Disusun Oleh :
B26-AJ1 KELOMPOK 2 :
1. DEBBY PRISTYA P. (132235011)
2. JUMANTI SASTRAWARDANI (132235014)
3. TITANIA NING TYAS A. (132235017)
4. NAZILA RAHMAWATI (132235031)
5. SINTHYA NUR ROHANA (132235035)
6. KUBA ATAKE (132235056)
7. PUTRI ROSITA R. (132235084)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah kelompok ini. Pembuatan makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Kesehatan Reproduksi, dimana kami sebagai
mahasiswa dituntut untuk mampu memahami materi ilmu Kesehatan Reproduksi serta
mempraktekkan asuhan keperawatan pada wanita hamil dengan penyakit tertentu.
Tentunya dalam pembuatan makalah ini, masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan, sehingga kami selalu mengharapkan kritis, saran serta masukan yang
dapat digunakan untuk memperbaiki makalah ini, sehingga dapat menjadi sempurna dalam
pembuatan makalah berikutnya.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
terlibat dalam pembuatan makalah ini, terutama pembimbing kami yang telah memberikan
saran perbaikan sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik. Semoga makalah ini dapat
membawa manfaat bagi kami semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. 3
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 4
2.1 Konsep Diabetes Mellitus ........................................................................................... 4
2.1.1 Pengertian ........................................................................................................... 4
2.1.2 Klasifikasi Diabetes pada Ibu Hamil ................................................................... 4
2.1.3 Etiologi ............................................................................................................... 4
2.1.4 Patofisiologi ........................................................................................................ 6
2.1.5 Tanda Gejala ....................................................................................................... 8
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang ...................................................................................... 8
2.1.7 Penatalaksanaan .................................................................................................. 9
2.1.8 Komplikasi ......................................................................................................... 9
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan .................................................................................. 10
2.2.1 Pengkajian ........................................................................................................ 10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN .......................................................................... 16
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................ 34
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 34
4.2 Saran ................................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 35
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
gangguan sistem kardiovaskular, obesitas, katarak, gangguan ereksi, penyakit
hati, kanker, dan penyakit infeksi (Hardianto, 2021).
Penyebab DMG juga belum diketahui secara pasti, namun faktor yang sering
memicu adalah perubahan hormon. Saat hamil, plasenta akan memproduksi hormon
tambahan seperti hormon estrogen, human placental lactogen (HPL), dan hormon yang
meningkatkan resistensi insulin. Seiring berjalannya waktu, hormon-hormon tersebut
akan meningkat dan mempengaruhi kinerja insulin. Semakin tinggi pengaruh hormon
terhadap insulin, kadar gula dalam darah pun akan meningkat dan hal ini meningkatkan
risiko terkena diabetes gestasional. Selain itu, seorang wanita juga berisiko terkena
penyakit jika sudah memasuki usia 25 tahun ke atas saat hamil, memiliki tekanan darah
tinggi (hipertensi), memiliki keluarga dengan sejarah diabetes, BMI di atas 25, pernah
melahirkan bayi diatas 4.5 kg, pernah keguguran, pernah mengalami diabetes
gestasional sebelumnya.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui cara pengendalian kadar glukosa darah pada pasien ibu hamil dengan
serta cara pemberian asuhan keperawatan diabetes gestasional.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) atau diabetes mellitus kehamilan
didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui
pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat
insulin atau modifikasi diet atau tidak sebagai penanganannya dan kondisi
tersebut bertahan hingga kehamilan berakhir. (Liong Boy Kurniawan, 2016)
Diabetes mellitus gestasional (DMG) merupakan komplikasi kehamilan yang
umum terjadi, dimana hiperglikemia spontan berkembang selama kehamilan.
DMG merupakan keadaan pada wanita yang belum pernah terdiagnosis diabetes
melitus sebelumnya, kemudian menunjukkan peningkatan kadar glukosa darah
selama kehamilan. DMG berkaitan erat dengan komplikasi selama kehamilan
seperti meningkatnya angka kebutuhan seksio sesarea, meningkatnya risiko
ketonemia, preeklampsia dan infeksi traktus urinaria, serta meningkatnya
gangguan perinatal (makrosomia dan hipoglikemia neonatus).( KAAP Pramana,
2021)
Diabetes melitus gestasional (DMG) merupakan suatu keadaan intoleransi
glukosa pada ibu hamil yang sebelumnya belum pernah didiagnosis menderita
diabetes melitus sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah selama
kehamilanDMG merupakan suatu komplikasi kehamilan yang umum dan baru
dapat didiagnosis pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu (Adli, 2021).
