Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan maternitas
Disusun oleh:
Fathir Muhammad 102017014
Neti herawati 102017029
Shinta Novita Dewi 102017043
Tiansi Berliana 102017047
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang mana
telah memberikan nikmat dan hidayah sehingga penulis bisa menyelesaikan
makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap dilimpah curahkan
kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta kepada keluarganya para
sahabatnya dan pada tabi’in beserta kepada kita semua selaku umatnya hinga
akhir zaman. Aamiin ya robb.
Alhmadulillah penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Diabetes
Melitus” ini sebagai salah satu tugas keperawatan maternitas dengan dosen
pembimbing Ariani Fatmawati, M. Kep., Ns.Sp.Kep.mat.
Penulis menyadari makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Tetapi
penulis mencoba menjelaskan materi ini dengan sebaik mungkin guna dapat
dimengerti oleh para pembaca khususnya oleh penulis sendiri. Oleh sebab itu
penulis meminta kritik dan sarannya dari semua pembaca khususnya dari dosen
pembimbing guna memperbaiki hasil karya kami untuk kedepannya. Penulis
meminta maaf atas segala kekurangan dan penulis berharap semoga hasil karya
tulisnya ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.b.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
A. Pengertian..................................................................................................4
C. Etiologi......................................................................................................5
D. Klasifikasi..................................................................................................5
E. Patofisiologi...............................................................................................5
F. Manifestasi klinis.......................................................................................6
G. Pemeriksaan diagnostik.............................................................................7
K. Komplikasi..............................................................................................13
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
Kesimpulan........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Angka kejadian Diabetes Mellitus (DM) di dunia dari tahun ke tahun terus
meningkat dari World Health Organization (WHO) menunjukkan pada tahun
2000 sebanyak 150 juta penduduk dunia menderita DM dan angka ini akan
menjadi dua kali lipat pada tahun 2025. Peningkatan angka penderita penyakit
ini akan terjadi di negara berkembang karena pertumbuhan populasi, penuaan,
diet yang tidak sehat, obesitas dan kurang aktivitas fisik. Di Indonesia,
menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013 di dapatkan proporsi kejadian DM
sebesar 6,9/5 pada penduduk usia ≥ 15 tahun.
DM Gestasional menyebabkan komplikasi yang signifikan dan berpotensi
bagi ibu dan janin termasuk preeclampsia, eklampsia, polihidramnion,
makrosomia janin, trauma kelahiran, kelahiran operatif, komplikasi metabolic
neonatal dan kematian perinatal.
DM Gestasional meningkatkan morbiditas neonates, yaitu hipoglikemia,
ikretus, polisitemia, dan makrosomia. Hal ini terjadi karena bayi dari inu DM
Gestasional mensekresi insulin lebih besar sehingga merangsang
pertumbuhan bayi dan makrosomia. DM Gestasional juga dapat
meningkatkan risiko bagi ibu 3-5% untuk menjadi DM di masa mendatang.
Wanita dengan DM Gestasional hampir tidak pernah meberikan keluhan,
sehingga perlu dilakukan skrining. Deteksi dini sangat diperlukan untuk
menjaring FM Gestasional agar dapat dikelola sebaik-baiknya terutama
dilakukan pada ibu dengan factor risiko. Dengan adanya deteksi dini pada ibu
hamil juga dapat membantu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu baik
selama kehamilan atau pun sesudah masa kehamilan.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penyusun mendapat sebuah
masalah.Adapun masalahnya sebagai berikut.
1
2
C. Tujuan
Untuk mencapai target permasalahan penyusun membuat suatu tujuan.
Adapun tujuan dari makalah ini adalah.
1. Untuk mengetahui definisi diabetes melitus.
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala diabetes melitus.
3. Untuk mengetahui manisfestasi klinis pada diabetes melitus.
4. Untuk mengetahui klasifikasi diabetes melitus.
5. Untuk mengetahui patofisiologi dari diabetes mellitus.
6. Untuk mengetahui manifestasi klinis.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan terapi diet.
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan ibu hamil dengan diabetes melitus
10. Untuk mengetahui komplikasi diabetes melitus.
11. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada diabetes melitus
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
DM Gestasional adalah salah satu jenis DM yang terjadi pada ibu
hamil. WHO (2013) mendefinisikan DM Gestasional sebagai derajat
apapun intoleransi glukosa dengan onset atau pengakuan pertama selama
kehamilan. Kehamilan sendiri merupakan stress bagi metabolisme
karbohidrat ibu. Pada kehamilan terjadi peningkatan produksi hormon-
hormon antagonis insulin, antara lain: progesterone, estrogen, human
placenta lactogen, dan kortisol. Peningkatan hormone-hormon tersebut
menyebabkan terjadinya resistensi insulin dan peningkatan kadar glukosa
darah.
