Maria Carmelinda Olgita Atu Effi - K3KP
Maria Carmelinda Olgita Atu Effi - K3KP
NIM : 132235077
Kelas : AJ 1 (Satu)
1. ANALISA KASUS
Hazard psikososial merupakan faktor dan situasi yang berkaitan dengan tempat kerja
yang dapat memicu stress, ketegangan emosional, dan masalah interpersonal.
Dari definisi tersebut diatas dapat kita menggolongkan kasus yang pertama sebagai
kasus Risiko dan Hazard dalam pengkajian asuhan keperawatan karena perbuatan
yang dilakukan oleh pasien terjadi di saat Perawat tersebut sedang melakukan
Pengkajian.
Bahaya Psiko-sosial yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi
aspekaspek psikologis ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan
perhatian salah satunya yang bisa diambil dari kasus di atas adalah :
- Kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai
akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh (Perawat tersebut tidak menerapkan
prosedur-prosedur yang seharusnya diperhatikan dalam melakukan Asuhan
Keperawatan )
- Pentingnya mempelajari Bahaya Psychosocial dan Stress Kerja adalah agar
produktivitas kerja dapat tetap terjaga(Perawat tidak mempelajari bahaya yang
akan terjadi pada dirinya jika dilihat dari kondisi pasien yang tampak
mengamuk, berteriak dan memukul-mukul kepalanya ke dinding yang tentu saja
dapat membahayakan perawat.)
Bahaya psikososial ini secara langsung berpengaruh terhadap konflik fisik dan
perawat tersebut, jika perawat tersebut tidak dapat mengatasi mengalami gangguan
yang menurunkan produktivitas kerja Perawat tersebut dengan Mentalnya yang
tergoyang yang bisa berakibat pada gejala stress :
1. Kinerja Perawat yang menurun akibat trauma fisik yang terjadi
2. Semangat dan energi Perawat menjadi hilang karena Trauma fisik yang terjadi
3. Komunikasi tidak lancar akibat mentalnya yang terganggu akibat peristiwa tersebut
4. Kreatifitas dan inovasi jadi berkurang akibat trauma tersebut
Dari kasus di atas dapat disimpulkan juga merupakan risiko dan Hazard yang
terjadi dalam Asuhan Keperawatan karena kasus I terjadi di saat perawat
melakukan pengkajian terhadap pasien tersebut.
Kaitan dengan Kasus Di atas merupakan salah satu Risiko dan Hazard yang terjadi
pada Perawat dalam proses pengkajian dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan . Di
mana Asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah yang
memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan
Standar asuhan keperawatan ini tercantum dalam standar praktik klinis keperawatan
yang terdiri dari lima fase asuhan keperawatan. Lima (5) fase tersebut yaitu:
Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
A. Risiko dan Hazard dalam pengkajian asuhan keperawatan
Risiko melekat dari tindakan pelayanan kesehatan dalam hal ini pada saat melakukan
pengkajian asuhan keperawatan adalah bahwa dalam kegiatan ini yang diukur adalah
upaya yang dilakukan. Pada proses pengkajian pada kasus di atas, hal-hal terjadi
adalah Poin yang ke 4 Yaitu :
Dalam melakukan pengkajian atau pemeriksaan perawat bisa saja mendapatkan
kekerasan fisik dari pasien ataupun keluarga pasien. Misalnya pasien ataupun
keluarga yang tidak menyukai proses perawatan atau pengkajian dapat saja
melakukan kekerasan fisik terhadap perawat.
B. Risiko dan Hazard dalam pelaksanaan asuhan keperawatan .
Kesalahan saat merencanakan pengkajian dapat saja terjadi, jika perawat salah dalam
mengkaji maka Perawat akan salah dalam memberikan proses perawatan atau
pengobatan yang pada akhirnya akan mengakibatkan kesehatan pasien malah semakin
terganggu. Kemudian dapat saja terjadi jika perawat salah dalam merencanakan
tindakan keperawatan maka perawat juga akan mendapatkan bahaya seperti
tertularnya penyakit dari pasien karena kurangnya perlindungan diri terhadap perawat.
