Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN HIPERTENSI


WILAYAH LIMBUNGAN RW 06
RUMBAI – PEKANBARU

DISUSUN OLEH :
RIFKA MAHERA
P031614401032

Clinical Instructure Clinical Teaching

(Ns. Yenni Roza,S.Kep) (Ns.Wiwiek Delvira,S.Kep,M.Kep)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RIAU


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia.Hal ini
karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai
faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan
yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup
sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi
ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab
berbagai penyakit non infeksi.
Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non
infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta
mengetahui penyakit ini, maka kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan
sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan
tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg(Anindya,2015).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung,
serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa
terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat
mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung,ginjal,aorta,pembulu darah
perifer dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu
memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit seperti
hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat
lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan
tindakan atau program pencegahan yang terarah.Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan
pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan
atau saat periksa ke dokter.
1.2       Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
1. dapat memahami konsep dasar hipertensi

1.2.2. Tujuan Khusus


1.2.2.1. Mahasiswa mengetahui konsep hipertensi
1.2.2.2. Mahasiswa mengetahui definisi hipertensi
1.2.2.3. Mahasiswa mengetahui etiologi hipertensi
1.2.2.4. Mahasiswa mengetahui manifetasi klinis hipertensi
1.2.2.5. Mahasiswa mengetahui patofisologi hipertesi
1.2.2.6. Mahasiswa mengetahui klasifikasi hipertensi
1.2.2.7. Mahasiswa mengetahui komplikasi hipertensi
1.2.2.8. Mahasiswa mengetahui pentalaksaana Keperawatan dan medis hipertensi
1.2.2.9 Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan hipertensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.KONSEP DASAR HIPERTENSI

2.1.1.Definisi
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan tekanan darah diatas
normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka morbiditas maupun martalitas tekanan darah
fase sistolik 140 mmhg menunjukkan fase darah yang sedangkan dipompa oleh jantung
Hipertensi faktor resiko penyakit kardiovaskuler aterosklerosis,gagal jantung ,sroke,dan
gagal ginjal ditandai dengan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmhg berdasarkan pada dua kali pengukuran atau lebih
(Smeltzer,bare,hinkle,& cheever,2012)
Menurut Djoko santoso (2013) tekanan darah adalah tekanan dimana darah beredar
dalam pembuluh darah.Tekanan ini terus menerus berada dalam pembuluh darah dan
memungkinkan darah mengalir konstan. Tekanan darah dalam tubuh pada dasarnya merupakan
ukuran tekanan atau gaya didalam arteri yang harus seimbang dengan denyut jantung, melalui
denyut jantung darah akan dipompa melalui pembuluh darah kemudian dibawa keseluruh bagian
tubuh. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah (Rusdi, 2014).
Menurut tim peneliti dari Universitas Cambridge dan Nottingham Inggris, tekanan darah
dikontrol oleh hormon yang disebut angiotensis (Anna, 2011).Tekanan tertinggi karena jantung
bilik kiri memompa darah ke arteri disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan
terendah saat jantung beristirahat atau rileks.Tekanan darah digambarkan sebagai rasio tekanan
sistolik terhadap tekanan diastolik.  Pada orang dewasa tekanan normal berkisar 120/80 mmHg
(Santoso, 2015). 

2.1.2Etiologi
a. Faktor keturunan
b. Ciri perseorangan:
1) Usia paling tinggi usia 30-40 tahun
2) Jenis kelamin : pada laki-laki sering terjadi hipertensi disbanding wanita
3) Ras
c.Kebiasaan hidup
1) Konsumsi garam yang tinggi
Pembatasan konsumsi garam dapat menurunkan teknan darah dan mengeluarkan
garam oleh diuretic akan menurunkan tekanan darah lebih lanjut
2) Konsumsi kafein yang berlebihan
3) Kegemukan/ obesitas
4) Stress atau ketegangan jiwa
d. Pengaruh lain
1) Merokok
2) Minum alcohol
3) Minum obat-obatan
4) Kehamilan