Diabetes melitus Gestasional (DMG) pada ibu merupakan faktor
risiko yang penting dalam perkembangan makrosomia fetus. Diabetes
mellitus gestational (DMG) merupakan intoleransi karbohidrat dengan
derajat yang bervariasi dengan onset atau diketahui pertama kali selama
kehamilan berlangsung. (Oroh, 2015)
4
5
C. Etiologi
Diabetes Melitus Gestasional (DMG) dapat merupakan kelainan
herediter dengan cara insufisiensi atau absennya insulin dalam sirklulasi
darah, dan konsentrasi gula darah tinggi. Diabetes dalam kehamilan
menimbulkan banyak kesulitan. Penyakit ini akan menyebabkan
perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga
dipengaruhi kehamilan dan persalinan.
Ibu hamil yang mempunyai risiko tinggi DM Gestasional pada
umur lebih dari 30 tahun, obesitas dengan indeks masa tubuh 30 kg/m²,
ada riwayat DM pada keluarga (ibu atau ayah), pernah menderita DM
gestasional sebelumnya, pernah melahirkan anak besar >4000 gram dan
adanya glukosuria (Bobak & Jensen 2004: 701)
D. Klasifikasi
Pada Diabetes Melitus Gestasional (DMG), ada dua kemungkinan
yang dialami oleh si ibu, yaitu memang telah menderita sejak sebelum
hamil atau saat hamil. Klasifikasi DM dengan kehamilan menurut Pyke
ada tiga kelas, yaitu kelas I Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang
timbul pada waktu hamil dan menghilang setelah melahirkan. Kelas II
Pregestasional diabetes,yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil dan
berlanjut setelah hamil. Kelas III pregestasional diabetes yang disertai
komplikasi penyakit pembuluh darah seperti retinopati, nefropati, penyakit
pembuluh darah panggul dan pembuluh perifer, 90% dari wanita hamil
yang menderita diabetes termasuk ke dalam kategori DMG (Tipe II)
( Bobak & Jensen 2004: 702)
E. Patofisiologi
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan
terjadi suatu keadaan dimana jumlah atau fungsi insulin menjadi optimal.
Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin.
Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar
gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
6
F. Manifestasi klinis
1) Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui
daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis
yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien
mengeluh banyak kencing.
2) Polidipsy (banyak minum)
Hal ini disebabkan oembakaran terlalu banyak dan kehilangan banyak
cairan karena poliuri. Di samping itu, efek dari dehifrasi intraseluler
7
G. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik memiliki kriteria diagnosis sebagai berikut.
1) Gejala klasik DM + gula darah sewaktu ≤200 mg/dl. Gula darah
sewaktu merupakan hasil pemeriksaan saat pada sutau hari tanpa
memerhatikan waktu makan terakhir.
2) Kadar gula darah puasa 126 mg/dl. Puasa diartikan pasien tidak
mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam.
3) Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TTGO dilakukan
dengan standar WHO, mengunakan beban glukosa yang setara dengan
75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air.
4) Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994):
a. Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan
sehari-hari (dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan
kegiatan jasmani seperti biasa.
8
K. Komplikasi
Komplikasi pada ibu yang sering terjadi adalah hipoglikemia,
terjadi pada enam bulan pertama kehamilan, hiperglikemia terjadi pada
kehamilan 20-30 minggu akibat resistensi insulin, infeksi saluran kemih,
preklampsi, hidromnio, retinopati dan trauma persalinan akibat bayi besar.
Komplikasi yang sering terjadi pada bayi yaitu abortus,
partusprematurus kelainan kongenital seperti sacral agenesis, neural tube
defek, respiratory distress, neonatal hiperglikemia, mmikrosomia, IUFD.
Hoperbilirubinemia.
No Intervensi Rasional
.
1. Mandiri. Timbang berat badan Penambah berat badan adalah kunci
setiap kunjungan prenatal. petunjuk memutuskan penyesuaian
kebutuhan kalori.
