Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MATERNITAS

DIABETES MELLITUS GESTASIONAL (DMG)

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6:

Akbar Diko Irama (201802003)

Fenna Solekhawati (201802020)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai
“DMG”.

Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih kepada ;

1. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes selaku ketua Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun

2. Ibu kartika, S,Kep.,Ns.,M.K.M selaku dosen pembimbing serta,

3. Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Karena itu kami berharap kepada pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun kami. Kritik saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Madiun, 19 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................................i

Daftar Isi.......................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................2

Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Dmg.................................................................................................... 3
2.2 Pravelensi/Insidensi Dmg......................................................................................3
2.3 Klasifikasi Dmg ............................................................................................................... 4
2.4 Etiology Dmg.........................................................................................................4
2.5 Faktor Resiko Dmg .................................................................................................5
2.6 Tanda Gejala Dmg................................................................................................5
2.7 Patofisiology/Woc Dmg.........................................................................................7
2.8 Pemeriksaan Penunjang ..........................................................................................7
2.9 Penatalaksanaan ......................................................................................................8

Bab III

Asuhan Keperawatan .....................................................................................................15

Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan........................................................................................................22
4.2 Saran..................................................................................................................22
Daftar Pustaka.................................................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi


terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita
hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-
minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang
hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1. Seorang
wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0.

Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan manusia


dibagi menjadi tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda
dari perkembangan janin. Triwulan pertama membawa risiko tertinggi
keguguran (kematian alami embrio atau janin), sedangkan pada masa triwulan
ke-2 perkembangan janin dapat dimonitor dan didiagnosa. Triwulan ke-3
menandakan awal 'viabilitas', yang berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi
kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan.

Dalam renatang waktu kehamilan banyak penyakit yang dapat menyertai


kehamilan itu sendiri, segala sesuatu yang terjadi selam masa kehamilan dapat
memberikan banyak efek pada kondisi kehamilan itu sendiri. Salah satu
penyakit penyerta kehamilan adalah diabetes gestasional atau yang sering
disebut dengan DMG ( Diabetes Melitus Gravidarum)

Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita


yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan
mengidap diabetes mellitus atau gangguan toleransi glukosa. Pemeriksaan
penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan 2
jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis DM,
dapat diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila kadar
glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100

1
mg% berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti
DM.
Insiden DMG ini memerlukan suatu perhatian yang lebih serius dari
tenaga medis dalam penanganannya, mengingat begitu banyak faktor yang
dapat menjadi pencetus DMG itu sendiri. Penanganan DM pada kehamilan
haruslah dibedakan dengan penangan DM biasa karena dalam penangannya,
tenaga medis juga harus memerhatikan baik kesehatan ibu maupun janin.
A. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari diabetes melitus gestasional ?
2. Berapa insidensi diabetes melitus gestasional ?
3. Jelaskan klasifikasi diabetes melitus gestasional !
4. Bagaimana etiologi diabetes melitus gestasional ?
5. Apa saja faktor resiko dari diabetes melitus gestasional ?

6. Apa saja tanda dan gejala diabetes melitus gestasional ?


7. Bagaimana pathofisiologi diabetes melitus gestasional?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang diabetes melitus gestasional ?
9. Apa saja penatalaksanaan medis diabetes melitus gestasional ?
1.2 Tujuan
1. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu memahami tentang asuhan keperawatan pada klien
dengan Diabetes Melitus Gestasional
2. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami:
1. Definisi diabetes melitus gestasional
2. Insidensi diabetes melitus gestasional
3. Klasifikasi diabetes melitus gestasional
4. Etiologi diabetes melitus gestasional
5. Faktor resiko diabetes melitus gestasional
6. Tanda dan gejala diabetes melitus gestasional
7. Pathofisiologi diabetes melitus gestasional
8. Pemeriksaan penunjang diabetes melitus gestasional
9. Penatalaksanaan medis diabetes melitus gestasional

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Diabetes melitus adalah gangguan yang kompleks dari metabolisme


karbohidrat yang disebabkan terutama oleh berkurangnya sebagian atau
seluruh sekresi insulin oleh sel β pankreas.

Diabetus melitus gestasional (DMG) adalah intoleransi karbohidrat


ringan (toleransi glukosa terganggu) maupun berat (diabetes melitus),
terjadi atau diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung. Definisi
ini mencakup pasien yang sudah mengidap DM (tetapi belum terdeteksi)
yang baru diketahui saat kehamilan ini dan yang benar-benar menderita
DM akibat hamil.

Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan


toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil
tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak.
Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-
65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu
ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis
ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.

2.2 Insidensi
Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita
yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan
akan mengidap diabetes mellitus atau gangguan toleransi glukosa.
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa
darah sewaktu dan 2 jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat
memastikan diagnosis DM, dapat diikuti dengan test toleransi glukosa
oral. DM ditegakkan apabila kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200
mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100 mg% berarti bukan DM dan
bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM.

3
Insiden DMG ini memerlukan suatu perhatian yang lebih serius dari
tenaga medis dalam penanganannya, mengingat begitu banyak faktor
yang dapat menjadi pencetus DMG itu sendiri. Penanganan DM pada
kehamilan haruslah dibedakan dengan penangan DM biasa karena dalam
penangannya, tenaga medis juga harus memerhatikan baik kesehatan ibu
maupun janin.

2.3 Klasifikasi
ada Diabetes Mellitus Gestasiona , ada 2 kemungkinan yang dialami oleh
si Ibu, yaitu:
1. Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil
2. Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke:
 Kelas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada
waktu hamil dan menghilang setelah melahirkan.
 Kelas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak
sebelum hamil dan berlanjut setelah hamil.
 Kelas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan
komplikasi penyakit pembuluh darah seperti retinopati, nefropati,
penyakit pemburuh darah panggul dan pembuluh darah perifer,
90% dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke
dalam kategori DM Gestasional (Tipe II).
2.4 Etiologi
Penyakit gula dapat merupakan kelainan herediter dengan cara
insufisiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula
darah tinggi. Berkurangnya glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan
menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan
perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga
dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya diabetes akan mempengaruhi
kehamilan dan persalinan.

DMG dapat disebabkan oleh:


1. penghancuran sel beta pankreas terkait respon imun
2. penghancuran sel beta pankreas secara idiopatik
3. resistensi dari insulin

4
4. mutasi ginetik pada fungsi sel beta pankreas
5. penyakit pada pankreas (pangkreatitis, kristik fibrosis)
6. infeksi (cytomegalovirus, coxsackievirus, congenetal rubella)
7. obat-obatan

2.5 Faktor resiko


Faktor-faktor yang mempengaruhi DMG dalah

1. Riwayat keluarga menderita diabetes melitus

2. Wanita lebih dari 30-35 tahun

3. Wanita dengan obesitas

4. Ada riwayat pernah melahirkan bayi berukuran besar, lahit mati


atau bayi dilahirkan cacat

5. Ada riwayat infeksi saluran kemih saat hamil

6. Multiparitas

7. Kelainan anak lebih besar dari 4000 g

8. Bersifat keturunan

9. Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urine

10. Riwayat kehamilan : Sering meninggal dalam rahim, Sering


mengalami lahir mati, Sering mengalami keguguran

11. Glokusuria

12. Riwayat preeklamsi/ eklamsia

13. Hidramnion

2.6 Tanda dan Gejala

Tanda dan Gejala:

5
1. Polidipsis ( banyak minum) : Hal ini disebabkan pembakaran terlalu
banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk
mengimbangi klien lebih banyak minum.

2. Poliuri ( banyak kencing) : Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa
darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa
sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan
elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.

3. Polifalgia ( banyak makan) : Hal ini disebabkan karena glukosa tidak


sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya
klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja
makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah.

4. Penurunan BB : Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur


jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian
tubuh yang lain yaitu lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar,
maka tubuh selanjutnya akan memecah cadangan makanan yang ada di tubuh
termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan DM
walaupun banyak makan akan tetap kurus.

5. Lemah

6. Mengantuk (samnolen)

7. Dapat timbul ketoasidosis

2.7 Patofisiologi

Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi


suatu keadaan di mana jumlah/ fungsi insulin menjadi tidak optimal.
Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin.
Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar
gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).

Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi


janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan
kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga

6
hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik
(hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan
sebagainya.

