KEPERAWATAN KRITIS
TRAKEOSTOMI
DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Didi Kurniawan, M.Kep
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan.........................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................5
2.1 Defenisi Trakeostomi....................................................................................................5
2.2 Anatomi dan Trakea......................................................................................................5
2.3 Fungsi Trakeostomi.......................................................................................................9
2.4 Klasifikasi Trakeostomi...............................................................................................10
2.5 Indikasi dan Kontra Indikasi Pemasangan Trakeostomi.........................................11
2.6 Komplikasi Pasien Terpasang Trakeostomi..............................................................16
2.7 Penatalaksanaan Trakeostomi....................................................................................16
2.8 SPO Trakeostomi.........................................................................................................16
2.9 Perwawatan Trakeostomi............................................................................................16
2.10 Indikasi Pelepasan Trakeostomi...............................................................................16
BAB 3PENUTUP....................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................17
3.2 Saran..............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan prosedur dan tujuannya serta partisipasi klien yang
dibutuhkan.
2. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman bagi klien dan perawat
(supine atau semifowler).
3. Membentangkan handuk didada klien.
4. Menjaga kebutuhan privacy klien.
5. Mendekatkan alat pada tempat yang mudah dijangkau.
6. Menutup sampiran (kalau perlu).
7. Mencuci tangan dan memakai handscoen bersih.
8. Membuka set peralatan dan bungkus alat-alat yang dibutuhkan untuk
pembersihan trakheostomi.
Meletakkan perlak paling bawah dan atur peralatan suction.
b. Mengatur mangkuk steril kedua dekat tetapi diluar lalu lintas
mangkuk pertama, jangan menyentuh bagian dalam mangkuk.
c. Menuangkan sekitar 50 ml hidrogen peroksida.
d. Membuka sikat steril dan letakkan disebelah mangkuk yang berisi
hidrogen peroksida.
e. Membuka bungkusan kasa, tuangkan hidrogen peroksida diatas kasa
pertama, dan normal saline pada kasa kedua, sedangkan kasa ketiga
tetap dibiarkan kering.
f. Membuka swab berujung kapas. Tuangkan hidrogen peroksida pada
satu paket swab, dan normal saline apda paket swab lainnya.
g. Jika trakheostomi menggunakan kanule dalam sekali pakai
(disposible). Buka bungkusnya, sehingga dapat dengan mudah
diambil. Pertahan sterilitas kanule dalam.
h. Menentukan panjang tali pengikat trakheostomi yang diperlukan
dengan menggandakan lingkar leher dam menambah 5 cm dan
gunting tali pada panjang tersebut.
9. Melakukan prosedur penghisapan. Pastikan telah menggunakan skort,
kaca mata pelindung, dan handscoen steril.
10. Melepaskan handscoen yang sudah basah dan kenakan handscoen
steril yang baru. Pertahankan agar tangan dominan tetap steril
sepanjang prosedur dilakukan.
11. Membersihkan kanule dalam.
12. Mengganti kanule dalam sekali pakai (disposible inner-canula) :
a. Membuka dan dengan hati-hati lepaskan kanule dalam dengan
menggunakan tangan yang tidak dominan.
b. Melakukan penghisapan dengan teknik steril (jika diperlukan).
c. Mengeluarkan kanule dalam baru steril dari bungkusnya dan siramkan
sejumlah normal saline steril pada kanule baru tersebut. Biar4kan
normal saline menetes dari kanule dalam.
d. Memasang kanule dalam dengan hati-hati dan cermatm dan kunci
kembali agar tetap pada tempatnya.
e. Menghubungan kembali klien dengan sumber oksigen.
13. Membersihakn kanule dalam tak disposible :
a. Melepaskan kanule dalam menggunakan tangan tidak dominan, dan
masukkan kanule tersebut kedalam mangkuk berisi hidrogen
peroksida.
b. Membersihkan kanule dalam dengan sikat (tangan dominan
memegang sikat dan tangan yang tidak dominan memegang kanule.
c. Memegang kanula diatas mangkuk yang berisi hidrogen peroksida
dan tuangkan normal saline pada kanule sampai semua bagian kanule
terbilas dengan baik. Biarkan normal saline menetes dari kanule
dalam.
d. Memasang kembali kanule dalam dan kunci.
e. Hubungkan kembali klien ke sumber oksigen.