2.1.3 Etiologi
Adapun faktor risiko terjadinya diabetes melitus gestasional antara lain:
a. Usia wanita usia lebih dari 25 tahun berisiko untuk mengalami diabetes
kehamilan. Berdasarkan penelitian oleh Getahun D et al, 2008, melaporkan
bahwa prevalensi gestasional dabetes melitus terbesar di kelompok wanita
4
hamil usia 25-34 tahun.7 Penelitian Gracelyn L.J et al, 2016, melaporkan
bahwa dari studi yang dilakukan terhadap 59 orang wanita hamil dengan
diabetes, 62,71% berada pada rentang usia 26-30 tahun, dan 20,3% berada
pada rentang usia 31-35 tahun.Berdasarkan pedoman RCOG (Reproduction,
Contraception, Obstetrics and Gynecology), wanita hamil usia di bawah 25
tahun kurang rentan untuk mengembangkan gestasional diabetes melitus.
Hubungan yang signifikan antara usia dan kejadian GDM dapat disebabkan
oleh semakin tingginya tingkat pendidikan dan kesempatan bekerja. Mereka
yang memiliki pendidkan tinggi mungkin saja waspada terhadap terkena
GDM akan tetapi mereka tidak memprioritaskan hal tersebut disebabkan
oleh kesibukan yang dimiliki.
b. Peningkatan berat badan selama kehamilan
Peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT) juga merupakan salah satu faktor
risiko diabetes mellitus dalam kehamilan. Jika wanita hamil mengalami
kenaikan berat badan selama hamil sebesar 6 kg di usia kehamilan 28
minggu, maka hal tersebut adalah normal. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, wanita hamil dengan kenaikan berat badan >8 kg selama
kehamilan secara statistik memiliki hubungan yang signifikan dengan
kejadian diabetes mellitus. Hal ini disebabkan adanya kesalahan persepsi
dari ibu hamil yang mengatakan mengkonsumsi makanan secara berlebihan
selama hamil sangat penting dan mengurangi aktivitas fisik dalam pekerjaan
rumah harus dilakukan untuk mengurangi risiko kehilangan janinnya.
c. Riwayat diabetes dalam keluarga wanita hamil dengan riwayat keluarga
positif DM memiliki kemungkinan besar untuk menderita GDM. Riwayat
ayah dengan diabetes atau orang tua dengan diabetes mellitus memiliki
risiko yang signifikan. Berdasarkan studi Binny Thomas et al, 2012, 67% ibu
hamil GDM, memiliki riwayat orang tua dengan diabetes mellitus dan 31%
dengan riwayat ayah dengan diabetes mellitus.
d. Riwayat Polycyctic Ovary Syndrome (PCOS) atau Sindrom Polikistik
Ovarium Berdasarkan penelitian Gracelyn et al, 2016, separuh dari
responden yang dteliti dengan GDM memiliki riwayat PCOS. Wanita
dengan sindrom ini memiliki disfungsi sel β yang menyebabkan respon
insulin yang tidak adekuat terhadap input glukosa dalam tubuh,
5
dikombinasikan dengan efek diabetik dalam kehamilan yang semakin
memungkinkan berkembangnya gestasional diabetes mellitus pada wanita
dengan sindrom polikistik ovarium.
e. Riwayat Diabetes pada Kehamilan Sebelumnya
Hubungan signifikan ditemukan antara riwayat diabetes mellitus dalam
kehamilan pada kehamilan sebelumnya dengan timbulnya diabetes mellitus
pada kehamilan sekarang.
f. Status Sosio-Ekonomi Keluarga
Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa wanita hamil dengan kondisi
sosio-ekonomi yang rendah lebih rentan terkena diabetes mellitus dalam
kehamilan. Hal ini disebabkan keterlambatan untuk memeriksakan diri ke
dokter atau melakukan
2.1.4 Patofisiologi
Diabetes mellitus gestasional biasanya disebabkan oleh disfungsi sel β
dengan latar belakang resistensi insulin kronis selama kehamilan dan dengan
demikian keruskan sel β dan resistensi insulin jaringan merupakan komonen
penting dari patofisiologi GDM. Dalam sebagian kasus, gangguan ini terjadi
sebelum kehamilan dan dapat bersifat progresif menunjukkan peningkatan resiko
T2DM pasca kehamilan. Sejumlah organ dan system tambahan berkontribusi
atau di pengaruhi oleh GDM. Ini termasuk otak, jaringan adiposa, hati, otot, dan
plasenta.
