Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat waktu. Selain itu penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada
dosen pembimbing kami yang telah memberikan tugas dan membimbing kami.
Adapun tujuan penulis membuat makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah ASKEP GADAR III
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka
penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga
makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
1
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau
tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit, atu defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan.
Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus
hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil
akanmenjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya hilang dengan
sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat dan relaps sering
umum terjadi. Kondisi sering terjadi diantara wanita primigravida dan cenderung
terjadi lagi pada kehamilan berikutnya. (Lowdermilk, 2004)
1.3 Tujuan
1.2.10 Untuk mengetahui definisi hiperemesis gravidarum
1.2.11 Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum
1.2.12 Untuk mengetahui klasifikasi hiperemesis gravidarum
1.2.13 Untuk mengetahui faktor predisposisi hiperemesis gravidarum
1.2.14 Untuk mengetahui pathway hiperemesis gravidarum
1.2.15 Untuk mengetahui komplikasi hiperemesis gravidarum
1.2.16 Untuk mengetahui tatalaksan hiperemesis gravidarum
1.2.17 Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik hiperemesis gravidarum
1.2.18 Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan hiperemesis
gravidarum
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Definisi
Mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan hingga usia 16
minggu. Pada keadaan muntah-muntah yang berat, dapat terjadi
dehidrasi, gangguan asam- basa dan elektrolit dan ketosis; keadaan ini
disebut hiperemesis gravidarum. (Kementerian kesehatan RI, 2013)
Hiperemesis gravidarum adalah mual berlangsung terus menerus
dan muntah sering, cepat mengalami dehidrasi dan asidoketotik.
(Llwellyn, 2011)
Hiperemesis gravidarum adalah mual yang berlebihan, sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk.
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui
pada kehamilan trimester I, kurang lebih 6 minggu setelah haid
terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-80% multigravida mengalami
mual muntah, namun gejala ini terjadi berat hanya pada 1 diantara
1000 kehamilan. (Mitayani,2009)
Hiperemesis gravidarum adalah bertambahnya emesis yang dapat
mengakibatkan gangguan kehidupannya sehari-hari. Hiperemesia
gravidarum yang berlangsung lama (umumnya antara minggu 6-12)
dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin. (Manuaba,
2007)
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama
masa hamil. Muntah yang membahaykan ini dibedakan dari morning
sicknes normal yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya
melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama
kehamilan. (Varney, 2007)
4
2.2 Tanda dan Gejala
Beberapa tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada pasien
hyperemesis gravidarum :
Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari
terganggu
Fungsi vital : nadi meningkat 100 x per menit, tekanan darah
menurun pada keadaan berat, subfebril dan gangguan
kesadaran (apatis-coma)
Fisik : dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan
menurun, pada vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya
kehamilan, konsistensi lunak, pada pemeriksaan inspekulo
serviks berwarna biru (lividae)
Pemeriksaan USG : untuk mengetahui kondisi kesehatan
kehamilan juga untuk mengetahui kemungkinan adanya
kehamilan kembar ataupun kehamilan molahidatidosa
Laboratorium : kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit,
benda keton, dan proteinuria
Pada keluhan hiperemesis yang berat dan berulang perlu
dipikirkan untuk konsultasi psikologi
5
2.3 Pathway
Mual muntah
Lidah kering
MK : Nausea
6
2.4 Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen
yang biasa terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus
dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai
untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida
butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun.
Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah
ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan
oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang
toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi
robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-
weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Fadlun dkk).
2.4 Klasifikasi
7
e. Mata icterus
f. Gejala hemokonsentrasi makin tampak: urine
berkurang, badan aseton dalam urine meningkat
g. Terjadinya gangguan buang air besar
h. Mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi
apatis
i. Napas berbau aseton
3. Hiperemesis gravidarum tingkat ketiga:
a. Muntah berkurang
b. Keadaan umum wanita hamil makin menurun:
tekanan darah turun, nadi meningkat, dan suhu naik
disertai keadaan dehidrasi makin jelas
c. Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi icterus
d. Gangguan kesadaran dalam bentuk: somnolen sampai
koma dengan komplikasi susunan saraf pusat
(ensefalopati Wernicke), nistagmus-perubahan arah
bola mata, diplopia-gambar tampak ganda, perubahan
mental.
8
2.6 Komplikasi
Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum alntara lain:
a) Komplikasi ringan:
Kehilangan berat badan, dehodrasi, asidosis dari
kekurangan gizi,
alkalosis, hipokalemia, kelemahan otot, kelainan
elektrokardiografik, tetani, dan gagguan psikologis.
b) Komplikasi yang mengancam kehidupan:
Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat,
encephalophaty wernicke’s, mielinolisis pusat pontine, retinal
haemorage, kerusakan ginjal, pneumomediastinum secara
spontan, keterlambatan pertumbuhan didalam kandungan, dan
kematian janin.
(Arif,2000 : 121)
2.7 Tatalaksana
Penatalaksanaan pada pasien dengan hyperemesis gravidarum
berupa :
Atasi dehidrasi dan ketosis
- Berikan infus Dextrose 10% + B kompleks IV
- Lanjutkan dengan infus yang mempunyai komposisi
kalori dan elektrolit yang memadai seperti : KaEN Mg
3, Trifuchsin
Atasi defisit asam amino
Atasi defisit elektrolit
Balance cairan ketat hingga tidak dijumpai ketosis dan
defisit elektrolit
Berikan obat anti muntah : metochlorprapamid, largatcil
anti HT3
Berikan support psikologis
Jika dijumpai keadaan patologis : atasi
9
Jika kehamilan patologis (misal : Mola Hidatidosa),
lakukan evakuasi
Nutrisi per oral diberikan bertahap dan jenis yang diberikan
sesuai apa yang dikehendaki pasien dengan porsi sedikit
tapi sering dan baru ditingkatkan bila pasien sudah merasa
lebih baik
Perhatikan pemasangan kateter infus untuk sering diberikan
salep heparin karena cairan infus yang diberikan relatif
pekat
Infus dilepas bila kondisi pasien benar-benar telah segar
dan dapat makan dengan porsi wajar dan obat peroral telah
diberikan beberapa saat sebelum infus dilepaskan.