2.1.3 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor, pada medula di otak.Dari pusat vasomotor itu bermula jaras saraf simpatis yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia
simpatis di thoraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron masing-masing ganglia melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut
saraf pusat ganglia ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh
darah terhadap rangsang vasokonstriktor.Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.Pada
saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang yang mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinefrin yang pada akhirnya menyebabkan vasokonstriksi
korteks adrenal serta mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokonstriksi tersebut juga mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal yang kemudian menyebabkan pelepasan renin.Renin
merangsang pembentukan angiotensin I, yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, yaitu
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal.Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume Intravaskuler.Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi.Tekanan darah tinggi selain dipengaruhi oleh keturunan juga disebabkan oleh
beberapa faktor seperti peningkatan aktifitas tonus simpatis, gangguan sirkulasi.Peningkatan
aktifitas tonus simpatis menyebabkan curah jantung menurun dan tekanan primer yang
meningkat, gangguan sirkulasi yang dipengaruhi oleh reflek kardiovaskuler dan angiotensin
menyebabkan vasokonstriksi. Sedangkan mekanisme pasti hipertensi pada lanjut usia belum
sepenuhnya jelas.
Efek utama dari penuaan normal terhadap sistem kardiovaskuler meliputi perubahan aorta
dan pembuluh darah sistemik.Penebalan dinding aorta dan pembuluh darah besar meningkat
dan elastisitas pembuluh darah menurun sesuai umur.Penurunan elastisitas pembuluh darah
menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler perifer, yang kemudian tahanan perifer
meningkat.
Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap hipertensi yaitu kegemukan, yang akan
mengakibatkan penimbunan kolesterol sehingga menyebabkan jantung harus bekerja lebih
keras untuk memompa darah. Rokok terdapat zat-zat seperti nikotin dan karbon monoksida
yang diisap melalui rokok, yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel
pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses aterosklerosis dan tekanan darah tinggi.
Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan kadar kortisol dan meningkatkan sel darah
merah serta kekentalan darah berperan dalam menaikan tekanan darah.
Kelainan fungsi ginjal dimana ginjal tidak mampu membuang sejumlah garam dan air
dari dalam tubuh.Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga
meningkat.Jika penyebabnya adalah feokromositoma, maka didalam urine bisa ditemukan
adanya bahan-bahan hasil penguraian hormon epinefrin dan norepinefrin (Ruhyanudin,
2012).
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.Individu dengan
hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis
merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi.Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke
ginjal, menyebabkan pelepasan renin.Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler.Semua
faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi (Rohaendi, 2012).
WOC

Obesitas Merokok Stress Konsumsi garam berlebihAlkohol Kurang olah raga Kelainan fungsi ginjal
Usia di atas 50 tahun
Feokromositoma

Nikotinkolesterol
Penimbunan dan karbon monoksida masuk aliran
Pelepasan darahdan kortisol
adrenalin Peningkatan kadar kortisol
Tidak mampu membuang sejumlah garam dan air di dalam tubuh
Retensi cairan Penebalan
Meningkatnya dinding
tahanan periferaorta
arteri& pembuluh darah besar

Meningkatnya
Peningkatan volume darah sel darah merah
dan sirkulasi
Penyempitan Merusak
pembuluhlapisan
darah endotel pembuluh darah Memacu stress
Vasokonstriksi pembuluh darah
Elastisitas pembuluh darah menurun
Efek konstriksi arteri perifer
Volume darah dalam tubuh meningkat
Meningkatnya viskositas
Aterosklerosis Tahanan perifer meningkat

Jantung bekerja keras untuk memompa

HIPERTENSI

Otak Ginjal Indera Kenaikan beban kerja jantung

Vasokonstriksi pembuluh darah ginjal


Retina Hidung
Suplai O2 keRetensi
otak menurun
pembuluh darah otak meningkat Telinga
Hipertrofi otot jantung

Spasme arteriole Perdarahan Suara berdenging


Sinkope Blood flow menurun Penurunan fungsi otot jantung
Tekanan pembuluh darah meningkat
Diplopia Gangguan keseimbangan
Resiko tinggi cidera
Respon RAA
Nyeri kepala Resiko tinggi cidera Resiko penurunan curah jatung
Resiko terjadi gangguan perfusi jaringan serebral Vasokonstriksi

Gangguan rasa nyaman nyeri


Rangsang aldosteron

Retensi natrium

Oedem

Gangguan keseimbangan volume cairan


2.1.4 Manifestasi klinis
Manfestasi klinis dari hipertensi adalah sebagai berikut :
a. Mengeluh sakit kepala,pusing
b. Mudah marah
c. Telinga berdengung
d. Sukar tidur
e. Sesak napas
f. Rasa berat ditengkuk
g. Mudah lelah
h. Mata berkunang-kunang
i. Gelisah
j. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata

2.1.5 Klasifikasi
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan yaitu :

N KATEGORI SISTOLIK(mmHg) DIASTOLIK


O (mmHg)
1 Optimal <120 <80
2 Normal 120-129 80-84
3 High normal 130-139 85-89
4 Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140-159 90-99
Grade 2 ( sedang ) 160-179 100-109
Grade 3 ( berat ) 180-209 100-119
Grade 4 ( sangat berat ) >210 >120

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu:
a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain

2.1.6 Penatalaksaan keperawatan dan medis


A. Penatalaksaan keperawatan
1. Diit rendah lemak
2. Pemeriksaan tekanan darah secara teratur
3. Diit rendah garam dapur,soda,dsb
4 Hindari makanan daging kambing, buah durian, minuman beralkohol
5. Lakukan olahraga secara teratur
6 Hentikan kebiasaan merokok
7. Menjaga kestabilan BB
8 Belajar untuk rileks dan mengendalikan stress
9. Pertahankan gaya hidup sehat
10. Mengkurangi konsumsi kafein

