OLEH :
EKA WAHYU RIFANI MEILIADEWI
NIM. P07120216004
KELAS NERS A / SEMESTER II
2021
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
DIAGNOSA MEDIS CANCER THIROID
2. Etiologi CA TIROID
Tiga penyebab yang sudah jelas dapat menimbulkan karsinoma tiroid :
a. Kenaikan sekresi hormon TSH ( Thyroid Stimulating Hormon) dari kelenjar
hipofise anterior disebabkan berkurangnya sekresi hormon T3 dan T4 dari
kelenjar tiroid oleh karena kurangnya intake iodium. Ini menyebabkan tiroid
yang abnormal dapat berubah menjadi kanker.
b. Penyinaran (radiasi ion) pada daerah kepala, leher, dada bagian atas
terutama anak-anak yang pernah mendapat terapi radiasi di leher dan
mediastinum.
c. Faktor genetik.
Adanya riwayat keturunan dari keluaraga.
5. Klasifikasi CA TIROID
Menurut WHO, tumor epitel maligna tiroid dibagi menjadi :
1. Karsinoma Folikuler.
Terdapat kira-kira 25 % dari seluruh karsinoma tiroid yang ada, terutama
mengenai kelompok usia diatas 50 tahun. Menyerang pembuluh darah yang
kemudian menyebar ke tulang dan jaringan paru. Jarang menyebar ke
daerah nodes limpa tapi dapat melekat/menempel di trakea, otot leher,
pembuluh darah besar dan kulit, yang kemudian menyebabkan dispnea serta
disfagia. Bila tumor mengenai “The Recurrent Laringeal Nerves”, suara
klien menjadi serak. Prognosisnya baik bila metastasenya masih sedikit pada
saat diagnosa ditetapkan.
2. Karsinoma Papilar.
Merupakan tipe kanker tiroid yang sering ditemukan, banyak pada wanita
atau kelompok usia diatas 40 tahun. Karsinoma Papilar merupakan tumor
yang perkembangannya lambat dan dapat muncul bertahun-tahun sebelum
menyebar ke daerah nodes limpa. Ketika tumor terlokalisir di kelenjar tiroid,
prognosisnya baik apabila dilakukan tindakan Tiroidektomi parsial atau
total.
3. Karsinoma Medular.
Timbul di jaringan tiroid parafolikular. Banyaknya 5 – 10 % dari seluruh
karsinoma tiroid dan umumnya mengenai orang yang berusia diatas 50
tahun. Penyebarannya melewati nodes limpa dan menyerang struktur di
sekelilingnya. Tumor ini sering terjadi dan merupakan bagian dari Multiple
Endocrine Neoplasia (MEN) Tipe II yang juga bagian dari penyakit
endokrin, dimana terdapat sekresi yang berlebihan dari kalsitonin, ACTH,
prostaglandin dan serotonin.
4. Karsinoma berdiferensiasi buruk (Anaplastik).
5. Merupakan tumor yang berkembang dengan cepat dan luar biasa agresif.
Kanker jenis ini secara langsung menyerang struktur yang berdekatan, yang
menimbulkan gejala seperti:
a. Stridor (suara serak/parau, suara nafas terdengar nyaring).
b. Suara serak.
c. Disfagia
Prognosisnya jelek dan hampir sebagian besar klien meninggal kira-
kira 1 tahun setelah diagnosa ditetapkan. Klien dengan diagnosa
karsinoma anaplastik dapat diobati dengan pembedahan paliatif, radiasi
dan kemoterapi.
