Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat waktu. Selain itu penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada
dosen pembimbing kami yang telah memberikan tugas dan membimbing kami.
Adapun tujuan penulis membuat makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah ASKEP GADAR III
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka
penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga
makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Denpasar, Agustus 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... 1
BAB I .................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 3
BAB II................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 4
2.1Definisi....................................................................................................................... 4
2.2 Tanda dan Gejala ...................................................................................................... 5
2.3 Pathway ..................................................................................................................... 6
2.4 Patofisiologi .............................................................................................................. 7
2.4 Klasifikasi .......................................................................................................... 7
2.5 Faktor Predisposisi .................................................................................................... 8
2.6 Komplikasi ................................................................................................................ 9
2.7 Tatalaksana ............................................................................................................... 9
2.8 Pemeriksaan diagnostic ........................................................................................ 10
2.9 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hiperemesis Gravidarum................... 11
BAB III ............................................................................................................................. 19
PENUTUP ........................................................................................................................ 19
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 19
3.2 Saran ....................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 20

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar
dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi
hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.Gejala – gejala ini kurang
lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% primi gravida
dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala – gejala ini
menjadi lebih berat
Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh
Fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat
atau pengosongan lambung lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita
dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan
muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari
menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang
disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis
menentukan berat ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002)
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada
kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam 16 minggu
pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual-
mual dan 44% mengalami muntah – muntah. Wanita hamil memuntahkan segala
apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit
berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut
hiperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Perbandingan
insidensi hiperemesisgravidarum 4 : 1000 kehamilan. (Sastrawinata, 2004)
Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira –
kira 5% dari ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan
koreksi ketidakseimbangan elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi
selama trimester pertama dan paling mudah disebabkan oleh peningkatan jumlah
HCG. (Walsh, 2007)

2
Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau
tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit, atu defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan.
Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus
hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil
akanmenjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya hilang dengan
sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat dan relaps sering
umum terjadi. Kondisi sering terjadi diantara wanita primigravida dan cenderung
terjadi lagi pada kehamilan berikutnya. (Lowdermilk, 2004)

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa definisi hiperemesis gravidarum ?
1.2.2 Apa diagnosis hiperemesis gravidarum ?
1.2.3 Apa klasifikasi hiperemesis gravidarum?
1.2.4 Apa faktor predisposisi hiperemesis gravidarum ?
1.2.5 Bagaimana pathway hiperemesis gravidarum ?
1.2.6 Apa komplikasi hiperemesis gravidarum ?
1.2.7 Apa tatalaksan hiperemesis gravidarum ?
1.2.8 Apa pemeriksaan diagnostik hiperemesis gravidarum ?
1.2.9 Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan hiperemesis
gravidarum ?

1.3 Tujuan
1.2.10 Untuk mengetahui definisi hiperemesis gravidarum
1.2.11 Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum
1.2.12 Untuk mengetahui klasifikasi hiperemesis gravidarum
1.2.13 Untuk mengetahui faktor predisposisi hiperemesis gravidarum
1.2.14 Untuk mengetahui pathway hiperemesis gravidarum
1.2.15 Untuk mengetahui komplikasi hiperemesis gravidarum
1.2.16 Untuk mengetahui tatalaksan hiperemesis gravidarum
1.2.17 Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik hiperemesis gravidarum
1.2.18 Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan hiperemesis
gravidarum

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Definisi
Mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan hingga usia 16
minggu. Pada keadaan muntah-muntah yang berat, dapat terjadi
dehidrasi, gangguan asam- basa dan elektrolit dan ketosis; keadaan ini
disebut hiperemesis gravidarum. (Kementerian kesehatan RI, 2013)
Hiperemesis gravidarum adalah mual berlangsung terus menerus
dan muntah sering, cepat mengalami dehidrasi dan asidoketotik.
(Llwellyn, 2011)
Hiperemesis gravidarum adalah mual yang berlebihan, sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk.
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui
pada kehamilan trimester I, kurang lebih 6 minggu setelah haid
terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-80% multigravida mengalami
mual muntah, namun gejala ini terjadi berat hanya pada 1 diantara
1000 kehamilan. (Mitayani,2009)
Hiperemesis gravidarum adalah bertambahnya emesis yang dapat
mengakibatkan gangguan kehidupannya sehari-hari. Hiperemesia
gravidarum yang berlangsung lama (umumnya antara minggu 6-12)
dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin. (Manuaba,
2007)
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama
masa hamil. Muntah yang membahaykan ini dibedakan dari morning
sicknes normal yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya
melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama
kehamilan. (Varney, 2007)