a. Disfungsi Sel β
Fungsi utama sel β adalah untuk menyimpan dan mensekresi insulin
sebagai respons terhadap beban glukosa. Ketika sel β kehilangan
kemampuan untuk merasakan konsentrasi glukosa darah secara memadai,
atau melepaskan insulin yang cukup sebagai respons, hal ini diklasifikasikan
sebagai disfungsi sel β. Disfungsi sel β diperkirakan disebabkan oleh
produksi insulin berlebih yang berkepanjangan sebagai respons terhadap
kelebihan bahan bakar kronis. Namun, mekanisme pasti yang mendasari
disfungsi sel β dapat bervariasi dan kompleks . Cacat dapat terjadi pada
setiap tahap proses: sintesis pro-insulin, modifikasi pasca-translasi,
penyimpanan granula, penginderaan konsentrasi glukosa darah, atau
mekanisme kompleks yang mendasari eksositosis granula. Memang,
6
sebagian besar gen kerentanan yang terkait dengan GDM terkait dengan
fungsi sel β, termasuk saluran tegangan-gated potasium seperti KQT 1
( Kcnq1 ) dan glukokinase ( Gck ). Defisiensi kecil pada mesin sel β hanya
dapat terlihat pada saat terjadi stres metabolik, seperti kehamilan. Disfungsi
sel β diperburuk oleh resistensi insulin. Berkurangnya pengambilan glukosa
yang dirangsang oleh insulin selanjutnya berkontribusi terhadap
hiperglikemia, membebani sel β secara berlebihan, yang harus memproduksi
insulin tambahan sebagai respons. Kontribusi langsung glukosa terhadap
kegagalan sel β digambarkan sebagai glukotoksisitas. Jadi, ketika disfungsi
sel β dimulai, lingkaran setan hiperglikemia, resistensi insulin, dan disfungsi
sel β selanjutnya akan terjadi.
Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa jumlah sel β juga
merupakan penentu penting homeostasis glukosa. Misalnya, tikus Zucker
Fatty (ZF) yang menjalani pankreatektomi 60% sebagian besar memulihkan
massa sel β dalam waktu satu minggu pasca operasi, namun masih
mengalami hiperglikemia. Dalam kasus ini, pengurangan massa sel β dalam
jangka pendek namun dramatis akan membebani sel β yang tersisa,
mengakibatkan penurunan sekresi insulin yang distimulasi glukosa dan
berkurangnya simpanan granula insulin internal. Tikus Sprague Dawley,
yang biasanya sangat resisten terhadap perkembangan diabetes, mengalami
kehilangan massa sel β dalam jumlah besar (pengurangan 50%) pada usia 15
minggu ketika pertumbuhan terhambat di dalam rahim melalui ligasi arteri
uterina bilateral. Hilangnya massa sel β ini telah dikaitkan dengan penurunan
regulasi epigenetik faktor transkripsi homeobox pankreas ( Pdx1 ), yang
penting untuk diferensiasi sel β normal dalam embrio. Prolaktin juga penting
untuk proliferasi sel β yang memadai, seperti yang ditunjukkan pada tikus
yang melumpuhkan reseptor prolaktin (PrlR −/− ). Selain itu, glukotoksisitas
juga diperkirakan mengakibatkan a poptosis sel β seiring berjalannya waktu
[ 76 ]. Sampel pankreas dari pasien DMT2 dapat menunjukkan penurunan
massa sel β sebesar 40-60%, namun kehilangan kurang dari 24% setelah
lima tahun menderita penyakit juga telah dilaporkan. Berkurangnya
hiperplasia sel β juga mungkin berperan dalam GDM, berdasarkan penelitian
pada hewan dan penelitian post-mortem pada manusia yang terbatas. Oleh
7
karena itu, berkurangnya massa sel β, berkurangnya jumlah sel β, disfungsi
sel β, atau gabungan ketiganya berkontribusi terhadap GDM, bergantung
pada individu.
