Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN DIABETES

MILITUS

HALAMAN JUDUL

Oleh:

1. Irma Sri Astuti Henukh 132225015


2. Desi Triani Nurramadhani 132225017
3. Laurensiani Maya Meta Kali 132225019
4. Estri Afik Fatmala 132225021
5. Indra Muliani 132225022
6. Desti 132225023

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPEREAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan bimbinganNya maka penyusunan makalah ini dapat terselesaikan.

Adapaun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi


penilaian tugas kelompok pada mata kuliah Keperawatan Agregat Komunitas
serta untuk menambah wawasan kami dalam asuhan Keperawatan Agregat
Komunitas.

Tahap demi tahap telah kami lalui demi terselesaikannya makalah ini,
kami tak luput dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, tak lupa kami ucapkan terima kasih berlimpah kepada yang
terhormat:

1. Prof. Dr. Mohamad Nasih, S.E.,M.T.,Ak., selaku Rektor Universitas Airlangga


yang telah menerima kami sebagai mahasiswa Universitas Airlangga.
2. Prof. Dr. Ah. Yusuf, S.Kp., M.Kes selaku dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga yang telah mengizinkan kami melanjutkan Pendidikan
S1 Keperawatan dengan berbagai saran dan prasarana yang tersedia.
3. Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen pengajar dan
pembimbing pembuatan makalah ini.
4. Para dosen pengajar mata kuliah Keperawatan Agregat Komunitas yang telah
membimbing dan mengarahkan kami dalam proses penyelesaian makalah ini
5. Teman – teman sejawat yang telah berpatisipasi Bersama bahu–membahu
dalam penyelesaian makalah ini
6. Singkatnya semua pihak terkait yang tidak dapat kami tuliskan satu–persatu.
7. Akhir kata kami menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah
ini dikemudian hari.

September 2022

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum...................................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus..................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................4
2.1 Konsep Medis..........................................................................................................4
2.1.1 Pengertian..........................................................................................................4
2.1.2 Etiologi..............................................................................................................5
2.1.3 Patofosiologi.....................................................................................................8
2.1.4 Komplikasi........................................................................................................8
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan...................................................................................9
2.2.1 Pengkajian.........................................................................................................9
2.2.2 Diagnosis.........................................................................................................12
2.2.3 Intevensi..........................................................................................................13
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................14
3.1 Pengkajian..............................................................................................................14
3.2 Diagnos Keperawatan............................................................................................21
3.3 Intervensi Keperawatan..........................................................................................23
BAB 4 PENUTUP...........................................................................................................28
4.1 Kesimpulan............................................................................................................28
4.2 Saran......................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................29

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes Melitus Gestasional (DMG) adalah suatu kumpulan gejala yang
timbul pada seorang ibu hamil yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan
kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif.
Didefinisikan sebagai suatu keadaan intoleransi glukosa atau karbohidrat dengan
derajat yang bervariasi yang terjadi atau pertama kali ditemukan pada saat
kehamilan berlangsung .

Berdasarkan data Mutterpass (Germany maternity record) juga


menunjukan adanya peningkatan diabetes mellitus gestasional dari tahun ke
tahun , dimulai dari tahun 2005 sebesar 2,3 %, tahun 2011 dan tahun 2012 sebesar
4,3 %, tahun 2014 sebesar 6,8 % serta tahun 2015 sebesar 5 %. Di Indonesia
sendiri prevalensi diabetes mellitus gestasional menggunakan kriteria diagnosis
O’sullivan-Mahan dilaporkan bahwa prevalensi diabetes mellitus pada kehamilan
sebesar 1,9% - 3,6 % pada kehamilan umum .Diabetes Mellitus Gestasional
merupakan keadaan yang perlu ditangani dengan professional karena menjadi
masalah kesehatan masyarakat sebab penyakit ini berdampak langsung pada
kesehatan ibu dan janin. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan Sustainable
Development Goals (SDGS) yaitu untuk menurunkan angka kematian ibu dan
janin sehingga perlu adanya perhatian khusus terhadap kejadian diabetes melitus
gestasional. Dampak yang ditimbulkan oleh ibu penderita diabetes melitus
gestasional adalah ibu berisiko tinggi terjadi penambahan berat badan berlebih,
terjadinya preeklamsia, eklamsia, bedah sesar, dan komplikasi kardiovaskuler
hingga kematian ibu. Setelah persalinan terjadi maka penderita berisiko berlanjut
terkena diabetes melitus tipe 2 atau terjadi diabetes mellitus gestasional berulang
pada masa yang akan datang. Sedangkan bayi yang lahir dari ibu yang mengalami
diabetes mellitus gestasional berisiko tinggi untuk terkena makrosomia, trauma
kelahiran. Selain itu bayi berisiko tinggi untuk terkena hiperglikemia,

1
hipokalsemia, hiperbilirubinemia, sindrom gangguan pernafasan, polistemia,
obesitas, dan diabetes mellitus tipe 2.