Pada kasus di atas perawat mendapat bahaya kekerasan fisik dari pasien akibat
kurangnya perencanaan yang matang dan analis resiko yang mungkin saja terjadi
akibat dari kondisi pasien yang tidak stabil sebelum melakukan asuhan keperawatan.
Namun dalam kasus ini Perawat tersebut tidak melakukan beberapa tahap
pengendalian sebelum melakukan pengkajian yaitu :
1. Identifikasi Bahaya.
Adalah tahapan dari manajemen resiko yang dilakukan untuk mengetahui jenis
bahaya yang ada dalam suatu kegiatan tertentu.
Pada kasus kasus tersebut :
a) Bahaya yang dapat timbul adalah Perawat T bisa saja terjadi serangan akibat
amukan dari pasien tersebut
b) Perawat T harus mengelompokkan Pasien tersebut ke dalam Bahaya yang bersifat
Biologik yang menyerang fisik Perawat T, karena bisa saja terjadi serangan dari
pasien yang mengamuk tadi.
c) Merumuskan Bahaya tersebut bisa saja terjadi karna kondisi pasien yang tidak
stabil, sedang dalam kondisi mengamuk, berteriak dan memukul - mukul
kepalanya ke dinding, apabila ia mencoba mendekatinya bisa saja terjadi hal yang
tidak diinginkan, seperti terpukul atau bisa saja terluka
d) Mengidentifikasi bahaya Psikososial yang bisa diakibatkan oleh pasien yang
sedang tersebut, dengan melakukan checklit yang bisa lebih memudahkan
perawat T dalam mengantisipasi bahaya yang bisa saja terjadi akibat dari kondisi
paien tersebut.
2. Analisa Bahaya.
Adalah tahapan dari manajemen resiko yang dilakukan untuk mengetahui jenis resiko
yang dapat terjadi dari bahaya yang sudah teridentifikasi berupa :
A. Melakukan pengamanan dan pengendalian terlebih dahulu kepada Pasien tersebut
sebelum dilakukan pengkajian, seperti meminta bantuan keluarga atau melakukan
pengkajian pada keluarga pasien tersebut untuk meminimalisir bahaya
Menetapkan kemungkinan / probablity yang bisa ditimbulkan akibat dari pasien
tersebut, dengan pengukuran Tingkat Kemungkinan Kejadiandengan pengelompokan
untuk pasien tersebut : pada Level E, Kualifikasi Rare yaitu Suatu kejadian
mungkin hanya dapat terjadi pada kondisi diluar perhitungan
Dan pengukuran tingkat Konsekuensi yang dapat timbul dengan klasifikasi : Level 3,
Kualifikasi Moderat, Membutuhkan tindakan medis, untuk sementara tidak
bisa bekerja, kehilangan biaya tinggi (3 – 4,9 jt).
Sehingga dapat menentukan tingkatan resiko dengan pengelompokan sebagai berikut :
Tingkatan Resiko Pengendalian :
M : Moderate Risk - Tingkatan III
Prioritas tindakan pengendalian dilihat berdasarkan keterlibatan tanggung jawab
dalam penanganannya :
III : Melibatkan tanggung jawab dari pihak manajemen unit yang bersangkutan
(Ka Ruangan/Supervisor) untuk koordinasi dengan Komite K3.
3. Evaluasi Resiko.
Adalah tahapan dari manajemen resiko yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari
resikoterhadap manusia, alat dan lingkungan.
a. Pengendalian Resiko.
Adalah suatu tahapan dari manajemen resiko yang dilakukan untuk
mengendalikan resiko yang ada sehingga tidak menimbulkan kerugian.
b. Monitoring dan Evaluasi.
Adalah tahapan dari manajemen resiko yang dilakukan secara periodic
untuk memantau efektifitas tindakan pengendalian yang dilakukan
1. Upaya pencegahan dari rumah sakit /tempat kerja, dan upaya pada
perawat