Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN TERMINAL MUSLIM

DENGAN PASIEN ANSIETAS KEMATIAN


diajukan untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah
Asuhan Keperawatan Terminal Muslim

Disusun oleh :

Dadan Noviandri (102017007)


Firda Nur Hafsari (102017015)
Gina alghania (102017016)
Lisda Farida (102017020)
Pisca Ayu Pratiwi (102017032)
Siti Hajah Aishah (102017045)

PROGRAM STUDI VOKASI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH


BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karuniaNya-lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Aauhan keperawata terminal muslim yang
menjelaskan materi tentang “ asuhan keperawatan dengan pasien ansietas kematian”.
Dalam penulisan makalah ini kami masih merasa banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
kami. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada kelompok kami
untuk menyampaikan materi ini, dan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis meminta maaf atas segala kekurangan dan penulis berharap semoga
hasil karya tulisnya ini dapat bermanfaat.

Wassalamua’laikum Wr. Wb.

Banung, 09 Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar belakang....................................................................................................1

BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................................3

A. Definisi Ansietas Kematian................................................................................3

B. Batasan Karakteristik..........................................................................................3

C. Faktor Yang Berhubungan..................................................................................3

D. Alternatif Diagnosa Yang Disarankan................................................................4

E. Hasil NOC..........................................................................................................4

F. Tujuan/ Kriteria Evaluasi....................................................................................5

G. Intervensi NIC....................................................................................................6

BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................................8

BAB IV PENUTUPAN...............................................................................................17

Kesimpulan..............................................................................................................17

DAFTAR FUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sebagai mahluk ciptaan, ternyata hidup manusia itu terbatas. Manusia sama
sekali tidak bisa mempertahankan apa yang diinginkan, kedudukan yang tinggi
maupun besarnya kekuasaan yang digenggam, akan “melorot” bila saatnya tiba.
Kematian adalah sebuah keniscayaan. Tidak perlu diminta dia akan datang sendiri
mau tidak mau suka tidak suka jika waktunya telah tiba maka malaikat maut akan
segera menjemput.

Kematian merupakan sesuatu yang bersifat pasti dan nyata bagi semua orang.
Walaupun begitu, kedatangananya tidak dapat diketahui dengan tepat, kapan dan
bagaimana kematian itu akan datang. Sehingga emua konselor akan dihadapkan pada
kebutuhan untuk membantu seseorang menyesuaikan diri menghadapi kecemasan
terhadap kematian, baik itu merupakan kecemasan terhadap kematian mereka sendiri,
kematian orang tua, pasangan, anak atau teman. bebrapa penelitian melaporkan
bahwa tingginya tingkat kecemasan terhadap kematian terjadi pada orang yang
memiliki kesehatan fisik dan emosioanal yang buruk (Christ,1961;Rhudick dan
Dibner, 1961).

Langs (1997) berpendapat kecemasan terhadap kematian merupakan


kecemasan yang abnormal karena pikiran yang muncul secara terus-menerus tentang
kematia dan sekarat. Individu yang menujukan tingkat kecemasan tinggi terhadap
kematian mmiliki kekhawatiran kostan dan ketidaknyamanan, dan mereka disibukan
dengan proses sekarat, kemusnahan, atau apa yang terjadi setelah kematian. Demikian
pula yang dikatakan Puolimatka & Solasari (2006) ketika individu dihadapkan
dengan ancaman kematian akan muncul perasaan kelumpuhan, tidak berdaya, dan
keputusasaan terhadap ancaman tersebut.

1
2

Berbagai faktor psikologi telah diteliti dalam upaya untuk mengukur


kecemasan terhadap kemaian meliputi gender, usia, dukungan sosial, kondisi fisik,
itergritas diri dan keyakinan beragama. Kastenbaum & Aisenberg (1976) menyatakan
bahwa kecemasan terhadap kematian dibagi menjadi tiga dimensi.