Konsumsi makanan padat energi (tinggi lemak dan gula) dan rendah
serat berhubungan dengan kadar glukosa darah. Studi crosectional pada pasien
diabetes mellitus tipe 2 dilaporkan bahwa konsumsi energi berhubungan dengan
kadar glukosa darah. Makanan tinggi energi berhubungan dengan obesitas,
resistensi insulin sehingga dapat memacu peningkatan kadar glukosa darah.
Penelitian Wiardani dkk pada tahun 2007 menunjukan bahwa pola makan dari
segi tingkat konsumsi (energi, protein, lemak, karbohidrat, serat) dan frekuensi
konsumsi sumber zat gizi kecuali buah-buahan dan sumber hewani rendah lemak
merupakan faktor risiko terhadap DM tipe 2. Hasil penelitian Tomisaka et all juga
menujukan bahwa penduduk ras Fuji yang mengkonsumsi energi dan lemak lebih
tinggi memiliki risiko tinggi terhadap DM tipe 2. Makanan tinggi energi
berhubungan dengan obesitas, resistensi insulin sehingga dapat memicu
peningkatan kadar glukosa darah.

Selain asupan energi total, riwayat diabetes mellitus keluarga juga dapat
mempengaruhi seseorang mengalami DMG, Seorang yang mempunyai keluarga
dengan diabetes mellitus mempunyai resiko 3 kali lipat beresiko untuk menderita
diabetes mellitus. Riwayat keluarga dengan diabetes mellitus memiliki resiko
menderita diabetes mellitus sebesar 15%. Jika kedua orang tua memiliki diabetes
mellitus maka resiko untuk menderita diabetes mellitus adalah 75%. Resiko untuk
mendapatkan diabetes mellitus dari ibu lebih besar 10-30% dari pada ayah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat
diidentifikasikan rumusan masalah bagaimana cara pengendalian kadar glukosa
darah pada pasien ibu hamil dengan serta cara pemberian asuhan keperawatan
diabetes gestasional.

2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam
menerapkan asuhan keperawatan yang bermutu pada pasien Diabetes Melitus
pada ibu hamil.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mampu memahami konsep teori asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
diabetes melitus
2. Mampu melakukan pengkajian dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien ibu hamil dengan diabetes melitus
3. Mampu menerapkan diagnosa keperawatan pada pasien ibu hamil dengan
diabetes melitus
4. Mampu merencanakan asuhan keperawatan asuhan keperawatan pada ibu
hamil dengan diabetes melitus
5. Mampu mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan pada ibu hamil
dengan diabetes melitus
6. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien ibu hamil dengan
diabetes melitus
7. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
diabetes melitus.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Medis


2.1.1 Pengertian
Diabetes Melitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar
glukosa darah di atas nilai normal. Diabetes Mellitus (kencing manis) adalah
suatu penyakit dengan peningkatan glukosa darah diatas normal. Dimana kadar
diatur tingkatan-nya oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas (Shadine,
2013). Diabetes Mellitus merupakan penyakit sistemis, kronis dan multifaktorial
yang dicirikan dengan dengan hiperglikemia dengan hiper lipidemia.

Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di


mana glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan
keadaan hiperglikemia. DM merupakan kelainan endokrin yang terbanyak
dijumpai. Yang paling sering terjadi yaitu: diabetes mellitus yang diketahui
sewaktu hamil yang disebut DM gestasional dan DM yang telah terjadi sebelum
hamil yang dinamankan DM pragstasi. Diabetes mellitus merupakan ganguan
sistemik pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Diabetes mellitus
ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan glukosa darah yang diakibatkan
produksi insulin yang tidak adekuat atau penggunaan insulin secara tidak efektif
pada tingkat seluler. (Bobak. Lowdermilk, Jensen.2004. Edisi 4 hal 699)

Diabetes Melitus Gestasional adalah gangguan dari glukosa yang dipicu


oleh kehamilan, biasanya menghilang setelah melahirkan ( Murrai et al, 2002 ).
Diabetes Melitus Gestasional didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa
berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan
apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester
pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon
terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin.

4
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan
karbohidrat yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk
menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin
sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin
ibu tidak dapat mencapai janin sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar
pada janin. Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping
beberapa hormon lain: estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya
resopsi makanan maka terjadi hiperglikemi yang relatif lama dan ini menuntut
kebutuhan insulin.

Diabetes mellitus dalam kehamilan menimbulkan banyak


kesulitan,karena penyakit ini aka banyak menimbulkan perubahan-perubahan
metabolic dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi kehamilan,
sebaliknya juga diabetes akan mempengaruhi kehamilan dengan frekuensi 0,3% -
0,7%.

