasi psikologi
sepanjang pertengahan abad ke-20, mencoba untuk

16
menjelaskan setiap aspek tingkah laku manusia dalam
rangka stimulus-respons.

Namun, penelitian elektrofisiologi yang dimulai


pada awal abad 20 dan mencapai produktivitasnya pada
tahun 1940 menunjukkan bahwa sistem saraf
mengandung berbagai mekanisme untuk menghasilkan
pola aktivitas secara intrinsik, tanpa memerlukan
stimulus eksternal. Neuron-neuron ditemukan mampu
memproduksi rangkaian potensial aksi reguler, atau
rangkaian ledakan (sequences of bursts), bahkan dalam
isolasi penuh. Ketika neuron aktif secara intrinsik
terhubung dengan yang lain dalam sirkuit kompleks,
kemungkinan penghasilan pola temporer yang lebih
rumit menjadi jauh lebih besar. Konsep modern
memandang fungsi sistem saraf sebagian dalam
kerangka rangkaian stimulus-respons, dan sebagian
dalam kerangka pola aktivitas yang dihasilkan secara
intrinsik — kedua jenis aktivitas berinteraksi dengan
yang lain untuk menggenerasikan tingkah laku
berulang-ulang.

17
MEKANISME KERJA SARAF

Neuron mampu menerima dan merespon


terhadap rangsang. Rangsang dari dendrit ke badan sel
saraf oleh akson akan diteruskan ke dendrit akson yang
lain. Bila sampai di ujung akson, maka ujung akson
akan mengeluarkan neurohumor yang memacu dendrit
yang berhubungan dengan akson tadi.

a. Penghantaran Impuls

Rangsangan yang diterima oleh neuron sensorik akan


dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis.

b. Penghantaran lewat sel saraf

Sel saraf bila dalam keadaan istirahat, muatan listrik di


luar sel saraf positif (+), sedangkan muatan listrik di
dalam membran (-). Keadaan ini disebut polarisasi.

c. Penghantaran lewat Sinapsis

18
1) Bila impuls sampai di tombol sinapsis, akan
mengakibatkan peningkatan permiabelitas membran
prasinapsis terhadap ion Ca.

2) Gelembung sinapsis melebur dengan membran


prasinapsis sambil mengeluarkan neurotransmiter ke
celah sinapsis.

3) Neurotransmiter membawa impuls ke membran


postsinapsis. Setelah itu neurotransmitter dihidrolisis
oleh enzim asetil kolinesterase menjadi setil dan asam
stanont. Zat ini disimpan dalam gelembung sinapsis
untuk dipergunakan lagi.

Diagram sistem saraf manusia

Sistem saraf pada vertebrata secara umum dibagi


menjadi dua yaitu sistem saraf pusat (SSP) dan sistem
saraf tepi (SST). SSP terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang. SST utamanya terdiri dari saraf, yang
merupakan serat panjang yang menghubungkan SSP ke
setiap bagian dari tubuh. SST meliputi saraf motorik,
memediasi pergerakan pergerakan volunter (disadari),
sistem saraf otonom, meliputi sistem saraf simpatis,
sistem saraf parasimpatis, dan fungsi regulasi
(pengaturan) involunter (tanpa disadari) dan sistem
saraf enterik (pencernaan), sebuah bagian yang semi-
bebas dari sistem saraf yang fungsinya adalah untuk
mengontrol sistem pencernaan.

Pada tingkatan seluler, sistem saraf didefinisikan


dengan keberadaan jenis sel khusus, yang disebut
neuron, yang juga dikenal sebagai sel saraf. Neuron

19
memiliki struktur khusus yang mengizinkan neuron
untuk mengirim sinyal secara cepat dan presisi ke sel
lain. Neuron mengirimkan sinyal dalam bentuk
gelombang elektrokimia yang berjalan sepanjang
serabut tipis yang disebut akson, yang mana akan
menyebabkan bahan kimia yang disebut
neurotransmitter dilepaskan di pertautan yang
dinamakan sinaps. Sebuah sel yang menerima sinyal
sinaptik dari sebuah neuron dapat tereksitasi, terhambat,
atau termodulasi. Hubungan antara neuron membentuk
sirkuit neural yang membuat persepsi organisme dari
dunia dan menentukan tingkah lakunya. Bersamaan
dengan neuron, sistem saraf mengangung sel khusus
lain yang dinamakan sel glia (atau sederhananya glia),
yang menyediakan dukungan struktural dan metabolik.

