DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Wasisto Utomo, M. Kep., Sp. KMB
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
karunianya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tugas ini di ajukan untuk
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan Pembelajaran.................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................4
BAB 2 ISI
2.1 Konsep Dasar Penyakit.............................................................................5
2.1.1 Definisi..................................................................................................5
2.1.2 Anatomi Fisiologi Prostat......................................................................6
2.1.3 Etiologi..................................................................................................7
2.1.4 Klasifikasi..............................................................................................8
2.1.5 Manifestasi Klinis..................................................................................9
2.1.6 Patofisiologi.........................................................................................11
2.1.7 Pathway................................................................................................13
2.1.8 Komplikasi...........................................................................................13
2.1.9 Pemeriksaan Penunjang.......................................................................14
2.1.10 Penatalaksanaan...................................................................................17
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan dengan Benigna Prostat..........................24
2.2.1 Pengkajian............................................................................................24
2.2.2 Diagnosa Keperawatan........................................................................29
2.2.3 Intervensi Keperawatan.......................................................................29
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................33
3.2 Saran........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyebab BPH ini secara pasti belum diketahui namun jika tidak ditangani
dapat menyebabkan gagal ginjal dan dapat dipercepat apabila terdapat infeksi.
Oleh karna itu kami tertarik membahas topic terkait asuhan keperawatan pada
pasien dengan benigna prostat hyperplasia.
2.1.1 Definisi
2.1.3 Etiologi
Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang belum
diketahui. Namun yang pasti kelenjar prostat sangat tergantung pada
hormon androgen. Faktor lain yang erat kaitannya dengan BPH adalah
proses penuaan Ada beberapa factor kemungkinan penyebab antara lain
(Kemenkes RI, 2019 dalam Ivanka, 2020) :
2.1.4 Klasifikasi
Derajat berat BPH menurut Tanto (2014) dalam Wulandari (2019) adalah
sebagai berikut :
1. Stadium I
Ada obstruksi tapi kandung kemih masih mampu mengeluarkan urine
sampai habis.
2. Stadium II
Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine
walaupun tidak sampai habis masih tersisa kira-kira 60-150 cc. Ada
rasa tidak enak saat BAK atau disuria dan menjadi nocturia.
3. Stadium III
Setiap BAK urine tersisa kira-kira 150 cc.
4. Stadium IV
Retensi urine total, buli-buli penuh pasien tampak kesakitan. Urine
menetes secara periodik.
2.1.6 Patofisiologi
BPH terjadi pada zona transisi prostat, dimana sel stroma dan sel epitel
berinteraksi. Sel sel ini pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon seks dan
respon sitokin. Di dalam prostat, testosteron diubah menjadi
dihidrotestosteron (DHT), DHT merupakan androgen dianggap sebagai
mediator utama munculnya BPH ini. Pada penderita ini hormon DHT sangat
tinggi dalam jaringan prostat. Sitokin berpengaruh pada pembesaran prostat
dengan memicu respon inflamasi dengan menginduksi epitel. Prostat
membesar karena hyperplasia sehingga terjadi penyempitan uretra yang
mengakibatkan aliran urin melemah dan gejala obstruktif yaitu : hiperaktif
kandung kemih, inflamasi, pancaran miksi lemah (Skinder et al, 2016 dalam
Ivanka, 2020). Gejala klinis yang timbul terbagi atas dua jenis yaitu gejala
obstruksi dan gejala iritasi, gejala obstruksi timbul akibat sumbatan secara
langsung akibat uretra, gejala iritatif terjadi sekunder pada kandung kemih
sebagai respon meningkatkan resitensi pengeluaran dan pengosongan yang
tidak sempurna menyebakan ransangan pada kandung kemih berkontraksi
pada kondisi belum penuh (Wulandari, 2019).