2.8 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan diagnostik:

1. Hemoglobin glukosa (HbAcl) kadar glukosa serum acak

2. Kadar keton urine

3. Protein urine dan kreatinin (24 jam)

4. Tes fungsi tiroid

5. Hemoglobin hematokrit

7
6. Kadar estriol

7. Tes toleransi glukosa

8. Albumin glukosa

9. Elektrodiagram

10. Kultur vagina

11. Tes nonstres (NST)

12. Ultrasonografi

13. Contraction stress test (CST)

14. Oxytocyn chalenge test (OCT)

15. Amnionsintesis

16. Kriteria profil biofisik

2.9 Penatalaksanaan medis

1. Mengatur diet

Diet yang dianjurkan pada bumil DMG adalah 30-35 kal/kg BB,
150-200 gr karbohidrat, 125 gr protein, 60-80 gr lemak dan
pembatasan konsumsi natrium. Penambahan berat badan bumil
DMG tidak lebih 1,3-1,6 kg/bln. Dan konsumsi kalsium dan
vitamin D secara adekuat. Makanan disajikan menarik dan mudah
diterima. Diet diberikan dengan cara tiga kali makan utama dan
tiga kali makanan antara (snack) dengan interval tiga jam. Buah
yang dianjurkan adalah buah yang kurang manis, misalnya
pepaya, pisang, apel, tomat, semangka, dan kedondong.

Dalam melaksanakan diit sehari-hari hendaknya mengikuti


pedoman 3J yaitu ;

J1 : Jumlah kalori yang diberikan harus habis.

8
J2 : Jadwal diit harus diikuti sesuai dengan interval.
J3 : Jenis makanan yang manis harus dihindari.
Penentuan jumlah kalori Untuk menentukan jumlah kalori
penderita DM yang hamil/menyusui secara empirik dapat
digunakan umus sebagai berikut ;
( TB – 100 ) x 30 T1 + 100 T3 + 300 T2 + 200 L + 400
Keterangan:
TB : Tinggi badan. T3 : Trimester III
T1 : Trimester I L : Laktasi/menyusui
T2 : Trimester II
2. Terapi Insulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut :
Daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya
kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta.
Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin
diberi insulin dosis yang sama dengan dosis diluar kehamilan
sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perlu ditambah atau
dikurangi. Perubahan-perubahan dalam kehamilan memudahkan
terjadinya hiperglikemia dan asidosis tapi juga menimbulkan
reaksi hipoglikemik. Maka dosis insulin perlu ditambah/dirubah
menurut keperluan secara hati-hati dengan pedoman pada 140
mg/dl. Pemeriksaan darah yaitu kadar post pandrial.
Selama berlangsungnya persalinan dan dalam hari-hari
berikutnya cadangan hidrat arang berkurang dan kebutuhan
terhadap insulin berkurang yang mengakibatkan mudah
mengalami hipoglikemia bila diet tidak disesuaikan atau dosis
insulin tidak dikurangi. Pemberian insulin yang kurang hati-hati
dapat menjadi bahaya besar karena reaksi hipoglikemik dapat
disalah tafsirkan sebagai koma diabetikum. Dosis insulin perlu
dikurangi selama wanita dalam persalinan dan nifas dini.
Dianjurkan pula supaya dalam masa persalinan diberi infus
glukosa dan insulin pada hiperglikemia berat dan keto asidosis

9
diberi insulin secara infus intravena dengan kecepatan 2-4
satuan/jam untuk mengatasi komplikasi yang berbahaya.
Penanggulangan Obstetri pada penderita yang penyakitnya tidak
berat dan cukup dikuasi dengan diit saja dan tidak mempunyai
riwayat obstetri yang buruk, dapat diharapkan partus spontan
sampai kehamilan 40 minggu. lebih dari itu sebaiknya dilakukan
induksi persalinan karena prognosis menjadi lebih buruk. Apabila
diabetesnya lebih berat dan memerlukan pengobatan insulin,
sebaiknya kehamilan diakhiri lebih dini sebaiknya kehamilan 36-
37 minggu. Lebih-lebih bila kehamilan disertai komplikasi, maka
dipertimbangkan untuk menghindari kehamilan lebih dini lagi
baik dengan induksi atau seksio sesarea dengan terlebih dahulu
melakukan amniosentesis. Dalam pelaksanaan partus
pervaginam, baik yang tanpa dengan induksi, keadaan janin harus
lebih diawasi jika mungkin dengan pencatatan denyut jantung
janin terus – menerus.
Strategi terapi diabetes mellitus pada ibu hamil meliputi
manajemen diet, menjaga berat badan ibu tetap ideal, terapi
insulin untuk menormalkan kontrol glikemik dan olah raga.
Insulin yang dapat digunakan untuk terapi diantaranya:
a. Humulin

1. Komposisi : Humulin R Reguler soluble human


insulin (rekombinant DNA origin). Humulin N
isophane human insulin (rekombinant DNA
origin). Humulin 30/70 reguler soluble human
insulin 30% & human insulin suspensi 70%
(rekombinant DNA origin).