Sistem saraf ditemukan pada kebanyakan hewan


multiseluler, tetapi bervariasi dalam kompleksitas.
Hewan multiseluler yang tidak memiliki sistem saraf
sama sekali adalah porifera, placozoa dan mesozoa,
yang memiliki rancangan tubuh sangat sederhana.
Sistem saraf ctenophora dan cnidaria (contohnya,
anemon, hidra, koral dan ubur-ubur) terdiri dari jaringan
saraf difus. Semua jenis hewan lain, terkecuali beberapa
jenis cacing, memiliki sistem saraf yang meliputi otak,
sebuah central cord (atau 2 cords berjalan paralel), dan
saraf yang beradiasi dari otak dan central cord. Ukuran
dari sistem saraf bervariasi dari beberapa ratus sel
dalam cacing tersederhana, sampai pada tingkatan 100
triliun sel pada manusia.

20
Pada tingkatan paling sederhana, fungsi sistem
saraf adalah untuk mengirimkan sinyal dari satu sel ke
sel lain, atau dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh
lain. Sistem saraf rawan terhadap malafungsi dalam
berbagai cara, sebagai hasil cacat genetik, kerusakan
fisik akibat trauma atau racun, infeksi, atau penuaan.
Kekhususan penelitian medis di bidang neurologi
mempelajari penyebab malafungsi sistem saraf, dan
mencari intervensi yang dapat mencegahnya atau
memperbaikinya. Dalam sistem saraf perifer/tepi (SST),
masalah yang paling sering terjadi adalah kegagalan
konduksi saraf, yang mana dapat disebabkan oleh
berbagai macam penyebab termasuk neuropati diabetik
dan kelainan demyelinasi seperti sklerosis ganda dan
sklerosis lateral amiotrofik.

Ilmu yang memfokuskan penelitian/studi tentang sistem


saraf adalah neurosains.

Struktur

Nama sistem saraf berasal dari "saraf", yang


mana merupakan bundel silinder serat yang keluar dari
otak dan central cord, dan bercabang-cabang untuk
menginervasi setiap bagian tubuh. Saraf cukup besar
untuk dikenali oleh orang Mesir, Yunani dan Romawi
Kuno, tetapi struktur internalnya tidaklah dimengerti
sampai di mungkinkannya pengujian lewat mikroskop.
Sebuah pemeriksaan mikroskopik menunjukkan bahwa
saraf utamanya terdiri dari akson dari neuron,
bersamaan dengan berbagai membran (selubung) yang
membungkus saraf dan memisahkan mereka menjadi

21
fasikel. Neuron yang membangkitkan saraf tidak berada
sepenuhnya di dalam saraf itu sendiri; badan sel mereka
berada di dalam otak, central cord, atau ganglia perifer
(tepi).

Seluruh hewan yang lebih tinggi tingkatannya


daripada porifera memiliki sistem saraf. Namun, bahkan
porifera, hewan uniseluler, dan non-hewan seperti jamur
lendir memiliki mekanisme pensinyalan sel ke sel yang
merupakan pendahulu neuron. Dalam hewan simetris
radial seperti ubur-ubur dan hidra, sistem saraf terdiri
dari jaringan difus sel terisolasi. Dalam hewan bilateria,
yang terdiri dari kebanyakan mayoritas spesies yang
ada, sistem saraf memiliki stuktur umum yang berasal
awal periode Kambrium, lebih dari 500 juta tahun yang
lalu.

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN

A) Pengkajian
Riwayat Penyakit sekarang

Keluhan utama, Mengevaluasi kekuatan dan


kelemahan yang dimiliki, Trauma kepala;
Hipertensi, Jantung, Migrain, Sakit kepala,
Epilepsi, Obesitas, Kanker, Hiperlipidemia,
Diabetes, Infeksi dan lain – lain.