B. Penatalaksaan medis
1. Pengobatan hipertensi sekunder lebih mengutamakan pengobatan casual
2. Pengobatan hipertensi primer ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan
harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi
3. Upaya menurunkan tekanan darah dilakukan dengan menggunakan obat anti hipertensi
selain dengan perubahan gaya hidup sehat
4. Pengobatan hipertensi primer adalah pengobatan jangka panjang dengan kemungknan
besar seumur hidup

2.1.7 Pemeriksaan diagnostic


1. Elektrolit
2. Serum potassium
3. Steroid urine
4. Urine
5. Analisa urine
6 Radiologi
7. Intra vena pyelografi
8. Rontgen thorax

2.1.8Komplikasi
1. Perdarahan
2. Kematian sel otak : stroke
3. Malam banyak kencing
4. Kerusakan sel ginjal
5. Sesak napas
6. Cepat lelah
7. Gagal jantung

OBAT TRADISIONAL UNTUK HIPERTENSI


Banyak tumbuhan obat yang telah lama digunakan oleh masyarakat secara tradisional
untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal yang perlu di informasikan kepada
masyarakat ada;ah cara penggunaan nya, dosis, serta kemungkinan adanya efek samping yang
tidak diketahui. Obat tersebut diantaranya :
a. Daun seledri
Cara penggunaan nya dengan menumbuk segenggam daun seledri sampai halus, saring
dengan kain bersih dan halus. Air saringan usahakan satu gelas diamkan selama satu jam,
kemudian diminum pagi dan sore dengan sedikit ampasnya yang ada didalam gelas. Menurut
penelitian daun seledri bisa memeperkecil fluktuasi kenaikan tekanan darah
b.Buah belimbing
Buah ini dapat mengontrol tekanan darah dalam keadaan normal dan juga bisa
menurunkan tekanan darah tinggi bagi mereka yang menderitanya . Caranya , belimbing yang
yang sudah masak diparut halus kemudian parutan belimbing di perasa , hingga menjadi satu
gelas sari belimbing , air belimbing ini diminun setiap pagi selama satu minggu .
c. bawang putih
Caranya dengan memakan langsung tiga siung bawang putih mentah setiap pagi dan sore
hari , pilih bawang putih yang kulitnya coklat kehitaman karena mutunya lebih baik jika tidak
mau memakanya dalam keadaan mentah bisa di rebus atau dikukus dahulu . tapi karena khasiat
yang bisa ikut larut saat di rebus maka sebaiknya merebus 8 sampai 9 siung sekaligus .
d. Buah mengkudu
Buah ini alternatif untuk menekan hipertensi caranya hampir sama dengan buah
belimbing , yaitu dengan memarut halus, kemudian diperas memakai kain ka ssa yang bersih ,
ambil airnya , minum sari mengkudu setiap pagi dan sore secara teratur .
e. Avokad
Caranya lima daun alvokad dicuci bersih,kemudian direbus dengan 4 gelas air putih ,
tunggu hingga menjadi 2 gelas , saring , satu gelas diminum pagi hari , satu gelas lagi diminum
sore hari .
f. Melon
Buah yang sudah masak dapat langsung dimakan
g. Semangka
Buah yang sudah masak dapat langsung dimakan
h. Mentimun
Dapat dimakan langsung, atau dapat diparut kemudian diminum

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI


1. Pengkajian
a. Data umum
1) Tipe keluarga
didasari oleh anggota keluarga yang berada dalam satu rumah. Tipe keluarga dapat dilihat dari
komposisi dan genogram dalam keluarga.
2) Suku bangsa dan agama
Menggambarkan suku dan agama yang dianut oleh keluarga
3) Pendapatan dan pengeluaran
Menggambarakan perkonomian didalam suatu keluarga
4) Aktivitas rekreasi
Kegiatan-kegiatan rekreasi  keluarga yang dilakukan pada waktu luang. Menggali perasaan
anggota keluarga tentang aktifitas rekreasi pada waktu luang.Bentuk rekreasi tidak harus
mengunjungi tempat wisata, tetapi bagaimana keluarga memanfaatkan waktu luang untuk
melakukan kegiatan bersama ( nonton TV, mendengarkan radio, berkebun bersama keluarga
, bersepeda bersama keluarga dll )

