DESMENORE
Nim : 34170214
Kelas : A/DF/III
Kelompok : A2
2018
1
DAFTAR ISI
Judul ....................................................................................................................... 1
Daftar Isi ................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ....................................................................................................... 5
2.2 Patofisiologi ..................................................................................................... 5
2.3 Mekanisme ...................................................................................................... 6
2.4 Klasifikasi ......................................................................................................... 7
2.5 Faktor Penyebab ............................................................................................. 8
2.6 Tanda dan gejala ............................................................................................. 8
2.7 Cara Mengatasi ............................................................................................... 9
2.8 Tips Pemberian Obat ....................................................................................... 10
2.9 Siklus Menstruasi ............................................................................................ 13
2.10 Anjuran untuk Pasien ..................................................................................... 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 16
3.2 Saran ...................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejaktera fisik, mental dan social
secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang
berkaitan dengan system reproduksi.
Indonesia diperkirakan 55% perem[uan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri
selama haid. (Anomim,2008). Angka kejadian Dismenore tipe primer di Indonesia adalah
sekitar 54,89% sedangkan sisanya adalah penderita dengan tipe sekunder.
Beberapa tahun yang lalu, nyeri haid hanya dianggap sebagai penyakit
psikosomatik. Akan tetapi, karena keterbukaan informasi dan pesatnya ilmu pengatahuan
berkembang, nyeri haid mulai banyak di bahas. Banyak ahli yang telah menyumbangkan
pikiran dan temuannya untuk mengatasi nyeri haid.
Dahulu, wanita yang menderita nyeri haid hanya bias menyembunyikan rasa
sakitnya tanpa mengetahui apa yang harus dilakukannya dan kemana ia harus mengadu.
Keadaan itu diperburuk oleh orang di sekitar mereka yang menganggap bahwa nyeri haid
adalah rasa sakit yang dibuat-buat oleh wanita bahkan beberapa orang menganggap
bahwa wanita yang menderita nyeri haid hanyalah wanita yang mencari perhatian atau
kurang diperhatikan. Anggapan seperti ini sudah mulai hilang beberapa tahun yang lalu.
Sekarang baru di ketahui bahwa nyeri haid adalah konisi medis yang nyata yang diderita
wanita. Banyak metode yang telah dikembangkan oleh ahli dibidangnya yang bertujuan
untuk mengatasi nyeri haid.
3
1.2 Rumusan masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dismenore
1. Dismenore (dysmenorrheu) berasal dari bahasa yunani. Kata dys yang berarti sulit,
nyeri, abnormal : meno yang berarti bulan ; dan rrhea yang berarti aliran. Dismenore
adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/menstruasi yang dapat mengganggu
aktivitas dan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut maupun pinggul
dan dapat disertai kram perut, kejang (spasme), dan nyeri punggung.
2. Dismenore adalah rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat menimbulkan
gangguan pekerjaan sehari-hari. Derajat nyerinya bervariasi mencakup ringan
(berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan aktivitas sehari-hari), sedang
(karena sakitnya diperlukan obat untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi masih dapat
melakukan pekerjaannya), berat(rasa nyerinya demikian beratnya sehingga memerlukan
istirahat dan pengobatan untuk menghilangkan rasa nyerinya).
3. Dismenore adalah rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat menimbulkan
gangguan sehari-hari. Derajat nyerinya bervariasi mencakup ringan, sedang dan berat.
4. Dismenore (nyeri perut) yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi.
Disminore primer terjadi jika tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya (Maulana,
2009). Sementara menurut Maryanti Disminore primer adalah nyeri haid yang dijumpai
tanpa ada kelainan, terapi yang diberikan dapat berupa konseling, pereda rasa nyeri dan
terapi hormonal.
5. Dismenorea merupakan menstruasi yang nyeri dan telah menyerang 30 % perempuan
yang tidak ada dasar patologik di usia 20-25 tahun pada dismenorea primer dan ada
penyakit patologik di usia 30-40 tahun pada dismenorea sekunder.
6. Dismenorea adalah rasa nyeri haid dan sakit menjelang dan saat menstruasi di daerah
perut bawah pinggang sedemikian rupa sehingga dapat menganggu aktivitas sehari - hari.