2. Indikasi : IDDM

3. Dosis : Dosis disesuaikan dengan kebutuhan


individu. Diberikan secara injeksi SK, IM,
Humulin R dapat diberikan secara IV. Humulin R

10
mulai kerja ½ jam, lamanya 6-8 jam, puncaknya 2-
4 jam. Humulin N mulai kerja 1-2 jam, lamanya
18-24 jam, puncaknya 6-12 jam. Humulin 30/70
mulai kerja ½ jam, lamanya 14-15 jam, puncaknya
1-8 jam.

4. Kontraindikasi : Hipoglikemik.

5. Peringatan : Pemindahan dari insulin lain, sakit


atau gangguan emosi, diberikan bersama obat
hiperglokemik aktif.

6. Efek sampinng : Jarang, lipodistropi, resisten


terhadap insulin, reaksi alergi local atau sistemik.

7. Faktor resiko : pada kehamilan kategori B

b. Insulatard Hm/ Insulatard Hm Penfill

1. Komposisi : Suspensi netral isophane dari


monokomponen insulin manusia. Rekombinan
DNA asli.

2. Indikasi : DM yang memerlukan insulin

3. Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal


biasanya diberikan 1-2x/hari (SK). Onset: ½ jam.
Puncak: 4-12 jam. Terminasi: setelah 24 jam.
Penfill harus digunakan dengan Novo pen 3
dengan jarum Novofine 30 G x 8mm.

4. Kontraindikasi : Hipoglikemia.

5. Faktor resiko : pada kehamilan kategori B

c. Actrapid Hm/Actrapid Hm Penfill

11
1. Komposisi : Larutan netral dari monokomponen
insulin manusia. Rekombinan DNA asli

2. Indikasi : DM

3. Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal,


biasanya diberikan 3 x atau lebih sehari. Penfill
SK, IV, IM. Harus digunakan dengan Novo Pen 3
& jarum Novofine 30 G x 8 mm. Tidak dianjurkan
untuk pompa insulin. Durasi daya kerja setelah
injeksi SK: ½ jam, puncak: 1-3 jam. Terminasi
setelah 8 jam.

4. Kontraindikasi : hipoglikemia, insulinoma.


Pengunaan pada pompa insulin.

5. Peringatan : Stres psikis, infeksi atau penyakit lain


yang meningkatkan kebutuhan insulin. Hamil.

6. Efek samping : Jarang, alergi & lipoatrofi.

7. Interaksi obat : MAOI, alcohol, bloker


meningkatkan efek hipoglikemik. Kortikosteroid,
hormon tiroid, kontrasepsi oral, diuretic
meningkatkan kebutuhan insulin.

8. Faktor resiko : pada kehamilan kategori B

d. Humalog/Humalog Mix 25

1. Komposisi : Per Humalog insulin lispro. Per


Humalog Mix 25 insulin lispro 25%, insulin lispro
protamine suspensi 75%.

2. Indikasi : Untuk pasien DM yang memerlukan


insulin untuk memelihara homeostasis normal
glukosa. Humalog stabil awal untuk DM, dapat

12
digunakan bersama insulin manusia kerja lama
untuk pemberian pra-prandial

3. Dosis : Dosis bersifat individual. Injeksi SK


aktivitas kerja cepat dari obat ini, membuat obat
ini dapat diberikan mendekati waktu makan (15
menit sebelum makan)

4. Kontraindikasi : hipoglikemia. Humalog mix 25


tidak untuk pemberian IV.

5. Peringatan : Pemindahan dari terapi insulin lain.


Penyakit atau gangguan emosional. Gagal ginjal
atau gagal hati. Perubahan aktivitas fisik atau diet.
Hamil.

6. Efek samping : Hipoglikemia, lipodisatrofi, reaksi


alergi local & sistemik.