b. Riwayat tahap perkembangan


1) Tahap perkembangan keluarga
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat kesehatan keluarga inti
Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
( imunisasi ), sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan
dan kejadian-kejadian atau pengalaman penting yang berhubungan dengan kesehatan
( perceraian, kematian, kehilangan)
5) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat asal kedua orang tua ( riwayat kesehatan, seperti apa keluarga
asalnya, hubungan masa silam dengan kedua orang tua )
c. Keadaan lingkungan
1) Karateristik rumah
Menggambarkan tipe tempat tinggal, kebersihan rumah,jumlah ruangan,dsb.
2) Karateristik komunitas
tipe lingkungan/komunitas ( desa, sub kota, kota ), tipe tempat tinggal ( hunian, industri,
hunian dan industri, agraris ), kebiasaan , aturan / kesepakatan, budaya yang mempengaruhi
kesehatan, lingkungan umum ( fisik, sosial, ekonomi ).
3) Interaski dengan komunitas dan masyarakat
Mobilitas keluarga ditentukan oleh : kebiasaan keluarga berpindah tempat, berapa lama
keluarga tinggal di daerah tersebut, riwayat mobilitas geografis keluarga tersebut
( transportasi yang digunakan keluarga, kebiasaan anggota keluarga pergi dari rumah :
bekerja, sekolah ).
4) Sistem pendukung keluarga
siapa yang menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan, dukungan
konseling aktifitas-aktifitas keluarga. Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga
adalah Informal ( jumlah anggota keluarga yang sehat, hubungan keluarga dan komunitas,
bagaimana keluarga memecahkan masalah, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan )

d. Struktur
1) Pola komunikasi
Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi diantara orangtua, orang tua dan
anak, diantara anggota keluarga ataupun dalam keluarga besa5
2) Struktur peran
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga nya baik didalam keluarga sendiri
maupun peran dilingkungan masyarakat
3) Norma dan nilai
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam keluarga
e. Fungsi
1) Fungsi afektif
Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung, dan saling menghargai
antar anggota keluarga
2) Fungsi sosialisasi
Fungsi yang menggambarkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir
dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi
3) Fungsri reproduksi
Fungsi yang menggambarkan untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah
sumber daya manusia
4) Fungsi ekonomi
Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga nya yaitu sandang,
pangan, dan papan.
5) Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah
kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

1) Stress dan koping


2) Stressor jangka pendek
3) Stressor jangka panjang
4) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
5) Strategi koping yang digunakan
6) Strategi adaptasi fungsional

2.Diagnosa keperawatan
1.  Gangguan rasa nyaman (Nyeri) b.d peningkatan tekanan vasokuler serebral
2.    Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala ( pusing )
3. kurang pengetahuan tentang penyakit hipertensi b.d kurangnya pengetahuan mencari
informasi tentang masalah kesehatan

3. Intervensi keperawatan
N Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
o Hasil
1 Gangguan rasa nyaman NOC : NIC :
(Nyeri) b.d peningkatan setelah dilakukan asuhan 1. Kaji status nyeri
keperawatan 1x24 jam 2. Pantau TTV
tekanan vasokuler serebral diharapkan mampu : 3. Ajarkan teknik napas dalam
1. Melakukan teknik 4. Anjurkan kompres air hangat
napas dalam pada daerah yang terasa nyeri
2. Keluarga mampu
melakukan kompres
hangat pada daerah
nyeri
3. Kaji status nyeri
4. Pantau TTV

2 Gangguan pola tidur NOC NIC :


Setelah dilakukan asuhan 1.ciptakan lingkungan yang
berhubungan dengan keperawatan 3x20 menit nyaman
diharapkan mampu : 2. berikan klien untuk istirahat
nyeri kepala ( pusing ) 1. mampu menciptakan yang cukup
tidur yang adekuat 6-8 jam 3. pantau TTV
per hari 4. berikan massage yang
2. tampak istirahat yang lembut
cukup 5. sebelum ber istirahat jangan
3. TTV dalam batas lupa membaca doa
normal
3 kurang pengetahuan NOC NIC :
Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tingkat pengetahuan
tentang penyakit keperawatan 3x20 menit keluarga
diharapkan: 2. Berikan mendidikan
hipertensi b.d 1. Keluarga dapat kesehatan tentang cara
menjelaskan tentang pencegahan hipertensi
kurangnya penyakit 3. Jelaskan diet hipertensi
pengetahuan mencari 2. Keluarga dapat
mengetahui diet
informasi tentang hipertensi
3. Keluarga dapat
masalah kesehatan mengetahui cara
pencegahan
hipertensi

4. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan langkah keempat dari proses keperawatan yang telah
direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk
mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan oleh
masalah keperawatan dan kesehatan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa
jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian peoses
menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarh.2013. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 4, Jakarta, EGC,
Hamzah, www.wikicek.com : Ensiklopedia Artikel Indonesia, Surabaya.

Ardiansyah, Muhammad. 2012. Medikal bedah untuk mahasiswa. Jogja:DIVApress.

Dongoes.2015.Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta.EGC

Ujianti, Wajan juni. 2011. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai