Disusun Oleh :
KELOMPOK 6:
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai
“DMG”.
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih kepada ;
1. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes selaku ketua Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun
Karena itu kami berharap kepada pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun kami. Kritik saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................2
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Dmg.................................................................................................... 3
2.2 Pravelensi/Insidensi Dmg......................................................................................3
2.3 Klasifikasi Dmg ............................................................................................................... 4
2.4 Etiology Dmg.........................................................................................................4
2.5 Faktor Resiko Dmg .................................................................................................5
2.6 Tanda Gejala Dmg................................................................................................5
2.7 Patofisiology/Woc Dmg.........................................................................................7
2.8 Pemeriksaan Penunjang ..........................................................................................7
2.9 Penatalaksanaan ......................................................................................................8
Bab III
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan........................................................................................................22
4.2 Saran..................................................................................................................22
Daftar Pustaka.................................................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mg% berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti
DM.
Insiden DMG ini memerlukan suatu perhatian yang lebih serius dari
tenaga medis dalam penanganannya, mengingat begitu banyak faktor yang
dapat menjadi pencetus DMG itu sendiri. Penanganan DM pada kehamilan
haruslah dibedakan dengan penangan DM biasa karena dalam penangannya,
tenaga medis juga harus memerhatikan baik kesehatan ibu maupun janin.
A. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari diabetes melitus gestasional ?
2. Berapa insidensi diabetes melitus gestasional ?
3. Jelaskan klasifikasi diabetes melitus gestasional !
4. Bagaimana etiologi diabetes melitus gestasional ?
5. Apa saja faktor resiko dari diabetes melitus gestasional ?
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
2.2 Insidensi
Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita
yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan
akan mengidap diabetes mellitus atau gangguan toleransi glukosa.
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa
darah sewaktu dan 2 jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat
memastikan diagnosis DM, dapat diikuti dengan test toleransi glukosa
oral. DM ditegakkan apabila kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200
mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100 mg% berarti bukan DM dan
bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM.
3
Insiden DMG ini memerlukan suatu perhatian yang lebih serius dari
tenaga medis dalam penanganannya, mengingat begitu banyak faktor
yang dapat menjadi pencetus DMG itu sendiri. Penanganan DM pada
kehamilan haruslah dibedakan dengan penangan DM biasa karena dalam
penangannya, tenaga medis juga harus memerhatikan baik kesehatan ibu
maupun janin.
2.3 Klasifikasi
ada Diabetes Mellitus Gestasiona , ada 2 kemungkinan yang dialami oleh
si Ibu, yaitu:
1. Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil
2. Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke:
Kelas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada
waktu hamil dan menghilang setelah melahirkan.
Kelas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak
sebelum hamil dan berlanjut setelah hamil.
Kelas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan
komplikasi penyakit pembuluh darah seperti retinopati, nefropati,
penyakit pemburuh darah panggul dan pembuluh darah perifer,
90% dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke
dalam kategori DM Gestasional (Tipe II).
2.4 Etiologi
Penyakit gula dapat merupakan kelainan herediter dengan cara
insufisiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula
darah tinggi. Berkurangnya glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan
menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan
perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga
dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya diabetes akan mempengaruhi
kehamilan dan persalinan.
4
4. mutasi ginetik pada fungsi sel beta pankreas
5. penyakit pada pankreas (pangkreatitis, kristik fibrosis)
6. infeksi (cytomegalovirus, coxsackievirus, congenetal rubella)
7. obat-obatan
6. Multiparitas
8. Bersifat keturunan
11. Glokusuria
13. Hidramnion
5
1. Polidipsis ( banyak minum) : Hal ini disebabkan pembakaran terlalu
banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk
mengimbangi klien lebih banyak minum.
2. Poliuri ( banyak kencing) : Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa
darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa
sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan
elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.
5. Lemah
6. Mengantuk (samnolen)
2.7 Patofisiologi
6
hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik
(hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan
sebagainya.
Pemeriksaan diagnostik:
5. Hemoglobin hematokrit
7
6. Kadar estriol
8. Albumin glukosa
9. Elektrodiagram
12. Ultrasonografi
15. Amnionsintesis
1. Mengatur diet
Diet yang dianjurkan pada bumil DMG adalah 30-35 kal/kg BB,
150-200 gr karbohidrat, 125 gr protein, 60-80 gr lemak dan
pembatasan konsumsi natrium. Penambahan berat badan bumil
DMG tidak lebih 1,3-1,6 kg/bln. Dan konsumsi kalsium dan
vitamin D secara adekuat. Makanan disajikan menarik dan mudah
diterima. Diet diberikan dengan cara tiga kali makan utama dan
tiga kali makanan antara (snack) dengan interval tiga jam. Buah
yang dianjurkan adalah buah yang kurang manis, misalnya
pepaya, pisang, apel, tomat, semangka, dan kedondong.
8
J2 : Jadwal diit harus diikuti sesuai dengan interval.
J3 : Jenis makanan yang manis harus dihindari.
Penentuan jumlah kalori Untuk menentukan jumlah kalori
penderita DM yang hamil/menyusui secara empirik dapat
digunakan umus sebagai berikut ;
( TB – 100 ) x 30 T1 + 100 T3 + 300 T2 + 200 L + 400
Keterangan:
TB : Tinggi badan. T3 : Trimester III
T1 : Trimester I L : Laktasi/menyusui
T2 : Trimester II
2. Terapi Insulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut :
Daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya
kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta.
Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin
diberi insulin dosis yang sama dengan dosis diluar kehamilan
sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perlu ditambah atau
dikurangi. Perubahan-perubahan dalam kehamilan memudahkan
terjadinya hiperglikemia dan asidosis tapi juga menimbulkan
reaksi hipoglikemik. Maka dosis insulin perlu ditambah/dirubah
menurut keperluan secara hati-hati dengan pedoman pada 140
mg/dl. Pemeriksaan darah yaitu kadar post pandrial.
Selama berlangsungnya persalinan dan dalam hari-hari
berikutnya cadangan hidrat arang berkurang dan kebutuhan
terhadap insulin berkurang yang mengakibatkan mudah
mengalami hipoglikemia bila diet tidak disesuaikan atau dosis
insulin tidak dikurangi. Pemberian insulin yang kurang hati-hati
dapat menjadi bahaya besar karena reaksi hipoglikemik dapat
disalah tafsirkan sebagai koma diabetikum. Dosis insulin perlu
dikurangi selama wanita dalam persalinan dan nifas dini.
Dianjurkan pula supaya dalam masa persalinan diberi infus
glukosa dan insulin pada hiperglikemia berat dan keto asidosis
9
diberi insulin secara infus intravena dengan kecepatan 2-4
satuan/jam untuk mengatasi komplikasi yang berbahaya.
Penanggulangan Obstetri pada penderita yang penyakitnya tidak
berat dan cukup dikuasi dengan diit saja dan tidak mempunyai
riwayat obstetri yang buruk, dapat diharapkan partus spontan
sampai kehamilan 40 minggu. lebih dari itu sebaiknya dilakukan
induksi persalinan karena prognosis menjadi lebih buruk. Apabila
diabetesnya lebih berat dan memerlukan pengobatan insulin,
sebaiknya kehamilan diakhiri lebih dini sebaiknya kehamilan 36-
37 minggu. Lebih-lebih bila kehamilan disertai komplikasi, maka
dipertimbangkan untuk menghindari kehamilan lebih dini lagi
baik dengan induksi atau seksio sesarea dengan terlebih dahulu
melakukan amniosentesis. Dalam pelaksanaan partus
pervaginam, baik yang tanpa dengan induksi, keadaan janin harus
lebih diawasi jika mungkin dengan pencatatan denyut jantung
janin terus – menerus.
Strategi terapi diabetes mellitus pada ibu hamil meliputi
manajemen diet, menjaga berat badan ibu tetap ideal, terapi
insulin untuk menormalkan kontrol glikemik dan olah raga.
Insulin yang dapat digunakan untuk terapi diantaranya:
a. Humulin
2. Indikasi : IDDM
10
mulai kerja ½ jam, lamanya 6-8 jam, puncaknya 2-
4 jam. Humulin N mulai kerja 1-2 jam, lamanya
18-24 jam, puncaknya 6-12 jam. Humulin 30/70
mulai kerja ½ jam, lamanya 14-15 jam, puncaknya
1-8 jam.
4. Kontraindikasi : Hipoglikemik.
4. Kontraindikasi : Hipoglikemia.
11
1. Komposisi : Larutan netral dari monokomponen
insulin manusia. Rekombinan DNA asli
2. Indikasi : DM
d. Humalog/Humalog Mix 25
12
digunakan bersama insulin manusia kerja lama
untuk pemberian pra-prandial
13
3. Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal
biasanya diberikan 1-2 x/hari. Onset: ½ jam.
Puncak 2-8 jam. Terminasi setelah 24 jam. Penfill
harus digunakan dalam Novo Pen 2 dengan jarum
Novofine 30 G x 8 mm.
3. Olah Raga
14
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas :
usia : perlu diketahui kapan ibu dan beberapa tahun ibu menderita Diabetes
Mellitus, karena semakin lama ibu menderita DM semakin berat komplikasi
yang muncul. Seperti yang dijelaskan pada klasifikasi DM.
4. Riwayat Penyakit Keluarga : Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita DM,
karena DM bersifat keturunan.
15
b. Pola eliminasi :
BAK : pasien dengan DM memiliki gejala yaitu poliuri atau sering berkemih.
d. Pola istirahat dan tidur : Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan
melaporkan kelelahan yang berlebihan.
7. Pemeriksaan Fisik
b. Wajah
c. Mata
d. Hidung
e. Keadaan mulut
f. Telinga
g. Leher
3.3 Intervensi
16
3.4 Evaluasi
GAMBARAN KASUS
Berat badan ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan berlebih, dan terjadi
peningkatan berat badan waktu hamil yang berlebih.
Diagnose keparawatan
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
2. Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan perubahan kontrol
diabetik, profil darah abnormal atau anemia, hipoksia jaringan dan perubahan
respon imun.
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi diabetes, prognosis dan kebutuhan
tindakan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan informasi dan tidak
mengenal sumber informasi.
1). Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan
nutrisi kurang tepat.
1. Kriteria evaluasi :
2. Mempertahankan kadar gula darah puasa antara 60-100 mg/dl dan 2 jam
sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.
No. Intervensi Rasional
1 Mandiri
Timba Penambahan berat badan adalah kunci
ng berat badan setiap kunjungan petunjuk untuk memutuskan penyesuaian
prenatal. kebutuhan kalori.
2 Kaji masukan kalori dan pola Membantu dalam mengevaluasi pemahaman
makan dalam 24 jam. pasien tentang aturan diet.
3 Tinjau ulang dan berikan Kebutuhan metabolisme dari janin dan ibu
informasi mengenai perubahan membutuhkan perubahan besar selama
17
yang diperlukan pada gestasi memerlukan pemantauan ketat dan
penatalaksanaan diabetic. adaptasi
4 Tinjau ulang tentang pentingnya Makan sedikit dan sering menghindari
makanan yang teratur bila hiperglikemia , sesudah makan dan
memakai insulin. kelaparan.
5 Perhatikan adanya mual dan Mual dan muntah dapat mengakibatkan
muntah khususnya pada trimester defisiensi karbohidrat yang dapat
pertama. mengakibatkan metabolisme lemak dan
terjadinya ketosis.
6 Tinjau ulang dan diskusikan Hipoglikemia dapat terjadi secara cepat dan
tanda gejala serta kepentingan berat pada trimester pertama karena
hipo atau hiperglikemia. peningkatan penggunaan glukosa dan
glikogen oleh ibu dan perkembangan janin.
Hiperglikemia berefek terjadinya hidramnion.
7 Instruksikan untuk mengatasi Pengguanaan jumlah besar karbohidrat
hipoglikemia asimtomatik. sederhana untuk mengatasi hipoglikemi
menyebabkan nilai glukosa darah meningkat.
8 Kolaborasi
Diskusikan tentang dosis , jadwal Pembagian dosis insulin mempertimbangkan
dan tipe insulin. kebutuhan basal maternal dan rasio waktu
makan.
9 Kolaborasi dengan ahli gizi. Diet secara spesifik pada individu perlu untuk
mempertahankan normoglikemi.
10 Observasi kadar Glukosa darah. Insiden abnormalitas janin dan bayi baru
lahir menurun bila kadar glukosa darah
antara 60 – 100 mg/dl, sebelum makan
antara 60 -105 mg/dl, 1 jam sesudah makan
dibawah 140 mg/dl dan 2 jam sesudah
makan kurang dari 200 mg/dl.
18
Kriteria evaluasi :
Tetap normotensif.
Mempertahankan normoglikemia.
Bebas dari komplikasi seperti infeksi, pemisahan plasenta.
19
janin.
20
peningklatan glukosa berlebihan, dimana
latihan dapat meningkatkan ketoasidosis.
5 Berikan informasi mengenai dampak Peningkatan pengetahuan dapat menurunkan
kehamilan pada kondisi diabetes dan rasa takut, meningkatkan kerja sama dan
harapan masa depan. membantu menurunkan komplikasi janin.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
21
patofiologi yang terjadi pada ibu hamil yang mengalami DMG. Sehingga
bisa berpikir kritis dalam melakukan tindakan keperawatan .
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, lowdermik, dan Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.
Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede dan I N Chandranita Manuaba. 2007. Pemgantar Kuliah
Obstetri. Jakarta: EGC
22