Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN


PENYAKIT DIABETES MILITUS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1
1. MUSPI EDWIN MAULANA
2. MUHAMMAD SUKRON HADI
3. FITRIANINGSIH
4. NURASIAH JAMIL

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) HAMZAR
LOMBOK TIMUR
TAHUN 20
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “ ASKEP DIABETES MILITUS PADA KEHAMILAN ”.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang


KEPERAWATAN MATERNITAS dalam ruang lingkup ASKEP DIABETES MILITUS
PADA KEHAMILAN , yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Sekaligus sebagai kewajiban kami sebagai mahasiswa untuk memenuhi tugas mata kuliah
KEPERAWATAN MATERNITAS.

Makalah ini memuat tentang ASKEP DIABETES MILITUS PADA KEHAMILAN.


Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup
jelas bagi pembaca.

Besar harapan kami makalah ini walaupun masih jauh dari kesempurnaan baik
secara kerangka maupun materi yang diangkat dapat menjadi nilai tambah baik
pengetahuan maupun wawasan tentang materi ini. Kritik dan saran membangun sangat
diharapkan hingga dikemudian hari makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Lombok Timur, 12 Mei 2022.

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN TEORI ..................................................................................................... 3

A. Pengertian Kehamilan ......................................................................................... 3


B. Etiologi ................................................................................................................. 4
C. Patofisiologi ......................................................................................................... 4
D. Klasifikasi Diabetes Melitus ................................................................................ 4
E. Faktor Risiko ........................................................................................................ 5
F. Manifestasi Klinis ................................................................................................ 6
G. Komplikasi Diabetes Melitus  Terhadap Kehamilan ........................................... 8
H. Bentuk-Bentuk Kelainan Kongenital ................................................................... 9
I. Manajemen Terapeutik ......................................................................................... 10
J. Pemeriksaan Diagnostik ...................................................................................... 10
K. Penatalaksanaan Medis ........................................................................................ 12

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT DIABETES


MILITU ..................................................................................................................................... 19

A. Pengkajian ...................................................................................................................... 19
B. Diagnosa Keperawatan .................................................................................................. 20
C. Intervensi Keperawatan .................................................................................................. 21

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................... 25

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 25
B. Saran .............................................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Diabetes merupakan salah satu gangguan kesehatan dengan jumlah penderita
yang cukup besar didalam populasi penduduk dunia. Diabetes merupakan suatu bentuk
kelainan atau gangguan metabolisme tubuh, dimana tubuh penderita diabetes
mengalami gangguan mengolah karbohidrat dikarenakan kurangnya hormon insulin
atau mengalami kekurangan transporter glukosa. Adapun penanganan diabetes melitus
pada ibu hamil memerlukan perhatian yang serius karena menyangkut 2 nyawa yaitu :
nyawa sang ibu serta janin yang tengah dikandung. Ibu hamil memiliki resiko
mengalami diabetes gestational yang biasanya diakibatkan karena obesitas dan
hipertensi.
Semua ibu hamil pada suatu waktu dalam masa kehamilannya akan menjalani
pemeriksaan untuk men-screening diabetes gestasional. terutama pada ibu hamil yang
usianya diatas 35 tahun, berat badan berlebih, atau yang memiliki riwayat diabetes
dalam keluarga dapat menjalani pemeriksaan ini lebih awal dan lebih sering.  Ibu hamil
yang sebelum masa kehamilan tidak menderita diabetes melitus juga berisiko untuk
menderita diabetes melitus gestasional pada masa kehamilan.
Mengalami gangguan diabetes disaat hamil dapat mengakibatkan dampak buruk
bagi sang ibu dan juga janin yang tengah dikandungnya. Melakukan pemeriksaan
teratur guna mengecek kondisi gula darah merupakan tindakan yang sangat dianjurkan
dan juga teratur mengunjungi dokter guna menjalani konsultasi medis. Adapun
penangan diabetes melitus pada ibu hamil sebagai usaha menjaga kestabilan kondisi
tubuh seperti melakukan pengaturan pola makan guna mengurangi resiko terjadinya
hipoglikemia.
Sekitar 2-5% ibu hamil dapat mengalami diabetes gestasional dengan
peningkatan hingga 7-9% pada populasi dengan ibu yang memiliki faktor risiko.
Biasanya pemeriksaaan untuk screening penyakit ini dilakukan pada masa antara
kehamilan minggu ke-24 dan ke-28 karena pada saat ini plasenta memproduksi hormon

1
dalam yang dapat mengakibatkan resistensi insulin dalam jumlah banyak. Jika hasil
pemeriksaan didapatkan kadar yang meningkat, pemeriksaan selanjutnya perlu
dilakukan untuk konfirmasi diagnosis diabetes gestasional.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kehamilan?
2. Apa itu penyakit Diabetes Mellitus (DM)?
3. Apa kaitan Diabetes Mellitus (DM) dengan Ibu Hamil?
4. Bagaimana Asuhan Keperawatan ibu hamil dengan penyakit Diabetes Mellitus?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengertian dari kehamilan,
Diabetes Mellitus (DM) serta kaitan Diabetes Mellitus (DM) dengan ibu hamil
b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami asuhan keperawatan ibu hamil
dengan penyakit Diabetes Mellitus (DM)
2. Tujuan Khusus
Mampu menerapkan asuhankeperawatan ibu hamil dengan penyakit Diabetes
Mellitussebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan.