1. Kecemasan akan proses menuju kematian (fear of dying). Kecemasan ini


dibagi ke dalam dua bagian, yaitu kecemasan akan penderitaan dan hilangnya
harga diri (martabat). Individu merasa cemas akan kemungkinan penderitaan
yang akan dialami menjelang kematiannya. Selain cemas akan penderitaan
fisik yang mungkin dialami, individu juga takut bahwa integritasnya akan
terpecah selama proses menuju kematian. Ia takut menjadi tergantung pada
orang lain untuk memenuhi semua kebutuhannya, sehingga martabat atau
harga dirinya merasa terancam.
2. Kecemasan akan kehidupan sesudah kematian (fear of afterlife). Kecemasan
akan apa yang terjadi setelah kematian dapat meliputi rasa cemas akan
datangnya hukuman serta penolakan yang akan dialami. Individu takut bahwa
ia harus membayar semua dosa dan pelanggaran yang telah dilakukan semasa
hidupnya. Selain hukuman yang mungkin diterima, individu juga cemas akan
mengalami keterasingan dari Tuhan sebagai bentuk penolakan terhadap
dirinya. Kecemasan ini terutama dirasakan oleh orang yang memiliki
kepercayaan akan adanya Tuhan, dan menjadi pusat kekhawatiran sepanjang
hidupnya.
3. Kecemasan akan kemusnahan diri (fear of extinction). Hal ini merupakan
dasar dari kecemasan akan kematian. Merupakan hal yang sulit bagi individu
untuk merasakan atau berpikir mengenai kemungkinan bahwa dirinya suatu
saat musnah ke dalam suatu keadaan “tidak ada”.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Ansietas Kematian


Ansietas kematian adalah perasan tidak nyaman atau gelisah yag samar da
ditimbulkan oleh pesepsi ancaman yang nyata atau imajinasi terhadap eksistensi
seseorang.

B. Batasan Karakteristik
Subjektif :

1. Melporkan kekhawatiran bahwa pemberi perawatan bekerja secara


berlebihan
2. Melaporkan rasa sedih yang dalam
3. Melaporkan ketakutan terhadap perkembangan penyakit termial
4. Melaporkan ketakutan terhadap kehilangan kemampuan mental
saatmenjelang ajal
5. Melaporkan ketakutan terhadap nyeri yang berhubungan dengan masa
mejelang ajal
6. Melaporkan ketakutan terhadap kematian yang terlalu dini
7. Melaporkan ketakutan terhadap proses menjalang ajal
8. Melaporkan ketakutan terhadap proses menjelang ajal yang memanjang
9. Melaporkan ketakutan terhadap pendritaan yang berhubungan dengan proses
menjelang ajal
10. Melaporkan proses ketidak berdayaan saat menjelang ajal

C. Faktor Yang Berhubungan


1. Antisipasi dampak negatif anestesia umum

3
4

2. Antiipasi dampak kematian pada orang lain


3. Antisipasi rasa nyeri
4. Antisipasi penderitaan
5. Konfrontasi terhadap realitas penyakit terminal
6. Diskusi tentang topik kematian
7. Pengalaman proses menjelang ajal
8. Pengalaman hampir mati
9. Tidak menerima mortalitas dirinya sendiri
10. Pengamatan yang berhubugan dengan kematian

D. Alternatif Diagnosa Yang Disarankan


1. Ansietas
2. Dukacita
3. Kesedihan, kronis
4. Distres spiritual

E. Hasil NOC
1. Penerimaan : status kesehatan : berdamai dengan perubahan yang signifikan
pada kondisi kesehatan
2. Kematiaan yang damai : kemudahan fisik dan psikologis dengan peristiwa
berakhirnya kehidupan yang akan terjadi
3. Tingkat depresi : keparahan alam melankolik dan kehilangan minat dengan
peristiwa hidup
4. Pengakhiran kehidupan yang bermanfaat : tindakan personal uuntuk
mempertahankan sikap terkendali selama mendekati masa menjelang ajal
5. Tingkat ketakutan: keparahan manifestasi kekhawatiran, ketegangan, atau
perasaan tidak menentu yag brasal dari sumbe yang jelas pada anak yang
berusia 1 hingga 17 tahun
5

6. Harapan : optimisme yang secara personal memberi kepuasan dan medukung


kehidupan
7. Kesehatan spritual : keterhubugan denga diri sendiri, orang lain, kekuatan
tertinggi (yang maha kuasa ), semua kehidupan, alam, da semesta yang
meningkatkan transedensi dan memberi kekuatan pada diri sendiri.