4
2.2 Tanda dan Gejala
Beberapa tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada pasien
hyperemesis gravidarum :
 Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari
terganggu
 Fungsi vital : nadi meningkat 100 x per menit, tekanan darah
menurun pada keadaan berat, subfebril dan gangguan
kesadaran (apatis-coma)
 Fisik : dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan
menurun, pada vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya
kehamilan, konsistensi lunak, pada pemeriksaan inspekulo
serviks berwarna biru (lividae)
 Pemeriksaan USG : untuk mengetahui kondisi kesehatan
kehamilan juga untuk mengetahui kemungkinan adanya
kehamilan kembar ataupun kehamilan molahidatidosa
 Laboratorium : kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit,
benda keton, dan proteinuria
 Pada keluhan hiperemesis yang berat dan berulang perlu
dipikirkan untuk konsultasi psikologi

5
2.3 Pathway

Faktor predisposisi, organik dan psikologik


2 estrogen meningkat

Perangsangan pada hipotalamus

Aktivasi dan stimulasi CT2

Mual muntah

MK : Hipovolemia Iritasi asam pda selaput lendir


Esophagus

Lidah kering

Penurunan sensasi kecap

Nafsu makan menurun

MK : Nausea

6
2.4 Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen
yang biasa terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus
dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai
untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida
butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun.
Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah
ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan
oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang
toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi
robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-
weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Fadlun dkk).

2.4 Klasifikasi

Menurut Manuaba (2007) adapun gejala dan tanda sesuai


hyperemesis gravidarum tingkatannya, yaitu;
1. Hiperemesis gravidarum tingkat pertama:
a. Muntah berlangsung terus
b. Nafsu makan berkurang
c. Berat badan menurun
d. Kulit dehidrasi-tonusnya lemah
e. Nyeri di daerah epigastrium
f. Tekanandarah turun dan nadi meningkat
g. Lidah kering
h. Mata tampak cekung
2. Hiperemesis gravidarum tingkat kedua:
a. Penderita tampak lebih lemah
b. Gejala dehidrasi makin tampak mata cekung, turgor
kulit makin kurang, lidah kering dan kotor
c. Tekanan darah turun, nadi meningkat
d. Berat badan makin menurun

7
e. Mata icterus
f. Gejala hemokonsentrasi makin tampak: urine
berkurang, badan aseton dalam urine meningkat
g. Terjadinya gangguan buang air besar
h. Mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi
apatis
i. Napas berbau aseton
3. Hiperemesis gravidarum tingkat ketiga:
a. Muntah berkurang
b. Keadaan umum wanita hamil makin menurun:
tekanan darah turun, nadi meningkat, dan suhu naik
disertai keadaan dehidrasi makin jelas
c. Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi icterus
d. Gangguan kesadaran dalam bentuk: somnolen sampai
koma dengan komplikasi susunan saraf pusat
(ensefalopati Wernicke), nistagmus-perubahan arah
bola mata, diplopia-gambar tampak ganda, perubahan
mental.

2.5 Faktor Predisposisi


Peningkatan hormon-hormon pada kehamilan berkontribusi terhadap
terjadinya mual dan muntah. Beberapa faktor yang terkait dengan mual
dan muntah pada kehamilan antara lain:
a. Riwayat hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya
atau keluarga
b. Status nutrisi; wanita obesitas lebih jarang dirawat inap karena
hiperemesis.
c. Faktor psikologis: emosi, stress
(Kementerian kesehatan RI, 2013)

8
2.6 Komplikasi
Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum alntara lain:
a) Komplikasi ringan:
Kehilangan berat badan, dehodrasi, asidosis dari
kekurangan gizi,
alkalosis, hipokalemia, kelemahan otot, kelainan
elektrokardiografik, tetani, dan gagguan psikologis.
b) Komplikasi yang mengancam kehidupan:
Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat,
encephalophaty wernicke’s, mielinolisis pusat pontine, retinal
haemorage, kerusakan ginjal, pneumomediastinum secara
spontan, keterlambatan pertumbuhan didalam kandungan, dan
kematian janin.
(Arif,2000 : 121)