Penyakit kronik yang komplek yang dikarakterisasikan dengan gangguan


metabolisme karbohidrat, protein, lemak, hiperglikemi dan perkembangan dari
mikrovaskuler (kental kapiler), arterisklerosis, makrivaskuler komplikasi dan
neuropatik (gangguan struktus dan fungsi ginjal).

2.1.2 Etiologi
Menurut Kapita Selekta Jilid III pada tahun 2006 etiologi diabetes militus, yaitu:

1. Factor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4


2. Genetik
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen
penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita
diabetes mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit
walaupun resikonya sangat kecil.
Secara klinis, penyakit DM awalnya didominasi oleh resistensi insulin
yang disertai defect fungsi sekresi. Tetapi, pada tahap yang lebih lanjut, hal itu
didominasi defect fungsi sekresi yang disertai dengan resistensi insulin. Kaitannya
dengan mutasi DNA mitokondria yakni karena proses produksi hormon insulin
sangat erat kaitannya dengan mekanisme proses oxidative phosphorylation

5
(OXPHOS) di dalam sel beta pankreas. Penderita DM proses pengeluaran insulin
dalam tubuhnya mengalami gangguan sebagai akibat dari peningkatan kadar
glukosa darah. Mitokondria menghasilkan adenosin trifosfat (ATP). Pada
penderita DM, ATP yang dihasilkan dari proses OXPHOS ini mengalami
peningkatan. Peningkatan kadar ATP tersebut otomatis menyebabkan peningkatan
beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam ATP. Peningkatan tersebut
antara lain yang memicu tercetusnya proses pengeluaran hormon insulin. Berbagai
mutasi yang menyebabkan DM telah dapat diidentifikasi. Kalangan klinis
menyebutnya sebagai mutasi A3243G yang merupakan mutasi kausal pada DM.
Mutasi ini terletak pada gen penyandi ribo nucleid acid (RNA). Pada
perkembangannya, terkadang para penderita DM menderita penyakit lainnya
sebagai akibat menderita DM. Penyakit yang menyertai itu antara lain tuli
sensoris, epilepsi, dan stroke like episode. Hal itu telah diidentifikasi sebagai
akibat dari mutasi DNA pada mitokondria. Hal ini terjadi karena makin tinggi
proporsi sel mutan pada sel beta pankreas maka fungsi OXPHOS akan makin
rendah dan defect fungsi sekresi makin berat.
Prevalensi mutasi tersebut biasanya akan meningkat jumlahnya bila
penderita DM itu menderita penyakit penyerta tadi.
3. Kerusakan / kelainan pangkreas sehingga kekurangan produksi insulin
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat
menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas
turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh
termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat
meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.
4. Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol, dan
epineprin
5. Obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan
radang pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas
menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme
tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu
yang lama dapat mengiritasi pankreas. Contohnya Minum soda dalam keadaan

6
perut kososng (misalnya stelah berpuasa atau waktu bangun tidur dipagi hari) juga
harus dihindari. Sirup dengan kadar fruktosa tinggi, soda, dan pemanis buatan
yang terdapat dalam minuman soda dapat merusak pangkreas yang menyebabkan
meningkatnya berat badan, jika kebiasaan ini diteruskan, lama kelamaan akan
menderita penyakit DM. Penelitian membuktikan bahwa perempuan yang
mengkonsumsi soda lebih dari 1 kaleng per hari memiliki resiko 2 kali terkena
diabeters tipe 2 dalam jangka waktu 4 tahun kedepannya.
6. Wanita obesitas
Sebenarnya DM bisa menjadi penyebab ataupun akibat. Sebagai
penyebab, obesitas menyebabkan sel beta pankreas penghasil insulin hipertropi
yang pada gilirannya akan kelelahan dan “jebol” sehingga insulin menjadi kurang
prodeksinya dan terjadilah DM. Sebagai akibat biasanya akibat penggunaan
insulin sebagai terapi DM berlebihan menyebabkan penimbunan lemak subkutan
yang berlebihan pula.

7
2.1.3 Patofosiologi

2.1.4 Komplikasi
1. Hipoglikemia
a. Disebabkan penderita melakukan latihan fisik (olah raga), lupa/ terlambat
makan, penderita diabets melitus menggunakan dosis insulin yang berlebihan/
tidak tepat.
b. Gejala hipoglikemia berupa
1) Saraf pusat (rasa lapar, letargi, bingung, lekas marah, disorientasi, kejang
dan koma).
2) Stimulasi adrenergik (tremor, berkeringat, takikardi, gemetar dan cemas).
c. Hipoglikemia harus segera diobati, bila ringan dengan pemberian glukosa oral
saja (jus buah, minuman ringan, gel glukosa, tablet glukosa).

