Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SWAMEDIKASI

DESMENORE

Nama : Widia Yuliani

Nim : 34170214

Kelas : A/DF/III

Kelompok : A2

Instruktur : Dwi Kurniawati S, S.Farm., M.sc., Apt

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

2018

1
DAFTAR ISI

Judul ....................................................................................................................... 1
Daftar Isi ................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ....................................................................................................... 5
2.2 Patofisiologi ..................................................................................................... 5
2.3 Mekanisme ...................................................................................................... 6
2.4 Klasifikasi ......................................................................................................... 7
2.5 Faktor Penyebab ............................................................................................. 8
2.6 Tanda dan gejala ............................................................................................. 8
2.7 Cara Mengatasi ............................................................................................... 9
2.8 Tips Pemberian Obat ....................................................................................... 10
2.9 Siklus Menstruasi ............................................................................................ 13
2.10 Anjuran untuk Pasien ..................................................................................... 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 16
3.2 Saran ...................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 17

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejaktera fisik, mental dan social
secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang
berkaitan dengan system reproduksi.

Indonesia diperkirakan 55% perem[uan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri
selama haid. (Anomim,2008). Angka kejadian Dismenore tipe primer di Indonesia adalah
sekitar 54,89% sedangkan sisanya adalah penderita dengan tipe sekunder.

Setiap bulan, secara periodic, seseorang wanita normal mengalami mentruasi. Di


dalam mentruasi, terkadang disertai nyeri haid (Disminore). Disminore adalah nyeri haid
yang merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit tumbul akibat kontraksi disritmik
miomentrium yang menampilkan satu atau lebih gejala mulai dari ringan sampai berat
pada perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spamodik pada sisi medial paha.

Beberapa tahun yang lalu, nyeri haid hanya dianggap sebagai penyakit
psikosomatik. Akan tetapi, karena keterbukaan informasi dan pesatnya ilmu pengatahuan
berkembang, nyeri haid mulai banyak di bahas. Banyak ahli yang telah menyumbangkan
pikiran dan temuannya untuk mengatasi nyeri haid.

Dahulu, wanita yang menderita nyeri haid hanya bias menyembunyikan rasa
sakitnya tanpa mengetahui apa yang harus dilakukannya dan kemana ia harus mengadu.
Keadaan itu diperburuk oleh orang di sekitar mereka yang menganggap bahwa nyeri haid
adalah rasa sakit yang dibuat-buat oleh wanita bahkan beberapa orang menganggap
bahwa wanita yang menderita nyeri haid hanyalah wanita yang mencari perhatian atau
kurang diperhatikan. Anggapan seperti ini sudah mulai hilang beberapa tahun yang lalu.
Sekarang baru di ketahui bahwa nyeri haid adalah konisi medis yang nyata yang diderita
wanita. Banyak metode yang telah dikembangkan oleh ahli dibidangnya yang bertujuan
untuk mengatasi nyeri haid.

3
1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahannya adalah sebagai


berikut :

1. Bagaimana yang dimaksud dengan Dismenore..?


2. Bagaimana penyebab Dismenore ?
3. Bagaimana tanda dan gejala dismenore ?
4. Bagaimana cara mengatasi dismenore ?
5. Bagaimana siklus menstruasi ?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa itu dismenore


2. Untuk mengetahui apa penyebab Dismenore
3. Untuk mengetahui tanda gelaja-gejala dismenore
4. Untuk mengetahui cara mengatasi dismenore
5. Untuk mengetahui siklus menstruasi