2. Kaji masukan kalori da pola Membantu mengevaluasi pemahaman
makan dalam 24 jam. pasien tentang aturan diet.
3. Tinjau ulang dan berikan Kebutuhan metabolism dari janin dan
informasi mengenai perubahan ibu membutuhakn perubahan besar
yang di perlukan pada selama gestasi memerlukan pemantauan
penatalaksanaan diabetic. ketat dan adaptasi.
4. Tinjau ulang tentang Makan sedikit dan hindari
pentingnya makanan yang hiperglikemia, sesudah makan dan
teratur bila memakai insulin. kelaparan.
5. Perhatikan adanya mual dan Mual dan muntah dapat megakibatkan
muntah khususnya pada defisiensi karbohidrat yang
trimester pertama. mengakibatkan metabolisme lemak dan
terjadinya ketosis.
6. Kaji pemahaman stress pada Stress mengakibatkan peningkatan
diabetic. kadar glukosa, menciptakan fluktuasi
kebutuhan insulin.
7. Ajarkan pasien tentang metode Kebutuhan insulin dapat dinilai
finger stick untuk memntau berdasarkan temuan glukosa darah
glukosa sendiri. serum secara periodic.
8. Tinjau ulang didiskusikan Hipoglikemia dapat terjadi secara cepat
tanda gejala serta kepentingan dan berat pada trimester pertama karena
hipo atau hiperglikemia. peningkatan penggunaan glukosa dan
glikogen oleh ibu dan perkembangan
janin. Hiperglikemia berefek terjadinya
hidramin.
9. Intruksi untuk mengatasi Penggunaan jumlah besar karbohidrat
hipoglikemia asimtomatik. sederhana untuk mengatasi hipoglikemi
menyebabkan nilai glukosa darah
meningkat.
10. Anjurkan pemantauan keton Ketidakcukupan masukan kalori
urine. ditunjukkan dengan ketonuria,
menandakan kebutuhan terhadap
peningkatan karbohidrat.
11. Mandiri. Diskusikan tentang Pembagian dosis insulin
dosis, jadwal, dan tipe insulin. mempertimbangkan kebutuhan basal
15
No Intervensi Rasional
.
maternal dan rasio waktu makan.
12. Sesuaikan diet dan regimen Kebutuhan metabolism prenatal
insulin untuk memenuhi berubah selama trimester pertama.
kebutuhan individu.
13. Kolaborasi dengan ahli gizi. Diet secara spesifik pada individu perlu
untuk mempertahankan normoglikemi.
14. Observasi kadar glukosa darah. Insiden abnormalitas janin dan bayi
baru lahir menurun bila kadar glukosa
darah antara 60-100 mg/dl, sebelum
makan antara 60-105 mg/dl, 1 jam
sesudah makan dibawah 140 mg/dl dan
2 jam sesudah makan kurang dari 200
mg/dl.
15. Tentukan hasil HbA1c setiap Memberikan keakuratan gambaran rata-
2-4 minggu. rata control glukosa serum selama 60
hari. Control glukosa serum
memerlukan waktu 6 minggu untuk
stabil.
No Intervensi Rasional
.
1. Mandiri. Kaji control Pengontrolan secara ketat sebelum konsepsi
diabetic sebelum membantu menurunkan risiko mertalitas
konsepsi. janin dan abnormal konginental.
2. Tentukan klasifikasi white Janin kurang beresiko bila klarifikasi white
terhadap diabetes. adalah A, B, C, dan apabila D adalan
berisiko tinggi.
3. Kaji gerakan janin dan Terjadi insufiensi plasenta dan ketosis
denyut janin setiap maternal mungkin secara negative
16
No Intervensi Rasional
.
kunjungan. mempengaruhi gerakan janin denyut jantung
janin.
4. Observasi tinggi fundus Untuk mengidentifikasi pola pertumbuhan
uteri setiap kunjungan. abnormal.
5. Observasi urine terhadap Benda keton dapat mengakibatkan
keton. kerusakan susunan syaraf pusat yang tidak
dapat diperbaiki.
6. Berikan informasi dan Penurunan mortalitas dan komplikasi
buatkan prosedur untuk morbiditas janin bayi baru kahir dan
pemantauan glukosa dan anomaly congential dihubungkan dengan
penatalaksanaan diabetes kenaikan kadar glukosa darah.
di rumah.
