Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

VIRUS

Dosen Fasilitator :

Yufi Aris Lestari, S.kep.,Ns.,M.Kes

SGD 5 :
1. Ani Navita Aprilia (0119004)
2. Anisya Putri (0119005)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulisan makalah yang berjudul ‘Virus’ dapat diselesaikan.
melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada dosen pengajar mata kuliah
Keperawatan Dasar yang telah meluangkan waktu tenaga dan pikiran dalam mengajar penulis
selama mengikuti perkuliahan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah…………………………………................................................4
C. Tujuan……………………………………………..................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Virus…………………………………………………………………...…5
B. Struktur Virus…………………………………………………………………...…5
C. Infeksia………………………………………………………………………….....7
D. Mekanisme Pertahanan Tubuh…………………………………………………….9
E. Manifestasi Klinis…………………………………………………………………11
F. Pemeriksaan Laboratorium………………………………………………………..13
G. Pemberantasan…………………………………………………………………….14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………..17
B. Saran........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup
dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus
merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya
virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri
atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-
sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal),
sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang
jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia
tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik
khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia
(misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau
tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana yang di maksud dengan definisi, struktur dan infeksia virus?
2. Bagaimana yang di maksud dengan mekanisme pertahanan tubuh terhadap
virus?
3. Bagaimana yang di maksud dengan manifestasi klinis, dan pemeriksaan
laboratorium dari virus?
4. Bagaimana yang dimaksud dengan pemberantasan virus?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang definisi, struktur, dan infeksia virus.
2. Untuk mengetahui tentang mekanisme pertahanan tubuh terhadap virus.
3. Untuk mengetahui tentang manifestasi klinis dan pemeriksaan
laboratorium dari virus.
4. Untuk mengetahui tentang pemberantasaan virus.

4
BAB II

ISI

A. Definisi virus
Virus berasal dari bahasa Venom” yang yunani “berarti racun. Virus
adalah parasit mikroskopik yang menginfeksiselorganisme biologis. Secara
umum virus merupakan partikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang
mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau
asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda,
yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang.
Virus memiliki sifat hidup dan mati. Sifat hidup (seluler) yaitu memiliki
asam nukleat namun tidak keduanya (hanya DNA atau RNA), dapat
bereproduksi dengan replikasi dan hanya dapat dilakukan didalam sel inang
(parasit obligat intraseluler). Sifat mati (aseluler) yaitu dapat di kristalkan dan
dicairkan. Struktur berbeda dengan sel dan tidak melakukan metabolisme sel.
Partikel virus secara keseluruhan ketika berada di luar inang yang terdiri
dari asam nukleat yang dikelilingi oleh protein dikenal dengan nama virion.
Virion tidak melakukan aktivitas biosinteis dan reproduksi. Pada saat virion
memasuki sel inang, baru kemudian akan terjadi proses reproduksi. Virus
ketika memasuki sel inang akan mengambil alih aktivitas inang untuk
menghasilkan komponen-komponen pembentuk virus.

B. Struktur virus
Virus bersifat aseluler (tidak memiliki sel). Virus berukuran sangat kecil,
jauh lebih kecil dari bakteri. Untuk mengamatinya diperlukan mikroskop
electron yang pembesarannya dapat mencapai 50.000X. Virus hanya memiliki
salah satu macam nukleat. Virus umumnya berupa semacam Kristal dan
bentuknya sangat bervariasi, ada yang berbentuk oval, memanjang, silindris,
kotak, dan kebanyakan berbentuk seperti kecebong dengan kepala oval dan
ekor silindris.

5
 Kepala virus
Berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi Kapsid.
 Kapsid
Selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas bagian-bagian
yang disebut kapsomer, misalnya pada TMV dapat terdiri atas
satu rantai polipeptida yang tersusun atas 2.100 kapsomer.
Kapsid juga terdiri dari protein-protein monomer identic yang
masing-masing terdiri dari rantai polipeptida.
 Isi tubuh
Isi tubuh yang kering disebut virion adalah bahan genetic yakni
asam nukleat (DNA atau RNA), contohnya :
a. Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya
menyerupai kubuh antara lain, virus poliomyelitis, virus
radang mulut, kuku, dan virus influenza.
b. Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipida, dan
polisakarida, contohnya para mixovirus.
c. Virus yang isi tubuhnya terdiri atas RNA, protein, dan
banyak lipida, contohnya virus cacar.
 Ekor virus
Merupakan alat penancap ketubuh organisme yang diserangnya.
Ekor virus terdiri atas tabung bersumbat yang dilengkapi
benang/serbutnya.

Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA.


Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal,
RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat
genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus

6
bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus
untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia
berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang
beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.
Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid.
Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik),
heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein
yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit
protein yang disebut kapsomer.

C. Infeksia virus
Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing
terhadap organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang.
Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki
inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan
inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada
luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian.
Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan.
Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme
mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup
bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid. Virus adalah
mikroorganisme yang mengadakan replikasi di dalam sel dan kadang-
kadang memakai asam nukleat atau protein pejamu.
Sifat virus yang sangat khusus adalah:
 Mengganggu sel khusus tanpa merusak. Virus yang tidak
menyebabkan kerusakan sel disebut virus non sitopatik (non
cytopathic virus). Bila terjadi kerusakan sel, maka hal ini akibat
reaksi antigen antibodi. Virus ini dapat menjadi persisten dan
akhirnya menjadi kronik, sebagai contoh adalah virus hepatitis
B
 Virus merusak sel atau mengganggu perkembangan sel
kemudian menghilang dari tubuh, dan virus seperti ini disebut
virus sitopatik (cytopathic virus), sebagai contoh infeksi virus
HIV, infeksi hepatitis virus lain, dan sebagainya. 
 Dapat menginfeksi jaringan tanpa menimbulkan respons
inflamasi
 Dapat berkembang biak dalam sel pejamu tanpa merusak.

Virus dapat menginfeksi inangnya dan menyebabkan berbagai


akibat bagi inangnya. Ada yang berbahaya, namun juga ada yang dapat

7
ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga akibat yang dihasilkan tidak
terlalu besar.
 Infeksi akut
Merupakan infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu cepat
namun dapat juga berakibat fatal.
Contoh:- Serangan asma
Serangan asma merupakan gejala asma yang memburuk secara
mendadak yang ditandai dengan sesak napas, napas berbunyi
atau mengi, otot leher dan dada yang mengencang, wajah pucat,
berkeringat, perasaan cemas, panik, dan batuk-batuk akibat
penyempitan otot di sekitar saluran napas atau bronkial. Selama
serangan asma terjadi, lapisan saluran pernapasan akan
mengalami pembengkakan, meradang, dan produksi lendir
berlebih.
 Infeksi kronis
Merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga ada
risiko gejala penyakit muncul kembali.
Contoh:- kanker
Seseorang yang mengalami penyakit kanker, seperti kanker
ovarium, kanker darah, atau kanker payudara, perlu untuk
melakukan kontrol rutin dan pengobatan, agar sel-sel kanker
dapat hilang atau tidak makin berkembang.

Adapun penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus :


a. Cacar air
Penyakit ini disebabkan oleh virus varicella-zoster dan
paling sering dialami oleh anak-anak yang berusia di bawah
15 tahun namun juga bisa terjadi pada orang dewasa.
Mereka yang sudah pernah terkena cacar air dapat
mengalami herpes zoster beberapa tahun kemudian.
b. Demam berdarah dengue
Penyakit ini umum ditemukan pada daerah yang hangat dan
lembap. Wabah demam berdarah dengue merebak di musim
hujan.
c. Hepatitis
Penyakit hepatitis merupakan penyakit yang menyerang
jaringan hati manusia.Terdiri atas hepatitis A, B, C, D dan
E. Virus yang berpotensi menyebabkan penyakit hepatitis
adalah jenis Virus Mumps, Cytomegalovirus dan Epstein-
Barr.
d. Rabies