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dismenore

1. Dismenore (dysmenorrheu) berasal dari bahasa yunani. Kata dys yang berarti sulit,
nyeri, abnormal : meno yang berarti bulan ; dan rrhea yang berarti aliran. Dismenore
adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/menstruasi yang dapat mengganggu
aktivitas dan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut maupun pinggul
dan dapat disertai kram perut, kejang (spasme), dan nyeri punggung.
2. Dismenore adalah rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat menimbulkan
gangguan pekerjaan sehari-hari. Derajat nyerinya bervariasi mencakup ringan
(berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan aktivitas sehari-hari), sedang
(karena sakitnya diperlukan obat untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi masih dapat
melakukan pekerjaannya), berat(rasa nyerinya demikian beratnya sehingga memerlukan
istirahat dan pengobatan untuk menghilangkan rasa nyerinya).
3. Dismenore adalah rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat menimbulkan
gangguan sehari-hari. Derajat nyerinya bervariasi mencakup ringan, sedang dan berat.
4. Dismenore (nyeri perut) yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi.
Disminore primer terjadi jika tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya (Maulana,
2009). Sementara menurut Maryanti Disminore primer adalah nyeri haid yang dijumpai
tanpa ada kelainan, terapi yang diberikan dapat berupa konseling, pereda rasa nyeri dan
terapi hormonal.
5. Dismenorea merupakan menstruasi yang nyeri dan telah menyerang 30 % perempuan
yang tidak ada dasar patologik di usia 20-25 tahun pada dismenorea primer dan ada
penyakit patologik di usia 30-40 tahun pada dismenorea sekunder.
6. Dismenorea adalah rasa nyeri haid dan sakit menjelang dan saat menstruasi di daerah
perut bawah pinggang sedemikian rupa sehingga dapat menganggu aktivitas sehari - hari.

5
2.2. Patofisiologi
Dismenore bukanlah suatu penyakit, dan biasa terjadi pada wanita. Namun, dapat
merupakan gejala yang mengindikasi adanya penyakit. Patofisiologi dismenore sampai
saat ini masih belum jelas; tetapi teori terakhir yang banyak digunakan adalah teori
prostaglandin banyak digunakan; dikatakan bahwa pada keadaan dismenore kadar
prostaglandin meningkat. Sehingga terjadilah nyeri saat haid.

2.3. Mekanisme Dismenore


Nyeri haid berpangkal pada mulainya proses menstruasi itu sendiri yang
merangsang otot-otot rahim untuk berkontraksi. Kontraksi otot-otot rahim tersebut
membuat aliran darah ke otot-otot rahim menjadi berkurang yang berakibat
meningkatnya aktivitas rahim untuk memenuhi kebutuhannya akan aliran darah yang
lancar, juga otot-otot rahim yang kekurangan darah tadi akan merangsang ujung-ujung
syaraf sehingga terasa nyeri. Nyeri tersebut tidak hanya terasa di rahim, namun juga
terasa di bagian-bagian tubuh lain yang mendapatkan persyarafan yang sama dengan
rahim. Oleh karma itulah maka rasa tidak nyaman juga dirasakan di bagian-bagian tubuh
yang digunakan untuk buang air besar, buang air kecil, maupun otot¬-otot dasar panggul
dan daerah di sekitar tulang belakang sebelah bawah. Hal ini disebut juga sebagai nyeri
rujukan (referred pain). Peningatan kadar prostaglandin (PG) penting peranannya sebagai
penyebab terjadinya dismenore. PG alfa sangat tinggi dalam endometrium, miometrium
dan darah haid wanita yang menderita dismenore primer. PG menyebabkan peningkatan
aktivitas uterus dan serabut-serabut syaraf terminal rangsang nyeri. Kombinasi antara
pemngkatan kadar PG dan peningkatan kepekaan miometrium menimbulkan tekanan
infra uterus sampai 400 mm Hg dan menyebabkan kontraksi miometrium yang hebat.
Atas dasar itu disimpulkan bahwa PG yang dihasilkan uterus berperan dalam
menimbulkan hiperaktivitas miometrium. Selanjutnya kontraksi miometrium yang
disebabkan oleh PG akan mengurangi aliran darah, sehingga terjadi iskemia sel-sel
miometrium yang mengakibatkan timbulnya nyeri spasmodik. Jika PG dilepaskan dalam
jumlah berlebihan ke dalam peredaran darah, maka selain dismenore timbul pula
pengaruh umum lainnya seperti diare, mual, muntah.

6
2.4. Klasifikasi
a. Dismenore berdasarkan jenis nyeri
1) Dismenore spasmodik
Dismenore spamosdik adalah nyeri yang dirasakan di bagian bawah perut dan
terjadi sebelum atau segera setelah haid dimulai. Dismenore spasmodic dapat dialami
oleh wanita muda maupun wanita berusai 40 tahun ke atas. Sebagian wanita yang
mengalami dismenore spasmodik tidak dapat melakukan aktivitas. Adapun tanda
dismenore spamodik antara lain sebagai berikut :
 Pingsan
 Mual
 Muntah
Dismenore spamosdik dapat diobati atau di kurangi dengan melahirkan bayi
pertama, walaupun tidak semua wanita mengalami hal tersebut.
2) Dismenore Kongestif
Dismenore kongestif dapat diketahui beberapa hari sebelum haid datang. Gejala
yang ditimbulkan berlangsung 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Pada saat haid
dating, tidak terlalu menimbulkan nyeri, bahkan setelah hari pertama haid. Penderita
dismenore kongestif akan merasa lebih baik di bandingkan dengan dismenore spasmodik.
Adapun gejala yang ditimbulkan pada dismenore kongestif antara lain :
 Pegal (pegal pada paha)
 Sakit pada payudara
 Lelah
 Mudah tersinggung
 Kehilangan keseimbangan
 Ceroboh
 Gangguan tidur dan timbul memar dipaha dan lengan atas.

Dismenore berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab


1) Dismenore Primer
Dismenore primer biasanya dimulai dalam 6 hingga 12 bulan
setelah menarche (pertama kali menstruasi). Saat menstruasi, pelepasan sel-sel
endometrium akan diikuti dengan dikeluarkannya prostaglandin yang akan menyebabkan

7
timbulnya iskemia, kontraksi miometrium dan vasokonstriksi. Ternyata dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa wanita dengan dismenorhea berat, terjadi peningkatan
prostaglandin pada darah menstruasinya.
Keadaan di bawah ini akan meningkatkan risiko mengalami dismenorhea primer
yaitu:
 Wanita yang merokok
 Wanita yang minum alkohol selama menstruasi karena alkohol akan
memperpanjang
 nyeri pada saat menstruasi
 Wanita yang kelebihan berat badan dan obesitas
 Wanita yang tidak memiliki anak
 Menarche dini (wanita yang pertama menstruasi sebelum umur 12 tahun)
 Mempunyai riwayat yang sama dalam keluarga

2) Dismenore Sekunder
Dismenorhea sekunder bisa terjadi kapanpun setelah menarche, tetapi paling
sering ketika wanita berumur 20an atau 30an tahun, setelah beberapa tahun mengalami
siklus normal tanpa rasa nyeri. Peningkatan prostaglandin juga ikut berperan di sini, akan
tetapi disertai adanya kelainan atau penyakit pada pelvic (panggul). Penyebab tersering
adalah endometriosis, leiomioma, adenomiosis, polip endometrial, chronic pelvic
inflammatory disease (PID), dan pemakaian IUD.

2.5. Faktor penyebab dismenore


Dismenore primer
1. Faktor Psikologis
Biasanya terjadi pada remaja dengan emosi yang tidak stabil, mempunyaiambang
nyeri yang rendah, sehingga sangat sedikit rasa nyeri dapat merasakan kesakitan
2. Faktor Endokrin
Pada umumnya hal ini di hubungkan dengan kontraksi usus yang tidak baik. Hal
ini sangat erat kaintannya dengan pengeruh hormonal. Peningkatan produksi
prostaglandin akan menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi
sehingga menimbulkan nyeri.

8
Dismenore Sekunder
1. Faktor Konstitusi Seperti Anemia
Pemakaian kontrasepsi IUD, benjolan yang menyebabkan penderahan, tumor
atau fibroid.
2. Anomali Uterus kongenital
Anomali Uterus kongenital,Seperti rahim yang terbalik, peradangan selaput
lender rahim.
3. Endometriosis
Penyakit yang ditandai dengan adanya pertumbuhan jaringan
endometrium diluar rongga rahim. Endometrium adalah jaringan yang membatasi bagian
dalam rahim. Saat siklus metruasi, lapisan endometrium ini akan bertambah sebagai
lapisan terjadinya kehamilan. Bila kehamilan tidak terjadi, maka lapisan ini akan terlepas
dan di keluarkan sebagai mentruasi.

2.6. Tanda dan Gejala Dismenore

a. Dismenore primer
 Terjadi beberapa waktu atau 6-12 bulan sejak haid pertama (menarche).

 Rasa nyeri timbul sebelum haid, atau di awal haid. Berlangsung beberapa jam, namun
adakalanya beberapa hari.
 Datangnya nyeri: hilang-timbul, menusuk-nusuk. Pada umumnya di perut bagian
bawah, kadang menyebar ke sekitarnya (pinggang, paha depan).
 Adakalanya disertai mual, muntah, sakit kepala, diare.

b. Dismenore sekunder
 usia lebih tua,

 cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur,

 tidak berhubungan dengan siklus paritas,

 nyeri sering terasa terus menerus dan tumpul,

 nyeri dimulai dari haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah.

9
2.7. Cara Mengatasi Dismenore
1. Terapi farmakologi non herbal
Dilakukan dengan mengonsumsi obat anti peradangan non steroid (AINS), yakni :
 Ibuprofen
 Naproksen
 Asam mefenamat
 Etodolak
 Kalium diklofenak
 Ketoprofen
 Ketorolak
 Selekoksib
 Valdekoksib
 Mefinal
 Feminax
 Sangobion Femine

Obat ini akan efektif jika diminum 2 hari sebelum mentruasi dan dilanjutkan
sampai 1-2 hari ketika mentruasi.

10
2. Terapi farmakologi herbal
 Daun mint
Cara mengatasi nyeri dengan daun mint ini mudah, tidak perlu dikunyah. Cukup
dengan diseduh bebarengan dengan teh, kemudian diminum 1-2 cangkir setiap
hari. Rasa nyaman akan mulai timbul di perut, dan nyerinya akan sedikit
berkurang.

 Jahe
Iris 5 cm jahe tipis-tipis kemudian remukkan. Rebus di dalam panci yang diisi 3
gelas air, sisakan hingga 1 gelas saja. Tambahkan sedikit gula, minum tiga kali
sehari (1 gelas untuk sehari, dibagi 3.)

 Daun Kemangi
Kemangi juga pain killer yang efektif karena kandungan caffeic acid di dalamnya.
Kemangi dapat meringankan nyeri haid. Namun, ia juga dapat menurunkan
tekanan darah, sehingga lebih baik tidak dikonsumsi terlalu banyak. Cara
mengonsumsinya, cukup campurkan pada masakan atau sambal sebagai lalap.

11
 Kayu manis
Kayu manis adalah bahan anti peradangan dan membantu meredakan nyeri haid.
Cukup diseduh bersama teh, atau dicampurkan pada bahan kue atau masakan.

 Kunyit
Kunyit juga mengandung bahan anti peradangan sehingga dapat membantu
meredakan nyeri haid. Saat ini sih lebih mudah karena sudah ada kunyit kemasan
di dalam botol yang siap minum kapan saja.
Tetapi jika Anda malas membelinya, Anda bisa kok membuatnya sendiri. Caranya,
ambil kunyit secukupnya kemudian diparut dan peras airnya. Tambahkan
sedikit madu pada air perasan kunyit tersebut dan langsung diminum.

 Air Kelapa hijau


Air kelapa hijau sudah dipercaya dan dijadikan sebagai obat untuk mengatasi
berbagai penyakit, seperti keracunan makanan hingga obat nyeri saat menjelang
haid. Caranya, air kelapa hijau(mengambilnya jangan dijatuhkan)dicampur
dengan gula kelapa/gula aren/madu. Minum 2 kali sehari selama 3 hari berturut-
turut menjelang haid.

12
3. Terapi non farmakologi
 Istirahat cukup
 Pemijatan
 Kompres hangat diarea sekitar perut
 Banyak mengkonsumsi air putih, hindari konsumsi garam berlebihan serta kafein
untuk mencegah pembengkakan dan retensi cairan
 Makan makanan kaya zat besi, kalsium, vitamin B kompleks seperti susu, sayuran
hijau
 Tinggikan posisi pinggul melebihi bahu ketika tidur telentang untuk membantu
meredakan dismenore.
 Berendam pada bak yang berisi air hangat

2.8. Siklus menstruasi

adalah perubahan dalam tubuh wanita, khususnya pada bagian organ reproduksi.
Yaitu ketika lapisan dinding rahim (endometrium) yang menebal luruh karena tidak
adanya pembuahan sel telur. Siklus menstruasi pada tiap wanita berbeda-beda antara 23-
35 hari, namun rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari.
Pada dasarnya, siklus menstruasi dibagi menjadi beberapa fase yang diatur oleh
lima hormon di dalam tubuh.
Estrogen
Hormon yang diproduksi pada ovarium ini sangat berperan di dalam tubuh,
terutama pada ovulasi dalam siklus reproduksi wanita. Hormon ini juga berperan
pada perubahan tubuh remaja dalam masapubertas serta terlibat dalam
pembentukan kembali lapisan rahim setelah periode menstruasi.

Progesteron
Hormon ini bekerjasama dengan estrogen guna menjaga siklus reproduksi dan
menjaga kehamilan. Sama dengan estrogen, progesteron juga diproduksi di ovarium
dan berperan dalam penebalan dinding rahim.
Hormon pelepas gonadotropin (Gonadotrophin-releasing hormone - GnRh)
Diproduksi oleh otak, hormon ini membantu memberikan rangsangan pada tubuh
untuk menghasilkan hormon perangsang folikel dan hormon pelutein.

13
Hormon Pelutein (Luteinizing hormone-LH)
Sel telur dan proses ovulasi dihasilkan oleh ovarium berkat rangsangan dari
hormon ini.
Hormon perangsang folikel (Follicle stimulating hormone-FSH)
Hormon ini membantu sel telur di dalam ovarium matang dan siap untuk
dilepaskan. Hormon ini diproduksi di kelenjar pituitari pada bagian bawah otak.

 Fase Pertama - Menstruasi


Hari pertama menstruasi merupakan hari pertama pada siklus menstruasi dan
terjadi sekitar 3-7 hari. Pada masa ini, lapisan dinding rahim luruh menjadi darah
menstruasi. Banyaknya darah yang keluar selama masa menstruasi adalah sekitar 30-40
ml pada tiap siklus. Rasa sakit yang terjadi pada hari-hari pertama menstruasi disebabkan
oleh otot-otot rahim yang mengalami kontraksi guna mendorong dan mengeluarkan
lapisan dinding rahim yang luruh menjadi darah menstruasi.

Luruhnya lapisan dinding rahim dikarenakan kadar estrogen dan progesteron


mengalami penurunan. Seiring dengan menurunnya estrogen dan progesteron pada fase
ini, hormon perangsang folikel (FSH) mulai sedikit meningkat, peningkatan ini memancing
berkembangnya beberapa folikel (kantong yang berisi indung telur) di dalam ovarium.
Dari beberapa folikel yang berkembang, hanya akan ada satu folikel yang terus
berkembang yang kemudian akan memproduksi estrogen. Estrogen Anda sangat rendah
pada awal menstruasi, namun dengan berkembangnya folikel, hormon estrogen akan
mulai meningkat kembali.
 Fase Kedua – Pra ovulasi dan Ovulasi
Ketika Anda memasuki masa praovulasi, lapisan dinding rahim Anda yang sempat
luruh akan kembali menebal sedikit. Lapisan dinding rahim tersebut cukup tipis sehingga
sperma dapat melewati lapisan ini dengan mudah dan dapat bertahan kurang lebih
selama 3-5 hari. Proses penebalan rahim dipicu oleh hormon estrogen yang mulai
meningkat.
Masa ovulasi tiap wanita tidaklah sama. Mungkin Anda sempat berpikir bahwa
Anda berovulasi pada hari ke -14 setelah siklus pertama. Tapi nyatanya hal tersebut tidak