2.7 Tatalaksana
Penatalaksanaan pada pasien dengan hyperemesis gravidarum
berupa :
 Atasi dehidrasi dan ketosis
- Berikan infus Dextrose 10% + B kompleks IV
- Lanjutkan dengan infus yang mempunyai komposisi
kalori dan elektrolit yang memadai seperti : KaEN Mg
3, Trifuchsin
 Atasi defisit asam amino
 Atasi defisit elektrolit
 Balance cairan ketat hingga tidak dijumpai ketosis dan
defisit elektrolit
 Berikan obat anti muntah : metochlorprapamid, largatcil
anti HT3
 Berikan support psikologis
 Jika dijumpai keadaan patologis : atasi

9
 Jika kehamilan patologis (misal : Mola Hidatidosa),
lakukan evakuasi
 Nutrisi per oral diberikan bertahap dan jenis yang diberikan
sesuai apa yang dikehendaki pasien dengan porsi sedikit
tapi sering dan baru ditingkatkan bila pasien sudah merasa
lebih baik
 Perhatikan pemasangan kateter infus untuk sering diberikan
salep heparin karena cairan infus yang diberikan relatif
pekat
 Infus dilepas bila kondisi pasien benar-benar telah segar
dan dapat makan dengan porsi wajar dan obat peroral telah
diberikan beberapa saat sebelum infus dilepaskan.

2.8 Pemeriksaan diagnostic


Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar.Harus
ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah terus menerus,
sehingga mempengaruhi keadaan umum.Tetapi harus difikirkan
kemungkinan kehamilan muda dengan penyakit lain yang juga dapat
menyebabkan muntah seperti ileus, appendicitis akuta, pielonefritis,
ulkus ventrikulus, dan tumor serabi.
- Pemeriksaan diagnostic:
1. labolatorium
darah : hb, haemotokrit, golongan darah, kadar estriol
urin : kemungkinan ditemui protein, aceton dan kadar estriol yang
berkurang, reduksi. Pada pemeriksaan hiperemesis gravidarum grade I
yang dilakukan : elektrolit darah dan urinalisis. Pada hiperemesis
gravidarum urin terdapat aseton
2. USG : untuk mengetahui keadaan janin hidup, intrauterine, tunggal,
cairan amnion berkurang, derajat kematangan plasenta
3. Pemeriksaan cardiotokografi (CTG) : untuk mengetahui DJJ yang
abnormal
4. Pemeriksaan Amnioskopi : untuk mengetahui air ketuban berkurang,
bercampur mekonium dan mengandung sel-sel

10
5. Pemeriksan sitosol vaginal : untuk mengetahui adanya tanda-tanda
post-ter

2.9 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hiperemesis


Gravidarum
A. Pengkajian Primer
1. Airway
-
2. Breathing
Distress pernafasan : pernafasan cuping hidung,takipnea/bradipnea,
retraksi
Kesulitan bernafas : diaforesis, sianosis
3. Circulation
Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, mata cekung dan
ikterik, takikardi, pusing,hipotensi
4. Disabillty ; mengetahui kondisi umum dengan pemeriksaan cepat
status umum dan neurologi dengan memeriksa atau cek kesadaran,
reaksi pupil

B. Pengkajian Sekunder
a. Data Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan
oleh ibu sesuai dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum,
yaitu : mual dan muntah yang terus menerus, merasa lemah dan
kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta konstipasi
dan demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan berat badan yang
menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit.
Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung, dan ikterus.
2) Riwayat kesehatan dahulu
 Kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum
sebelumnya

11
 Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang
berhubungan dengan saluran pencernaan yang menyebabkan
mual muntah.

3) Riwayat kesehatan keluarga


 Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga.
b. Data Fisik biologis
Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum
adalah mamae yang membengkak, hiperpigmentasi pada areola
mamae, terdapat kloasma garvidarum, mukosa membran dan bibir
kering, turgor kulit buruk, mata cekung dan sedikit ikterik, ibu tampak
pucat dan lemah, takikardi, hipotensi, serta pusing dan kehilangan
kesadaran.
c. Riwayat Menstruasi
 Kemungkinan menarkhe usia 12-14 tahun
 Siklus 28-30 hari
 Lamanya 5-7 hari.
 Banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari.
 Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit
kepala, dan muntah.
d. Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawian usia muda.

e. Riwayat kehamilan dan persalinan.


 Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada
nafsu makan.
 Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai
kenaikan berat badan, tekanan darah, dan tingkat kesadaran.
f. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak
kering dan turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang
iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah tampak merah,

12
kering dan pecah-pecah. Faring kering dan merah, dan pernapaan
berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang khas untuk
ketoasidosis. Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi
hipovolemia.
- Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa
sakit dihepar dapat ditemukan
- Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan
umur gestasi.
g. Data psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan
jiwa ibu sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan
jiwa ibu yang labil, mudah marah, cemas, takut akan kegagalan
persalinan, mudah menangis, sedih, serta kekecewaan dapat
memperberat mual muntah. Pola pertahanan diri (koping) yang
digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan
serta dukungan dari keluarga dan perawat.
h. Data sosial ekonomi
Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi,
namun pada umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah
kebawah. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
yang dimiliki.
i. Data penunjang
Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan
darah dan urine. Pemeriksaan darah yaitu nilai hemaglobin dan
hematokrit yang meningkat menunjukan hemokonsentrasi yang
berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan urinalis yaitu urine yang
sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya
aseton di dalam urine.
C. Diagnosa keperawatan
1. Hypovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
2. Nausea berhubungan dengan kehamilan.

13
D. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA RENCANA KEPERAWATAN


KEPERAWATAN HASIL (NOC) (NIC)
1 Hypovolemia Setelah diberikan asuhan Fluid Management
berhubungan keperawatan selama …..x…. jam 1. Monitor hasil laboratorium
dengan kehilangan diharapkan masalah kekurangan yang sesuai dengan retensi
cairan aktif volume cairan dapat teratasi cairan (peningkatan BUN,
dengan kriteria hasil : penurunan hematokrit,
NOC: peningkatan osmolaritas
Fluid Balance urin)
1. Tekanan darah dalam 2. Monitor tanda-tanda vital
batas normal (tekanan darah dan nadi)
2. MAP dalam batas normal 3. Monitor status hidrasi
3. Denyut nadi dalam batas (kelembaban membrane
normal mukosa, nasi adekuat,
4. Tidak terjadi penurunan tekanan darah ortostatik),
kesadaran jika diperlukan.
5. Kadar hematocrit dalam 4. Monitor hemodinamik status
batas normal (MAP)
6. Kadar serum elektrolit 5. Kolaborasikan terapi cairan
(BUN dan osmolaritas lewat infus
urin) dalam batas normal) 6. Berikan deuretik sesuai
7. Turgor kulit elastis intruksi
8. Intake dan output cairan 7. Dorong masukan oral
24 jam seimbang
9. Tidak terjadi Kehilangan Fluid Monitoring
cairan aktif 1. Monitor input dan output
cairan
Status Janin: Antepartum Antenatal Care:
1. DJJ dalam rentang normal 1. Monitor tekanan darah
(120-160 bpm) 2. Monitor glukosa urine dan

14
2. Frekuensi Gerakan janin level protein
aktif 3. Monitor level hemoglobin
3. Tes kontraksi stress 4. Monitor HR janin
5. Instruksikan pasien untuk
memonitor aktivitas janin
6. Instruksikan pasien tentang
efek alcohol dan obat
terlarang
7. Instruksikan pasien tentang
pertumbuhan dan
perkembangan janin
8. Monitor status nutrisi.
2 Nausea Setelah dilakukan asuhan NIC Label >> Nutrition
berhubungan keperawatan selama…..×…… management
dengan kehamilan. jam diharapkan pemenuhan 1. Kaji status nutrisi
kebutuhan pasien tercukupi pasien
dengan kriteria hasil :
2. Jaga kebersihan
mulut, anjurkan
NOC Label >> Nutritionl
untuk selalu
status
melalukan oral
hygiene.
1. Intake nutrisi
tercukupi. 3. Delegatif pemberian
nutrisi yang sesuai
2. Asupan makanan dan dengan kebutuhan
cairan tercukupi pasien : diet pasien
diabetes mellitus.
NOC Label >> Nausea dan
vomiting severity 4. Berian informasi
yang tepat terhadap
1. Penurunan intensitas pasien tentang
terjadinya mual kebutuhan nutrisi

15
muntah yang tepat dan
sesuai.
2. Penurunan frekuensi
terjadinya mual 5. Anjurkan pasien
muntah. untuk
mengkonsumsi
NOC Label >> Weight : Body
makanan tinggi zat
mass
besi seperti sayuran
hijau
1. Pasien mengalami
peningkatan berat NIC Label >> Nausea
badan management

NIC Label >> Nutrition


1. Kaji frekuensi mual,
management
durasi, tingkat
1. Kaji status nutrisi
keparahan, faktor
pasien
frekuensi, presipitasi

2. Jaga kebersihan yang menyebabkan

mulut, anjurkan mual.

untuk selalu
2. Anjurkan pasien
melalukan oral
makan sedikit demi
hygiene.
sedikit tapi sering.