8
Penyakit ini bisa menjangkiti seseorang yang terkena
gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies.
e. Rubella
Penyakit ini sangat berbahaya bagi janin dalam kandungan,
karena bisa menyebabkan keguguran dan cacat bawaan. 
f. Polio
Polio merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf
yang menyebabkan seseorang kesulitan bernafas dan
kelupuhan tubuh. Penyakit yang disebabkan oleh virus Poli
virus atau Poliomyelitis virus ini mudah menyerang balita
yang tidak mendapatkan vaksinasi polio beberapa bulan
setelah kelahiranya.
g. Pneumonia
Pneumonia adalah radang paru paru yang terjadi dibagian
pulmonary Alveolus yang mempunyai kemampuan
membawa dan menyebarkan oksigen dari atmosfer.
Penyakit ini disebabkan oleh virus Sinsitial dan Virusc
influenza tipe A dan B yang serimng menyerang anak anak
usia dini.
h. HIV AIDS
Human Immunodeficiency Virus merupakan penyakit yang
menyerang kekebalan tubuh seseorang sehingga tubuh
kehilangan kemampuannya untuk menolak racun atau bibit
penyakit yang menyerabng melalui radikal bebas atau
melalui makanan dan minuman. Seseorang yang terjangkit
Aids maka tubuhnya tidak lagi mampu melawan bibit
penyakit yang masuk dalam tubuhnya Penyakit ini
disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus.

D. Mekanisme pertahanan tubuh.


a. Respon imun nonspesifik terhadap infeksi virus
Secara jelas terlihat bahwa respons imun yang terjadi adalah
timbulnya interferon dan sel natural killler (NK) dan antibodi yang
spesifik terhadap virus tersebut. Pengenalan dan pemusnahan sel yang
terinfeksi virus sebelum terjadi replikasi sangat bermanfaat bagi pejamu.
Permukaan sel yang terinfeksi virus mengalami modifikasi, terutama
dalam struktur karbohidrat, menyebabkan sel menjadi target sel NK. Sel
NK mempunyai dua jenis reseptor permukaan. Reseptor pertama

9
merupakan killer activating receptors, yang terikat pada karbohidrat dan
struktur lainnya yang diekspresikan oleh semua sel.
Reseptor lainnya adalah killer inhibitory receptors, yang
mengenali molekul MHC kelas I dan mendominasi signal dari reseptor
aktivasi. Oleh karena itu sensitivitas sel target tergantung pada ekspresi
MHC kelas I. Sel yang sensitif atau terinfeksi mempunyai MHC kelas I
yang rendah, namun sel yang tidak terinfeksi dengan molekul MHC kelas
I yang normal akan terlindungi dari sel NK. Produksi IFN-α selama
infeksi virus akan mengaktivasi sel NK dan meregulasi ekspresi MHC
pada se
l terdekat sehingga menjadi resisten terhadap infeksi virus. Sel NK
juga dapat berperan dalam ADCC bila antibodi terhadap protein virus
terikat pada sel yang terinfeksi.

Beberapa mekanisme utama respons nonspesifik terhadap virus,


yaitu :
o Infeksi virus secara langsung yang akan merangsang
produksi IFN oleh sel-sel terinfeksi; IFN berfungsi
menghambat replikasi virus.
o Sel NK mampu membunuh virus yang berada di dalam sel,
walaupun virus menghambat presentasi antigen dan
ekspresi MHC klas I. IFN tipe I akan meningkatkan
kemampuan sel NK untuk memusnahkan virus yang berada
di dalam sel. Selain itu, aktivasi komplemen dan fagositosis
akan menghilangkan virus yang datang dari ekstraseluler
dan sirkulasi.

b. Respon imun spesifik terhadap infeksi virus.


Mekanisme respons imun spesifik ada dua jenis yaitu respons
imunitas humoral dan selular. Respons imun spesifik ini mempunyai peran
penting yaitu :
o        Menetralkan antigen virus dengan berbagai cara antara
lain menghambat perlekatan virus pada reseptor yang
terdapat pada permukaan sel sehingga virus tidak dapat
menembus membran sel, dan dengan cara mengaktifkan

10
komplemen yang menyebabkan agregasi virus sehingga
mudah difagositosis
o Melawan virus sitopatik yang dilepaskan dari sel yang lisis.

Molekul antibodi dapat menetralisasi virus melalui berbagai cara.


Antibodi dapat menghambat kombinasi virus dengan reseptor pada sel,
sehingga mencegah penetrasi dan multiplikasi intraseluler, seperti pada
virus influenza. Antibodi juga dapat menghancurkan partikel virus bebas
melalui aktivasi jalur klasik komplemen atau produksi agregasi ,
meningkatkan fagositosis dan kematian intraseluler.
Beberapa virus dapat menginfeksi sel-sel sistem imun sehingga
mengganggu fungsinya dan mengakibatkan imunodepresi, misalnya virus
polio, influenza dan HIV atau penyakit AIDS. Sebagian besar virus
membatasi diri (self-limiting), namun sebagian lain menyebabkan gejala
klinik atau subklinik. Penyembuhan infeksi virus pada umumnya diikuti
imunitas jangka panjang. Pengenalan sel target oleh sel T sitotoksik
spesifik virus dapat melisis sel target yang mengekspresikan peptida
antigen yang homolog dengan region berbeda dari protein virus yang
sama, dari protein berbeda dari virus yang sama atau bahkan dari virus
yang berbeda.
Aktivasi oleh virus kedua tersebut dapat menimbulkan memori
dan imunitas spontan dari virus lain setelah infeksi virus inisial dengan
jenis silang. Demam dengue dan demam berdarah dengue merupakan
infeksi virus akut yang disebabkan oleh empat jenis virus dengue.
Imunitas yang terjadi cukup lama apabila terkena infeksi virus dengan
serotipe yang sama, tetapi bila dengan serotipe yang berbeda maka
imunitas yang terjadi akan berbeda.

E. Manifestasi klinis
Virus tidak mampu memperbanyak diri di luar sel-sel hidup sehingga
dikatakan bahwa virus bukanlah makhluk hidup yang dapat hidup mandiri. Virus
selalu memanfaatkan sel-sel hidup sebagai inang untuk memperbanyak dirinya.
Replikasi terjadi di dalam sel inang. 
Untuk dapat mereplikasi asam nukleat dan mensintesis protein
selubungnya, virus bergantung pada sel-sel inang. Replikasi ini menyebabkan
rusaknya sel inang. Setelah itu, virus akan keluar dari sel inang. Di luar sel inang,
virus disebut sebagai partikel virus yang disebut virion. Gejala – gejala yang

11
sering muncul pada infeksi virus adalah hidung berair, terkadang mimisan,
terkadang demam, batuk, sakit tenggorokan, dan susah tidur.
Berikut gejala – gejala dari beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus:
 Cacar air
Pada permulaannya, penderita akan merasa
sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah.
Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih
berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing.
Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang
berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan
perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan
wajah.
Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting
berisi cairan