b. Resistensi Insulin Kronis
Resistensi insulin terjadi ketika sel tidak lagi merespons insulin secara
memadai. Pada tingkat molekuler, resistensi insulin biasanya merupakan
kegagalan sinyal insulin, yang mengakibatkan translokasi membran plasma
transporter glukosa 4 (GLUT4) yang tidak memadai, yaitu transporter utama
yang bertanggung jawab untuk membawa glukosa ke dalam sel untuk
digunakan sebagai energy . Tingkat penyerapan glukosa yang distimulasi
insulin berkurang sebesar 54% pada GDM bila dibandingkan dengan
kehamilan normal. Meskipun kelimpahan reseptor insulin biasanya tidak
terpengaruh, penurunan tirosin atau peningkatan fosforilasi serin/treonin
pada reseptor insulin mengurangi sinyal insulin. Selain itu, perubahan
ekspresi dan/atau fosforilasi regulator hilir pensinyalan insulin, termasuk
substrat reseptor insulin (IRS)-1, fosfatidilinositol 3-kinase (PI3K), dan
GLUT4, telah dijelaskan dalam GDM. Banyak dari perubahan molekuler ini
bertahan setelah kehamilan.
8
toleransi glukosa dengan pemeriksaan oral glucose tolerance test (OGTT), dan
hemoglobin terglikasi (HbA1c).
2.1.7 Penatalaksanaan
a. Mengonsumsi makanan yang seimbang
Setelah Anda mengetahui bahwa Anda memiliki diabetes gestasional, Anda
bisa berkonsultasi dengan ahli gizi untuk membuat rencana makan yang sehat.
Anda pun akan belajar bagaimana untuk membatasi jumlah karbohidrat yang
Anda makan sebagai cara untuk mengontrol gula darah.
b. Berolahraga secara teratur
Cobalah untuk aktif berolahraga 30 menit sehari, minimal 5 hari seminggu.
Berolahraga dengan teratur selama kehamilan dapat membantu insulin dalam
tubuh Anda bekerja lebih baik dan mengontrol kadar gula darah. Jika Anda
belum pernah berolahraga sebelumnya, bicarakan dengan dokter Anda
sebelum memulai.
c. Memeriksa kadar gula darah
Periksakan kadar gula darah Anda secara teratur. Dengan melakukan
pemantauan kadar gula darah, dapat membantu mencegah gula darah rendah
dan gula darah tinggi. Bicarakan dengan dokter Anda mengenai seberapa
sering Anda harus memeriksa gula darah Anda.
d. Melakukan pemeriksaan medis secara teratur
Luangkan waktu untuk berkunjung ke dokter secara rutin. Pada kunjungan,
dokter nantinya akan memeriksa tekanan darah dan menguji sampel urine
Anda. Dokter juga akan menanyakan mengenai kadar gula darah Anda, apa
yang Anda telah makan, seberapa sering Anda berolahraga, dan berapa
banyak kenaikan berat badan Anda.
e. Minum obat diabetes dan suntikan insulin
Dokter mungkin akan memberikan suntikan insulin untuk membantu
mengontrol gula darah Anda. Ada juga obat yang disebut glyburide dan
metformin yang digunakan untuk diabetes tipe 2, yang digunakan beberapa
dokter untuk mengobati wanita yang menderita diabetes gestasional.
Kombinasi kedua obat tersebut menimbulkan efek samping, misalnya sakit
kepala, gangguan pencernaan, dan risiko hipoglikemia
2.1.8 Komplikasi
9
a. Maternal infeksi saluran kemih, hidromnium, hipertensi kronik, preeklampsia,
Obesitas, Kenaikan berat badan berlebih dankematian ibu.
b. Fetal Abortus spontan, IUFD, Perhentian perkembangan (Janin tidak
berkembang), kelainan konenital, insufisiensi, makrisomia, kematian
intaruterin.
c. Neonatal Prematuritas, bayi berat lahir rendah (BBLR), Asifiksia, kematian
intrauterin, kematian neonatal, taruma lahir, hipoglikemia, Hipomagnesia,
hipokelsemia, hiperbilirubinemia, sandorma gawat napas.
2.2.1 Pengkajian
a. Identitas
Identitas meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa,
alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal pengkajian dan
diagnosa medis. Identitas ini digunakan untuk membedakan klien satu dengan
yang lain. Jenis kelamin, umur dan alamat dan lingkungan kotor dapat
mempercepat atau memperberat keadaan penyakit infeksi.
b. Keluhan utama
Merupakan kebutuhan yang mendorong penderita untuk masuk RS.
Data subjektif yang mungkin akan timbul, yaitu:
1) Klien mengeluh sering kesemutan.
2) Klien mengeluh sering buang air kecil saat malam hari
3) Klien mengeluh sering merasa haus
4) Klien mengeluh mengalami rasa lapar yang berlebihan (polifagia)
5) Klien mengeluh merasa lemah
6) Klien mengeluh pandangannya kabur
Data objektif yang mungkin akan timbul, yaitu:
1) Klien tampak lemas.
10
2) Terjadi penurunan berat badan
3) Tonus otot menurun
4) Terjadi atropi otot
5) Kulit dan membrane mukosa tampak kering
6) Tampak adanya luka ganggren
7) Tampak adanya pernapasan yang cepat dan dalam
c. Keadaan umum
Meliputi kondisi seperti tingkat ketegangan/kelelahan, tingkat kesadaran
kualitatif atau GCS dan respon verbal klien.
d. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah: sebaiknya diperiksa dalam posisi yang berbeda, kaji tekanan
nadi, dan kondisi patologis. Biasanya pada DM type 1, klien cenderung
memiliki TD yang meningkat/ tinggi/ hipertensi.
2) Pulse rate
3) Respiratory rate
4) Suhu
e. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi: kulit dan membrane mukosa tampak kering, tampak adanya atropi
otot, adanya luka ganggren, tampak pernapasan cepat dan dalam, tampak
adanya retinopati, kekaburan pandangan.
2) Palpasi: kulit teraba kering, tonus otot menuru.
3) Auskultasi: adanya peningkatan tekanan darah.
f. Pemeriksaan penunjang
1) Glukosa darah: meningkat 200-100mg/dL
2) Aseton plasma (keton): positif secara mencolok
3) Asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat
4) Osmolalitas serum: meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
5) Elektrolit
6) Natrium: mungkin normal, meningkat, atau menurun
7) Kalium: normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler), selanjutnya
akan menurun.
8) Fosfor: lebih sering menurun
11
9) Hemoglobin glikosilat: kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir (lama hidup
SDM) dan karenanaya sangat bermanfaat untuk membedakan DKA dengan
control tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden
(misalnya, ISK baru).
10) Gas Darah Arteri: biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada
HCO3 (asidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
11) Trombosit darah: Ht mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis,
hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
12) Ureum/ kreatinin: mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/ penurunan
fungsi ginjal).
13) Amilase darah: mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya
pancreatitis akut sebagai penyebab dari DKA.
14) Insulin darah: mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada (pada tipe 1)
atau normal sampai tinggi (pada tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi
insulin/ gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten
insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody.
(autoantibody).
15) Pemeriksaan fungsi tiroid: peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
16) Urine: gula dan aseton positif: berat jenis dan osmolalitas mungkin
meningkat.
17) Kultur dan sensitivitas: kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih,
infeksi
18) Pernafasan dan infeksi pada luka.
g. Riwayat kesehatan
1) Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien? Riwayat kesehatan
pasien dan pengobatan sebelumnya.
2) Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat
terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau
tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
12
1) Aktivitas/ Istirahat
2) Sirkulasi
3) Integritas Ego
4) Eliminasi
5) Makanan / Cairan
6) Neurosensori
7) Nyeri / Kenyamanan
8) Pernapasan
9) Keamanan
2.2.2 Diagnosis
Dalam ibu hamil dengan diabetes militus dapat ditemukan diagnosis sebagai
berikut:
2.2.3 Intevensi
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi insulin (D.
0027)
Manajemen Hiperglikemia (I. 03115)
a) Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat
b) Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
c) Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
d) Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
e) Ajarkan pengelolaan diabetes
2. Berat badan lebih berhubungan dengan konsumi dula (D. 0018)
13
b) Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin, tekanan darah, kenaikan berat
badan, dan kebiasaan membeli makan
c) Berkolaborasi dengan ahli gizi jika perlu
14
b) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
c) Pertahan kan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
d) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
ini: -
Lain-lain:
16
Riwayat Menstruasi Menarche: 13 thn, teratur Siklus: 1 bln
Banyaknya: 28 hr Lama: 7 hr
HPHT: 10-07 Dismenorhea: -
Usia Kehamilan: 22 minggu Taksiran Partus:
Lain-lain:
G1P0A0
Usia KB/
Hamil Usia Jenis
Penolong Penyulit BB/PB anak Jenis/
ke- kehamilan persalinan
saat ini Lama
1 22
minggu
Riwayat Obstetri
Genogram
17
Keadaan umum: Lemas Kesadaran: Composmentis
Berat badan: 65 kg Tinggi badan: 158 cm
Tanda Vital:
Observasi
TD: 90/60 mmHg ; Nadi: 105 x/mnt ; Suhu: 37,50C ; RR: 20x/mnt
CRT: >2 dtk ; Akral: hangat ; GCS: E4V6M5
GDS: 210 mg/dl
caries
Kebersihan mulut: bersih ; lain-lain: ______________________
Telinga: gangguan pendengaran: bersih ; O Otorhea ; O otalgia ;
O tinitus ; kebersihan: bersih ; lain-lain: _________________
Cloasma: ada di bagian wajah ; Jerawat: -
O Nyeri telan ; O pembesaran kelenjar tiroid ; O Vena jugularis
Lain-lain:
Masalah keperawatan: -
18
Jantung: Irama: lub dub ; S1/S2: normal ; Nyeri dada: tidak ditemukan
Bunyi: normal
Nafas: Suara nafas: vesikuler
Dada (Thoraks)
Ginekologi:
Pembesaran: tidak ; benjolan: tidak , area: -
Ascites: ada / tidak ; Peristaltik: normal ; Nyeri tekan: tidak ada
Luka: tidak ada ; Lain-lain: -
Prenatal dan Intranatal
Inspeksi: Striae: terdapat di perut dan panggul ; Línea: Ada
Palpasi: Leopold I : pada fundus teraba lebar, lembek, lunak dan tidak
melenting (bokong)
Leopold II : pada abdomen kanan ibu teraba bagian yang panjang,
Perut (Abdomen)
19
Keputihan: Tidak ; Perdarahan: tidak ada
Laserasi: Tidak ; VT: Ø tidak ada; eff: tidak ada
Genitalia
20
Aspek Sebelum Sesudah
hamil*/melahirkan*/sakit* hamil*/melahirkan*/sakit*
Nutrisi Makan teratur 3x sehari, porsi Makan 5x sehari, porsi habis
habis
dengan benar
Merokok: Tidak pernah
Kesehatan
Masalah keperawatan: -
(++++) gestasional
dan Terapi
Ners,
( )
22
ANALISA DATA
DO:
Nadi teraba lemah, turgor
menurun, membrane
mukosa kering
TD: 90/60mmHg
N: 101x/menit
S: 37,5℃
RR: 20x/menit
DS: Perubahan hormonal dan Keletihan b.d status
metabolisme Resistensi penyakit
Ibu mengatakan mudah
insulin Sel-sel kelaparan
lelah
Produksi energy di sel
otot berkurang Lemas,
mudah lelah
DO:
Ibu terlihat tampak lesu
DS: Perubahan hormonal dan Risiko ketidakstabilan
metabolisme Hormon kadar glukosa darah
Ibu mengatakan memiliki
Kortisol, Esterogen, HPL
riwayat keturunan diabetes meningkat Resistensi
mellitus dari keluarganya, insulin
23
GDS= 210 mg/dl
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN (P-E-S)
24
INTERVENSI KEPERAWATAN
25
haus yang berlebihan
20/03/2023 Risiko Setelah dilakukan tindakan a. Pantau tanda-tanda dan a. Hiperglikemia terjadi ketika
ketidakstabilan keperawatan selama 2x24 jam gejala hiperglikemia: jumlah insulin ke glukosa
kadar glukosa diharapkan: poliuria, polidipsia, tidak mencukupi. Kelebihan
darah polifagia, lemah, lesu, glukosa dalam darah
a. Kadar glukosa darah
malaise atau sakit menciptakan efek osmotik
berada di rentang
kepala yang menghasilkan
normal
b. Mengelola insulin peningkatan rasa haus
b. Tanda-tanda
seperti yang ditentukan (polidipsia), rasa lapar
hiperglikemi (poliuri,
c. Mendorong asupan (polifagia), dan peningkatan
polidipsi, polifagia,
cairan oral buang air kecil (poliuria).
dsb) berkurang
d. Mengantisipasi situasi Pasien juga dapat
dimana kebutuhan melaporkan gejala kelelahan
insulina kan meningkat dan penglihatan kabur yang
e. Mendorong tidak spesifik.
pemantauan diri, b. Hiperinsulinemia terjadi
pengukuran kadar pada awal perkembangan
glukosa darah diabetes tipe 2. Obesitas dan
f. Konsultasikan dengan disfungsi reseptor insulin di
dokter jika tanda dan jaringan perifer
gejala hiperglikemi menstimulasi sekresi insulin
menetap/memburuk dari pankreas. Insulinoma
26
dan beberapa tumor
ekstrapancreatic
menyebabkan peningkatan
kadar insulin dan
berkontribusi terhadap
hipoglikemia.
c. Glukosa darah puasa normal
untuk orang dewasa adalah
70 hingga 105 mg / dL.
Nilai kritis untuk
hipoglikemia kurang dari 40
hingga 50 mg / dL. Nilai
kritis untuk hiperglikemia
lebih besar dari 400 mg /
dL.
Ketidakpatuhan terhadap
pedoman diet untuk kondisi
klinis tertentu dapat
menyebabkan fluktuasi glukosa
darah.
20/03/2023 Keletihan b.d Setelah dilakukan tindakan a. Monitor nutrisi dan a. Pantau nutrisi ibu hamil
27
status penyakit keperawatan 2x24 jam sumber energi yang selama perawat agar tidak
diharapkan pasien mampu : adekuat terjadi defisit nutrisi
b. Bantu aktivitas sehari- b. Diskusikan dengan keluarga
a. Memverbalisasikan
hari sesuai dengan untuk membantu aktivitas
peningkatan energi dan
kebutuhan pasien klien agar tidak terjadi
merasa lebih baik
c. Tingkatkan tirah baring kegawatdarutan
b. Glukosa darah adekuat
dan pembatasan c. Untuk meminimalisir
c. Kualitas hidup
aktivitas (tingkatkan keletihan pada pasien
meningkat
meningkatkan asupan d. Ibu hamil dengan diabetes
d. Istirahat dengan cukup
makanan yang mellitus merupakan kondisi
e. Mempertahankan
kemampuan untuk berenergi tinggi (selain risiko tinggi yang
berkonsentrasi karbohidrat) sesuai memerlukan penanganan
dengan periode terpadu oleh dokter Sp.OG,
istirahat) ahli gizi dan ahli penyakit
d. Konsultasikan dengan dalam.
ahli gizi untuk
kebutuhan pasien
28
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
TD: 120/85mmHg
N: 88x/menit
RR: 20x/menit
S: 36,5℃
P: Intervensi dilanjutkan
29
a. Mempertahankan intake dan
21/03/2023 21/03/2023 S: Ny. K mengatakan sudah
output yang adekuat
07.00 14.00 tidak merasa lemas dan haus
b. Memonitor status hidrasi
(kelembaban membran mukosa, O:
nadi adekuat)
Nadi teraba kuat, turgor
c. Memonitor vital sign
kulit membaik, membran
d. Berkolaborasikan pemberian
mukosa lembab
cairan IV
TTV:
TD: 120/80mmHg
N: 88x/menit
RR: 20x/menit
S: 36,5℃
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan,
pasien pulang
30
Risiko ketidakstabilan 20/03/2023 a. Memantau tanda-tanda dan 20/03/2023 S: Ny. K mengatakan ada
kadar glukosa darah 07.00 gejala hiperglikemia: 14.00 riwayat DM dari keluarga
poliuria, polidipsia,
O: GDA: 190mg/dl
polifagia, lemah, lesu,
malaise atau sakit kepala A: masalah belum teratasi
31
21/03/2023 a. Memantau tanda-tanda dan 21/03/2013
gejala hiperglikemia S: Ny. K mengatakan ada
07.00 14.00
b. Mengelola insulin seperti yang riwayat DM dari keluarga
32
asupan makanan yang
berenergi tinggi (selain
karbohidrat) sesuai dengan
periode istirahat)
d. Konsultasi dengan ahli gizi
untuk kebutuhan pasien
33
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diabetes melitus yang terjadi dan diketahuinya saat hamil, maka ini dinamakan DM
gestasional, sedangkan bila diabetes melitus telah diketahui sebelum hamil maka dinamakan
diabetes melitus pregestasi. Diabetes melitus yang terjadi pada ibu hamil dan diketahui sat hamil
kemudian akan pulih kembali 6 minggu pasca persalinan, maka ini dinamakan diabetes
gestasional, namun apabila setelah 6 minggu persalinan diabetes melitus belum sembuh, maka
ini bukanlah diabetes gestasional tetapi diabetes melitus. Diabetes gestasional perlu penanganan
yang serius, karena dapat mempengaruhi perkembangan janin kedepannya, sehinggga perlu
diberikan asuhan keperawatan secara professional terhadap ibu hamil dengan diabetes melitus,
supaya tidak lagi terjadi berbagai komplikasi yang tidak diinginkan.