Menurut Purnomo (2003) dalam Warsiki (2020) pada tahap awal setelah
terjadi pembesaran prostat, resistensi urin pada leher buli-buli dan daerah
prostat meningkat, serta otot detrusor menebal dan merenggang sehingga
timbul sakulasi atau divertikel. Fase penebalan detrusor ini disebut fase
kompensasi. Apabila keadaan berlanjut, maka detrusor menjadi lelah dan
akhirnya mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk
berkontraksi sehingga terjadi retensi urin yang selanjutnya dapat
menyebabkan hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas.
2.1.7 Pathway
2.1.8 Komplikasi
Menurut Sjamsuhidajat dan De Jong (2005) dalam Ivanka (2020)
komplikasi BPH adalah :
tanpa disertai gagal ginjal (17%), dan mortalitas menjadi enam kali
lebih banyak. Oleh karena itu pemeriksaan faal ginjal ini berguna
sebagai petunjuk perlu tidaknya melakukan pemeriksaan
pencitraan pada saluran kemih bagian atas (Purnomo, 2014 dalam
Ivanka, 2020).
c. Pemeriksaan PSA (Prostate Specific Antigen)
PSA disintesis oleh sel epitel prostat dan bersifat organ
specific tetapi bukan cancer specific. Serum PSA dapat dipakai
untuk meramalkan perjalanan penyakit dari BPH; dalam hal ini
jika kadar PSA tinggi berarti:
1) pertumbuhan volume prostat lebih cepat.
2) keluhan akibat BPH/laju pancaran urine lebih jelek.
3) lebih mudah terjadinya retensi urine akut.
2. Pencitraan
a. Foto Polos Abdomen
Foto polos abdomen berguna untuk mencari adanya batu di
saluran kemih, adanya batu/kalkulosa prostat dan kadangkala dapat
menunjukkan bayangan buli-buli yang penuh terisi urin, yang
merupakan tanda dari suatu retensi urin. Pemeriksaan PIV
(Pielografi Intravena) dapat menerangkan kemungkinan adanya:
kelainan pada ginjal maupun ureter berupa hidroureter atau
hidronefrosis, memperkirakan besarnya kelenjar prostat yang
ditunjukkan oleh adanya indentasi prostat (pendesakan buli-buli
oleh kelenjar prostat) atau ureter di sebelah distal, dan penyulit
yang terjadi pada buli-buli yaitu adanya trabekulasi, divertikel, atau
sakulasi buli-buli. Pemeriksaan pencitraan terhadap pasien BPH
dengan memakai PIV atau USG, ternyata bahwa 70-75% tidak
menunjukkan adanya kelainan pada saluran kemih bagian atas;
sedangkan yang menunjukkan kelainan, hanya sebagian kecil saja
(10%) yang membutuhkan penanganan berbeda dari yang lain.
Oleh karena itu pencitraan saluran kemih bagian atas tidak
direkomendasikan sebagai pemeriksaan pada BPH, kecuali jika
pada pemeriksaan awal ditemukan adanya:
1) Hematuria.
2) infeksi saluran kemih.
3) insufisiensi renal (dengan melakukan pemeriksaan USG).
4) riwayat urolitiasis.
5) riwayat pernah menjalani pembedahan pada saluran
urogenitalia (IAUI, dalam Ivanka, 2020)
b. Pemeriksaan Ultrasonografi Transrektal (TRUS)
19
2.1.10 Penatalaksanaan
Menurut Purnomo (2012) dalam Azizah (2015) penatalaksanaan BPH
dibagi menjadi beberapa macam diantaranya :
1. Watchful waiting/observasi
Terapi ini ditujukan pada pasien BPH yang keluhanya ringan dan
tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien tidak mendapatkan
20
> 10 ml/dtk
2.2.1 Pengkajian
1. Identitas klien
2. Sirkulasi
3. Eliminasi
4. Makanan/cairan
28
5. Nyeri / kenyamanan
6. Keamanan
Gejala : demam
7. Seksualitas
POST OP
1. Identitas
BPH merupakan pembesaran progresif dari kelenjar prostat (secara
umum pada pria lebih tua dari 50 tahun ) yang menyebabkan berbagai
derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius (Muttaqin,
2012).
2. Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien pada umumnya adalah
nyeri pada saat kencing atau disebut dengan disuria , hesistensi yaitu
memulai kencing dalam waktu yang lama dan seringkali disertai dengan
mengejan disebabkan karena otot detrussor buli-buli memerlukan waktu
beberapa lama meningkatkan tekanan intravesikal guna mengatasi
29
adanya tekanan dalam uretra prostatika dan setelah post operasi TURP
klien biasanya mengalami nyeri di bagian genetalianya . Untuk penilaian
nyeri berdasarkan PQRST yaitu P = oleh luka insisi Q = seperti ditusuk-
tusuk/ disayat-sayat pisau/terbakar panas, R = di daerah genetalia bekas
insisi S = dari kategori 0 = tidak nyeri, 1-3 = nyeri ringan,4-6 = nyeri
sedang, 7-9 = nyeri berat, 10 = sangat berat tidak bias ditoleransi. T =
Sering timbul/tidak sering/sangat sering. (Muttaqin, 2012).
3. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan keluhan adanya nyeri tekan pada kandung
kemih, terdapat benjolan massa otot yang padat dibawah abdomen
bawah (distensi kandung kemih), adanya hernia inguinalis atau
hemoroid yang menyebabkan peningkatan tekanan abdominal yang
memerlukan pengosongan kandung kemih dalam mengatasi tahanan
(Dongoes, 2012).
4. Riwayat penyakit dahulu
Klien dengan BPH biasanya sering mengkonsumsi obat-obatan
seperti antihipetensif atau antidepresan, obat antibiotic urinaria atau
agen antibiotik, obat yang dijual bebas untuk flu/alergi serta obat yang
mengandung simpatomimetik (Dongoes, 2012).
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker prostat,
hipertensi dan penyakit ginjal ( Doengoes, 2012).
6. Keadaan umum
Keadaan klien BPH biasanya mengalami kelemahan setelah
dilakukan tindakan post operasi prostatektomi, untuk tingkat kesadaran
composmentis tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, nadi
meningkat akibat nyeri yang dirasakan oleh klien , RR umumnya dalam
batas normal 18-20x/ menit .
Intervensi :
Intervensi :
b. Berikan informasi tentang prosedur dan tes khusus dan apa yang
akan terjadi.
c. Lindungi privasi pasien
d. Dorong pasien atau orng terdekat intuk menyatakan masalah/
perasaan.
e. Beri penguatan informasi pasien yang telah diberikan sebelumnya.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan atau
mengingat, salah interpretasi informasi tidak mengenal sumber
informasi.
Tujuan : pasien dan keluarga memahami penyakit dan proses
penanganannya.
Kriteria hasil :
a. Menyatakan pemahaman proses penyakit.
b. Mengidentifikasi hubungan tanda/ gejala proses penyakit.
c. Melakukan perubahan pola hidup/ perilaku yang perlu
d. Berpartisipasi dalam program pengobatan
Intervensi :
.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa mencari jurnal maupun penelitian terbaru terkait
BPH agar dapat mengoptimalkan tindakan maupun pendidikan kesehatan
yang akan diterapkan pada pasien BPH nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Ivanka N. (2020). Asuhan keperawatan pada pasien pre operasi dengan benigna
prostat hyperplasia. Diakses pada 26 Februari 2021, terdapat di situs :
http://repository.poltekkeskaltim.ac.id/1067/1/KTI%20NELVIA
%20IVANKA.pdf
Prameswary F.C. (2020). Asuhan keperawatan pada tn. S dengan diagnosa medis
post operasi (trans urethral resection prostat) di ruang mawar kuning rsud
sidoarjo. Diakses pada 26 Februari 2021, terdapat di situs :
http://eprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/164/2/KTI%20CARLA
%20PDF.pdf
Warsiki N.M.N. (2020). Gambaran asuhan keperawatan pada pasien pre operasi
benigna prostat hiperplasia dengan retensi urine di ruang sandat brsu
tabanan tahun 2020. Diakses pada 26 Februari 2021, terdapat di situs :
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4436/1/Halaman%20Depan.pdf