5
2.2. Patofisiologi
Dismenore bukanlah suatu penyakit, dan biasa terjadi pada wanita. Namun, dapat
merupakan gejala yang mengindikasi adanya penyakit. Patofisiologi dismenore sampai
saat ini masih belum jelas; tetapi teori terakhir yang banyak digunakan adalah teori
prostaglandin banyak digunakan; dikatakan bahwa pada keadaan dismenore kadar
prostaglandin meningkat. Sehingga terjadilah nyeri saat haid.
6
2.4. Klasifikasi
a. Dismenore berdasarkan jenis nyeri
1) Dismenore spasmodik
Dismenore spamosdik adalah nyeri yang dirasakan di bagian bawah perut dan
terjadi sebelum atau segera setelah haid dimulai. Dismenore spasmodic dapat dialami
oleh wanita muda maupun wanita berusai 40 tahun ke atas. Sebagian wanita yang
mengalami dismenore spasmodik tidak dapat melakukan aktivitas. Adapun tanda
dismenore spamodik antara lain sebagai berikut :
Pingsan
Mual
Muntah
Dismenore spamosdik dapat diobati atau di kurangi dengan melahirkan bayi
pertama, walaupun tidak semua wanita mengalami hal tersebut.
2) Dismenore Kongestif
Dismenore kongestif dapat diketahui beberapa hari sebelum haid datang. Gejala
yang ditimbulkan berlangsung 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Pada saat haid
dating, tidak terlalu menimbulkan nyeri, bahkan setelah hari pertama haid. Penderita
dismenore kongestif akan merasa lebih baik di bandingkan dengan dismenore spasmodik.
Adapun gejala yang ditimbulkan pada dismenore kongestif antara lain :
Pegal (pegal pada paha)
Sakit pada payudara
Lelah
Mudah tersinggung
Kehilangan keseimbangan
Ceroboh
Gangguan tidur dan timbul memar dipaha dan lengan atas.
7
timbulnya iskemia, kontraksi miometrium dan vasokonstriksi. Ternyata dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa wanita dengan dismenorhea berat, terjadi peningkatan
prostaglandin pada darah menstruasinya.
Keadaan di bawah ini akan meningkatkan risiko mengalami dismenorhea primer
yaitu:
Wanita yang merokok
Wanita yang minum alkohol selama menstruasi karena alkohol akan
memperpanjang
nyeri pada saat menstruasi
Wanita yang kelebihan berat badan dan obesitas
Wanita yang tidak memiliki anak
Menarche dini (wanita yang pertama menstruasi sebelum umur 12 tahun)
Mempunyai riwayat yang sama dalam keluarga
2) Dismenore Sekunder
Dismenorhea sekunder bisa terjadi kapanpun setelah menarche, tetapi paling
sering ketika wanita berumur 20an atau 30an tahun, setelah beberapa tahun mengalami
siklus normal tanpa rasa nyeri. Peningkatan prostaglandin juga ikut berperan di sini, akan
tetapi disertai adanya kelainan atau penyakit pada pelvic (panggul). Penyebab tersering
adalah endometriosis, leiomioma, adenomiosis, polip endometrial, chronic pelvic
inflammatory disease (PID), dan pemakaian IUD.
8
Dismenore Sekunder
1. Faktor Konstitusi Seperti Anemia
Pemakaian kontrasepsi IUD, benjolan yang menyebabkan penderahan, tumor
atau fibroid.
2. Anomali Uterus kongenital
Anomali Uterus kongenital,Seperti rahim yang terbalik, peradangan selaput
lender rahim.
3. Endometriosis
Penyakit yang ditandai dengan adanya pertumbuhan jaringan
endometrium diluar rongga rahim. Endometrium adalah jaringan yang membatasi bagian
dalam rahim. Saat siklus metruasi, lapisan endometrium ini akan bertambah sebagai
lapisan terjadinya kehamilan. Bila kehamilan tidak terjadi, maka lapisan ini akan terlepas
dan di keluarkan sebagai mentruasi.
a. Dismenore primer
Terjadi beberapa waktu atau 6-12 bulan sejak haid pertama (menarche).
Rasa nyeri timbul sebelum haid, atau di awal haid. Berlangsung beberapa jam, namun
adakalanya beberapa hari.
Datangnya nyeri: hilang-timbul, menusuk-nusuk. Pada umumnya di perut bagian
bawah, kadang menyebar ke sekitarnya (pinggang, paha depan).
Adakalanya disertai mual, muntah, sakit kepala, diare.
b. Dismenore sekunder
usia lebih tua,
nyeri dimulai dari haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah.
9
2.7. Cara Mengatasi Dismenore
1. Terapi farmakologi non herbal
Dilakukan dengan mengonsumsi obat anti peradangan non steroid (AINS), yakni :
Ibuprofen
Naproksen
Asam mefenamat
Etodolak
Kalium diklofenak
Ketoprofen
Ketorolak
Selekoksib
Valdekoksib
Mefinal
Feminax
Sangobion Femine
Obat ini akan efektif jika diminum 2 hari sebelum mentruasi dan dilanjutkan
sampai 1-2 hari ketika mentruasi.
10
2. Terapi farmakologi herbal
Daun mint
Cara mengatasi nyeri dengan daun mint ini mudah, tidak perlu dikunyah. Cukup
dengan diseduh bebarengan dengan teh, kemudian diminum 1-2 cangkir setiap
hari. Rasa nyaman akan mulai timbul di perut, dan nyerinya akan sedikit
berkurang.
Jahe
Iris 5 cm jahe tipis-tipis kemudian remukkan. Rebus di dalam panci yang diisi 3
gelas air, sisakan hingga 1 gelas saja. Tambahkan sedikit gula, minum tiga kali
sehari (1 gelas untuk sehari, dibagi 3.)
Daun Kemangi
Kemangi juga pain killer yang efektif karena kandungan caffeic acid di dalamnya.
Kemangi dapat meringankan nyeri haid. Namun, ia juga dapat menurunkan
tekanan darah, sehingga lebih baik tidak dikonsumsi terlalu banyak. Cara
mengonsumsinya, cukup campurkan pada masakan atau sambal sebagai lalap.
11
Kayu manis
Kayu manis adalah bahan anti peradangan dan membantu meredakan nyeri haid.
Cukup diseduh bersama teh, atau dicampurkan pada bahan kue atau masakan.
Kunyit
Kunyit juga mengandung bahan anti peradangan sehingga dapat membantu
meredakan nyeri haid. Saat ini sih lebih mudah karena sudah ada kunyit kemasan
di dalam botol yang siap minum kapan saja.
Tetapi jika Anda malas membelinya, Anda bisa kok membuatnya sendiri. Caranya,
ambil kunyit secukupnya kemudian diparut dan peras airnya. Tambahkan
sedikit madu pada air perasan kunyit tersebut dan langsung diminum.
12
3. Terapi non farmakologi
Istirahat cukup
Pemijatan
Kompres hangat diarea sekitar perut
Banyak mengkonsumsi air putih, hindari konsumsi garam berlebihan serta kafein
untuk mencegah pembengkakan dan retensi cairan
Makan makanan kaya zat besi, kalsium, vitamin B kompleks seperti susu, sayuran
hijau
Tinggikan posisi pinggul melebihi bahu ketika tidur telentang untuk membantu
meredakan dismenore.
Berendam pada bak yang berisi air hangat
adalah perubahan dalam tubuh wanita, khususnya pada bagian organ reproduksi.
Yaitu ketika lapisan dinding rahim (endometrium) yang menebal luruh karena tidak
adanya pembuahan sel telur. Siklus menstruasi pada tiap wanita berbeda-beda antara 23-
35 hari, namun rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari.
Pada dasarnya, siklus menstruasi dibagi menjadi beberapa fase yang diatur oleh
lima hormon di dalam tubuh.
Estrogen
Hormon yang diproduksi pada ovarium ini sangat berperan di dalam tubuh,
terutama pada ovulasi dalam siklus reproduksi wanita. Hormon ini juga berperan
pada perubahan tubuh remaja dalam masapubertas serta terlibat dalam
pembentukan kembali lapisan rahim setelah periode menstruasi.
Progesteron
Hormon ini bekerjasama dengan estrogen guna menjaga siklus reproduksi dan
menjaga kehamilan. Sama dengan estrogen, progesteron juga diproduksi di ovarium
dan berperan dalam penebalan dinding rahim.
Hormon pelepas gonadotropin (Gonadotrophin-releasing hormone - GnRh)
Diproduksi oleh otak, hormon ini membantu memberikan rangsangan pada tubuh
untuk menghasilkan hormon perangsang folikel dan hormon pelutein.
13
Hormon Pelutein (Luteinizing hormone-LH)
Sel telur dan proses ovulasi dihasilkan oleh ovarium berkat rangsangan dari
hormon ini.
Hormon perangsang folikel (Follicle stimulating hormone-FSH)
Hormon ini membantu sel telur di dalam ovarium matang dan siap untuk
dilepaskan. Hormon ini diproduksi di kelenjar pituitari pada bagian bawah otak.
14
bisa menjadi patokan tiap wanita. Hal tersebut tergantung kepada tiap siklus menstruasi
di masing-masing orang.
Jika Anda sedang berencana memiliki momongan, ada baiknya Anda melakukan
hubungan intim dengan suami Anda pada masa praovulasi hingga ovulasi. Karena itu
adalah masa subur terbaik dan sperma dapat bertahan kurang-lebih selama 3-5 hari.
Fase Ketiga – Pra Menstruasi
Pada fase ini lapisan dinding rahim makin menebal. Hal ini dikarenakan folikel
yang telah pecah dan mengeluarkan sel telur, membentuk korpus luteum. Korpus luteum
kemudian memproduksi progesteron yang membuat lapisan dinding rahim makin tebal.
Jika tidak terjadi pembuahan, Anda akan mulai merasakan gejala pramenstruasi
(PMS), seperti perubahan emosi yang lebih sensitif dan perubahan kondisi fisik, seperti
nyeri pada payudara, pusing, cepat lelah, atau kembung. Selain gejala tersebut, korpus
luteum akan berdegenerasi dan berhenti memproduksi progesteron. Dengan
menurunnya kadar progesteron dan estrogen karena tidak terjadi pembuahan, lapisan
dinding rahim akan luruh hingga menjadi darah menstruasi.
1. Beritahu pasien mengenai cara penggunaan obat yang tepat, termasuk nama obat,
besarnya dosis, khasiat, cara pemakaian, dll.
2. Jika gejala terus berlangsung, segera periksa ke dokter.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dismenore bukanlah suatu penyakit dan biasa terjadi pada wanita. Namun,
dapat merupakan gejala yang mengindikasi adanya penyakit. Terutama pada organ
reproduksi wanita.
Dismenore adalah rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat
menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-hari. Derajat nyerinya bervariasi mencakup
ringan (berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan aktivitas sehari-hari),
sedang (karena sakitnya diperlukan obat untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi masih
dapat melakukan pekerjaannya), berat(rasa nyerinya demikian beratnya sehingga
memerlukan istirahat dan pengobatan untuk menghilangkan rasa nyerinya).
Pemilihan pertama terapi farmakologi non herbal adalah dengan mengonsumsi
obat anti peradangan non steroid (AINS), yakni : Ibuprofen, asam mefenamat, ketoprofen,
etodolak, kalium diklofenak, dll.
Terapi non farmakologi yang dapat meringankan dismenore adalah:
1. Istirahat cukup
2. Pemijatan
3. Kompres hangat diarea sekitar perut
4. Banyak mengkonsumsi air putih, hindari konsumsi garam berlebihan serta kafein untuk
mencegah pembengkakan dan retensi cairan
5. Makan makanan kaya zat besi, kalsium, vitamin B kompleks seperti susu, sayuran hijau
6. Tinggikan posisi pinggul melebihi bahu ketika tidur telentang untuk membantu
meredakan dismenore.
7. Berendam pada bak yang berisi air hangat
3.2. Saran
16
3. Disarankan bagi wanita agar mengupayakan pola hidup sehat dan Periksa kesehatan
secara berkala dan teratur.
17
DAFTAR PUSTAKA
18