4.2 Saran
Penulis berharap dengan makalah ini, semoga mahasiswa dapat mengerti bagaimana
asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan diabetes melitus yang terjadi pada ibu hamil yang
mengalami diabet melitus, sehingga bisa berpikir secara kritis dalam melakukan tindakan
keperawatan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Djamaluddin, N., & Mursalin, V. M. O. (2020). Gambaran Diabetes Melitus Gestasional Pada
Ibu Hamil di RSUD. Jambura Nursing Journal, 2(1), 124–130.
Hayatullah, M. M., & Hafizzurachman, H. (2020). Konfirmasi Lima Faktor yang Berpengaruh
terhadap Pencegahan Diabetes Mellitus Pada Ibu Hamil. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 19(01),
15–23. https://doi.org/10.33221/jikes.v19i01.388
Tito Putri, M. D. M., Wahjudi, P., & Prasetyowati, I. (2018). Gambaran Kondisi Ibu Hamil
dengan Diabetes Mellitus di RSD dr. Soebandi Jember Tahun 2013-2017. Pustaka
Kesehatan, 6(1), 46.
Bobak, lowdermik, dan Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta:
EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gede dan I N Chandranita Manuaba. 2007. Pemgantar Kuliah Obstetri.
Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Edisi 1.
Jakarta: PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
KAAP Pramana, VV Wiguna, A Rusdhy. 2021. Jurnal Kedokteran Unram ,10(3.1):711-715
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154. https://www.researchgate.net/profile/Ketut-
Pramana/publication/363336369_Manajemen_Kehamilan_dengan_Diabetes_Melitus_Gest
asional/links/63186c4770cc936cd3eb0b51/Manajemen-Kehamilan-dengan-Diabetes-
Melitus-Gestasional.pdf
35
Adli, F. K. (2021). DIABETES MELITUS GESTASIONAL: DIAGNOSIS DAN FAKTOR
RISIKO. Jurnal Medika Hutama, 3(01 Oktober), 1545-1551. Retrieved from
https://jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/article/view/312
Liong Boy Kurniawan. 2016. Patofisiologi, Skrining, dan Diagnosis Laboratorium Diabetes
Melitus Gestasional. https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/54768339/06_246Patofisiologi-
Skrining_dan_Diagnosis_Laboratorium_Diabetes_Melitus_Gestasional-
libre.pdf?1508505603=&response-content-
disposition=inline%3B+filename%3DTINJAUAN_PUSTAKA_811_Patofisiologi_Skrin.p
df&Expires=1693996137&Signature=TLHYaOMa5JsdmtfSA~LUA7JjvSmCJ-
ANGRhp6JpQAiJEQ5IX-Us8RF-
2K1j8ZyFPmNmwNoAJvh6D7fR1UmqmwM4yUtSFtW2hqYp9Xw1eK7hNRz~ZYJQ2R
ZhUFRG1L8d3JpCxYt2NRTd3x-
A98adpe4FK8L94adpuCVu~1LTsEMKkgWzVJSY1L~eDjCjhVi8fg2LWyDVvdYuVgW
g7pDx2BdW9g8SosWOY3VDyhj-
DSGRqtPofTn4prQyVt15Sk0nZ9TSRTmXpjXb9NjEsdV3dFxuVGG9zoVVB0DH9bn6D
sGF28DHN7DvEXsXPSZHFaM25zZ~9N6yByIErSdRvDpU4HA__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
36