F. Tujuan/ Kriteria Evaluasi


Contoh menggunakan bahas NOC:

1. Asietas kematian mereda, yang dibuktikan oleh selalu mendemonstrasikan


tingkat ansietas terkendali, pengakhiran kehidupan yang bermartabat, tingkat
ketakutan terkendali, dan harapan; kematian yang damai dan kesehatan
spiritual tidak terganggu dan tingkat depresi ringan.
2. Mendemonstrasikan tingkat ansietas, yang dibuktikan oleh indikator berikut
( sebutkan 1-5: tidak pernah, jarang kadang-kadanf, sering, atau selalu
ditampilkan): gelisah, ketegangan otot, iritabiltas, sulit berkonsentrasi,
mengungkapkan ansietas, peningkatan tekanan darah peningkatan frekuensi
pernafasan, pupil dilatasi, berkeringat, limbung.
3. Mendemonstrasikan pengakhiran kehidupan yang bermartabat yang
dibuktikan oleh indikator beriku(sbutkan 1-5 : tidak pernah, jarang, kadang-
kadang, sering atau selalu ditampilkan): memperlihatkan ekspresi siap
menghadapi kematian, memecahkan masalah dan kekhawatiran yang
penting, merekonsiliasi hubungan, bertukar perasaan dengan orang lain,
melepaskan diri secara bertahap dari orang-orang terdekat, mediskusikan
pengalaman dan kekhawatiran spiritual, mwngugkapkan sikap penuh
harapan, mempertahankan rasa pengendalian terhadap waktu yang masih
tersisa,

Contoh lain:
6

Pasien akan :

1. Mempertahankan kenyamanan psikologis selama proses menjelng ajal


2. Mengungkapkan secara verbal perasaan ( mis., marah, sedih, atau
kehilangan) dan pikiran dengan perawat dan? Orang terdekat
3. Mengidentifikasi area kontrol pribadi
4. Mengeksperesikan perasaan positif mengenai hubungan dengan orang
terdekat
5. Menerima keterbatasan dan mencari bantuan sesuai dengan kebutuhan

G. Intervensi NIC
1. Penurunan ansietas : meminimalkan perasaan kekhawatiran, ketakutan,
firasat, atau perasaan tidak menentu yang berhubungan denga sumber bhaya
yang diansitipasi da tidak jelas
2. Tekhnik menenangkan : mengurangi ansietas pada pasien yang mengalami
distres akut
3. Peningkatan koping : membantu pasie utuk beradaftasi dengan stressor yang
diterima, perubahan atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntunan
dan peran hidup
4. Dukungan pengambilan keputusan : memberikan informasi dan bantuan
kepada pasien yag membuat keputusan yang berhubungan dengan perawatan
kesehatan
5. Perawatan menjelang ajal : menigkatkan kenyamanan fisik dan kedamaian
psikologis dalam fase akhir kehidupan
6. Dukungan emosi : memberikn penanganan penerimaan, dan dorongan
selama masa stress
7. Penumbuhan harapan : memfasilitasi pengembangan cara pandang yang
positif dalam situasi tertentu
7

8. Manajemen alam perasaan: memberikan keamanan stabilisasi, pemulihan,


danpemeliharaan pasien yang mengalami depresi disfungsional atau
peningkatan alam perasan
9. Manajemen nyeri : meeringankan rasa nyeri atau meredakan nyeri tigkat
yang lebih nyaman dan dapat diterima oleh pasien
10. Peningkatan ritual keagamaan: memfasilitasi partisipasi alam praktik
keagamaan
11. Dukugan spriritual : membantu pasien untuk merasa seimbang dan
terhubung dengan yang maha kuasa.
BAB III