Pantauan adanya tanda- Sekitar 12% - 13% dari diabetes akan
tanda edema, proteinuria, berkembang menjadi gangguan hipertensi
peningkatan tekanan karena perubahan kardiovasluler berkenaan
darah. dengan diabetes.
8. Tinjau ulang prosedur dan Aktifitas dan pergerakan janin merupakan
rasional untuk Non-Stress pertanda baik dari kesehatan janin.
Test setiap minggu.
9. Diskusikan rasional atau Contraction stress test dapat memberikan
prosedur untuk informasi tentang perfusi oksigen dan nutrisi
melaksanakan oxytocin pada janin. Hasil positif menandakan
challenge Test atau insufiensi plasenta.
contaction stress Test
setiap minggu mulai
minggu ke-30 sampai 32.
10. Tinjau ulang prosedur dan Maturasi paru janin adalah kriteria yang
rasional untuk tindakan digunakan untuk menentukan kelangsungan
amniosentesis. hidup.
11. Kolaborasi. Kaji Hb Insiden bayi malformasi secara kongenital
setiap 2-4 minggu sesuai meningkat pada wanita dengan kadar HbA1c
indikasi. tinggi pada awak kehamilan atau sebelum
konsepsi.
12. Kaji kadar albumin Tes serum albumin glikosat menunjukan
glikosat pada getasi glikeia lebih dari beberapa hari.
minggu ke-24 sampai
minggu ke-28khususnya
pada ibu dengan resiko
tinggi.
13. Dapatkan kadar serum Insiden kerusakan tuba neural lebih besar
alfa fetoprotein pada pada ibu diabetic daripada non diabetic bila
gestasi minggu ke-14 control sebelum kehamilan sudah buruk.
sampai minggu ke 16.
14. Siapkan untuk Ultra sonografi bermanfaat dalam
ultrasonografi pada memastikan tanggal gestasi dan membantu
gestasi minggu ke dalam evaluasi retardasi pertumbuhan intra
8,12,18,28,36, sampai uterin.
minggu ke-38.
15. Lakukan non-stress Test Mengetahui kesehatan janin dankedekatan
dan oxytocin challenge perfusi plasenta.
test atau contruction stress
test dengan tepat.
16. Dapatkan sekuensial Penurunan kadar estriol dapat menunjukan
serum atau specimen penurunan fungsi plasenta, menimbulkan
urine 24 jam terhadap retardasi pertumbuhan intra uterin dan lahir
17
No Intervensi Rasional
.
kadar estriol setelah mati.
gestasi minggu ke-30.
17. Bantu untuk bersalin per Membantu menjamin hasil positif untuk neo
vaginam atau seksio. natus. Insiden lahir mati meningkat secara
bermakna pada gestasi lebih dari minggu ke-
36. Makrosomia sering menyebabkan
distosia dengan sefalopelvis disproporsi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Diabetes mellitus Gestasional (DMG) adlah kelainan metabolic
karbohidrat akibat devesiensi insulin, dari factor yang memberatkan mungkin ada
sebelumnya.Manifestasi klinis terdiri dari poliuri (banyak kencing), polidipsi
(banyak minum, polipagi (banyak makan).Pengaruh diabetes melitus gestasional
terhadap kehamilan memiliki komplikasi seperti Abortus dan partus pregmaturur,
hidronion, pre-eklamasi, kesalahan letak jantung, insufisiensi plasenta.Tujuan dari
penatalaksanaan terapi diet pada klien dengan DM adalah untuk mengatur glukosa
darah dan mencegah terjadinya komplikasi akut dan kronik.Pengelolaan ibu hamil
dengan diabetes mellitus bertujuan untuk mengendalikan kadar gula dalam darah
sehingga tercapai keadaan euglukosa.
18
DAFTAR PUSTAKA
WHO. (2004). Diabetes Melitus. WHO New: fact Sheets. Diankes dari:
http://www.who.int/mediancentre/factsheets/fsl138/en/pada tanggal 1 april
2014.
Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Oroh, Loho, Mongan. (2015). Kaitan Makrosomia dengan Diabetes Mellitus
Gestasional. Jurnal e-Clinic (eCl), 721-725.
Bobak, Lowdermilk, Jensen. (2004). Buku ajar keperawatan maternitas/ Maternity
Nursing, edisi 4. Jakarta: EGC
Putrono, W. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal. Intranatal, dan bayi baru
lahir, Fisiologi dan Patofisiologi. Yogyakarta: Andi