7. Interaksi obat : Kontrasepsi oral,kortikosteroid,


atau terapi sulih tiroid dapat menyebabkan
kebutuhan tubuh akan insulin meningkat. Obat
hipoglikemik oral, salisilat, antibiotik sulfa, dapat
menyebabkan kebutuhan tubuh akan insulin
menurun.

8. Faktor resiko : pada kehamilan kategori B

e. Mixtard 30 Hm/Mixtard Hm Penfill

1. Komposisi : Produk campuran netral berisi 30%


soluble HM insulin & 70% isophane HM insulin
(monokomponen manusia). Rekombinan DNA
asli.

2. Indikasi : DM yang memerlukan terapi insulin.

13
3. Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal
biasanya diberikan 1-2 x/hari. Onset: ½ jam.
Puncak 2-8 jam. Terminasi setelah 24 jam. Penfill
harus digunakan dalam Novo Pen 2 dengan jarum
Novofine 30 G x 8 mm.

4. Kontraindikasi : Hipoglikemia, insulinoma.

5. Peringatan : Stres psikis, infeksi atau penyakit


yang dapat meningkatkan kebutuhan insulin.
Hamil.

6. Efek samping : Jarang, alergi & lipoatrofi.

7. Interaksi obat : MAOI, alkohol, ? bloker


meningkatkan efek hipoglikemik. Kortikosteroid,
hormon tiroid, kontrasepsi oral, diuretic
meningkatkan kebutuhan insulin.

8. Faktor resiko : pada kehamilan kategori B.

3. Olah Raga

Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai


direkomendasikan untuk memperbaiki sensitivitas insulin dan
kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa. Olah raga juga
dapat membantu menaikkan berat badan yang hilang dan
memelihara berat badan yang ideal ketika dikombinasi dengan
pembatasan intake kalori.

14
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1. Identitas :

usia : perlu diketahui kapan ibu dan beberapa tahun ibu menderita Diabetes
Mellitus, karena semakin lama ibu menderita DM semakin berat komplikasi
yang muncul. Seperti yang dijelaskan pada klasifikasi DM.

2. Keluhan Utama : Biasanya ibu hamil dengan DM mengeluh Mual, muntah,


penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi, poliphagi, poluri,
nyeri tekan abdomen dan retinopati.

3. Riwayat Kehamilan : Diabetes mellitus gestasional, Hipertensi karena


kehamilan, Infertilitas, Bayi low gestasional age, Riwayat kematian janin,
Lahir mati tanpa sebab jelas, Anomali congenital, Aborsi spontan,
Polihidramnion, Makrosomia, Pernah keracunan selama kehamilan.

4. Riwayat Penyakit Keluarga : Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita DM,
karena DM bersifat keturunan.

5. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa kali,


perawatan serta pengobatannya yang didapat. Pada saat antenatalcare perlu
diobservasi secara ketat juga kepatuhan ibu dalam menjalani diet,
kadar gula darah dan perawatan yang diberikan.

6. Pola Aktivitas Sehari-hari

a. Pola nutrisi : Frekuensi makan : pasien dengan DM biasanya mengeluh


sering lapar dan haus.

15
b. Pola eliminasi :

BAK : pasien dengan DM memiliki gejala yaitu poliuri atau sering berkemih.

BAB : biasanya tidak ada gangguan.

c. Pola personal hygiene : Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi,


keramas.

d. Pola istirahat dan tidur : Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan
melaporkan kelelahan yang berlebihan.

e. Pola aktifitas dan latihan : Aktivitas yang berlebih pada keadaan


hipoglikemi dapat menyebabkan rasa lapar meningkat, pusing, nyeri
kepala, berkeringat, letih, lemah, pernapasan dangkal dan pandangan
kabur. Jika ini terjadi maka ibu akan rentan terhadap cedera dan jika
rasa lapar berlebih ini akan menyebabkan ketidakpatuhan diet ibu.

7. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala dan rambut

b. Wajah

c. Mata

d. Hidung

e. Keadaan mulut

f. Telinga

g. Leher

h. Dada dan payudara

i. Ekstremitas dan kulit

3.2 Diagnosa Keperawatan

3.3 Intervensi

16
3.4 Evaluasi

GAMBARAN KASUS

Berat badan ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan berlebih, dan terjadi
peningkatan berat badan waktu hamil yang berlebih.
Diagnose keparawatan
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
2. Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan perubahan kontrol
diabetik, profil darah abnormal atau anemia, hipoksia jaringan dan perubahan
respon imun.
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi diabetes, prognosis dan kebutuhan
tindakan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan informasi dan tidak
mengenal sumber informasi.
1). Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan
nutrisi kurang tepat.
1. Kriteria evaluasi :
2. Mempertahankan kadar gula darah puasa antara 60-100 mg/dl dan 2 jam
sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.
No. Intervensi Rasional

1 Mandiri  
Timba Penambahan berat badan adalah kunci
ng berat badan setiap kunjungan petunjuk untuk memutuskan penyesuaian
prenatal. kebutuhan kalori.
2 Kaji masukan kalori dan pola Membantu dalam mengevaluasi pemahaman
makan dalam 24 jam. pasien tentang aturan diet.
3 Tinjau ulang dan berikan Kebutuhan metabolisme dari janin dan ibu
informasi mengenai perubahan membutuhkan perubahan besar selama

17
yang diperlukan pada gestasi memerlukan pemantauan ketat dan
penatalaksanaan diabetic. adaptasi
4 Tinjau ulang tentang pentingnya Makan sedikit dan sering menghindari
makanan yang teratur bila hiperglikemia , sesudah makan dan
memakai insulin. kelaparan.
5 Perhatikan adanya mual dan Mual dan muntah dapat mengakibatkan
muntah khususnya pada trimester defisiensi karbohidrat yang dapat
pertama. mengakibatkan metabolisme lemak dan
  terjadinya ketosis.
6 Tinjau ulang dan diskusikan Hipoglikemia dapat terjadi secara cepat dan
tanda gejala serta kepentingan berat pada trimester pertama karena
hipo atau hiperglikemia. peningkatan penggunaan glukosa dan
glikogen oleh ibu dan perkembangan janin.
Hiperglikemia berefek terjadinya hidramnion.
7 Instruksikan untuk mengatasi Pengguanaan jumlah besar karbohidrat
hipoglikemia asimtomatik. sederhana untuk mengatasi hipoglikemi
menyebabkan nilai glukosa darah meningkat.
8 Kolaborasi  
Diskusikan tentang dosis , jadwal Pembagian dosis insulin mempertimbangkan
dan tipe insulin. kebutuhan basal maternal dan rasio waktu
makan.
9 Kolaborasi dengan ahli gizi. Diet secara spesifik pada individu perlu untuk
mempertahankan normoglikemi.
10 Observasi kadar Glukosa darah. Insiden abnormalitas janin dan bayi baru
lahir menurun bila kadar glukosa darah
antara 60 – 100 mg/dl, sebelum makan
antara 60 -105 mg/dl, 1 jam sesudah makan
dibawah 140 mg/dl dan 2 jam sesudah
makan kurang dari 200 mg/dl.

2). Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan


perubahan kontrol diabetik, profil darah abnormal atau anemia,
hipoksia jaringan dan perubahan respon imun.

18
Kriteria evaluasi :
 Tetap normotensif.
 Mempertahankan normoglikemia.
 Bebas dari komplikasi seperti infeksi, pemisahan plasenta.

No. Intervensi Rasional


1 Pantau terhadap tanda dan gejalaDistensi uterus berlebihan karena makrosomia atau
persalinan preterm. hidramnion dapat mempredisposisikan pada
persalinan awal.
2 Bantu untuk belajar memantauMemungkinkan keakuratan tes urin yang lebih
glukosa darah di rumah yangbesar karena ambang ginjal terhadap glukosa
dilakukan 6 kali sehari. menurun selama kehamilan.
3 Periksa keton dalam urin setiapKetonuria menandakan adanya kondisi kelaparan
hari. yang secara negatif dapat mempengaruhi
perkembangan janin
4 Identifikasi kejadian hipoglikemiaInsiden hipoglikemia sering terjadi pada trimester
dan hiperglikemia. ketiga karena aliran glukosa darah dan asam amino
yang kontinue pada janin dan untuk menurunkan
kadar insulin antagonis laktogen plasenta.

5 Pantau adanya edema dan tentukanDiabetes cenderung kelebihan cairan karena


tinggi fundus uteri. perubahan vaskuler. Insiden hidramnion sebanyak
6% – 25% pada kasus diabetes yang hamil
kemungkinan berhubungan dengan peningkatan
kontribusi janin pada cairan amnion dan
hiperglikemia meningkatkan haluaran urin janin.
6 Kolaborasi Mendeteksi ancaman ketoasidosis, menentukan
Pantau kadar glukosa serum setiapadanya ancaman hipoglikemia.
kunjungan.
7 Siapkan untuk ultrasonografi padaMengetahui adanya tanda makrosomia dan
gestesi ke-8, 12, 26, 36 dan 38diproporsi cephalopelvis.
untuk menentukan ukuran janin
dengan menggunakan diameter
biparietal dan perkiraan berat badan

19
janin.

3). Kurang pengetahuan mengenai kondisi diabetes, prognosis dan


kebutuhan tindakan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan
informasi dan tidak mengenal sumber informasi.
Kriteria evaluasi :
 Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selama kehamilan.
 Mengungkapkan pemahaman tentang prosedur, tes laboratorium dan
aktivitas yang melibatkan pengontrolan diabetes.
 Mendemonstrasikan kemahiran memantau sendiri dan pemberian
insulin.
No Intervensi Rasional

  Mandiri Diabetes mellitus gestasional besisiko


1 Kaji pengetahuan tentang proses dan terhadap ambilan glukosa yang tidak efektif
tindakan terhadap penyakit termasuk dalam sel, penggunaan lemak dan protein
hubungan dengan diet, latihan, stres untuk energi secara berlebihan dan dehidrasi
dan kebutuhan insulin. seluler saat air dialirkan dari sel oleh
konsentrasi hipertonik glukosa dalam serum.
 2 Berikan informasi tentang cara kerja Perubahan metabolik prenatal menyebabkan
dan efek merugikan insulin dan tinjau kebutuhan insulin berubah. Trimester
ulang alasan menghindari obat pertama kebutuhan insulin rendah tetapi
hipoglikemi oral. menjadi dua kali dan empat kali selama
trimester kedua dan ketiga. Meskipun insulin
tidak melewati plasenta, agen hipoglikemi
oral dapat dan potensial membahayakan
janin.
 3 Jelaskan penambahan berat badan Pembatasan kalori dengan akibat ketonemia
normal. dapat menyebabkan kerusakan janin dan
menghambat penggunaan protein optimal.

 4 Berikan informasi tentang kebutuhan Latihan setelah makan dapat membantu


program latihan ringan. mencegah hipoglikemia dan menstabilkan
penyimpangan glukosa, kecuali terjadi

20
peningklatan glukosa berlebihan, dimana
latihan dapat meningkatkan ketoasidosis.
5  Berikan informasi mengenai dampak Peningkatan pengetahuan dapat menurunkan
kehamilan pada kondisi diabetes dan rasa takut, meningkatkan kerja sama dan
harapan masa depan. membantu menurunkan komplikasi janin.

 6 Anjurkan mempertahankan Bila ditinjau ulang oleh praktisi pemberi


pengkajian di rumah terhadap kadar perawatan, catatan harian dapat membantu
glukosa serum, dosis insulin, diet dan bagi evaluasi dan perubahan terapi
latihan.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Diabetes mellitus gestasional adalah diabetes yang terjadi pada saat


kehamilan, dan kemudian akan pulih kembali 6 minggu pasca persalinan.
Diabetes melitus gestasional perlu penanganan yang serius, karena dapat
mempengaruhi perkembangan janin, dan dapat mengancam kehidupan
janin kedepannya. Sehingga perlu diberikan penatalaksaaan yang baik
terhadap ibu hamil dengan diabetes melitus, supaya tidak lagi terjadi
berbagai komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan.

4.2 Saran

penyusun berharap dengan makalah ini, semoga mahasiswa dapat


mengerti bagaimana DMG pada ibu hamil, dan paham bagaimana

21
patofiologi yang terjadi pada ibu hamil yang mengalami DMG. Sehingga
bisa berpikir kritis dalam melakukan tindakan keperawatan .

DAFTAR PUSTAKA

Mitayani. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta. Salemba Medika

Bobak, lowdermik, dan Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.
Jakarta: EGC

Manuaba, Ida Bagus Gede dan I N Chandranita Manuaba. 2007. Pemgantar Kuliah
Obstetri. Jakarta: EGC

Purwaningsih, Wahyu dan Siti Fatmawati. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.


Jogjakarta : Nuha Medika

22

Anda mungkin juga menyukai