14. Membersihkan bagian luar/sekitar kanule dan kulit sekitarnya dengan
menggunakan hidrogen peroksida, lalu bilas dengan NaCl dan
keringkan dengan kasa.
15. Mengganti tali pengikat trakheostomi :
a. Membiarkan tali yang lama tetap pada tempatnya sementara
memasang tali yang baru.
b. Menyisipkan tali yang baru pada salah satu sisi faceplate.
Melingkarkan kedua ujung bebasnya mengelilingi bagian belakang
leher klien ke sisi lainnya faceplate dan ikat dengan kuat tetapi idak
ketat. Gunting tali trakheostomi yang lama.
16. Memasang kasa pada mengelilingi kanule luar dibawah tali pengikat
dan faceplate. Periksa kembali untuk memastikan bahwa tali pengikat
tidak terlalu ketat tetapi pipa trakheostomi tertahan dengan aman pada
tempatnya.
17. Mengempiskan dan mengembangkan balon (cuff) pipa trakheostomi :
a. Memakai handscoen steril
b. Jika terdapat klem pada pada pipa cuff lepaskan klemnya dan
sambungkan dengan spuit.
c. Meminta klien menghirup nafas dalam bersamaan dengan secara
perlahan mengaspirasi udara pada cuff (biasanya 5 cc). Mengamati
adanya kesulitan bernafas.
18. Mengatur kembali posisi klien, memasang pengaman tempat tidur,
dan atur kembali ketinggian tempat tidur.
19. Merapihkan peralatan.
20. Melepaskan handscoen dan mencuci tangan.
b. Bagian 2
Membersihkan Selang Trakea
1. Kumpulkan peralatan. Adalah hal penting untuk menjaga peralatan tetap
bersih dan bebas dari lendir dan kotoran lain. Jadi sebaiknya bersihkan
peralatan tersebut minimal dua kali sehari—idealnya adalah pada pagi dan
sore hari. Bagaimanapun, lebih sering lebih baik. Berikut adalah hal-hal yang
Anda perlukan:
Larutan garam steril
Hidrogen Peroksida setengah cair (½ bagian air dicampur dengan ½ bagian
hidrogen peroksida)
Mangkuk kecil yang bersih
Sikat lembut yang bersih
2. Cucilah tangan Anda. Sangat penting untuk mencuci tangan Anda dan
menyingkirkan semua kuman dan kotoran. Tindakan tersebut akan membantu
mencegah infeksi apa pun yang disebabkan oleh perawatan yang tidak
higienis.Prosedur mencuci tangan yang tepat telah didiskusikan pada bagian
sebelumnya. Hal terpenting yang harus diingat adalah menggunakan jenis
sabun yang lembut, menyabuni dengan baik, membilasnya, dan
mengeringkannya dengan handuk kering dan bersih.
3. Rendamlah selang trakea. Masukkan ½ bagian larutan hidrogen peroksida ke
dalam sebuah mangkuk, sementara di mangkuk yang lain masukkan larutan
garam steril. Angkatlah selang trakea bagian dalam dengan hati-hati sambil
menahan pelat leher (neck plate/fange), yang sebaiknya telah diajarkan oleh
dokter atau perawat saat pasien masih dirawat di rumah sakit.Masukkan selang
trakea ke dalam mangkuk berisi larutan hidrogen peroksida dan biarkan
terendam sempurna sampai lapisan kerak dan partikel-partikel di dalamnya
melunak, larut, dan terlepas.Beberapa selang trakea dibuat untuk sekali pakai
dan tidak perlu dibersihkan jika Anda memiliki penggantinya.
4. Bersihkan selang trakea. Bersihkan bagian dalam maupun luar selang trakea
menggunakan sikat yang berbulu halus. Lakukan dengan hati-hati dan pastikan
selang tersebut bersih dari lendir dan kotoran lain. Berhati-hatilah, jangan
menggosok terlalu kuat dan hindari penggunaan sikat yang kasar/berbulu
besar untuk membersihkan selang trakea karena kemungkinan dapat
merusaknya. Setelah Anda selesai membersihkannya, masukkan selang ke
dalam larutan garam selama 5-10 menit untuk merendam dan membuatnya
steril.Jika Anda tidak memiliki lebih banyak air garam, merendamnya dalam
cuka putih yang dilarutkan dengan sedikit air juga akan berhasil baik.Jika
Anda akan menggunakan selang trakea berbahan plastik sekali pakai, lewati
saja langkah ini.
5. Pasanglah kembali selang ke dalam lubang trakeostomi. Segera setelah Anda
memegang selang trakea yang bersih dan steril (atau baru), berhati-hatilah
memasukkannya ke dalam lubang trakeostomi sementara masih menahan pelat
leher (neck plate). Putar bagian dalam selang sampai kembali terkunci dalam
posisi yang aman. Anda dapat menarik selang tersebut dengan lembut ke arah
depan untuk mengecek/memastikan bahwa bagian dalam selang telah terkunci
ke tempatnya.Prosedur pembersihan yang Anda lakukan telah lengkap dan
berhasil baik. Melakukan prosedur ini minimal 2 kali sehari dapat mencegah
infeksi, penyumbatan saluran, dan berbagai komplikasi lain.
c. Bagian 3
Membersihkan Stoma
1. Periksalah stoma. Stoma adalah istilah lain untuk lubang pada leher/trakea
tempat selang trakeostomi dimasukkan sehingga pasien dapat bernapas. Stoma
tersebut sebaiknya diperiksa setiap kali usai tindakan pengisapan untuk
mengetahui ada tidaknya gangguan kulit dan tanda-tanda infeksi.Jika muncul
gejala infeksi (atau jika apa pun tampak meragukan) segera konsultasikan
pada dokter.
Gejala-gejala infeksi stoma dapat meliputi: kemerahan dan bengkak, rasa
sakit dan produksi lendir dari nanah yang berbau tak sedap.
ika stoma terinfeksi dan terjadi peradangan, selang trakea akan lebih sulit
dimasukkan.
Jika stoma pucat dan kebiruan, mungkin hal itu mengindikasikan adanya
masalah dengan aliran darah hingga jaringan, dan sebaiknya segera
hubungi dokter.
2. Bersihkan stoma dengan antiseptik. Setiap kali Anda melepas selang trakea,
bersihkan dan lakukan disinfeks (pembasmian kuman penyakit) pada stoma.
Gunakan larutan antiseptik seperti larutan betadine atau larutan sejenis yang
lain. Stoma tersebut harus dibersihkan dalam gerakan memutar (dengan kain
kasa steril) mulai dari posisi jam 12 dan menyekanya turun ke posisi jam 3.
Selanjutnya gunakan kain kasa baru yang direndam dalam larutan antiseptik
dan usap ke arah atas ke posisi jam 9.Untuk membersihkan setengah bagian
terbawah dari stoma tersebut, usapkan kain kasa baru dari posisi jam 3 naik ke
posisi jam 6. Selanjutnya usap lagi dari posisi jam 9 bergerak turun ke posisi
jam 6.
3. Ganti pembalut secara teratur. Pembalut di sekeliling lubang trakeostomi harus
diganti minimal dua kali sehari.Penggantian pembalut membantu mencegah
terjadinya infeksi pada area stoma dan di dalam sistem pernapasan (paru-
paru). Penggantian pembalut juga mendukung kebersihan kulit. Pembalut baru
membantu mengisolasi kulit dan menyerap produksi sekret/lendir yang
mungkin bocor di sekitar stoma.Pembalut yang basah harus diganti
secepatnya. Pembalut basah cenderung tercampur bakteri dan dapat memicu
komplikasi kesehatan.Jangan lupa untuk mengganti pita (tali) yang menahan
selang trakea jika tampak kotor atau basah. Pastikan untuk menahan selang
trakea pada tempatnya saat melakukan penggantian pita/tali tersebut.
d. Bagian 4
Menguasai Perawatan Sehari-hari
1. Lindungi selang trakea saat berada di luar. Alasan mengapa para dokter dan
petugas kesehatan profesional terus-menerus melakukan penutupan selang
trakea adalah karena kotoran dan partikel-partikel asing dapat masuk ke dalam
selang yang tidak tertutup dan akhirnya memasuki batang tenggorokan pasien.