\denga
n dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau
gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini
dibiarkan maka akan segera mengering membentuk keropeng
(krusta) yang nantinya akan terlepas dan
meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap
(hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar
sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan
bekas lagi.
Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan.
Krusta akan segera terbentuk lebih dalam sehingga akan
mengering lebih lama. kondisi ini memudahkan infeksi bakteri
terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah mengering bekas
cacar air tadi akan menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih
lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda, bekas cacar
air akan lebih sulit menghilang.
 Demam berdarah dengue
 Gejalanya muncul 4-7 hari sejak gigitan nyamuk, dan bisa
berlangsung selama 10 hari. Suhu badan tinggi yang bisa
mencapai 40 derajat Celcius atau lebih, sakit kepala berat, nyeri
pada sendi, otot, dan tulang, hilang nafsu makan, nyeri pada
bagian belakang mata, mual dan muntah, pembengkakan
kelenjar getah bening, ruam kemerahan (muncul sekitar 2-5 hari
setelah demam). Pada demam dengue, biasanya penderita akan
sembuh dalam 7 hari.
 Hepatitis
Sebelum virus hepatitis menimbulkan gejala pada
penderita, terlebih dahulu virus ini akan melewati masa
inkubasi. Waktu inkubasi tiap jenis virus hepatitis berbeda-beda.
HAV membutuhkan waktu inkubasi sekitar 15-45 hari, HBV
sekitar 45-160 hari, dan HCV sekitar 2 minggu hingga 6 bulan.
12
Beberapa gejala yang umumnya muncul pada penderita
hepatitis seperti, flu, misalnya mual, muntah, demam, dan lemas,
feses berwarna pucat, mata dan kulit berubah menjadi
kekuningan (jaundice), nyeri perut, berat badan turun, urine
menjadi gelap seperti teh, kehilangan nafsu makan.
 Rabies
Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh virus rabies
diantaranya demam, mengeluh sakit kepala, gangguan syaraf
perasaan, peka terhadap rangsangan, takut air, kelumpuhan pada
bagian-bagian tertentu pada tubuh, gelisah, kejang-kejang,
kelihangan kesadaran, dan kematian.
 Rubella
Virus Rubela memiliki waktu inkubasi 3 sampai dengan 5
hari. Pembengkakan pada kelenjar getah bening, demam di atas
38 derajat Celsius, mata terasa nyeri, muncul bintik-bintik merah
di seluruh tubuh, kulit kering, sakit pada persendian, sakit
kepala, hilang nafsu makan, wajah pucat dan lemas, dan
terkadang disertai dengan pilek.
 Polio
Beberapa gejala yang ditimbulkan adalah muntah, otot
menjadi lemah, demam, mudah lelah, tenggorokan sakit, sakit
kepala, punggung kaku, kesulitan bernapas, depresi, dan sulit
berkonsentrasi.
 Pneumonia
Gejala awal : Batuk,  Rinitis
Berkembang sampai demam ringan, batuk ringan, dan malaise
sampai demam tinggi, batuk hebat dan lesu,   emfisema
obstruktif, ronkhi basah, penurunan leukosit
 HIV AIDS
Tanda-tanda gejala-gejala (symptom) secara klinis pada
seseorang penderita AIDS adalah diidentifikasi sulit karena
symptomasi yang ditujukan pada umumnya adalah bermula dari
gejala-gejala umum yang lazim didapati pada berbagai penderita
penyakit lain, namun secara umum dapat kiranya dikemukakan
sebagai berikut : Rasa lelah dan lesu, Berat badan menurun
secara drastic, Demam yang sering dan berkeringat diwaktu
malam, Mencret dan kurang nafsu makan, Bercak-bercak putih
di lidah dan di dalam mulut, Pembengkakan leher dan lipatan
paha, Radang paru-paru, Kanker kulit.

F. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium salah satunya adalah digunakan untuk
menegakkan diagnosa penyakit dan juga memantau perkembangan pengobatan
terhadap suatu jenis penyakit tertentu melalui pemeriksaan yang diperlukan.
Karena memang untuk bisa menegakkan diagnosa penyakit diperlukan beberapa
media pemeriksaan baik itu hasil anamnese medis, pemeriksaan fisik,

13
pemeriksaan radiologi (rontgen) dan juga laboratorium pula. Sampel lab bisa
diambil dari pasien berupa darah, sputum, air kencing (urine), dan sebagainya.
Yang dimaksud dengan pengertian pemeriksaan laboratorium adalah
merupakan suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil
bahan atau sampel dari penderita (pasien), yang bisa berupa urine (air kencing),
darah, sputum (dahak), dan sebagainya untuk menentukan diagnosis atau
membantu menentukan diagnosis penyakit bersama dengan tes penunjang lainya,
anamnesis, dan pemeriksaan lainnya yang diperlukan.
Berikut pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui adanya infeksi
virus:
1. Kimia Klinik. Pemeriksaan lab dalam bagian kimia klinik ini mempunyai
tujuan mendeteksi awal adanya infeksi virus, memperkirakan status imun
seseorang dan juga dapat digunakan dalam rangka pemantauan respon
pasca vaksinasi.
2. Imunologi. Pemeriksaan imunologo darah ini bertujuan untuk mendeteksi
awal adanya infeksi virus, mempekirakan status imun dan juga menguji
antibodi pada diri seseorang yang akan diperiksa terkait dengan penyakit
yang sedang dialami.
3. Mikrobiologi. Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikrobiologi adalah
pemeriksaan lab terhadap sampel darah, urin , feses , serta sekret dan
kerokan kulit yang dapat dilakukan melalui pemeriksaan mikroskopis,
pengecatan maupun pembiakan.
4. Serologi. Menerima sampel serum untuk mencari bukti penyakit seperti
Hepatitis atau HIV AIDS.
5. PCR (Polimerase Chain Reaction). Merupakan pemeriksaan dengan
menggunakan teknologi amplifikasi asam nukleat virus, untuk
mengetahui ada tidaknya virus / DNA virus, untuk memperkirakan
jumlah virus dalam tubuh, untuk mengetahui jenis virus ( genotipe atau
subgenotipe ) yang menginfeksi.