D. Manfaat Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kehamilan
2. Mengetahui apa yang dimaksud Diabetes Mellitus (DM)
3. Dapat menjelaskan kaitan Diabetes Mellitus (DM) dengan Ibu Hamil
4. Mampu menerapakan asuhan keperawatan ibu hamil dengan penyakit Diabetes
Mellitus sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN KEHAMILAN
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid
terakhir (syaifuddin, 2006).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak
konsepsi yang berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba,2008).
Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan
(konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi
(Monika,2009).
Jadi, kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin yang diawali
dengan adanya pembuahan dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi di hitung dari hari
pertama haid terakhir.
Diabetes melitus merupakan kelainan herediter dengan ciri influensi atau
absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi, dan
berkurangnya glikogenesis (Wahyu Purwaningsih, 2010).
Mengalami gangguan diabetes disaat hamil dapat mengakibatkan dampak buruk
bagi sang ibu dan juga janin yang tengah dikandungnya.

3
B. ETIOLOGI
Penyakit diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan karena
kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk
membawa glukosa melewati membran sel.
C. PATOFISIOLOGI
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat
yang menunjang pemasukan makanan bagi janin serta persiapan menyusui. Glukosa
dapat difusi secara tetap melalui plasenta pada janin sehingga kadarnya dalam darah
janin hampir menyerupai kadar dalam darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin
sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar dalam janin. Pengendalian yang
utama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormon lain yaitu estrogen,
steroid, plasenta laktogen. Akibat lambatnya reabsorbsi makanan maka terjadi
hiperglikemia yang relatif lama dan menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm
kebutuhan insulin meningkat mencapai 3 kali dari keadaan normal yang disebut:
tekanan diabetogenik dalam kehamilan. Secara fisiologis telah terjadi retensi insulin
yaitu bila ditambah dengan estrogen eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia.
Yang menjadi masalah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin
sehingga relatif hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia / diabetes kehamilan.
Retensi insulin juga disebabkan oleh adanya hormon estrogen, progesteron, kortisol,
prolaktin dan plasenta laktogen yang mempengaruhi reseptor insulin pada sel sehingga
mengurangi fungsi insulin. keadaan yang disebut hiperglikemia, sehingga dapat
menyembuhkan kondisi kompensasi  tubuh seperti meningkatkan rasa haus (polidipsi)
mengekskresikan cairan (poliuri), mudah lapar (polifagi)

D. KLASIFIKASI DIABETES MELITUS


Tipe diabetes mellitus dapat dibedakan menjadi:
1. DM Tipe 1 (IDDM) Insulin dependent diabetes mellitus atau tergantung insulin (T1)
yaitu kasus yang memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula darah.

4
2. DM Tipe 11 (NIDDM) Non insulin dependent diabetes mellitus atau tidak
tergantung insulin (TT1) yaitu kasus yang tidak memerlukan insulin dalam
pengendalian kadar gula darah
3. Diabetes mellitus gestasional (DMG) atau diabetes laten  yaitu diabetes yang hanya
timbul dalam kehamilan. Pengobatan tidak memerlukan insulin cukup dengan diit
saja.
Ada beberapa macam klasifikasi berdasarkan kelas, salah satunya menurut White
(1965)

1. Kelas A. Diabetes kimiawi disebut juga diabetes laten/subklinus atau diabetes


kehamilan dengan kadar gula darah normal setelah makan, tetapi terjadi
meningkatkan kadar glukosa 1 atau 2 jam. Ibu tidak memerlukan insulin, cukup
dioabati dengan perawatan diet.
2. Kelas B. Diabetes dewasa, terjadi setelah usia 19 tahun dan berlangsung selama 10
tahun, tidak disertai kelainan pembuluh darah.
3. Kelas C. Diabetes yang diderita pada usia 10-19 tahun dan berlangsung selama 10-
19 tahun dengan tidak disertai penyakit vascular.
4. Kelas D. Diabetes yang sudah lebih dari 20 tahun, tetapi diderita sebelum usia 10
tahun disertai dengan kelainan pembuluh darah.
5. Kelas E. Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh darah panggul
termasuk arteri uterus.
6. Kelas F. Diabetes dengan nefropati, termasuk glomerulonefritis dan pielonefritis.

E. FAKTOR RISIKO
Faktor risiko ibu hamil dengan diabetes melitus adalah :
1. Riwayat keluarga dengan diabetes melitus
2. Glukosuria dua kali berturut-turut
3. Obesitas
4. Keguguran kehamilan yang tidak bisa dijelaskan (abortus spontan)
5. Adanya hidramnion

5
6. Kelahiran anak sebelumnya besar
7. Umur mulai tua
8. Herediter

F. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala klinis patogenesis Diabetes Melitus menurut Mansjoer, (2000), yaitu
sebagai berikut :
1. Polifagia.
2. Poliuria
3. Polidipsi
4. Lemas
5. BB menurun
6. Kesemutan
7. Gatal.
8. Mata kabur
9. Pruritus vulva.
10. Ketonemia
11. Glikosuria
12. Gula darah 2 jam pp > 200 mg/dl.
13. Gula darah sewaktu > 200 mg/dl
14. Gula darah puasa > 126 mg/dl.
Kemungkinan atau dugaan penyakit makin tinggi terjadi pada:
1. Umur penderita makin tua.
2. Pada multiparitas
3. Penderita gemuk.
4. Kelainan anak lebih besar dari 4000gr.
5. Riwayat kehamilan yang mengalami sering meninggal dalam rahim, sering
mengalami lahir mati, sering mengalami keguguran.
6. Bersifat keturunan.
7. Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urin.

6
Kejadian penyakit gula dalam kehamilan sering memberikan pengaruh yang
kurang menguntungkan dan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Pengaruh kehamilan, persalinan, dan nifas terhadap penyakit gula diantaranya:
a. Keadaan pre-diabetes lebih jelas menimbulkan gejala pada kehamilan, persalinan,
dankala nifas.
b. Penyakit diabetes (gula) makin berat.
c. Saat persalinan, karena meerlukan tenaga yang besar, dapat terjadi koma
diabetikum.
2. Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan diantaranya:
a. Dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin dalam rahim: terjadi keguguran,
persalinan premature, kematian dalam rahim, lahir mati atau bayi yang besar.
b. Dapat terjadi hidramnion.
c. Dapat menimbulkan pre-eklampsia-eklampsia.
3. Pengaruh penyakit terhadap persalinan diantaranya:
a. Gangguan kontraksi otot rahim yang menimbulkan persalinan lama atau terlantar.
b. Janin besar dari sering memerlukan tindakan opersai.
c. Gangguan pembuluh darah plasenta yang menimbulkan asfiksia sampai lahir mati.
d. Perdarahan postpartum karena gangguan kontraksi otot rahim.
e. Postpartum mudah terjadi infeksi.
f. Bayi mengalami hipoglisemia postpartum dan dapat menimbulkan kematian.
4. Pengaruh penyakit gula terhadap kala nifas diantaranya:
a. Mudah terjadi infeksi postpartum.
b. Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar.
5. Pengaruh penyakit terhadap janin (bayi) diantaranya:
a. Dapat terjadi keguguran, persalinan prematuritas, kematian janin dalam rahim
(setelah minggu 36) dan lahir mati.
b. Bayi dengan dismaturitas.
c. Bayi dengan cacat bawaan.
d. Bayi yang potensial mengalami kelainan saraf dan jiwa.
e. Bayi yang dapat menjadi potensial mengidap penyakit gula.

7
G. KOMPLIKASI DIABETES MELITUS  TERHADAP KEHAMILAN
Diabetes mellitus dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan janin
intrauteri.
Komplikasi ibu hamil dengan dibetes mellitus yang terjadi dalam berbagai manifestasi
klinik dapat bersumber dari :
1. Lamanya menderita diabetes mellitus.
2. Konsentrasi kolesterol darah yang tinggi.
3. Hiperglikemi glukosuria.
4. Banyak dan lamanya terdapat badan keton dalam darah.
Hal-hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan sebagai berikuut:
1. Kerusakan pembuluh darah.
2. Viskositas darah meningkat, sehingga distribusi dan suplai O2 ke jaringan makin
menurun.
3. Pembuluh darah mengalami aterosklerosis sekunder dapat menimbulkan
hipertensi.
4. Hipertensi menimbulkan gangguan organ vital terkait melalui:
a. Diabetika endarteritis.
b. Mikrokoagulasi.
c. Ekstravasasi cairan menimbulkan edema.

8
H. BENTUK-BENTUK KELAINAN KONGENITAL
1. Kardiovaskuler
a. Transposisi pembuluh darah besar.
b. Defek septum ventrikuler.
c. Defek septum atrial.
d. Hipoplastik ventrikel kiri.
e. Situs invrsus.
f. Anomaly aorta
2. System saraf pusat
a. Anensefalus.
b. Ensefalokel.
c. Meningomielokele.
d. holoprosensefale.
e. Mikrosefali.
3. Penulangan
a. Sindrom regresi kuadalis.
b. Spina bifida
4. Genitourinari
a. Tanpa ginjal (Potter syndrome)
b. Polikistik ginjal.
c. Ureter ganda.
5. Gastrointestinal
a. Fistula trakeo-oesophagus.
b. Atresiaani
c. Anus inforferata.