14
bisa menjadi patokan tiap wanita. Hal tersebut tergantung kepada tiap siklus menstruasi
di masing-masing orang.
Jika Anda sedang berencana memiliki momongan, ada baiknya Anda melakukan
hubungan intim dengan suami Anda pada masa praovulasi hingga ovulasi. Karena itu
adalah masa subur terbaik dan sperma dapat bertahan kurang-lebih selama 3-5 hari.
 Fase Ketiga – Pra Menstruasi
Pada fase ini lapisan dinding rahim makin menebal. Hal ini dikarenakan folikel
yang telah pecah dan mengeluarkan sel telur, membentuk korpus luteum. Korpus luteum
kemudian memproduksi progesteron yang membuat lapisan dinding rahim makin tebal.
Jika tidak terjadi pembuahan, Anda akan mulai merasakan gejala pramenstruasi
(PMS), seperti perubahan emosi yang lebih sensitif dan perubahan kondisi fisik, seperti
nyeri pada payudara, pusing, cepat lelah, atau kembung. Selain gejala tersebut, korpus
luteum akan berdegenerasi dan berhenti memproduksi progesteron. Dengan
menurunnya kadar progesteron dan estrogen karena tidak terjadi pembuahan, lapisan
dinding rahim akan luruh hingga menjadi darah menstruasi.

2.9. Tips Pemberian Obat

1. Beritahu pasien mengenai cara penggunaan obat yang tepat, termasuk nama obat,
besarnya dosis, khasiat, cara pemakaian, dll.
2. Jika gejala terus berlangsung, segera periksa ke dokter.

2.10. Anjuran untuk Pasien


1. Minum air putih 8-12 gelas perhari.
2. Olahraga teratur.
3. Biasakan BAB pagi setelah bangun tidur.
4. Istirahat cukup.
5. Minum air hangat.
6. Hindari makanan dan minuman berkafein.

15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dismenore bukanlah suatu penyakit dan biasa terjadi pada wanita. Namun,
dapat merupakan gejala yang mengindikasi adanya penyakit. Terutama pada organ
reproduksi wanita.
Dismenore adalah rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat
menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-hari. Derajat nyerinya bervariasi mencakup
ringan (berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan aktivitas sehari-hari),
sedang (karena sakitnya diperlukan obat untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi masih
dapat melakukan pekerjaannya), berat(rasa nyerinya demikian beratnya sehingga
memerlukan istirahat dan pengobatan untuk menghilangkan rasa nyerinya).
Pemilihan pertama terapi farmakologi non herbal adalah dengan mengonsumsi
obat anti peradangan non steroid (AINS), yakni : Ibuprofen, asam mefenamat, ketoprofen,
etodolak, kalium diklofenak, dll.
Terapi non farmakologi yang dapat meringankan dismenore adalah:
1. Istirahat cukup
2. Pemijatan
3. Kompres hangat diarea sekitar perut
4. Banyak mengkonsumsi air putih, hindari konsumsi garam berlebihan serta kafein untuk
mencegah pembengkakan dan retensi cairan
5. Makan makanan kaya zat besi, kalsium, vitamin B kompleks seperti susu, sayuran hijau
6. Tinggikan posisi pinggul melebihi bahu ketika tidur telentang untuk membantu
meredakan dismenore.
7. Berendam pada bak yang berisi air hangat

3.2. Saran

1. Wanita perlu mengetahui siklus menstruasi untuk menanggulangi dismenore lebih


dini, sehingga aktifitas sehari-hari dapat dilakukan dengan lebih nyaman.
2. Terapi pada dismenore dapat dilakukan dengan gabungan terapi farmakologi dan
terapi non farmakologi. Agar penanganan nyeri haid dapat lebih optimal.

16
3. Disarankan bagi wanita agar mengupayakan pola hidup sehat dan Periksa kesehatan
secara berkala dan teratur.

17
DAFTAR PUSTAKA

o Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT


RINEKA CIPTA.
o Glasier, Anna. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC
o Hidayat, Aziz Alimul. 2009. Metode Penelitian & Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba
Medika.
o Kartono, Kartini. 2006. Psikologi Wanita 1 (Mengenal Gadis Remaja & Wanita
dewasa). Bandung : Mandar Maju
o Lleweyn, Derek, Jones. 2001. Dasar-dasar Obstetri & Ginekologi. Jakarta : Hipokrates
o Lleweyn, Derek, Jones. 2009. Setiap Wanita. Jakarta : Delapratasa Publishing
o Manuaba, Chandranita. dkk. 2008. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri-
Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : ECG
o Maryanti, Dwi & Mjestika Septikasari. 2009. Kesehatan Reproduksi (Teori dan
Praktikum). Yogjakarta : Nuha Medika

18

Anda mungkin juga menyukai