Riwayat Keluarga

22
Hipertensi, Jantung, Obesitas, Stroke,
Kanker, Retradasi Mental, Epilepsi atau
gangguan kejang lainnya.

B) Review Sistem :
Susunan Saraf Pusat : vertigo, Paralisis,
Pingsan, Insomnia
Sistem Kardio Respiratori: Palpitasi,
dada tegang
Sistem Gastro Intestinal : gangguan
mengunyah dan menelan ; Sistem
Saluran Kemih : gangguan mengontrol
spinkter, polyuri.

E (Membuka mata) : 4=Membuka secara spontan,


3=Membuka mata karena suara, 2=Membuka mata
dengan rangsangan nyeri atau bahaya, 1=Tidak ada
respon, tidak dapat membuka mata karena edema atau
balutan.

M (Motorik / Gerakan) : 6=Mematuhi perintah


sederhana, 5=Melokalisasi nyeri / menunjuk arah nyeri
berasal, 4=Menarik fleksi (bila ada rangsangan nyeri) ;
3=Fleksi abnormal (bila ada rangsangan nyeri), rigiditas
dekortikasi, 2=Ekstensi abnormal (nyeri), rigiditas
desebrasi, 1=Tidak terdapat respon motorik.

V ( Verbal ) : 5=Berorientasi bila di tanya, 4=Bingung,


3=Mengatakan kata – kata yang tidak tepat / ngelantur,
2=Menyuarakan suara / bunyi yang tidak bermakna /
menggumam, 1=Tidak terdapat respon verbal.

23
Selain mengkaji tingkat kesadaran, kita periksa juga
fungsi saraf kranial yang terganggu dari 12 saraf
berikut:

I = Olfaktorius (penghidu)

II = Optikus (Ketajaman penglihatan, lapang


pandang, pemeriksaan fundus)

III = Okulomotorius (Reflek pupil, otot okuler


ekterna, termasuk gerakan keatas, kebawah dan
mediana ; kerusakan akan menyebabkan ptosis, dilatasi
pupil)

IV = Troklearis (gerakan okular ; kerusakan akan


menyebabkan ketidakmampuan melihat kebawah dan
kesamping ; nistagmus / jereng) ;

V = Trigeminus (Fungsi sensori, reflek kornea, kilit


wajah dan dahi, mukosa hidung dan mulut ; fungsi
motorik, refleks maksilaris ” rahang “)

VI = Abdusen (sama seperti saraf ke IV)

VII = Fasialis (Fungsi motorik wajah bagian atas dan


bawah; kerusakan akan menyebabkan asimetris wajah
dan paresis ; fungsi sensori di uji dengan pengecapan)

VIII = Akustikus (Tes saraf koklear : pendengaran,


konduksi udara dan tulang ; kerusakan akan
menyebabkan tinitus, kurang pendengaran atau
ketulian)

IX = Glosofaringeus ( Fungsi motorik : refleks


gangguan faringeal, menelan )

24
X = Vagus (pengkajian pita suara berbicara dengan
jelas tanpa serak )

XI = Asesorius ( Kekuatan otot trapesius dan


sternokleidomastoid; kerusakan akan menyebabkan
ketidak mampuan mengangkat bahu )

XII = Hipoglosus ( Fungsi motorik lidah; kerusakan


akan menyebabkan penyimpangan ke arah lateral,
atrofi, tremor, ketidakmampuan menjulurkan atau
menggerakkan lidah dari samping kiri ke samping
kanan atau sebaliknya ).

C) Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan pola pernafasan b/d
Kerusakan neurologis atau
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d
kerusakan batuk dan ketidakmampuan
mengatasi lendir.
Gangguan perfusi jaringan otak b/d
vasospasme sekunder terhadap cidera
hemoragi ; Peningkatan Tekanan Intra
Kranial sekunder terhadap cidera
hemoragi
Perubahan eliminasi : inkontinensia urine
b/d kerusakan atau gangguan neurologis
pada spinkter uri
Perbahan eliminasi : konstipasi b/d
kerusakan neurologis
Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan
fungsi neurofisiologis

25
Gangguan komunikasi verbal b/d
kerusakan saraf pada pusat bicara
(broca)
Perubahan persepsi sensori, kognitif,
visual, auditori, kinestetik b/d trauma
neurologis
Perubahan respon psikis dan emosi b/d
perubahan fisik
Potensial terjadinya deformitas
Potensial terjadinya gangguan integritas
kulit b/d imobilitas fisik
D) Rencana Keperawatan
Mempertahankan fungsi vital sign
Mencegah terjadinya kerusakan otak
irreversibel
Mencegah terjadinya komplikasi : cacat
fisik, mental dan sosial

1.Tindakan Keperawatan Utama pada Stroke

Manajemen pembebasan jalan napas: Kaji dan pantau


pernapasan, reflek batuk dan sekresi ; posisikan tubuh
dan kepala untuk menghindari obstruksi jalan napas dan
memberikan pengeluaran sekresi yang optimal ;
penghisapan lendir; berikan oksigen sesuai kebutuhan ;
pantau gas darah arteri dan hemoglobin sesuai indikasi

-Pemeriksaan nutrisi

-Kompensasi untuk kesulitan persepsi

-Meningkatkan mobilisasi, kolaborasi dengan rehab


medik

26
-Meningkatkan suport mental

-Meningkatkan komunikasi

-Meningkatkan rehabilitasi

-Mencegah disuse syndrome

E) Implementasi

Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang


telah dibuat.

F) Evaluasi
Klien bisa mengekspresikan
perasaannya/ kebutuhannya
Mengerti dan menjalankan perintah
Dapat mengenali bagian – bagian tubuh
Bekerja sama dengan perawat dalam
pemenuhan aktivitas sehari – harinya
Kemajuan dalam fungsi motorik

27
KESIMPULAN

I. Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-


jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus dan
saling berhubungan satu dengan yang lain
II. Syaraf (neuron)terdiri dari :
o Sel syaraf dan processusnya (dendrit)
yang berfungsi untuk metabolisme,
penghasil energi guna transmisi impuls,
juga merendam adanya aliran impuls
yang menuju ke dendrit.
o Serabut syaraf (axon), berfungsi untuk
transmisi atau konduksi impuls.
o Ujung syaraf (telodendron) tempat
produksi transmiter (acetylcholin,
norepinephrin).
III. Proses terjadinya konduksi impuls syaraf ada
dua teori :
o Teori Membran
o Teori Penyaluran Sirkuit Lokal
IV. Sistem syaraf dibagi atas beberapa bagian antara
lain :
 Sistem syaraf pusat terdiri dari :
o Otak
o Medulla spinalis (sumsum tulang
belakang)
 Sistem syaraf tepi (perifer), yang
dibentuk oleh beberapa syaraf yang

28
berhubungan dengan syaraf pusat secara
langsung maupun tidak langsung.
o Syaraf cranial
o Syaraf otonom :
 syaraf simpatis
 syaraf parasimpatetis
V. Gangguan pada system syaraf :
o Gangguan pada serebrum
o Ganglion Basalis
o Batang otak, pons dan medula oblongata
o Kerusakan pada sumsum tulang belakang
o Spastisitas dan kekakuan
o Terputusnya serabut saraf campuran
o Neuritis
o Neuritis siatika atau lebih dikenal dengan
siatika
o Ensefaliatis
o Meningitis

29
DAFTAR PUSTAKA

http://stikeskharismakarawang.blogspot.com/2012/10/m
akalah-sistem-saraf-manusia.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf

http://arismunawarslalu.blogspot.com/2011/05/fisiologi-
sistem-persyarafan.html?m=1

http://biologisistemsaraf.blogspot.com/2016/02/peta-
konsep.html

http://hardinburuhi88.blogspot.com/2014/07/makalah-
fisiologi-persarafan.html?m=1

https://www.dosenpendidikan.co.id/penjelasan-fungsi-
sistem-saraf-otonom-tak-sadar/

30
31

Anda mungkin juga menyukai