9
I. MANAJEMEN TERAPEUTIK
Manajemen terapeutik yang diberikan bertujuan untuk kemungkinan timbulnya
komplikasi pada ibu dan mempertinggi angka keselamatan bayi (salvage fetal rate).
Ada tiga tujuan utama pengobatan diabetes melitus gestational sebagai berikut :
1. Mencegah timbulnya ketosis dan hipodlikemia
2. Mencegah hiperglikemia dan glikosuria seminimal mungkin
3. Mencapai usia kehamilan seoptimal mungkin
Diet ibu diabetes dalam kehamilan tidak berbeda dengan diabetes lainnya,
kecuali penambahan kalori total untuk mencapai penambahan berat badan 10-12 kg
selama hamil dan menjaga asupan karbohidrat tidak kurang dari 200 gr/hari.
Diperhatikan diet yang teratur dan asupan kalori total yang tepat diselingi dengan
makanan kecil (4-6 kali sehari).

J. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Kriteria Diagnosis:
1. Gejala klasik DM + gula darah sewaktu ≤ 200 mg/dl. Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan waktu
makan terakhir. Atau:
2. Kadar gula darah puasa 126 mg/dl.Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori
tambahan sedikitnya 8 jam. Atau:
3. Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TTGO dilakukan dengan Standard
WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang
dilarutkan dalam air.
Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994).
1. Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari (dengan
karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa
2. Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum air
putih tanpa gula tetap diperbolehkan
3. Diperiksa kadar glukosa darah puasa

10
4. Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa), atau 1,75 g/Kg BB (anak-anak), dilarutkan
dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
5. Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam
setelah minum larutan glukosa selesai
6. Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
7. Selama proses pemeriksaan, subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok. Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM,
maka dapat digolongkan ke dalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh.
 TGT : glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 – 199 mg/dl
 GDPT : glukosa darah puasa antara 100 – 125mg/dl.
Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin


yang selalu dilakukan di klinik. Hasil yang (+) menunjukkan adanyaglukosuria.
Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi urine adalah:
1. Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining, bukan untuk
menegakkan diagnosis
2. Nilai (+) sampai (++++)
3. Jika reduksi (+): masih mungkin oleh sebab lain, seperti: renal glukosuria, obat-
obatan, dan lainnya
4. Reduksi (++) kemungkinan KGD: 200 –300 mg%
5. Reduksi (+++)  kemungkinan KGD: 300 – 400 mg%
6. Reduksi (++++) kemungkinan KGD:  400 mg%
7. Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
8. Bila ada gangguan fungsi ginjal, tidak bisa dijadikan pedoman.

11
K. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi Diet
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk
mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronik. Jika
klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari
hyperglikemia atau hypoglikemia. Penatalaksanaan diabetes tergantung pada
ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi farmakologi
dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin.
Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus
adalah tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu :
 JI : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
 J2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
 J3 :jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan
manis).
Diet pada penderita diabetes mellitus dapat dibagi atas beberapa bagian
antara lain :
 Diet A : terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat 50 %, lemak 30
%, protein 20 %.
 Diet B : terdiri dari karbohidrat 68 %, lemak 20 %, protein 12 %.
 Diet B1 : terdiri dari karbohidrat 60 %, lemak 20 %, protein 20 %.
 Diet B1 dan B2 diberikan untuk nefropati diabetik dengan gangguan faal
ginjal.

12
NO Tipe Diet Indikasi Diet
1. Diet A Diberikan pada semua penderita diabetes mellitus pada umumnya.
2. Diet B Diberikan pada penderita diabetes terutama yang :

1. Kurang tahan lapan dengan dietnya.


2. Mempunyai hyperkolestonemia.
3. Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya pernah mengalami
cerobrovaskuler accident (cva) penyakit jantung koroner.
4. Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya terdapat retinopati
diabetik tetapi belum ada nefropati yang nyata.
5. Telah menderita diabetes dari 15 tahun

3. Diet B1 Diberikan pada penderita diabetes yang memerlukan diet protein tinggi,
yaitu penderita diabetes terutama yang :

1. Mampu atau kebiasaan makan tinggi protein tetapi normalip


idemia.
2. Kurus (underweight) dengan relatif body weight kurang dari 90
%.
3. Masih muda perlu pertumbuhan.
4. Mengalami patah tulang.
5. Hamil dan menyusui.
6. Menderita hepatitis kronis atau sirosis hepatitis.
7. Menderita tuberkulosis paru.
8. Menderita penyakit graves (morbus basedou).
9. Menderita selulitis.
10. Dalam keadaan pasca bedah. Indikasi tersebut di atas selama
tidak ada kontra indikasi penggunaan protein kadar tinggi.

4. Diet B1 dan Diet B2 (Diberikan pada penderita nefropati dengan gagal ginjal kronik

13
B2 yang klirens kreatininnya masih lebar dari 25 ml/mt).
Sifat-sifat diet B2

1. Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari tetapi mengandung


protein kurang.
2. Komposisi sama dengan diet B, (68 % hidrat arang, 12 %
protein dan 20 % lemak) hanya saja diet B2 kaya asam amino
esensial.
3. Dalam praktek hanya terdapat diet B2 dengan diet 2100 – 2300
kalori / hari. Karena bila tidak maka jumlah perhari akan
berubah.

Diet B3 (Diberikan pada penderita nefropati diabetik dengan gagal


ginjal kronik yang klibers kreatininnya kurang dari 25 MI/mt)

Sifat diet B3

1. Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari).


2. Rendah protein tinggi asam amino esensial, jumlah protein 40
gram/hari.
3. Karena alasan No 2 maka hanya dapat disusun diet B3 2100
kalori dan 2300 / hari. (bila tidak akan merubah jumlah
protein).
4. Tinggi karbohidrat dan rendah lemak.
5. Dipilih lemak yang tidak jenuh. Semua penderita diabetes
mellitus dianjurkan untuk latihan ringan yang dilaksanakan
secara teratur tiap hari pada saat setengah jam sesudah makan.
Juga dianjurkan untuk melakukan latihan ringan setiap hari,
pagi dan sore hari dengan maksud untuk menurunkan BB.
Penyuluhan kesehatan, untuk meningkatkan pemahaman maka
dilakukan penyuluhan melalui perorangan antara dokter dengan

14
penderita yang datang. Selain itu juga dilakukan melalui media-
media cetak dan elektronik.

2. Terapi Insulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut : Daya tahan terhadap
insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan
antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin
diberi insulin dosis yang sama dengan dosis diluar kehamilan sampai ada tanda-
tanda bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi. Perubahan-perubahan dalam
kehamilan memudahkan terjadinya hiperglikemia dan asidosis tapi juga
menimbulkan reaksi hipoglikemik. Maka dosis insulin perlu ditambah/dirubah
menurut keperluan secara hati-hati dengan pedoman pada 140 mg/dl.

Insulin yang dapat digunakan untuk terapi diantaranya:


a) Humulin
 Komposisi : Humulin R Reguler soluble human insulin (rekombinant DNA
origin). Humulin N isophane human insulin (rekombinant DNA origin).
Humulin 30/70 reguler soluble human insulin 30% & human insulin
suspensi 70% (rekombinant DNA origin).
 Indikasi : IDDM

15
 Dosis : Dosis disesuaikan dengan kebutuhan individu. Diberikan secara
injeksi SK, IM, Humulin R dapat diberikan secara IV. Humulin R mulai
kerja ½ jam, lamanya 6-8 jam, puncaknya 2-4 jam. Humulin N mulai kerja
1-2 jam, lamanya 18-24 jam, puncaknya 6-12 jam. Humulin 30/70 mulai
kerja ½ jam, lamanya 14-15 jam, puncaknya 1-8 jam.
 Kontraindikasi : Hipoglikemik.
 Peringatan : Pemindahan dari insulin lain, sakit atau gangguan emosi,
diberikan bersama obat hiperglokemik aktif.
 Efek sampinng : Jarang, lipodistropi, resisten terhadap insulin, reaksi alergi
local atau sistemik.
 Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
b) Insulatard Hm/ Insulatard Hm Penfill
 Komposisi : Suspensi netral isophane dari monokomponen insulin
manusia. Rekombinan DNA asli.
 Indikasi : DM yang memerlukan insulin
 Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal biasanya diberikan 1-2x/hari
(SK). Onset: ½ jam. Puncak: 4-12 jam. Terminasi: setelah 24 jam. Penfill
harus digunakan dengan Novo pen 3 dengan jarum Novofine 30 G x 8mm.
 Kontraindikasi : Hipoglikemia.
 Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
c) Actrapid Hm/Actrapid Hm Penfill
 Komposisi : Larutan netral dari monokomponen insulin manusia.
Rekombinan DNA asli
 Indikasi : DM
 Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal, biasanya diberikan 3 x atau
lebih sehari. Penfill SK, IV, IM. Harus digunakan dengan Novo Pen 3 &
jarum Novofine 30 G x 8 mm. Tidak dianjurkan untuk pompa insulin.
Durasi daya kerja setelah injeksi SK: ½ jam, puncak: 1-3 jam. Terminasi
setelah 8 jam.
 Kontraindikasi : hipoglikemia, insulinoma. Pengunaan pada pompa insulin.

16
 Peringatan : Stres psikis, infeksi atau penyakit lain yang meningkatkan
kebutuhan insulin. Hamil.
 Efek samping : Jarang, alergi & lipoatrofi.
 Interaksi obat : MAOI, alcohol, bloker meningkatkan efek hipoglikemik.
Kortikosteroid, hormon tiroid, kontrasepsi oral, diuretic meningkatkan
kebutuhan insulin.
 Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
d) Humalog/Humalog Mix 25
 Komposisi : Per Humalog insulin lispro. Per Humalog Mix 25 insulin
lispro 25%, insulin lispro protamine suspensi 75%.
 Indikasi : Untuk pasien DM yang memerlukan insulin untuk memelihara
homeostasis normal glukosa. Humalog stabil awal untuk DM, dapat
digunakan bersama insulin manusia kerja lama untuk pemberian pra-
prandial
 Dosis : Dosis bersifat individual. Injeksi SK aktivitas kerja cepat dari obat
ini, membuat obat ini dapat diberikan mendekati waktu makan (15 menit
sebelum makan)
 Kontraindikasi : hipoglikemia. Humalog mix 25 tidak untuk pemberian IV.
 Peringatan : Pemindahan dari terapi insulin lain. Penyakit atau gangguan
emosional. Gagal ginjal atau gagal hati. Perubahan aktivitas fisik atau diet.
Hamil.
 Efek samping : Hipoglikemia, lipodisatrofi, reaksi alergi local & sistemik.
 Interaksi obat : Kontrasepsi oral,kortikosteroid, atau terapi sulih tiroid
dapat menyebabkan kebutuhan tubuh akan insulin meningkat. Obat
hipoglikemik oral, salisilat, antibiotik sulfa, dapat menyebabkan kebutuhan
tubuh akan insulin menurun.
 Faktor resiko : pada kehamilan kategori B

e) Mixtard 30 Hm/Mixtard Hm Penfill

17
 Komposisi : Produk campuran netral berisi 30% soluble HM insulin &
70% isophane HM insulin (monokomponen manusia). Rekombinan DNA
asli.
 Indikasi : DM yang memerlukan terapi insulin.
 Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal biasanya diberikan 1-2 x/hari.
Onset: ½ jam. Puncak 2-8 jam. Terminasi setelah 24 jam. Penfill harus
digunakan dalam Novo Pen 2 dengan jarum Novofine 30 G x 8 mm.
 Kontraindikasi : Hipoglikemia, insulinoma.
 Peringatan : Stres psikis, infeksi atau penyakit yang dapat meningkatkan
kebutuhan insulin. Hamil.
 Efek samping : Jarang, alergi & lipoatrofi.
 Interaksi obat : MAOI, alkohol, ? bloker meningkatkan efek hipoglikemik.
Kortikosteroid, hormon tiroid, kontrasepsi oral, diuretic meningkatkan
kebutuhan insulin.
 Faktor resiko : pada kehamilan kategori B.
3. Olahraga
Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan untuk
memperbaiki sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa.
Olahraga juga dapat membantu menaikkan berat badan yang hilang dan memelihara
berat badan yang ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan intake kalori.

18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Sirkulasi
Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrenitas mungkin menurun atau melambat
pada diabetes durasi lama. Edema, peningkatan TD.
2. Eliminasi
Dapat mengalami riwayat pielonefritis, infeksi saluran perkemihan berujlang
(ISK), nefropati dan poliuria.
3. Makanan/ cairan
Polidipsia, polifagia, mual, muntah, obesitas (penambahan berat bladan berlebihan
atau tidak adekuat karena klien dengan DMG biasanya genjmk), nyeri tekan
abdomen, dan dapat mengeluh mengalami hipoglikO,mia, glikosuria.
4. Keamanan
Integritas/sensasi kulit lengan, paha, bokong dan abdomen dapat berpbah karena
injeksi insulin yang sering. Kerusakan penglihatan/retinopati mur~gkin ada.
Riwayat gejala-gejala infeksi dan/atau budaya positif terhadap inff eksi, khususnya
perkemihan atau vagina.
5. Seksualitas
Tinggi fundus mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari normal atau Jebih
rendah dari normal terhadap usia gestasi (hidraminon, ketidaktepatan pertumbuhan
janin). Riwayat neonatus besar terhadap usia gestasi (LQJA), hidraminon, anomaly
congenital, lahir mati tidak jelas.
6. Interaksi Sosial
Masalah/faktor sosio ekonomi dapat meningkatkan resiko komplilCasi.
Ketidakadekuatan atau kurangnya system pendukung yang bertang4ung jawab
(dapat secara negative mempengaruhi kontrol diabetik).
7. Penyuluhan/pembelajaran

19
Berat badan klien saat lahir kemungkinan 4kg atau lebih. Dapat mengeluh
masalah/perubahan baru pada stabilitas diabetes.
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Hemoglobin glikosida (HBA lc) : Menunjukkan kontrol diabetic (NBA lc lebih
besar dari 8,5%, khusunya sebelum kehamilan, membuat jjanin pada beresiko
anomaly konginetal).
b. Kadar glukosa serum acak : Menentukan kontrol diabetic segera.
c. Kadar keton urin : Menentukan status nutrisi.
d. Budaya urin : Mengidentifikasi ISK asimptomatik.
e. Protein dan klirens kreatinin (24 jam) : Memastikan tingkat fungsi ginjal,
khusus pada diabetes durasi lama.
f. Tes fungsi tiroid : Menentukan data dasar dan/atau mengidentifikasi yang
menyertai hipotiroidisme atau hipertiroidisme.
g. Hemoglobin/hematokrit (Hb/Ht) : Dapat menunjukkan anemia.
h. Kadar estrisol : Mnendakan tingkat fungsi plasenta.
i. Tes toleransi glukosa (GTT) : Meningkatkan pada gestasi minggu kie-20 atau
28.
j. Kriteria profil biofisik (BPP) : Mengkaji kesejahteraan/maturitas janim.

B. Diagnosa

1. Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan kurang dari kebutphan tubuh.


2. Resiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan peningkatan kladar
glukosa maternal.
3. Resiko tinggi cedera terhadap maternal berhubungan dengan perub4han respon
imun.
4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi diabetic berhubungan dengan bidak
mengenal informasi.

20
C. Intervensi

1. Dx.1
a) Timbang berat badan klien setiap kunjungan prenatal.
Rasional : Penambahan berat badan adalah kunci penunjuk ulntuk,
memutuskan penyesuaian kalori.
b) Kaji masukan kalori dan pola makan dalam 24 jam.
Rasional :Membantu dalam mengevaluasi pemahaman klien tentang
dan/atau mentaati aturan diet.
c) Tinjau ulang pentingnya makan dan kudapan yang teratur (mis, mak;an 3
kali/4 kudapan) bila menggunakan insulin.
Rasional : Makan sedikit dan sering menghindari hiperglikemia postprandial
dan ketosis puasa/kelaparan.
d) Perhatikan adanya mual dan muntah, khusunya pada trimester pertama.
Rasional : Mual dan muntah dapat mengakibatkan defisiensi karbohiidrat,
yang dapat menimbulkan metabolisme lemak dan terjadinya ketosis.
e) Kaji pemahaman tentang efek stres pada diabetes. Berikan infordnasi tentang
penatalaksanaan stress dan relaksasi.
Rasional : Stress dapat meningkatkan kadar glukosa, mencipt4kan fluktuasi
kebutuhan insulin.
f) Kolaborasi : Sesuaikan diet atau regimen insulin untuk memepuhi kebutuhan
individu.
Rasional : kebutuhan metabolik prenatal berubah selama trimester,, dan
penyesuaian ditentukan oleh penambahan berat badan dan hasili tes
laboratorium. Kebutuhan insulin pada trimester pertama adalah' 0,7 unit/kg
dari berat badan. Antara gestasi minggu ke-34, 0,9 unit/kg ~erat badan, dan
1,0 unit/kg berat badan pada gestasi minggu ke-36.
g) Siapkan untuk perawatan di rumah sakit bila diabetes tidak terkontrol.
Rasional: Morbiditas bayi dihubungkan pada hiperinsulinemia jjanin karena
hiperglikemia maternal.

21
2. Dx.2 .
a) Kaji kontrol diabetik klien sebelum konsepsi.
Rasional : control ketat (kadar HbAlc normal) sebelum kon$epsi
membantu menurunkan risiko mortalitas janin dan anomaly congenital.
b) Kaji gerakan janin dan denyut nadi jantung janin (DJJ) setiap kunjupgan
sesuai indikasi. (rujik pada MK: trimester ketiga, DK: cedera, risiko tinggi
terhadap, janin.) Anjurkan klien untuk secara periodic
menghitung/mencatat gerakan janin mulai kira-kira gestasi minggu ke-18,
kemudian setiap hari dari gestasi minggu ke-34.
Rasional: terjadinya insufisiensi plasenta dan ketosis maternal murlgkin
secara negative mempengaruhi gerakan janin dan DJJ.
c) Berikan informasi dan kuatkan prosedur untuk pemantauan glukosa, dan
penatalaksanaan diabetic dirumah. (Rujuk pada DK: kurang pengetabuan
(kebutuhan belajar): nutrisi, perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh,
risiko tinggi terhadap.)
Rasional: penurunan mortalitas dan komplikasi moriditas janin/bayi Ibaru
lahir dan anomali congenital dihubungkan dengan kadar FBS optimal
antara 70 dan 95 mg/dl, dan kadar glukosa postprandial 2 jam kurang; dari
120 mg/dl. Pemantauan yang sering perlu untuk mempertahankan reltang
yang dekat ini dan menurunkan insiden hipoglikemia atau hiperglikemia.
d) Berikan informasi tentang efek diabetes yang mungkin pada pertumbUhan
dan perkembangan janin.
Rasional : pengetahuan membantu klien membuat keputusan teotang
melaksanakan aturan dan dapat meningkatkan kerja sama.
e) Tinjau ulang prosedur dan rasional untuk NST setiap minggu setelah
gestasi minggu ke-30, NST dua kali seminggu setelah gestasi minggw ke36
Rasional : aktivitas dan gerakan janin merupakan pertanda baik dari dari
kesejahteraan janin. Tingkat aktivitas menurun sebelum terjadi perubiahan
pada DJJ.

22
3. Dx. 3
a) Kaji klien terhadap perdarahan vagina dan nyeri tekan abdomen.
Rasional: perubahan vascular yang dihubungkan dengan diabetes
menempatkan klien pada risiko abrupsi plasenta.
b) Pantau terhadap tanda dan gejala persalinan praterm.
Rasional : Diatensi uterus berlebihan karena makrosomia atau hidramnion
dapat mempredisposisikan klien pada persalinan awal.
c) Kaji terhadap dan/atau pantau adanya edema (Rujuk pada NVIK :
Hipertensi karena kehamilan, DK : Kekurangan volume cairan).
Rasional : Klien diabetic cenderung berlebihan retensi cairan dan iHKK
karena perubahan vascular. Beratnya perubahan vascular sebelum
kehamilan mempengaruhi luas dan waktu awitan HICK.
d) Tentukan tinggi fundus; periksa adanya edema pada ektremias dan dispnea.
Rasional : Hidramnion terjadi dalam 6%-25% klien diabetic yang hjamil;
kemungkinan berhubungan dengan peningkatan kontribusi janin ; pada
cairan amnion, kerna hiperglikemia meningkatkan haluaran urin janin.
e) Kolaborasi : Pantau kadar glukosa serum setiap kunjungan.
Rasional : Mendeteksi ancaman ketoasidosis; menentukan waktu dalam
sehari dimana klien cenderung hipoglikemia.
4. Dx. 4
a) Kaji pengetahuan tentang proses dan tindakan terhadap penyakit dari
klien/pasangan, termasuk hubungan antara diet, latihan, penyakit, stress
dan kebutuhan insulin.
Rasional : Klien dengan diabetes sebelumnya atau DMG berrsiko terhadap
ambilan glukosa yang tidak efektif dalam sel, penggOnaan lemak/protein
untuk energy secara berlebihan, dan dehidrasi selula>r saat air dialirkan
dari sel oleh konsentrasi hipertonik glukosa dan serum.
b) Berikan informasi mengenai dampak kehamilan pada kondisi diabetic dan
harapan masa datang.

23
Rasional : Peningkatan pengetahuan dapat menurunkan rasa takut terhalang
ketidaktahuan, meningkatkan kemungkinan kerja sama, dan dapat
membantu menurunkan komplikasi janin/maternal.
c) Diskusikan bagaimana supaya klien dapat mengenali tanda-tanda infeksi.
Rasional : penting untuk mencari pertolongan medis awal untuk
menghindari komplikasi.
d) Berikan nomor anggota tim kesehatan untuk dihubungi
Rasional : klien perlu diyakinkan bahwa pernyataan akan di jawab dan
masalah akan dihadapi dengan segera dalam 24 jam sehari.

24
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Diabetes melitus pada kehamilan dapat mengakibatkan dampak buruk bagi sang ibu
dan juga janin yang tengah dikandungnya.
2. Penyakit diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan karena
kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubh yang dibutuhkan untuk
membawa glukosa melewati membran sel.
3. Faktor resiko ibu hamil dengan diabetes melitus adalahRiwayat keluarga dengan
diabetes melitus, Glukosuria dua kali berturut-turut, Obesitas, Keguguran kehamilan
yang tidak bisa dijelaskan (abortus spontan), Adanya hidramnion, Kelahiran anak
sebelumnya besar, Umur mulai tua, Herediter.
4. Hal yang terpenting dari penanganan diabetes gestasional adalah mengontrol kadar
gula dalam darah.

B.   SARAN
Bagi ibu hamil hendaknya mengatur pola makan dan porsi makan dengan
benar, menhindari makan dan minuman yang mengandung glukosa berlebih, rutin
berolahraga, serta selalu rajin untuk control gula darah, agar jika terdapat peningkatan
gula darah yang berlebih, segera mendapatkan penangan dari petugas kesehatan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Mitayani. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta. Salemba Medika


Bobak, lowdermik, dan Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta:
EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede dan I N Chandranita Manuaba. 2007. Pemgantar Kuliah
Obstetri. Jakarta: EGC
Purwaningsih, Wahyu dan Siti Fatmawati. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.
Jogjakarta : Nuha Medika

26

Anda mungkin juga menyukai