Di susun oleh :
PRIYO GUNANTO
NPM 2022207209336
b. Etiologi
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti.
Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu :
1) Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primi gravida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda.
2) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic
akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap
perubahan, ini merupakan faktor organik.
3) Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
4) Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah
tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan. Takut terhadap tanggug jawab sebagai ibu.
c. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada
hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton –
asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah
menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan khlorida darah dan khlorida air kemih turun. Selain
itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke
jaringan berkurang
3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi
lewat ginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat
merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan
4. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi
robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-
Weiss) dengan akibat perdarahan gastro intestinal.
e. Diagnosa
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar. Harus
ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga
mempengaruhi keadaan umum. Hiperemesis Gravidarum yang terus menerus
dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi
perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.JJ
f. PenatalaksanaanMS
1) Obat-obatanKJSHDGCVJKHYJSHDGJHSGJDHJHJSDHJHD
Sedativa yang siring diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang
dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan
seperti dramamin, ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan antimetik
seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin.
2) IsolasiJSKDJKJSHKJGKJHGJG
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran udara baik. Cacat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter
dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita. Sampai muntah
berhenti dan penderita mau makan, tidak diberikan makan/minum selama
24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang
atau hilang tanpa pengobatan.
3) TerapinPsikologikJKSDKJUSKDHGKJSGDKGKSGDKGKSDJ
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
4) CairannParenteralSDKJKSJDBGKJGSKGKGKGKJGKGKJGS
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter
sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin
B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat
diberikan pula asam amino secara intravena.
5) PenghentiannkehamilanSJHDJHGJSDVJHUGIKJUGSKLDJUJJ
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik,
manifestasi komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi,
ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan
pertimbangan gugur kandung diantaranya
a) GangguannkejiwaanjkjkjbgkjgkjgkjgkjgkjgkjkjgkkjgkjgkjjHJH
(1) Delirium
(2)jiApatis,nsomnolennsampainkomakiswdckjubgksjdsk
(3) Terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle
b)nGangguannpenglihatandgbdgfdfJKJCFBVJKBKSBJVBKSDJS
(1)nPendarahanbretina
(2) Kemunduran penglihatan
c) GangguanmfaalJKSJDKVBHSKJDVMJHVMSHDVCSMDVH
(1) Hatibdalambbentukbikterus
(2) Ginjalbdalambbentukbanuria
(3)nJantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat
(4) Tekanan darah menurun
3) Macam-macambDiet
Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu :
a)bDietbHiperemesisbI
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum
berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi
bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan
tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung di
dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.
b)nDietbHiperemesisbII
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan
secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai
gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan
bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali
kebutuhan energi.
c)nDietbHiperemesisbIII
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan. Diet
diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersama
makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
4) Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :
a) Roti panggang, biskuit, crackers
b) Buah segar dan sari buah
c) Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer
5) Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah
makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam.
Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat
tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidakbdianjurkan.
Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
a. Gravida
Faktor presdisposisi yang sering ditemukan sebagai penyebab hyperemesis
gravidarum adalah pada primigravida (Prawihardjo, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kejadian hiperemesis
gravidarum lebih sering dialami oleh primigravida daripada multigravida, hal
ini berhubungan dengan tingkat kestresan dan usia si ibu saat mengalami
kehamilan pertama (Nining, 2009).
Hiperemesis gravidarum terjadi 60-80% pada primigravida dan 40-60% pada
multigravida (Arief.B, 2009).
b. Pendidikan
Kejadian hiperemesis pada ibu hamil lebih sering terjadi pada ibu hamil yang
berpendidikan rendah (Prawihardjo, 2005).
Secara teoritis, ibu hamil yang berpendidikan lebih tinggi cenderung lebih
memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya (Saifuddin, 2002).
c. Riwayat Kehamilan
Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah pada mola hidatiodosa
dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan
kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang
peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik
gonadotropin dibentuk berlebihan (Prawihardjo, 2005).
d. Riwayat Penyakit Ibu
Penyebab hiperemesis gravidarum lainnya adalah faktor endokrin seperti
hipertiroid, diabetes dan lain-lain (Prawihardjo, 2005).
Hipertiroid pada kehamilan (morbus basodowi) adalah hiperfungsi kelenjar
tiroid ditandai dengan naiknya metabolism basal 15-20 %, kadang kala
diserta pembesaran ringan kelenjar tiroid. Penderita hipertiroid biasanya
mengalami gangguan haid ataupun kemandulan. Kadang juga terjadi
kehamilan atau timbul penyakit baru, timbul dalam masa kehamilan seperti
hiperemesis gravidarum.
LEAFLET