Anda di halaman 1dari 11

1

MAKALAH

K3 DALAM KEPERAWATAN

Disusun oleh:

NURIANI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUTON

2020/2021

1
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul pengaruh
K3 dalam Keperawatan tepat waktu. Makalah pengaruh K3 dalam Keperawatan
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang pengaruh K3 dalam
Keperawatan.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu


selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Bau – bau, Oktober 2021

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 3
C. Tujuan..................................................................................................... 3

BAB II Pemabahasan

A. Defenisi Gestasional Diabetes (GDM) ................................................. 4


B. Patofisiologi Gestasional Diabetes Mellitus............................................... 4
C. Klasifikasi Gestasional Diabetes Mellitus................................................... 5
D. Faktor Resiko Gestasional Diabetes Melitus............................................... 6
E. Komplikasi Gestasional Diabetes Mellitus............................................ 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................. 7
B. Saran ...................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes gestasional didefinisikan sebagai intoleransi karbohidrat yang dimulai
atau pertama kali dikenali pada kehamilan yang ditandai dengan suplai insulin yang tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan insulin tubuh saat kehamilan. Penyebab suplai
insulin yang tidak mencukupi mendeskripsikan penyebab hiperglikemia secara umum,
termasuk seperti penyakit autoimun, penyebab monogenik, dan resistensi insulin (Kim,
2010). Federasi Diabetes Internasional (IDF) memperkirakan bahwa satu dari enam
kelahiran hidup (16,8%) adalah wanita hamil dengan diabetes. Sementara 16% dari kasus
ini mungkin disebabkan oleh diabetes pada kehamilan (baik diabetes yang sudah ada
sebelumnya tipe 1 atau tipe 2 yang mendahului kehamilan atau pertama kali diidentifikasi
selama pengujian dalam indeks kehamilan) (Federasi Internasional Ginekologi dan
Obstetri (FIGO), 2015). Ibu hamil dengan Diabetes gestasional berisiko mengalami
peningkatan berat badan dengan cepat dan umumnya juga mengalami komplikasi saat
proses persalinan dan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan berlebih
(makrosomia), atau melahirkan bayi prematur atau cacat fisik (Perkins, Dunn, & Jagasia,
2007; Whalen et al., 2017).
Terjadinya Diabetes gestasional sejajar dengan prevalensi gangguan toleransi
glukosa (IGT), obesitas, dan diabetes melitus tipe II (T2DM) pada populasi tertentu.
Kondisi ini sedang meningkat secara global, diikuti dengan peningkatan pada wanita
yang overweight dan obesitas pada usia reproduksi, dengan demikian lebih banyak wanita
hamil memiliki faktor risiko yang membuat mereka rentan terhadap hiperglikemia selama
kehamilan (Federasi Internasional Ginekologi dan Obstetri (FIGO), 2015). Faktor risiko
Diabetes gestasional termasuk kelebihan berat badan sebelum kehamilan (BMI>30 kg/m2
), usia> 35 tahun, kehamilan dengan diabetes gestasional sebelumnya, riwayat hipertensi,
riwayat keluarga dengan diabetes dan anggota kelompok etnis dengan prevalensi
Diabetes gestasional tinggi, dan faktor resiko lainnya adalah riwayat makrosomia, bayi
lahir mati yang asalnya tidak diketahui, bayi dengan kecacatan dan riwayat glukosauria
(Ningsih et al., 2019 ; SEMDSA, 2017).
Ibu dengan diabetes gestasional selama masa kehamilan memiliki dampak resiko
lebih tinggi untuk berkembangnya gangguan hipertensi (preeklampsia), janin besar,
keguguran, partus lama, bayi lahir prematur dan persalinan secara sectio caesarea
(Ningsih et al., 2019). Sebuah studi oleh Carr et al dalam Perkins, Dunn, and Jagasia
(2007) menyatakan bahwa diabetes gestasional tidak hanya berisiko meningkatkan

1
2

penyakit kardiovaskular pada wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat diabetes
melitus tipe II (15,5%-12,4%), tetapi juga lebih mungkin untuk mengalami kejadian
kardiovaskular pada usia lebih muda. Sedangkan resiko komplikasi pasca persalinan ibu
dengan diabetes gestasional dapat memperberat komplikasi dari diabetes yang sudah ada
sebelumnya, seperti : jantung, ginjal, saraf, dan gangguan penglihatan, dan berisiko
menderita diabetes melitus tipe II dalam jangka waktu 10 tahun dari masa kehamilan
(Dugan & Ma Crawford, 2019; Ningsih et al., 2019). Dampak pada janin yang lahir dari
ibu dengan diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi terkena makrosomia,
hipoglikemia, hiperbilirubinemia, gangguan pernapasan sindroma, polisitemia,
hipertrofik kardiomiopati, dan hipokalsemia, dan komplikasi ini telah dilaporkan dengan
frekuensi yang bervariasi (Perkins, Dunn, and Jagasia 2007; Ningsih, Subarto, and
Fajarini 2019).
Pengendalian kadar glukosa darah pada ibu dengan diabetes gestasional mencakup
pengaturan pola diet, akitivitas fisik, memonitor kadar glukosa darah dan dengan
penggunaan terapi farmakologi. Pengaturan pola diet memiliki peran yang penting dalam
pengendalian glukosa darah pada diabetes gestasional, pengaturan pola diet ini bertujuan
untuk mengontrol agar glukosa darah dalam rentang normal dan menyediakan nutrisi
yang adekuat untuk meningkatkan berat badan ibu yang sesuai dengan usia kehamilan.
Mengkonsumsi makanan tinggi serat, kacang-kacangan, ikan dan sereal dapat membantu
mengurangi resiko komplikasi diabetes gestasional (Ren & Shuhua, 2019 ; Dolatkhah,
Ph, Hajifaraji, Ph, & Shakouri, 2018).
Perawat memiliki peran penting dalam manajemen yang efektif dan penurunan
angka kejadian diabetes gestasional. Perawat memiliki peran sebagai penyuluh dan
pendidik yang baik bagi ibu dengan diabetes gestasional, dalam upaya untuk mencapai
diet seimbang ditambah dengan aktivitas fisik sebagai dasar utama penatalaksanaan
diabetes gestasional. Selain itu, perawatan tindak lanjut di komunitas dapat segera
memperbaiki faktor resiko dan membantu pasien dengan diabetes gestasional untuk
memantau status kadar glukosa darah pasca melahirkan (Ren & Shuhua, 2019).
Penelitian yang dilakukan oleh Xu et al (2017) dari 278 artikel ditemukan
intervensi yang paling sering dilakukan merupakan intervensi gabungan : diet dengan
olahraga (n = 34 (4,2%)), diet ditambah olahraga ditambah pengobatan (n=130 (16,2%)),
diet ditambah olahraga ditambah pengobatan ditambah pendidikan kesehatan ditambah
dengan psikologis (n=217 (27,1%)) dan menunjukkan bahwa kontrol gula darah dapat
dicapai melalui intervensi tersebut dan memiliki efek yang cukup besar dalam
mengurangi resiko dari diabetes gestasional. Namun dalam penelitiannya Xu et al (2017)

2
3

tidak memaparkan bagaimana pengaturan pola diet dan aktivitas fisik yang seharusnya
dilakukan oleh ibu dengan diabetes gestasional.
Berdasarkan latar belakang tersebut terdapat beberapa intervensi diet dan aktivitas
fisik yang dapat diberikan dalam mengontrol kadar gula darah pada pasien dengan
diabetes gestasional. Berbagai komplikasi dan efek jangka panjang yang akan timbul jika
kontrol gula darah selama kehamilan pada ibu dengan diabetes gestasional tidak
dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti melakukan literature review tentang
pengendalian kadar glukosa darah dengan pengaturan pola diet dan aktivitas fisik pada
ibu dengan diabetes gestasional berdasarkan studi lima tahun terakhir.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengendalian kadar glukosa darah pada pasien dengan diabetes
gestasional berdasarkan literatur lima tahun terakhir?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk melihat cara pengendalian diabetes
gestasional dengan pengaturan pola diet dan aktivitas fisik ibu untuk mencegah
atau mengurangi resiko komplikasi selama dan pasca kehamilan pada ibu dan
bayi.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pola diet dalam upaya pengendalian kadar gula darah pada
ibu dengan Diabetes gestasional
b. Mendeskripsikan akitivitas fisik yang disarankan dalam upaya pengendalian
kadar gula darah pada ibu dengan diabetes gestasional.

3
BAB II
KONSEP GESTASIONAL DIABETES MELLITUS

A. Definisi Gestasional Diabetes Mellitus (GDM)


Gestasional diabetes mellitus (GDM) merupakan suatu gangguan toleransi
karbohidrat (TGT, GDPT, DM) yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat
kehamilan sedang berlangsung (Konsensus Perkeni, 2015). Keadaan ini biasanya terjadi
pada saat 24 minggu usia kehamilan dan sebagian penderita akan kembali normal pada
setelah kehamilan (Depkes RS, 2008). Diabetes dalam kehamilan diklasifikasikan dalam
dua bentuk, yaitu DM yang mendahului kehamilan (DM pregestasional) dan DM yang
terjadi pada saat kehamilan (GDM). Dampak terbesar dari kondisi ini, meningkatnya
morbiditas dan mortalitas baik ibu dan bayi. Salah satu penanda adanya GDM adalah
kondisi hiperglikemia. Hiperglikemia pada kehamilan merupakan salah satu gangguan
metabolik selama kehamilan dan ini dapat berkembang menjadi resistensi insulin selama
kehamilan (Diabetes Voice, IDF, Juni 2014).
Berdasarkan pernyataan ahli gestasional diabetes mellitus merupakan gangguan
toleransi glukosa yang pertama kali ditemukan saat kehamilan dan gangguan metabolic
ini akan berpengaruh terhadap kehamilannya atau keadaan yang dialami oleh wanita yang
sebelumnya pernah didiagnosis diabetes kemudian menunjukkan kadar glukosa tinggi
selama masa kehamilannya.
Berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF) dalam diabetes
voice, 2014, menyebutkan bahwa estimasi angka hiperglikemia pada kehamilan selama
tahun 2013 sekitar 21,4 milyar (16,9%). Menurut hasil rikesdas 2013 menyatakan bahwa
prevalensi DM di Indonesia 5,7% dan 26,3% sudah terdiagnosa sedangkan 73,7% tidak
terdiagnosa. GDM di Indonesia sebesar 1,9%-3,6% pada kehamilan umumnya
(Soewardono dan Pramono, 2011), tetapi seringkali sukar ditemukan karena rendahnya
kemampuan deteksi kasus (Nurrahmani, 2012).

B. Patofisiologi Gestasional Diabetes Mellitus


Dalam kondisi normal selama kehamilan akan terjadi peningkatan kadar hormone
estrogen dan progesterone maternal dapat meningkatkan hyperplasia sel β pancreas,
sehingga meningkatkan pelepasan insulin.
Pada trimester 2 dan selanjutnya peningkatan hubungan fetomaternal akan
mengurangi sensitivitas insulin maternal. Resistensi insulin akan meningkat tiga kali lipat
dibanding kondisi sebelum kehamilan terjadi. Hal ini akan ditandai dengan adanya defek
post receptor yang menurunkan kemampuan insulin untuk memobilisasi GLUT4 dari

4
5

dalam sel ke permukaan sel. Hal tersebut terjadi karena adanya sekresi hormon-hormon
yang terkait dengan kehamilan seperti estrogen, progesterone, chorionic gonadotropin
laktogen, prolactin, sehingga dalam kondisi hamil terjadi peningkatan massa sel β
pankreas dan peningkatan kadar insulin. Biasanya pada kondisi hamil pankreas dapat
memproduksi insulin sekitar 3 kali jumlah normal untuk mengatasi efek hormon
kehamilan pada peningkatan kadar glukosa darah dan pembentukan sumber energi tubuh,
namun pada beberapa wanita tidak dapat meningkatkan produksi insulinnya sehingga
terjadi kondisi hiperglikemia kehamilan atau DMG (diabetes mellitus gestasional).
Temuan baru menunjukkan adanya defek post receptor jalur pemberian sinyal pada
plasenta wanita hamil yang mengalami diabetes dan obesitas. Temuan lain menunjukkan
bahwa gangguan post receptor pemberian sinyal insulin dibawah regulasi maternal
bersifat selektif dan tidak diregulasi oleh janin. Temuan baru-baru ini mengindikasikan
bahwa kondisi DMG dipicu oleh loading antigen fetus sendiri. Interaksi antara human
lucocyt antigen G (HLA-G) dan nuclear factor-kB (NFkB) diindikasikan sebagai
penyebab timbulnya DMG (Kurniawan, 2015).
Pada wanita GDM ada juga yang memiliki bukti autoimmune sel islet. Prevalensi
dilaporkan antibody sel islet pada wanita GDM berkisar 1,6-3,8%. Prevalensi
autoantibody lain, termasuk insulin dan antibody asam glutamate dekarboksilase menjadi
variabel yang berperan pada GDM, dan wanita-wanita seperti ini yang menghadapi resiko
untuk mengembangkan bentuk autoimun diabetes dikemudian hari. Akhirnya 5% dari
kasus GDM ditemukan ketidakmampuan dari sel β pankreas untuk mengkompensasi
resistensi insulin, efek dari kecacatan sel β pancreas ini adalah mutasi pada glukokinase
(Clinical Journal Diabetes, 2005 vol 23).

C. Klasifikasi Gestasional Diabetes Mellitus


Hiperglikemia yang terdeteksi pada kehamilan harus ditentukan klasifikasinya
sebagai salah satu di bawah ini (WHO, 2013, NICE update 2014).
1. Diabetes mellitus dengan kehamilan
Diabetes mellitus dengan kehamilan merupakan kondisi dimana didapatkan ibu
hamil yang menderita atau sudah mempunyai riwayat penyakit diabetes mellitus
sebelumnya, sehingga ibu hamil tersebut termasuk kedalam kelompok resiko tinggi.
Kelompok resiko pada ibu hamil selain harus diperhatikan pengelolaan penyakit
dasarnya, dia juga harus mendapatkan pengawasan yang ketat mulai fase prenatal sampai
dengan post natal termasuk janin yang dilahirkan juga.
2. Diabetes mellitus gestasional

5
6

Kondisi yang satu ini tentu berbeda dengan jenis yang di atas, kalau kita sudah
memahami dari awal pokok bahasan mengenai definisi diabetes mellitus gestasional atau
sering diistilahkan GDM merupakan suatu kondisi gangguan toleransi karbohidrat yang
terjadi atau ditemukan pertama kali saat kehamilan. Sebelum kehamilan tentunya
gangguan metabolism glukosa ini belum dialami oleh penderita atau wanita hamil
tersebut.
D. Faktor Resiko Gestasional Diabetes Melitus
Untuk mengetahui faktor–faktor resiko yang meningkatkan kejadian GDM
diperlukan anamnese yang lebih dalam oleh dokter maupun petugas kesehatan lainnya.
Faktor resiko pada GDM terdiri dari riwayat keluarga yang menderita DM, etnis tertentu
seperti Africa, Amerika, Kepulauan Pasific, sebelumnya pernah didiagnosis menderita
GDM, riwayat melahirkan macrosomia (bayi ≥ 4000gram), usia ibu hamil > 35 tahun,
adanya obesitas, riwayat IUFD, riwayat melahirkan bayi dengan kelainan bawaan, adanya
glukosuria pada kunjungan prenatal pertama dan kondisi medis terkait diabetes.

E. Komplikasi Gestasional Diabetes Mellitus


Pada umumnya di negara kita, ibu dengan GDM seringkali didiagnosis terlambat
karena screening diabetes pada ibu hamil di Indonesia masih jarang dilakukan.
Komplikasi GDM dapat timbul pada ibu maupun pada janinnya, adapun komplikasi pada
ibu yang sering adalah preeclampsia, infeksi saluran kemih, persalinan dengan section
caesaria serta trauma persalinan. Wanita hamil dengan GDM memiliki resiko 41,3%
menderita GDM pada kehamilan berikutnya, sedangkan pada wanita hamil yang tidak
memiliki riwayat GDM sebelumnya hanya 4,2% resiko menderita diabetes 5 tahun
setelah terdiagnosis GDM adalah 6,9% dan setelah 10 tahun menjadi 21,1%, wanita
hamil dengan GDM akan berkembang menjadi DM tipe 2 dan menimbulkan komplikasi
penyakit kardiovaskuler dimasa yang akan datang. Diabetes gestasional yang diterapi
akan mengurangi resiko macrosomia, distosia bahu dan hipertensi gestasional.
Sedangkan komplikasi pada janin yang paling sering ditemukan adalah
macrosomia, hambatan pertumbuhan janin, syndrome gawat nafas neonatal, hipoglikemia
neonatal, hyperbilirubinemia, hipokalsemia dan hipomagnesia, obesitas pada anak dan
berkembang menjadi diabetes tipe 2. Menurut hasil penelitian dalam diabetes care, 2015
menunjukkan peningkatan resiko diabetic embryophaty, anencephali, mikrocephali, dan
kelainan jantung kongenital. Kejadian di atas berbanding lurus dengan kenaikan kadar
HBA1C maternal.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gestasional diabetes mellitus (GDM) merupakan suatu gangguan toleransi
karbohidrat (TGT, GDPT, DM) yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat
kehamilan sedang berlangsung (Konsensus Perkeni, 2015). Keadaan ini biasanya terjadi
pada saat 24 minggu usia kehamilan dan sebagian penderita akan kembali normal pada
setelah kehamilan (Depkes RS, 2008). Diabetes dalam kehamilan diklasifikasikan dalam
dua bentuk, yaitu DM yang mendahului kehamilan (DM pregestasional) dan DM yang
terjadi pada saat kehamilan (GDM). Dampak terbesar dari kondisi ini, meningkatnya
morbiditas dan mortalitas baik ibu dan bayi. Salah satu penanda adanya GDM adalah
kondisi hiperglikemia.

B. Saran
Untuk pembaca makalah ini agar lebih memperhatikan pola makan, khususnya
pada wanita hamil dan semoga makalah ini memberikan manfaat kepada pembaca dan
untuk mengetahui lebih lanjut detail mengenai GDM di harapkan bisa mencari referensi
dari luar makalah ini.

7
8

Anda mungkin juga menyukai