G. Pemberantasan
Hubungan antara infeksi virus dengan gejala penyakit yang
ditimbulkannya seringkali kurang jelas. Beberapa virus menghancurkan sel inang
dengan menghasilkan enzim hidrolitik. Ada yang menyebabkan sel inang
memproduksi roksin yang menyebabkan gejala sakit. Ada pula virus yang
memiliki toksin (racun) berupa selubung protein. Terkadang timbul gejala-gejala
sementara yang mengiringi terjadinya infeksi virus, misalnya demam, gatal-gatal,
dan radang. Hal ini terjadi sebagai upaya tubuh untuk melawan infeksi
tersebut.Pada dasarnya tubuh kita memiliki sistem imun, namun sistem imun yang
ada terkadang tidak mampu untuk melawan infeksi suatu jenis virus. Usaha
pencegahan terhadap infeksi virus dapat dilakukan dengan cara pemberian vaksin,
sedangkan pengobatannya dengan cara pemberian interferon dan kemoterapi
antivirus.

 Vaksin virus

14
Vaksin virus merupakan formula yang terbuat dari bagian tubuh
virus, virus mati, atau virus hidup yang diinjeksikan ke dalam tubuh
manusia guna memperoleh suatu sistem imun (kekebalan) secara
alamiah. Pada tahun1789, Edward Jenner menemukan vaksin cacar.
Vaksin cacar disuntikan ke jaringan bawah kulit (subkutan). Pada tahun
1952, Jonas Salk menemukan vaksin polio. Vaksin polio diberikan
melalui mulut (oral).
Vaksin virus dibedakan menjadi dua macam, yaitu vaksin virus mati
dan vaksin virus hidup yang dilemahkan.

o Vaksin virus mati


Vaksin virus mati dibuat dengan cara memurnikan sediaan
virus melalui tahap-tahap tertentu dan merusak sedikit protein
virus sehingga cirus menjadi tidak aktif. Formalin dengan kadar
rendah biasanya digunakan untuk merusak protein virus. Vaksin
virus mati dapat merangsang pembentukan antibodi tubuh terhadap
protein selubung virus sehingga meningkatkan daya resistensi
tubuh.
Namun demikian, ada beberapa kelemahan penggunaan
vaksin virus mati, antara lain sebagai berikut:
 Diperlukan ketelitian yang tinggi pada saat pembuatan vaksin
untuk memastikan bahwa tidak ada virus yang virulen.
 Respons sel terhadap vaksin biasanya lemah.
 Imunitas yang diperoleh hanya bersifat sementara sehingga
perlu dilakukan injeksi berulang kali.
 Dapat merangsang hipersentivitas pada infeksi berikutnya
(menyebabkan terjadinya resistensi virus). Hal ini disebabkan
adanya respons imun yang tidak seimbang terhadap antigen
permukaan virus yang tidak sesuai dengan infeksi virus
secara alamiah.

O Vaksin virus hidup yang dilemahkan


Vaksin virus hidup dibuat dari virus mutan yang memiliki
antigen hampir sama dengan virus liar, tetapi memiliki
kemampuan patogen yang sangat lemah. Pembuatan strain virus
lemah secara alamai pada biakan. Akan tetapi, kini pembuatan
train cirus lemah dilakukan dengan cara manipulasi leboratorium
agar terjadi perubahan genetik secara terencana.
Penggunaan vaksin virus hidup memiliki kelebihan dan
kelemahan. Kelebihan penggunaan vaksin hidup antara lain untuk
memperoleh imunitaas seperti imunitas yang terjadi secara alamiah
karena virus akan bereproduksi terus sehingga memicu
terbentuknya antibodi tubuh.  Sementara kelemahan penggunaan
vaksin hidup antara lain sebagai berikut.

15
 Terjadi risiko virulensi baik lebih besar selama
perkembangbiakan virus didalam vaksin. Walaupun hal ini
tidak terbukti sebagai masalah, tetapi potensi tetap ada.
 Penyimpanan dan keterbatasan hidup vaksin sebelum masa
kedaluwarsa. Akan tetapi, masalah ini dapat diatasi dengan
stabilisator virus, misalnya penambahan MgCl2 untuk vaksin
polio.
 Terjadinya pencemaran virus lain di dalam vaksin.
 Adanya gangguan replikasi virus vaksin akibat adanya infeksi
virus luar yang terjadi secara bersamaan, sehingga
menyebabkan berkurangnya efektivitas vaksin.

 Interferon
Interferon adalah protein yang dihasilkan oleh hewan atau sel
biakan sebagai respons terhadap infeksi virus atau penginduksi lain dan
berfungsi menghambat replikasi virus dalam suatu sel. Dalam
Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Virus Interferon mampu mengatur
imunital humoral dan seluler, serta pertumbuhan sel sehingga dapat
digunakan untuk pertahanan pertama terhadap infeksi virus. Interferon
diduga merupakan suatu kelompok hormon sitokin yang berperan
dalam pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi sel.

 Kemoterapi anti virus


Saat ini, telah ditemukan beberapa senyawa antivirus yang dapat
digunakan untuk pengobatan penyakit yang disebabkan oleh virus.
Namun, penggunaannya hanya dalam keadaan tertentu karena dapat
bersifat toksik (racun) bagi sel tubuh. Senyawa antivirus yang ideal bagi
sel tubuh masih terus dikembangkan.
Senyawa antivirus yang banyak digunakan merupakan analog
nukleosida, antara lain zidovudin, zalzibatin, aksiklovir, gansiklovir,
vidarabin, idoksurudin, trifluridin, bromovinildeoksiuridin,
sitabarin,dan ribaririn. Senyawa lain yang juga terbukti mempunyai
aktifitas antivirus, antara lain amantadin,asam fosfonoasetat,
enviroksim, metisazon, dan arildon.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus
adalah parasit mikroskopik yang menginfeksiselorganisme biologis. Secara umum
virus merupakan partikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung
salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam
ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu
secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang.
Virus bersifat aseluler (tidak memiliki sel). Virus berukuran sangat kecil,
jauh lebih kecil dari bakteri. Untuk mengamatinya diperlukan mikroskop electron
yang pembesarannya dapat mencapai 50.000X. Virus hanya memiliki salah satu
macam nukleat. Virus umumnya berupa semacam Kristal dan bentuknya sangat
bervariasi, ada yang berbentuk oval, memanjang, silindris, kotak, dan kebanyakan
berbentuk seperti kecebong dengan kepala oval dan ekor silindris.
Virus dapat menginfeksi inangnya dan menyebabkan berbagai akibat bagi
inangnya. Ada yang berbahaya, namun juga ada yang dapat ditangani oleh sel
imun dalam tubuh sehingga akibat yang dihasilkan tidak terlalu besar.
Untuk dapat mereplikasi asam nukleat dan mensintesis protein
selubungnya, virus bergantung pada sel-sel inang. Replikasi ini menyebabkan
rusaknya sel inang. Setelah itu, virus akan keluar dari sel inang. Di luar sel inang,
virus disebut sebagai partikel virus yang disebut virion. Gejala – gejala yang
sering muncul pada infeksi virus adalah hidung berair, terkadang mimisan,
terkadang demam, batuk, sakit tenggorokan, dan susah tidur. Usaha pencegahan
terhadap infeksi virus dapat dilakukan dengan cara pemberian vaksin, sedangkan
pengobatannya dengan cara pemberian interferon dan kemoterapi antivirus.

B. Saran
Agar di dalam karya tulis ini bisa bermanfaat , kami sebagai penulis
menyarankan :
 Belajar dan tahu mengenai berbagai virus dan manfaat positif dan negatif
nya.
 Mengerti berbagai klasifikasi virus
 Kami sadari penulisan makalah ini banyak kekurangan baik dari segi
bahasa
 maupun dari segi penulisan, karena kami masih dalam tahap belajar.

17
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, L. Hartono, Purnomo, 2003, Biologi X , Bandung ,Erlangga


Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta :
Erlangga.
Volk, Wesley dan Wheler Margaret.1990. Mikrobiologi Dasar Edisi kelima jilid 
2.Jakarta :           Erlangga.
http://www.news-medical.net/health/Human-Diseases-Caused-by-Viruses-
%28Indonesian%29.aspx pencegahan dan pengobatan untuk enyakit yang di
timbulkan oleh virus

18

Anda mungkin juga menyukai