10
5. Pemeriksan sitosol vaginal : untuk mengetahui adanya tanda-tanda
post-ter
B. Pengkajian Sekunder
a. Data Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan
oleh ibu sesuai dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum,
yaitu : mual dan muntah yang terus menerus, merasa lemah dan
kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta konstipasi
dan demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan berat badan yang
menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit.
Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung, dan ikterus.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum
sebelumnya
11
Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang
berhubungan dengan saluran pencernaan yang menyebabkan
mual muntah.
12
kering dan pecah-pecah. Faring kering dan merah, dan pernapaan
berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang khas untuk
ketoasidosis. Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi
hipovolemia.
- Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa
sakit dihepar dapat ditemukan
- Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan
umur gestasi.
g. Data psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan
jiwa ibu sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan
jiwa ibu yang labil, mudah marah, cemas, takut akan kegagalan
persalinan, mudah menangis, sedih, serta kekecewaan dapat
memperberat mual muntah. Pola pertahanan diri (koping) yang
digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan
serta dukungan dari keluarga dan perawat.
h. Data sosial ekonomi
Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi,
namun pada umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah
kebawah. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
yang dimiliki.
i. Data penunjang
Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan
darah dan urine. Pemeriksaan darah yaitu nilai hemaglobin dan
hematokrit yang meningkat menunjukan hemokonsentrasi yang
berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan urinalis yaitu urine yang
sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya
aseton di dalam urine.
C. Diagnosa keperawatan
1. Hypovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
2. Nausea berhubungan dengan kehamilan.
13
D. Intervensi Keperawatan
14
2. Frekuensi Gerakan janin level protein
aktif 3. Monitor level hemoglobin
3. Tes kontraksi stress 4. Monitor HR janin
5. Instruksikan pasien untuk
memonitor aktivitas janin
6. Instruksikan pasien tentang
efek alcohol dan obat
terlarang
7. Instruksikan pasien tentang
pertumbuhan dan
perkembangan janin
8. Monitor status nutrisi.
2 Nausea Setelah dilakukan asuhan NIC Label >> Nutrition
berhubungan keperawatan selama…..×…… management
dengan kehamilan. jam diharapkan pemenuhan 1. Kaji status nutrisi
kebutuhan pasien tercukupi pasien
dengan kriteria hasil :
2. Jaga kebersihan
mulut, anjurkan
NOC Label >> Nutritionl
untuk selalu
status
melalukan oral
hygiene.
1. Intake nutrisi
tercukupi. 3. Delegatif pemberian
nutrisi yang sesuai
2. Asupan makanan dan dengan kebutuhan
cairan tercukupi pasien : diet pasien
diabetes mellitus.
NOC Label >> Nausea dan
vomiting severity 4. Berian informasi
yang tepat terhadap
1. Penurunan intensitas pasien tentang
terjadinya mual kebutuhan nutrisi
15
muntah yang tepat dan
sesuai.
2. Penurunan frekuensi
terjadinya mual 5. Anjurkan pasien
muntah. untuk
mengkonsumsi
NOC Label >> Weight : Body
makanan tinggi zat
mass
besi seperti sayuran
hijau
1. Pasien mengalami
peningkatan berat NIC Label >> Nausea
badan management
untuk selalu
2. Anjurkan pasien
melalukan oral
makan sedikit demi
hygiene.
sedikit tapi sering.
3. Delegatif pemberian
3. Anjurkan pasien
nutrisi yang sesuai
untuk makan selagi
dengan kebutuhan
hangat
pasien : diet pasien
diabetes mellitus. 4. Delegatif pemberian
terapi antiemetik :
4. Berian informasi
yang tepat terhadap Ondansentron 2×4
pasien tentang (k/p)
kebutuhan nutrisi
16
yang tepat dan sesuai. Sucralfat 3×1 CI
2. Anjurkan pasien
makan sedikit demi
sedikit tapi sering.
3. Anjurkan pasien
untuk makan selagi
hangat
4. Delegatif pemberian
terapi antiemetik :
Ondansentron 2×4
(k/p)
Sucralfat 3×1 CI
17
NIC Label >> Weight
management
1. Diskusikan dengan
keluarga dan pasien
pentingnya intake
nutrisi dan hal-hal
yang menyebabkan
penurunan berat
badan.
E. Implementasi Keperawatan
Dilakukan berdasarkan intervensi yang sudah ditetapkan.
F. Evaluasi
Menurut Poer. (2012), proses evaluasi dibagi menjadi 2 tahap yaitu:
a. Evaluasi Formatif (Merefleksikan observasi perawat dan analisis terhadap klien
terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan)
b. Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsis analisis mengenai
status kesehatan klien terhadap waktu)
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
mengenali mual muntah pada ibu hamil yang berlebihan dan dapat
mengganggu kesehatan ibu dan perkembangan janin.
2. Petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
dengan disertainya makalah mengenai hiperemesis gravidarum ini mampu
memberikan referensi yang berguna untuk meningkatkan penanganan dan
pengetahuan bagi petugas medis untuk merawat ibu hamil yang
mengalami mual muntah berlebihan
19
DAFTAR PUSTAKA
20