Partikel-partikel asing meliputi debu, pasir dan berbagai polutan yang ada di
atmosfer. Semua partikel tersebut dapat memicu iritasi dan bahkan infeksi,
sehingga harus dihindari.Masuknya kotoran ke dalam selang trakea memicu
produksi lendir berlebihan di dalam batang tenggorokan, yang dapat
menyumbat selang dan menyebabkan kesulitan bernapas serta terjadinya
infeksi.Pastikan lebih sering membersihkan selang trakea jika pasien
menghabiskan banyak waktu di luar rumah, terutama jika udara berangin
dan/atau berdebu.
2. Hindari aktivitas berenang. Berenang dapat sangat berbahaya untuk pasien
trakeostomi. Selagi berenang, lubang trakeostomi ataupun tutup pada selang
tersebut tidak benar-benar kedap air. Akibatnya, saat sedang berenang
kemungkinan besar air masuk langsung ke dalam lubang/selang trakeostomi,
yang dapat memicu suatu kondisi yang disebut “pneumonia aspirasi/infeksi
paru-paru”—air yang masuk ke dalam paru-paru yang memicu penciutan.
Pneumonia aspirasi, bahkan setelah masuknya sedikit air saja, dapat memicu
kematian karena tercekik.Masuknya air ke dalam paru-paru bahkan dalam
jumlah kecil juga dapat meningkatkan risiko infeksi oleh bakteri.Tutuplah
selang tersebut dan juga berhati-hatilah saat mandi atau berada di bawah
pancuran mandi.
3. Pertahankan untuk menghirup udara lembap. Saat seorang bernapas melalui
hidungnya (dan juga sinus—rongga kecil di belakang tulang pipi dan dahi)
udara cenderung menahan lebih banyak uap lembap, yang lebih baik untuk
paru-paru. Namun, orang-orang dengan trakeostomi tidak lagi memiliki
kemampuan tersebut, sehingga yang mereka hirup adalah udara dengan
kelembapan yang sama dengan udara luar. Di daerah beriklim kering, hal
tersebut dapat menimbulkan masalah, sehingga penting untuk berusaha dan
menjaga agar pasien dapat menghirup udara selembap yang bisa didapat.
Tempelkan kain basah menutup selang trakea dan pertahankan
kelembapannya.
Gunakan alat pelembap udara (humidifier) untuk membantu
melembapkan udara selama kondisi udara di dalam rumah kering.
Pastikan selang trakea bersih dari sumbatan lendir, dan bawalah selalu
satu cadangan selang setiap kali melakukan perawatan.
Setelah batuk pastikan untuk selalu membersihkan lendir dengan kain
atau tisu.
Segera kunjungi dokter jika terjadi pendarahan dari lubang trakeostomi
atau jika pasien mengalami kesulitan bernapas, terserang batuk, sakit di
bagian dada, atau mengalami demam
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Trakeostomi adalah tindakan operasi membuat jalan udara melalui leher dengan
membuat stoma atau lubang di dinding depan / anterior trakea cincin kartilago trakea ketiga
dan keempat, dilanjutkan dengan membuat stoma, diikuti pemasangan kanul. Bertujuan
mempertahankan jalan nafas agar udara dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas
bagian atas saat pasien mengalami ventilasi yang tidak adekuat dan gangguan lalu lintas
udara pernapasan karena obstruksi jalan nafas bagian atas.
Menurut lama penggunaannya, trakeostomi dibagi menjadi penggunaan permanen dan
penggunaan semantara,sedangkan menurut letak insisinya, trakeostomi dibedakan letak yang
tinggi dan letak yang rendah dan batas letak ini adalah cincin trakea ketiga. Jika dibagi
menurut waktu dilakukannya tindakan, maka trakeostomi dibagi kepada trakeostomi darurat
dengan persiapan sarana sangat kuran dan trakeostomi elektif (Persiapan srana cukup) yang
dapat dilakukan secara baik ( Soetjipto, Mangunkusumo, 2001).
3.2 Saran
Somantri, Irman. Keperawatan Medikal Bedah Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan. 2008. Jakarta : Salemba Medika.
Davis,FA.UnderstandingRespiratorySystem.2007.
Kennedy, J. (2012). Clinical Anatomy Series‐ Lower Respiratory Tract Anatomy. Scottish
UniversitiesMedicalJournal.,1(2),pp.174‐179.
https://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/28921/TRAKEOSTOMI.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
Bryan, LR, Trinkle, J., Dublier L (1971) Reappraisal of tracheal injury from cuffed
trcheostomy tubes, Journal of The American Medical Association 215:4