3. Delegatif pemberian
3. Anjurkan pasien
nutrisi yang sesuai
untuk makan selagi
dengan kebutuhan
hangat
pasien : diet pasien
diabetes mellitus. 4. Delegatif pemberian
terapi antiemetik :
4. Berian informasi
yang tepat terhadap  Ondansentron 2×4
pasien tentang (k/p)
kebutuhan nutrisi

16
yang tepat dan sesuai.  Sucralfat 3×1 CI

5. Anjurkan pasien NIC Label >> Weight


untuk mengkonsumsi management
makanan tinggi zat
besi seperti sayuran 1. Diskusikan dengan
hijau keluarga dan pasien
pentingnya intake
NIC Label >> Nausea
nutrisi dan hal-hal
management
yang menyebabkan
penurunan berat
1. Kaji frekuensi mual,
badan.
durasi, tingkat
keparahan, faktor 2. Timbang berat
frekuensi, presipitasi badan pasien jika
yang menyebabkan memungkinan
mual. dengan teratur.

2. Anjurkan pasien
makan sedikit demi
sedikit tapi sering.

3. Anjurkan pasien
untuk makan selagi
hangat

4. Delegatif pemberian
terapi antiemetik :

 Ondansentron 2×4
(k/p)

 Sucralfat 3×1 CI

17
NIC Label >> Weight
management

1. Diskusikan dengan
keluarga dan pasien
pentingnya intake
nutrisi dan hal-hal
yang menyebabkan
penurunan berat
badan.

2. Timbang berat badan


pasien jika
memungkinan
dengan teratur.

E. Implementasi Keperawatan
Dilakukan berdasarkan intervensi yang sudah ditetapkan.

F. Evaluasi
Menurut Poer. (2012), proses evaluasi dibagi menjadi 2 tahap yaitu:
a. Evaluasi Formatif (Merefleksikan observasi perawat dan analisis terhadap klien
terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan)
b. Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsis analisis mengenai
status kesehatan klien terhadap waktu)

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan


sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu hamil pun
akan menjadi buruk.
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi kehamilan usia muda
pada umur kehamilan trimester satu sampai dengan memasuki trimester ke
dua, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum
dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum ibu yang sedang hamil
dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton
dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan
sebagainya namun karena adanya ketidak normalan ibu dalam menjalani
kehamilan ini.
Oleh karena itu pada ibu hamil yang sedang mengalami mual munta pada
kehamilannya jangan dianggap biasa, karena mual muntah yang berlebihan
pada saat ibu hamil akan mengakibatkan keadaan ibu menjadi lemah dan
perkembangan janin terganggu.

3.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
mengenali mual muntah pada ibu hamil yang berlebihan dan dapat
mengganggu kesehatan ibu dan perkembangan janin.
2. Petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
dengan disertainya makalah mengenai hiperemesis gravidarum ini mampu
memberikan referensi yang berguna untuk meningkatkan penanganan dan
pengetahuan bagi petugas medis untuk merawat ibu hamil yang
mengalami mual muntah berlebihan

19
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di


Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan Pedoman Bagi Tenaga
Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Bulechek, G.M. Butcher, H.K. Dochterman, J.M. Wagner, C.M. 2016.


Nursing Interventions Classification (NIC). Singapore : Elsevier
Global Rights

Cunningham FG, Gant NF. 2011. Dasar-Dasar Ginekologi & Obstetri.


Jakarta: Penerbit Buku EGC.

Manuaba, IGB. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.

Moorhead, S. Johnson, M. Maas, M.L. Swanson, E. 2016. Nursing


Outcomes Classification (NOC). Singapore: Elsevier Global Rights

Nurarif, Amin H. Dan Hardhi Kusuma.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC Jilid II.
Yogyakarta: Mediaction

20

Anda mungkin juga menyukai