TINJAUAN KASUS

Kasus 1

Pasien Tn. S, Laki-laki, 43 tahun, dibawa ke UGD karena merasa dadanya berdebar
dan berkeringat disertai sesak. Keluhan ini dimulai sejak 1 minggu yang lalu.
Menurut istrinya sebelumnya terdapat tetangga pasien yang meninggal karena
serangan jantung yang membuat pasien takut meninggal seperti tetangganya. Pasien
Tn.s merupakan penderita Gagal Ginjal kronis yang sudah menjalani haemodialisa
selama 1 tahun. Pada saat tanda tanda vital menunjukkan tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 98 x/menit, RR : 20 x/menit, suhu 36,8 C. Tidak tampak pulsasi jantung
abnomal, hasil EKG menunjukkan sinus rythm. Pasien mengatakan : “ saya khawatir
dengan kondisi saya suster, berat badan makin naik,sering sesak, harus Hd berasa
tidak ada perkembangan yang baik, apakah saya akan cepat mati suster?”.

Menurut istri pasien selama 1 minggu ini, pasien sering menangis sebelum tidur, dan
mengungkapkan pada istrinya “ saya akan mati, saya takut ...” ungkapan itu sering
diungkapkan berulang ulang.

8
9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS


GAGAL GINJAL KRONIS

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Data Biografi
1) Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 43 Tahun
Tanggal lahir : Tidak terkaji
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Tidak terkaji
Suku/Bangsa : Tidak terkaji
Status Marital : Tidak terkaji
Alamat : Tidak terkaji
Tgl. Masuk : Tidak terkaji
Tgl. Pengkajian : Tidak terkaji
No. medrec : Tidak terkaji
Diagnosis Medis : Gagal ginjal kronis

2) Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tidak terkaji
Umur : Tidak terkaji
Alamat : Tidak terkaji
Hub. Dengan Pasien : Tidak terkaji

b. Keluhan Utama
Takut akan kematian
10

c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien di bawa ke UGD karena merasa dadanya berdebar dan
berkeringat disertai sesak. Keluhan ini dimulai sejak 1 minggu
yang lalu.

2) Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien Tn. S merupakan penderita Gagal Ginjal Kronis yang sudah
menjalani haemodialisa selama 1 tahun.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak terkaji
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a. Tingkat Kesadaran : Compos mentis
b. Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 98x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,8°C
2) Antropometri
a. Berat badan dahulu : Tidak terkaji
b. Berat badan sekarang : Tidak terkaji
c. Tinggi badan : Tidak terkaji
d. IMT : Tidak terkaji
3) Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Pernafasan
Klien merasa dadanya berdebar dan disertai sesak. RR:
20x/menit.
11

b. Sistem Kardiovaskuler
Tidak tampak pulsasi jantung abnormal hasil EKG
menunjukan sinus rhythm, TD: 120/80 mmHg.
c. Sistem Integumen
Klien berkeringat.
d. Sistem Muskuloskeletal
Tidak terkaji.
e. Sistem Perkemihan
Tidak terkaji.
f. Sistem Pencernaan
Tidak terkaji.
g. Sistem Persyarafan
Tidak terkaji.

c. Pola Aktivitas
N Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit
o
1. Pola Nutrisi
a. Makan
Frekuensi
Jenis
Keluhan
Tidak terkaji
Tidak terkaji
b. Minum
Frekuensi
Jenis
Keluhan
2. Eliminasi
a. BAK Tidak terkaji
12

Frekuensi
Warna
Bau
Keluhan Tidak terkaji

b. BAB
Frekuensi
Konsistensi
Bau
Warna
Keluhan
3. Istirahat Tidur
a. Siang Sering menangis
b. Malam Tidak terkaji sebelum tidur
c. Keluhan
4. Personal Hygene
a. Mandi
b. Gosok Gigi Tidak tekaji Tidak terkaji
c. Keramas
d. Gunting Kuku
5. Aktivitas Tidak terkaji Tidak terkaji

d. Data Psikologis
Pasien mengatakan : “Saya khawatir dengan kondisi saya
suster, berat badan makin naik,sering sesak, harus Hd berasa
tidak ada perkembangan yang baik, apakah saya akan cepat
mati suster?”. Dan menurut istri pasien selama 1 minggu ini,
pasien sering menangis sebelum tidur, dan mengungkapkan
13

pada istrinya “saya akan mati, saya takut…” ungkapan itu


sering diungkapkan berulang ulang.
e. Data Sosial
Tidak terkaji
f. Data spiritual
Tidak terkaji
g. Data Penunjang
1) Hasil Labolatorium
Tidak terkaji
2) Foto Rontgent
Tidak terkaji
3) Program Terapi
Tidak terkaji

B. ANALISA DATA
Data Etiologi Problem
DO: Stressor dari luar Ansietas Kematian
- Tampak berkeringat (kematian tetangga)
dan sesak ↓
DS: Pasien penderita gagal
- Pasien mengatakan: ginjal kronis
“saya khawatir ↓
dengan kondisi saya Merasa takut akan
suster, berat badan kematian
makin naik, sering ↓
sesak, harus HD Dada bedebar,
berasa tidak ada berkeringat disertai
perkembangan yang sesak
baik, apakah saya ↓
14

akan cepat mati Ansietas


suster?”
- Menurut istri pasien
selama 1 minggu ini,
pasien sering
menangis sebelum
tidur, dan
mengungkapkan
pada istrinya “saya
akan mati, saya
takut…” ungkapan
itu sering
diungkapkan
berulang ulang.
- Pasien merasa dada
berdebar

C. Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas


1. Ansietas kematian b.d merasa dekat dengan kematian
15

D. Rencana Asuhan Keperawatan


DIAGNOSA
NO KEPERAW TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
ATAN
1. Ansietas Setelah dilakukan 1) Anjurkan keluarga 1) Mendampingi pasien
kematian tindakan keperawatan atau orang terdekat agar tidak merasa
b.d merasa 3x24 jam pasien untuk mendampingi kesepian atau
dekat diharapkan ansietas pasien ditinggalkan
dengan terkait kematian yang 2) Gunakan metode 2) Agar pasien dapat
kematian dialami pasien mendengarkan secara menceritakan lebih
berkurang dengan aktif (active listening) banyak mengenal
kriteria hasil: saat berkomunikasi 3) Menjalin hubungan baik
1) Kegelisahan dengan pasien sehingga pasien merasa
pasien berkurang 3) Bina hubungan saling percaya untuk
2) Ketakutan yang percaya dengan menyampaikan
disampaikan pasien dan keluarga perasaannya pada
secara verbal 4) Observasi perubahan perawat
berkurang tingkat kecemasan 4) Memudahkan perawat
3) Kecemasan yang pasien dan keluarga memantau
disampaikan 5) Anjurkan pasien apa yang dirasakan
secara verbal untuk melakukan pasien.
berkurang teknik relaksasi 5) Melakukan teknik
dengan Al-Qur’an relaksasi dengan
healing mendengarkan Al-
6) Observasi TTV dan Qur’an dapat
tanda-tanda mengalihkan kecemasan
kecemasan baik pasien dan menjadi lebih
verbal dan non verbal tenang
6) Menyesuaikan data
subjektif dan objektif
mengenai kecemasan
16

yang dialami pasien.


BAB IV

PENUTUPAN

Kesimpulan
Ansietas kematian merupakan perasan tidak nyaman atau gelisah yang
ditimbulkan oleh pesepsi yang dapat mengancam. Kecemasan terhadap kematian
merupakan kecemasan yang abnormal karena pikiran yang muncul secara terus-
menerus tentang kematia dan sekarat. Individu yang menujukan tingkat
kecemasan tinggi terhadap kematian mmiliki kekhawatiran kostan dan
ketidaknyamanan, dan mereka disibukan dengan proses sekarat, kemusnahan,
atau apa yang terjadi setelah kematian. Hasil dari pengkajian pada Tn. S terdapat
masalah ansietas kematian b.d merasa dekat dengan kematian.

17
DAFTAR FUSTAKA

................ ?

Anda mungkin juga menyukai