8
d. Bila tidak ringan diberi injeksi glukagon (im, sc), jika sampai berat diberi
glukosa intravena.
e. Pasien sebaiknya selalu membawa beberapa bentuk glukosa bersamanya setiap
waktu dan memiliki glukagon di Rumah.
2. Ketoasidosis Diabetik (Diabetic Ketoacidosis = DKA)
a. Ketosis dapat ringan, jika tidak ada dehidrasi dan tidak ada ketosis, pengobatan
dengan insulin dosis lazim ditambah 20%.
b. Ketoasidosis diabetika (DKA) merupakan komplikasi yang berat, dimana
terjadi dehidrasi dan ketosis, dengan kadar glukosa lebih 200 mg, pH serum
kurang 7,3 dan bikarbonat <15 meq/l.
c. Pengobatan DKA sendiri juga sering menimbulkan komplikasi, seperti
hipoglikemia, hipokalsemia, asidosis persisten, dan edema serebri (dimana
ketika tonus cairan ekstraselular terkoreksi dengan sendirinya air mengalir ke
sistem saraf pusat, karena regio ini sekarang bersifat hipertonik).
d. Pencetus DKA adalah infeksi, kelainan pemberian insulin, kehamilan, trauma,
pancreatitis dan pada orang dewasa oleh karena infark myokard dan CVA
(cerebrovascular accident).
3. Retinopati
a. Pecahnya pembuluh kapiler pada retina yang menyebabkan kebutaan.
b. 30% pasien mengalami retinopati dalam waktu 5 tahun setelah didiagnosis, 50
% didalam waktu 7 th dan 95% dalam waktu 25 tahun.
4. Nefropati 50% pasien mengalami gagal ginjal dalam waktu 20 tahun

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes
mellitus dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi: biodata, keadaan
umum pasien, tanda-tanda vital, riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan,
riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.

a. Identitas

9
Merupakan identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal
pengkajian dan diagnosa medis. Identitas ini digunakan untuk membedakan klien
satu dengan yang lain. Jenis kelamin, umur dan alamat dan lingkungan kotor
dapat mempercepat atau memperberat keadaan penyakit infeksi.
b. Keluhan utama
Merupakan kebutuhan yang mendorong penderita untuk masuk RS.
Data subjektif yang mungkin akan timbul, yaitu:
1) Klien mengeluh sering kesemutan.
2) Klien mengeluh sering buang air kecil saat malam hari
3) Klien mengeluh sering merasa haus
4) Klien mengeluh mengalami rasa lapar yang berlebihan (polifagia)
5) Klien mengeluh merasa lemah
6) Klien mengeluh pandangannya kabur
Data objektif yang mungkin akan timbul, yaitu:
1) Klien tampak lemas.
2) Terjadi penurunan berat badan
3) Tonus otot menurun
4) Terjadi atropi otot
5) Kulit dan membrane mukosa tampak kering
6) Tampak adanya luka ganggren
7) Tampak adanya pernapasan yang cepat dan dalam
c. Keadaan umum
Meliputi kondisi seperti tingkat ketegangan/kelelahan, tingkat kesadaran
kualitatif atau GCS dan respon verbal klien.
d. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah: sebaiknya diperiksa dalam posisi yang berbeda, kaji tekanan
nadi, dan kondisi patologis. Biasanya pada DM type 1, klien cenderung
memiliki TD yang meningkat/ tinggi/ hipertensi.
2) Pulse rate
3) Respiratory rate
4) Suhu

10
e. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi: kulit dan membrane mukosa tampak kering, tampak adanya atropi
otot, adanya luka ganggren, tampak pernapasan cepat dan dalam, tampak
adanya retinopati, kekaburan pandangan.
2) Palpasi: kulit teraba kering, tonus otot menuru.
3) Auskultasi: adanya peningkatan tekanan darah.
f. Pemeriksaan penunjang
1) Glukosa darah: meningkat 200-100mg/dL
2) Aseton plasma (keton): positif secara mencolok
3) Asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat
4) Osmolalitas serum: meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
5) Elektrolit
6) Natrium: mungkin normal, meningkat, atau menurun
7) Kalium: normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler), selanjutnya akan
menurun.
8) Fosfor: lebih sering menurun
9) Hemoglobin glikosilat: kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir (lama hidup
SDM) dan karenanaya sangat bermanfaat untuk membedakan DKA dengan
control tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden
(misalnya, ISK baru).
10) Gas Darah Arteri: biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada
HCO3 (asidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
11) Trombosit darah: Ht mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis,
hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
12) Ureum/ kreatinin: mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/ penurunan
fungsi ginjal).
13) Amilase darah: mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pancreatitis
akut sebagai penyebab dari DKA.
14) Insulin darah: mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada (pada tipe 1)
atau normal sampai tinggi (pada tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi

11
insulin/ gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten insulin
dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody. (autoantibody).
15) Pemeriksaan fungsi tiroid: peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
16) Urine: gula dan aseton positif: berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.
17) Kultur dan sensitivitas: kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih,
infeksi
18) Pernafasan dan infeksi pada luka.
g. Riwayat kesehatan
1) Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien? Riwayat kesehatan
pasien dan pengobatan sebelumnya.
2) Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi
insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa
saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.

Hal–hal yang biasanya didapat dari pengkajian pada klien dengan


diabetes mellitus:
1) Aktivitas/ Istirahat
2) Sirkulasi
3) Integritas Ego
4) Eliminasi
5) Makanan / Cairan
6) Neurosensori
7) Nyeri / Kenyamanan
8) Pernapasan
9) Keamanan
2.2.2 Diagnosis
Dalam ibu hamil dengan diabetes militus dapat ditemukan diagnosis
sebagai berikut:

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidak seimbangan ventilasi –


perfusi (D. 0003)
2. Berat badan lebih berhubungan dengan konsumi dula (D. 0018)

12
3. Ansietas berhungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan (D. 0080)
4. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (D. 0142)
5. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan prosedur permbedahan
mayor (D. 0036)
6. Risiko gangguan perkembangan berhubungan dengan ketidakadekuatan nutrisi
(D. 0107)

2.2.3 Intevensi
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidak seimbangan ventilasi –
perfusi (D. 0003)
Pemantauan respirasi (1.01014)
a) Monitoring frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
b) Monitoring pola napas
c) Auskultasi bunyi napas
d) Onitoringsaturasi oksigen
e) Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
2. Berat badan lebih berhubungan dengan konsumi dula (D. 0018)
 Konseling nutrisi (1.03094)
a) Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan diubah
b) Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin, tekanan darah,
kenaikan berat badan, dan kebiasaan membeli makan
c) Berkolaborasi dengan ahli gizi jika perlu
 Manajemen berat badan (1.03097)
a) Identifikasi kondisi Kesehatan pasien yang dapat mempengaruhi berat
badan
b) Hitung berat badan ideal pasien
c) Jelaskan hubungan antara asupan makanan, aktivitas fisik, penambahan
berat badan dan penurunan berat badan
d) Jelaskan factor resiko berat badan lebih dan berat badan kurang
 Promosi Latihan fisik (1.05183)
a) Identifikasi pengalaman olah aga sebelumnya
b) Identifikassi hambatan untuk berolahraga

13
c) Fasilitasi dalam mengembangkan program layihan yang sesuai untuk
memenuhi kebutuhan
d) Fasilitasi dalam menjadwalkan periode regular Latihan mingguan
3. Ansietas berhungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan (D. 0080)
 Reduksi ansietas (1.09314)
a) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor)
b) Monitor tanda-tanda ansietas
c) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
d) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
 Terapi relaksasi (1.09326)
a) Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
b) Menciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahaan
dan rfuangan nyaman, jika perlu
c) Jelaskan tujuan, manfaat, Batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia
(mis. Music, meditasi, napas dalam, relaksasi otot)
d) Demonstrasikan dan Latihan teknik relasasi 9mis. Napas dalam,
peregangan, dan imajinasi terbimbing)
4. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (D. 0142)
 Pencegahan infeksi (1.14539)
a) Monitor tanda dan gejala infeksi dan sistematik
b) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
c) Pertahan kan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
d) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
5. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan prosedur permbedahan
mayor (D. 0036)
 Manajemen cairan (1.03098)
a) Monitor status hidrasi (mis. Frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral,
pengisian kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
b) Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam
c) Berikan asupan cairan, sesuaikan kebutuhan
 Pemantauan cairan (1.03121)

14
a) Monitor elastisitas atau turgor kulit
b) Monitor intake-output cairan
c) Identifikasi tanda-tanda hipovolemia
6. Risiko gangguan perkembangan berhubungan dengan ketidakadekuatan nutrisi
(D. 0107)
 Promosi perkembangan anak (1.10340)
a) Identifikasi kebutuhan khusus anak dan kemampuan adaptasi anak
b) Dukung anak berintraksi dengan anak lain
c) Berikan mainan yang sesuai dengan usia anak
d) Ajarkan sikap koorpratif, bukan kompetisi diantara anak

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
Pengkajian tanggal : 20-03-2022 Jam : 13.40

Tanggal MRS : 20-03-2022 No. RM : 00799xx

Ruang/Kelas : Dx. Medis : G1P0A0 dengan DM

A. Pengkajian
a. Identitas
Nama Ibu : Ny. R. L

15
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Surabaya

Penanggung Jawab
Nama Suami : Tn. M Ke: 1
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Surabaya

b. Riwayat Sakit dan Kesehatan


a) Keluhan Utama:
Ibu mengatakan sering BAK pada malam hari, sering makan, sering
minum, dan cepat lelah.
b) Riwayat penyakit/prenatal/ intranatal/ postpartum saat ini:
Jantung : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada
Asma/TB paru : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
DM : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
Epilepsi : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
c) Penyakit/operasi yang pernah diderita: Tidak ada
d) Penyakit yang pernah diderita keluarga:
Jantung : Tidak ada

16
Hipertensi : Tidak ada
DM : Ada
e) Riwayat Alergi: Tidak ada

c. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun, teratur Siklus : 1 bulan
Banyaknya : 28 hari Lama : 7 hari
HPHT : 10-07-2017 Dismenorhea :
Usia Kehamilan : 28 minggu 3 hari Taksiran Partus : 17-04-2018
Lain-lain :
1. Pergerakan anak pertama kali pada usia kehamilan 16 minggu
2. Imunisasi toxoid tetanus :-
3. Kecemasan : Ada
4. Tanda-tanda bahaya : Tidak ada
5. Tanda-tanda persalinan : Tidak ada

d. Riwayat Obsetri
G1P0A0
Usia Usia
Hamil Jenis Penolon KB/ Jenis/
kehamila Penyulit BB/PB anak
ke- persalinan g Lama
n saat ini

e. Genogram

17
f. Observasi
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Berat badan : 64 kg
Tinggi badan : 160 cm
Tanda Vital:
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 84x/mnt
Suhu : 36,50C
RR : 24x/mnt
GDS : 210 mg/dl
CRT : >2 detik
Akral : hangat
GCS : E4V6M5
g. Pemeriksaan fisik
1) Kepala dan leher
Rambut : Hitam lurus
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak
ikterik, kelopak mata tidak ada edema
Hidung : Tidak ada pembesaran polip dan tidak ada cuping
hidung

18
Mulut : Bersih, tidak ada sariawan, bibir tidak pecah-
pecah, tidak ada sianosis
Telinga : Bersih, tidak ada otorhea, funsi pendengaran baik
Cloasma : Ada di bagian wajah
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, vena
jugularis, dan limfe

2) Dada (thoraks)

Jantung : I = ictus cordis tidak Nampak

P = teraba ictus cordis pada intercosta ke-5

P = terdapat bunyi redup

A = terdapat bunyi jantung I dan II regular

Paru : I = bentuk dada simetris

P = tidak ada nyeri tekan

P = irama regular, suara nafas normal, tidak ada


crackles, wheezing

A q= terdengar suara vesikuler

Payudara:

Mammae : Membesar, asimetris kanan

Striae : Ada

Areola : Hiperpigmentasi

Puting susu : Menonjol

Colostrum : Tidak ada

3) Perut (abdomen)
a) Ginekologi:
Pembesaran : Sesuai dengan usia kehamilan

19
Ascites : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
Bekas luka operasi : Tidak ada
b) Prenatal dan Intranatal:
Inspeksi:
Striae : Terdapat di perut daan panggul
Linea : Ada
Palpasi:
Leopold I : Pada fundus teraba lebar, lembek, lunak dan tidak
melenting (bokong)
Leopold II : Pada abdomen kanan ibu teraba bagian yang
panjang, keras dan memapan, seperti ada tahanan (punggung
kanan), dan pada bagian kiri ibu teraba bagian-bagian terkecil janin
(ekstremitas).
Leopold III : Pada bagian bawah janin teraba, bulat, keras,
ballotement, dan melenting (kepala)
Leopold IV : Kepala janin belum masuk PAP
c) Post partum
TFU : 26 cm
TBJ : (TFU-11) x 155 = (26-12) x 155 = 2790 gram
DJ : Ada teratur
Frekuensi : 146x/menit
4) Genetalia

Keputihan : Tidak ada


Perdarahan : Tidak ada
Miksi : Berkemih normal, tidak ada nyeri
Anus : Tidak ada hemoroid
5) Ekstremitas
Atas : Tidak ada oedema, simetris, pergerakan bebas
Bawah : Tidak ada oedema, simetris, tidak ada varises
6) Perubahan

20
Aspek Sebelum Sesudah
hamil*/melahirkan*/sakit* hamil*/melahirkan*/sakit*

Nutrisi Makan teratur 3x sehari, porsi habis Makan 5x sehari, porsi habis

Eliminasi 10x sehari, urin berwarna kuning 14x sehari, urin berwarna kuning
terang terang

Istirahat/ Tidur siang ±2 jam, tidur malam ±6-7 Tidur siang ±2 jam, tidur malam
tidur jam ±6-7 jam

Aktivitas Mengerjakan pekerjaan rumah tangga Mengerjakan pekerjaan rumah


tangga

Seksual Pasien berencana memiliki 2 anak Pasien rencana menggunakan KB


setelah kelahiran anak pertama

Kebersihan Mandi 2x/hari, ganti pakaian/pakaian Mandi 2x/hari, ganti


Diri dalam: 2-3x/hari pakaian/pakaian dalam: 2-3x/hari

Koping Pasien menyadari penyakitnya dan Setelah sakit, pasien tidak boleh
berharap penyakitnya bisa sembuh. lagi melakukan hal – hal berat
Tidak ada perubahan besar dalam oleh suaminya
kehidupannya hanya saja setelah sakit
tidak boleh lagi bekerja oleh anak-
anaknya.

Ibadah Ibadah tekun, sering mengaji dan Ibadah tekun, jarang mengaji dan
sholat 5 waktu dalam sehari sholat 5 waktu dalam sehari

Konsep diri Pasien merasa sudah lama menderita Pasien merasakan sakitnya
sehingga tidak terlalu mecemaskan sebagai sebuah stressor
sakitnya dan menganggapnya sebagai
sesuatu yang harus dijalani.

21
7) Pengetahuan dan perilaku kesehatan
Kontrasepsi : Belum pernah menggunakan kontrasepsi
jenis apapun
Perawatan bayi/diri) : Belum mengetahui perawatan bayi dengan
benar
Merokok : Tidak pernah
Obat-obatan/Jamu : Tidak pernah
Minuman keras : Tidak pernah
8) Pemeriksaan penunjang dan terapi

Laboratorium Foto/Radiologi USG Lain-lain

- HB : 12 gr% - Tampak bayi - Pemeriksaan


nilai normal besar, mungkin gula darah :
12 -1 6 gr% juga ada kelainan Skrining awal
- Protein bawaan. diabates mellitus
urine : positif gestasional
(++++) adalah dengan
- Eritrosit : cara melakukan
4,38 10ˆ3/ul pemeriksaan
- beban 50 g
- glukosa pada
kehamilan 24-28
minggu.

3.2 Diagnos Keperawatan


1. Kekurangan volume cairan b.d. kehilangan cairan aktif
2. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
3. Keletihan b.d status penyakit

DATA ETIOLOGI MASALAH

22
DS: Perubahan fisiologis Kekurangan volume
(pembesaran) 🡪 cairan b.d. kehilangan
Ibu mengatakan sering
Menekan vesika cairan aktif
kencing
urinaria 🡪 Darah menjadi
kental 🡪 Ginjal merespon

DO: untuk sekresi 🡪 Poliuri

Urin berwarna kuning


terang

DS: Perubahan hormonal dan Keletihan b.d status


metabolisme 🡪 penyakit
Ibu mengatakan mudah
Resistensi insulin 🡪 Sel-
lelah
sel kelaparan 🡪 Produksi
DO: energy di sel otot

Ibu terlihat lemah dan lesu berkurang 🡪 Lemas,


mudah lelah

DS: Perubahan hormonal dan Risiko ketidakstabilan


metabolisme 🡪 Hormon kadar glukosa darah
- Ibu mengatakan
Kortisol, Esterogen, HPL
memiliki riwayat
meningkat 🡪 Resistensi
keturunan diabetes
insulin
mellitus dari
keluarganya
- Ibu mengatakan sering
makan, sering minum

DO:

GDS= 210 mg/dl

23
24
3.3 Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Rencana (Intervensi)
Tanggal Keperawatan (P-E- Rasional
Hasil Keperawatan
S)

Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan a. Pertahankan intake dan output a. Untuk mengumpulkan dan
cairan b.d. kehilangan keperawatan selama 1x 24 yang adekuat menganalisis data pasien untuk
cairan aktif jam diharapkan pasien b. Monitor status hidrasi mengatur keseimbangan cairan
menunjukkan respon (kelembaban membran mukosa, b. Untuk mengetahui adanya tanda
dengan kriteria hasil: nadi adekuat) – tanda dehidrasi dan mencegah
c. Monitor vital sign syok hipovolemik
a. Mempertahankan
d. Kolaborasikan pemberian cairan c. Untuk mengetahui tanda – tanda
urine output sesuai
IV vital pada pasien
dengan usia dan
d. Untuk memberikan hidrasi
BB, urine normal
cairan tubuh secara parenteral
b. Tekanan darah,
nadi, suhu tubuh
dalam batas normal
c. Tidak ada tanda-
tanda dehidrasi,

23
elastisitas turgor
kulit baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada
rasa haus yang
berlebihan

Risiko ketidakstabilan Setelah dilakukan tindakan - Pantau tanda-tanda dan gejala - Hiperglikemia terjadi ketika
kadar glukosa darah keperawatan selama 1x24 hiperglikemia: poliuria, jumlah insulin ke glukosa tidak
jam diharapkan: polidipsia, polifagia, lemah, lesu, mencukupi. Kelebihan glukosa
malaise atau sakit kepala dalam darah menciptakan efek
a. Kadar glukosa
- Mengelola insulin seperti yang osmotik yang menghasilkan
darah berada di
ditentukan peningkatan rasa haus
rentang normal

24
b. Tanda-tanda - Mendorong asupan cairan oral (polidipsia), rasa lapar
hiperglikemi - Mengantisipasi situasi dimana (polifagia), dan peningkatan
(poliuri, polidipsi, kebutuhan insulina kan buang air kecil (poliuria).
polifagia, dsb) meningkat Pasien juga dapat melaporkan
berkurang - Mendorong pemantauan diri, gejala kelelahan dan
pengukuran kadar glukosa darah penglihatan kabur yang tidak

- Konsultasikan dengan dokter jika spesifik.

tanda dan gejala hiperglikemi


- Hiperinsulinemia terjadi pada
menetap/memburuk
awal perkembangan diabetes
tipe 2. Obesitas dan disfungsi
reseptor insulin di jaringan
perifer menstimulasi sekresi
insulin dari pankreas.
Insulinoma dan beberapa tumor
ekstrapancreatic menyebabkan
peningkatan kadar insulin dan
berkontribusi terhadap
hipoglikemia.

25
- Glukosa darah puasa normal
untuk orang dewasa adalah 70
hingga 105 mg / dL. Nilai kritis
untuk hipoglikemia kurang dari
40 hingga 50 mg / dL. Nilai
kritis untuk hiperglikemia lebih
besar dari 400 mg / dL.
- Ketidakpatuhan terhadap
pedoman diet untuk kondisi
klinis tertentu dapat
menyebabkan fluktuasi glukosa
darah.

Keletihan b.d status Setelah dilakukan tindakan - Monitor nutrisi dan sumber - Pantau nutrisi ibu hamil selama
penyakit keperawatan 1x24 jam energi yang adekuat perawat agar tidak terjadi defisit
diharapkan pasien - Bantu aktivitas sehari-hari sesuai nutrisi
mampu : dengan kebutuhan pasien - Diskusikan dengan keluarga
- Tingkatkan tirah baring dan untuk membantu aktivitas klien
a. Memverbalisasikan
pembatasan aktivitas (tingkatkan agar tidak terjadi kegawatdarutan
peningkatan energi

26
dan merasa lebih
baik
b. Glukosa darah - Ibu hamil dengan diabetes
periode istirahat)
adekuat mellitus merupakan kondisi
- Konsultasikan dengan ahli gizi
c. Kualitas hidup risiko tinggi yang memerlukan
untuk meningkatkan asupan
meningkat penanganan terpadu oleh dokter
makanan yang berenergi tinggi
d. Istirahat dengan Sp.OG, ahli gizi dan ahli
(selain karbohidrat) sesuai
cukup penyakit dalam.
dengan kebutuhan pasien
e. Mempertahankan
kemampuan untuk
berkonsentrasi

27
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Diabetes melitus yang terjadi dan diketahuinya saat hamil, maka ini
dinamakan DM gestasional, sedangkan bila diabetes melitus telah diketahui
sebelum hamil maka dinamakan diabetes melitus pregestasi. Diabetes melitus
yang terjadi pada ibu hamil dan diketahui sat hamil kemudian akan pulih kembali
6 minggu pasca persalinan,m maka ini dinamakan diabetes gestasional, namun
apabila setelah 6 minggu persalinan diabetes melitus belum sembuh, maka ini
bukanlah diabetes gestasional tetapi diabetes melitus. Diabetes gestasional perlu
penanganan yang serius, karena dapat mempengaruhi perkembangan janin
kedepannya, sehinggga perlu diberikan asuhan keperawatan secara professional
terhadap ibu hamil dengan diabetes melitus, supaya tidak lagi terjadi berbagai
komplikasi yang tidak diinginkan.

4.2 Saran
Penulis berharap dengan makalah ini, semoga mahasiswa dapat mengerti
bagaimana asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan diabetes melitus, dan
paham bagaimana patofisiologi yang terjadi pada ibu hamil yang mengalami
diabet melitus. sehingga bisa berpikir secara kritis dalam melakukan tindakan
keperawatan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, lowdermik, dan Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan


Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gede dan I N Chandranita Manuaba. 2007.
Pemgantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.

29

Anda mungkin juga menyukai