Stadium Cancer Thyroid :
Stadium kanker ini tidak hanya berdasarkan histopatologi, ekstensi lokal,
regional dan metastase jauh, tetapi juga pada umur dan jenis kelamin. Klasifikasi
TNM adalah sebagai berikut:
Tipe dan stadium <45 tahun > 45 tahun
Papiler
Stadium I Setiap T, setiap N, M0 T1, N1, M0
Stadium II Setiap T, setiap N, M1 T2-4, N1, M0
Stadium III Setiap T, N0, M0,
Stadium IV Setiap T, setiap N, M0
Catatan :
Tx : tumor tidak dapat ditentukan
T0 : Tidak ada tumor
T1 : tumor berdiameter terpanjang < 3 cm
T2 : tumor berdiameter terpanjang >3 cm
T3 : fikus intraglanduler multiple
T4 : tumor primer terfiksasi
5. Patofisiologi CA TIROID
CA tiroid dapat disebabkan oleh 3 hal yaitu Kenaikan sekresi hormon TSH
( Thyroid Stimulating Hormon) dari kelenjar hipofise anterior disebabkan
berkurangnya sekresi hormon T3 dan T4 dari kelenjar tiroid oleh karena kurangnya
intake iodium. Ini menyebabkan tiroid yang abnormal dapat berubah menjadi kanker,
penyinaran (radiasi ion) pada daerah kepala, leher, dada bagian atas terutama anak-
anak yang pernah mendapat terapi radiasi di leher dan mediastinum, serta karena
faktor genetik.
Karsinoma tiroid merupakan neoplasma yang berasal dari kelenjar yang terletak
di depan leher yang secara normal memproduksi hormone tiroid yang penting untuk
metabolisme tubuh. Infiltrasi karsinoma tiroid dapat ditemukan di trachea, laring,
faring, esophagus, pembuluh darah karotis, vena jugularis, struktur lain pada leher
dan kulit. Metastase limfogen dapat meliputi semua region leher sedangkan metastase
hematogen biasanya di paru, tulang, otak dan hati. Kanker ini berdiferensiasi
mempertahankan kemampuan untuk menimbun yodium pembesaran kelenjar getah
bening. Lokasi kelenjar getah bening yang bisa membesar dan bisa teraba pada
perabaan yakni di ketiak, lipat paha. Ada juga kelenjar getah bening yang terdapat di
dalam tubuh yang mana tidak dapat diraba yakni didalam rongga perut. Penyebab dari
pembesaran kelenjar getah bening adalah infeksi non spesifik, infeksi spesifik (TBC),
keganasan (lymphoma).
Hormon stimulator tiroid (thyroid stimulating hormone, TSH) memegang
peranan terpenting untuk mengatur sekresi dari kelenjar tiroid. TSH dihasilkan oleh
lobus anterior kelenjar hipofisis. Proses yang dikenal sebagai negative feedback
sangat penting dalam proses pengeluaran hormon tiroid ke sirkulasi.Infiltrasi
karsinoma tiroid dapat ditemukan di trachea, laring, faring, esophagus, nervus
recurrent, pembuluh darah karotis, vena jugularis, struktur lain pada leher dan kulit.
Metastase limfogen dapat meliputi semua region leher sedangkan metastase
hematogen biasanya di paru, tulang, otak dan hati.
Adenokarsinoma papiler biasanya bersifat multisentrik dan 50% penderita
dengan ada sarang ganas dilobus homolateral dan lobus kontralateral. Metastasis
mula-mula ke kelenjar limfe regional, dan akhirnya terjadi metastasis hematogen.
Umumnya adenokarsinoma follikuler bersifat unifokal, dengan metastasis juga ke
kelenjar limfe leher, tetapi kurang sering dan kurang banyak, namun lebih sering
metastasisnya secara hematogen. Adenokarsinoma meduller berasal dari sel C
sehingga kadang mengeluarkan kalsitonin (sel APUD). Pada tahap dini terjadi
metastasis ke kelenjar limfe regional. Adenokarsinoma anaplastik yang jarang
ditemukan, merupakan tumor yang tumbuh agresif, bertumbuh cepat dan
mengakibatkan penyusupan kejaringan sekitarnya terutama trakea sehingga terjadi
stenosis yang menyebabkan kesulitan bernafas. Tahap dini terjadi penyebaran
hematogen. Dan penyembuhan jarang tercapai. Penyusupan karsinoma tiroid dapat
ditemukan di trakea, faring, esophagus, N.rekurens, pembuluh darah karotis, struktur
lain dalam darah dan kulit. Sedangkan metastasis hematogen ditemukan terutama di
paru, tulang, otak dan hati (Barbara,1996).
6. Pemeriksaan Penunjang CA TIROID
Menurut ( Brunner & Suddarth. 2001)
1. Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid
belum ada yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan
kalsitonon dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan
karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tiroktositosis walaupun jarang.
Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat dipergunakan sebagai tumor marker
dan kanker tiroid diferensiasi baik. Walaupun pemeriksaan ini tidak khas
untuk kanker tiroid, namun peninggian HTG ini setelah tiroidektomi total
merupakan indikator tumor residif atau tumbuh kembali (barsano). Kadar
kalsitonin dalam serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma
meduler.
2. Radiologis
a. Foto X-Ray
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan
untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat
kalsifikasi pada massa tumor. Pada karsinoma papiler dengan badan-
badan psamoma dapat terlihat kalsifikasi halus yang disertai
stippledcalcification, sedangkan pada karsinoma meduler kalsifikasi
lebih jelas di massa tumor. Kadang-kadang kalsifikasi juga terlihat pada
metastasis karsinoma pada kelenjar getah bening. Pemeriksaan X-Ray
juga dipergunnakan untuk survey metastasis pada pary dan tulang.
Apabila ada keluhan disfagia, maka foto barium meal perlu untuk
melihat adanya infiltrasi tumor pada esophagus.
b. Ultrasound
Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan
tepat, namun cara ini cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy
aspirasi yaitu tehnik yang lebih sederhna dan murah.
c. Computerized Tomografi
CT-Scan dipergunakan untuk melihat prluasan tumor, namun tidak dapat
membedakan secara pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus
tumor tiroid
d. Scintisgrafi
Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan
cold nodule. Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas. Teknik ini
dipergunakan juga sebagai penuntun bagi biopsy aspirasi untuk
memperoleh specimen yang adekuat.
3. Biopsi Aspirasi
Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai
prosedur diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor
tiroid. Teknik dan peralatan sangat sederhana , biaya murah dan akurasi
diagnostiknya tinggi. Dengan mempergunakan jarum tabung 10 ml, dan
jarum no.22 – 23 serta alat pemegang, sediaan aspirator tumor diambil
untuk pemeriksaan sitologi. Berdasarkan arsitektur sitologi dapat
diidentifikasi karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik
dan karsinoma meduler.
7. Penatalaksanaan CA TIROID
Menurut ( Brunner & Suddarth. 2001)
a. Terapi
Terapi pilihan untuk karsinoma titoid adalah pembedahan untuk
mengangkat tumor tersebut.tiroidektomi total atau hampir total di lakukan
bila keadaan memungkinkan.Tindakan dikseksi leher yang lebih luas di
lakukan jika metastase telah menyampai kelenjar lipe.jaringan paratiroid di
upayakan untuk tidak terangkat guna mengurangi resiko hipokalsemia pasca
operatif dan tetanus.sesudah pembedahan ,tindakan ablasi di laksanakan
untuk menlenyapkan jaringan tiroid yang tersisa bila tumor tersebut bersifat
radiosensitif.iodium radiatif juga meningkatkan peluang untuk menemukan
metastatis tiroid di kemudian hari bila pemeriksaan pemindai seluruh tubuh
(whole bodi scan) di lakukan.sesudah pembedahan ,hormon tiroid di berikan
dengan dosis supresi untuk menurunkan kadar TSH hingga tercapai keadaan
eutiroid.jika jaringan tiroid yang tertinggal tidak cukup untuk menghasilkan
hormon tiroid dengan jumlah memadai,maka preparat tiroksin di butuhkan
secara permanen.
Radiasi pada kelenjar tiroid atau jaringan leher dapat di lakukan beberapa
jalur : pemberian peroral dan lewat pemberian eksternal terapi radiasi.pasien
yang mendapat sumber sumber eksternal terapi radiasi menghadapi resiko
untuk mengalami mukositis,kekeringan mulut,dispagia,kemerahan
kulit,anoreksia,dan kelelahan kemoterapi jarang di gunakan dalam
pengobatan kanger tiroid.
b. Tiroidektomi
Tiroidektomi merupakan prosedur bedah yang bertujuan mengangkat
kelenjar tiroid supaya gangguan tiroid supaya gangguan tiroid dapat
disembuhkan atau tidak memburuk. Tiroidektomi dibedakan menjadi
beberapa jenis seperti :
a. Lobektomi yaitu pengangkatan salah satu lobus dari kelenjar tiroid
b. Tiroidektomi subtotal yaitu pengangkatan tiroid sebagian
c. Tiroidektomi total yaitu pengangkatan seluruh bagian tiroid
8. Komplikasi CA TIROID
Menurut (Jurnal, Oktahermoniza, 2013)Komplikasi yang sering muncul pada
kanker tiroid adalah :
a. Perdarahan
Resiko ini minimum, namun hati-hati dalam mengamankan hemostatis dan
penggunaan drain pada pasien setelah operasi.
b. Masalah terbukanya vena besar (vena tiroidea superior) dan menyebabkan
embolisme udara.
c. Trauma pada nervus laringeus rekurens
Ini dapat menimbulkan paralisis sebagian atau total pada laring.
d. Sepsis yang meluas ke mediastinum
Seharusnya ini tidak boleh terjadi pada operasi bedah sekarang ini, sehingga
antibiotik tidak diperlukan sebagai pofilaksis lagi.
3. Intervensi Keperawatan
No Standar Diagnosa Standar Luaran Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia Keperawatan Keperawatan Indonesia
(SDKI) Indonesia (SIKI)
(SLKI)
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
tindakan keperawatan
Observasi
selama .... X .... jam
Definisi: menit diharapkan Nyeri Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
Pengalaman sensorik atau Akut Berkurang
frekuensi, kualitas ,
emosional yang berkaitan dengan kriteria hasil :
intensitas nyeri
dengan kerusakan jarigan Tingkat nyeri :
Identifikasi skala nyeri
actual atau fungsional, dengan
Keluhan nyeri Identifikasi respons nyeri
onset mendadak atau lambat
(5) non verbal
dan berintensitas ringan
hingga berat yang berlangsung Meringis (5) Identifikasi faktor yang
kurang dari 3 bulan Sikap protektif memperberat nyeri dan
(5) memperingan nyeri
Gelisah (5) Identifikasi pengetahuan
Penyebab: Kesulitan tidur dan keyakinan tentang
Objektif Edukasi
Terapeutik
Diskusikan jenis
analgesic yang disukai
untuk mencapai
analgesia optimal, jika
perlu
Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu, atau bolus
opioid untuk
mempertahankan kadar
dalam serum
Tetapkan target
efektifitas analgesik
untuk mengoptimalkan
respon pasien
Dokumentasikan respons
terhadap efek analgesik
dan efek yang tidak
diinginkan
Edukasi
Kolaborasi pemberian
dosis dan jenis analgesik,
sesuai indikasi
DAFTAR PUSTAKA
Kozier, B., Erb, G., Berman, A.and Shirlee J. Snyde, alih bahasa Pamilih Eko
Karyuni, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan
Praktik edisi VII Volume 1. Jakarta : EGC.
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI
Smeltzer, dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8 Vol 2. alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin
asih. Jakarta: EGC.
Sudoyo, Aru. 2006. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC