Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPEREMIS


GRAVIDARUM

Disusun oleh :
Kelompok 4

1. Adelia Bella Saputri ( P05120320001 )


2. Ananda Dwi Tiara Gumay ( P05120320004 )
3. Annisa Rahma Juwita ( P05120320005 )
4. Nia Susanti ( P05120320029 )
5. Ranita Zulinda Putri ( P05120320031 )
6. Vina Setiani ( P05120320048 )

Dosen Pembimbing:
Asmawati, S. Kp., M. Kep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan bantuan ide atau materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari oleh pembaca.
Dalam penyusun makalah ini kami masih banyak kekurangan dalam penyusunan,
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 6 Februari 2022

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 Penyakit hiperemis gravidarum.....................................................................6
2.2 Asuhan Keperawatan hiperemis gravidarum................................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................15
3.1 Kesimpulan...................................................................................................15
3.2 Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hiperemesis gravidarum merupakan ibu hamil yang mengalami mual muntah
yang berlebih, dapat menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari sehingga
membahayakan kesehatan bagi janin dan ibu, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Biasanya mual muntah sering terjadi saat pagi hari, bahkan dapat timbul kapan saja
maupun terjadi kadang dimalam hari. Gejala tersebut 40-60% biasa terjadi pada
multigravida (Rocmawati, 2011).
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah suatu yang wajar pada
ibu hamil trimester 1. Kondisi ini akan berubah jika mual muntah terjadi >10 kali dalam
sehari, sehingga dapat mengganggu keseimbangan gizi, cairan elektrolit, dan dapat
memengaruhi keadaan umum serta menganggu kehidupan sehari-hari (Morgan, 2009).
Kehamilan menurut Morgan (2009) adalah merupakan proses produksi yang
memerlukan perawatan yang khusus agar persalinan dapat berjalan dengan lancar dan
aman, sehingga bayi terlahir dengan sehat, selamat sesuai keinginan keluarga.
Morgan (2009); Fitriana (2014) menyatakan bahwa kondisi hiperemesis
gravidarum yang dijumpai pada kehamilan 16 minggu pertama yaitu mual dan muntah,
Apabila semua makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan
akan menurun, turgor kulit berkurang, dan timbul asetonuria.Kondisi ini dapat
mengakibatkan gangguan pada kehamilan. Hiperemesis gravidarum juga berdampak
negatif, seperti anemia. Sedangkan anemia sendiri dapat mengakibatkan syok
disebabkan kekurangan asupan gizi yang dimakan dimuntahkan semua.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kejadian hiperemesis gravidarum
menurut modifakasi Neil-Rose(2007);Tiran (2008); Proverawati (2009), yaitu faktor
hormonal, paritas, psikologis, alergi dan nutrisi. Faktor- faktor tersebut dapat
menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum pada ibu hamil trimester 1. Perilaku
kesehatan seseorang termasuk pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor umur, paritas, sikap, pendidikan,
dan pengetahuan (Rocmawati, 2011).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada pada makalah ini yaitu :
1. Bagaimana Konsep Dasar pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum?
2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Konsep dasar pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum
2. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Hiperemesis Gravidarum


2.1.1 Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10
kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan,
penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-
hari dan membahayakan janin dalam kandungan (Kadir et al, 2019).
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan ibu serta tumbuh
kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-80% wanita mengalami mual dan
muntah, 60% wanita mengalami muntah, sementara 33% wanita hanya mengalami mual.
Apabila semua makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan
akan menurun, turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria (Morgan et al, 2010).

2.1.2 Klasifikasi
Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
a. Tingkat I
1. Ibu merasa lemah
2. Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
3. Nafsu makan tidak ada
4. Berat badan menurun, temperatur tubuh meningkat
5. Nadi meningkat sekitar 100 per menit dan tekanan darah sistolik menurun
6. Turgor kulit mengurang
7. Lidah mengering mata cekung
8. Merasa nyeri pada epigastrium

b. Tingkat II
1. Ibu tampak lebih lemah dan apatis
2. Berat badan turun
3. Tensi turun, nadi kecil dan cepat
4. Suhu kadang-kadang naik
5. Mata sedikit ikterik dan cekung
6. Turgor kulit lebih mengurang
7. Lidah mengering dan tampak kotor
8. Hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi
9. Aseton tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas
dan dapat pula ditemukan dalam kencing

c. Tingkat III
1. Keadaan umum lebih parah
2. Muntah berhenti
3. Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
4. Nadi kecil dan cepat
5. Suhu meningkat
6. Tensi menurun
7. Mulut kering dan kotor, pernapasan bau aseton
8. Mata cekung dan timbulnya ikterus

2.1.3 Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti
bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan
biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati, dan susunan saraf,
disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Menurut (Khayati,
2013) terdapat beberapa faktor predisposisi dan faktor lain, yaitu :
a. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim (hidramnion, kehamilan
ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa)
b. Faktor organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan
metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dahidatidos
c. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu
dan kehilangan pekerjaan. Selain itu menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi
juga dapat mempengaruhi penyebab hiperemesis, dimana ibu hamil yang
mengalami mual dan muntah sekitar 60-80% pada (primigravida), 40-60% pada
(multigravida).

2.1.4 Manifestasi Klinis


Gejala utama hiperemesis gravidarum Menurut (Khayati, 2013) : adalah mual
dan muntah saat hamil, yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini
bisa sampai mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan. Muntah
yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas, dan
mengalami dehidrasi. Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis
gravidarum juga dapat mengalami gejala tambahan berupa :
a. Sakit kepala
b. Konstipasi
c. Sangat sensitif terhadap bau
d. Produksi air liur berlebihan
e. Inkontinensia urine
f. Jantung berdebar
Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6 minggu
dan mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu. Mual dan muntah yang dirasakan
ibu hamil cenderung akan membuat mereka menjadi lebih lemah dan akan meningkatkan
kecemasaan terhadap kejadian yang lebih parah. Masalah psikologis juga berperan pada
parahnya mual dan muntah serta perkembangan hiperemesis gravidarum.
Masalah psikologis yang terjadi pada ibu hamil akan cenderung mengalami mual
dan muntah dalam kehamilan, atau memperburuk gejala yang sudah ada serta
mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala normal. Selain itu ketidakseimbangan
psikologis ibu hamil seperti cemas, rasa bersalah, mengasihani diri sendiri, ingin
mengatasi konflik secara serius, ketergantungan atau hilang kendali akan memperberat
keadaan mual dan muntah yang dialaminya sehingga akan lebih ditakutkan keadaan
mual muntah tersebut menjadi lebih buruk dan menyebabkan terjadinya hiperemesis
gravidarum (Tiran, 2008).

2.1.5 Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada
hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya
elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi
lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik,
asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan yang
diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain itu
juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang. Kekurangan
kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah
frekuensi muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit
dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi
robekan pada selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma Mallory Weiss) dengan
akibat perdarahan gastrointestinal (Khayati, 2013).
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit hiperemesis gravidarum
menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) :
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan
adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta
b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN
c. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH

2.1.7 Penatalakasanaan Hiperemesis Gravidarum


Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis gravidarum
menurut (Khayati, 2013) yaitu dengan cara :
a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah
kecil tetapi sering.
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,
terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
g. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor penting, dianjurkan
makanan yang banyak mengandung gula.
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang, maka diperlukan
seperti:
a. Obat-obatan
1) Sedativa : Phenobarbital
2) Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
3) Anti histamine : dramamin, avomin
4) Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride atau
khlorpromasine.
5) Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah
sakit
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran
udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh
masuk ke dalam kamar penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan atau minuman dan selama 24 jam.

3) Ganggguan faal ditandai dengan : hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk
anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah menurun.

2.1.8 Komplikasi Hiperemesis Gravidarum


Hiperemesis gravidarum dapat membahayakan kondisi ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Mual dan muntah yang berlebihan akan menyebabkan ibu hamil
kehilangan banyak cairan, sehingga berisiko mengalami dehidrasi dan gangguan
elektrolit. Jika dibiarkan tanpa penanganan, kedua kondisi ini dapat menimbulkan deep
vein thrombosis (trombosis vena dalam) pada ibu hamil. Beberapa komplikasi lain yang
dapat terjadi adalah:
Malnutrisi.
Gangguan fungsi hati dan ginjal.
Sindrom Mallory-Weiss, yaitu terjadinya robekan pada dinding dalam kerongkongan
(esofagus)
Muntah darah, yang disebabkan oleh perdarahan dari robekan di kerongkongan.
Cemas dan depresi.
Jika penanganan tidak segera dilakukan, hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan
organ-organ tubuh ibu hamil gagal berfungsi dan bayi terlahir prematur.

2.1.9 Pencegahan Hiperemesis Gravidarum


Langkah pencegahan hiperemesis gravidarum belum diketahui. Meski begitu, ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakan morning sickness sehingga tidak
berkembang menjadi hiperemesis gravidarum, yaitu:

Memperbanyak istirahat untuk meredakan stres dan menghilangkan rasa lelah.


Mengonsumsi makanan tinggi protein, rendah lemak, dan bertekstur halus agar mudah
ditelan dan dicerna. Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil, namun sering. Hindari
makanan berminyak, pedas, atau berbau tajam yang dapat memicu rasa mual.
Memperbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi, dan mengonsumsi minuman
yang mengandung jahe untuk meredakan mual dan menghangatkan tubuh. Mengonsumsi
suplemen kehamilan untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan zat besi selama hamil.
Menggunakan aromaterapi untuk mengurangi mual di pagi hari. Menjaga kesehatan
kehamilan selama trimester pertama juga penting dilakukan untuk mencegah hiperemesis
gravidarum. Salah satunya adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara
rutin. Pemeriksaan kehamilan umumnya dilakukan sejak usia kehamilan 4 minggu, untuk
memantau perkembangan janin dan mendeteksi secara dini kelainan yang mungkin
dialami oleh janin.

2.2 Asuhan Keperawatan Pada bu Hamil Dengan Hiperemis Gravidarum

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d frekuensi mual dan
muntah berlebihan
2. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
aktif
3. Intoleransi aktivitas dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen

b.d kelemahanIntervensi Keperawatan


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
( SDKI ) ( SLKI ) ( SIKI )
1. Setelah dilakukan SIKI :
Data Subjektif : perawatan 3x 24 Jam.
Diharapkan pasien Observasi
menunjukan 1.

Data Objektif : SLKI :


1. Meningkat Terapeutik

2. Cukup meningkat 1.

3. Sedang
4. Cukup menurun Edukasi

5. Menurun 1.

Kolaborasi
Dengan kriteria hasil :
1.

2. Setelah dilakukan SIKI :


perawatan 3 x 24 Jam.
Diharapkan pasien
Data Subjektif : menunjukan : Observasi
1. SLKI : 1.
Data Objektif : 1. Meningkat
1. 2. Cukup meningkat Teraupetik
3. Sedang 1.
4. Cukup menurun
5. Menurun Edukasi
1.
Dengan kriteria hasil :
1.

3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan SIKI : manajemen energi


berhubungan dengan perawatan 3 x 24 Jam.
ketidakseimbangan Diharapkan pasien Observasi
antara suplai dan menunjukan 1. Identifikasi gangguan
kebutuhan oksigen SLKI : toleransi aktivitas fungsi tubuh yang
Data Subjektif: mengakibatkan
1. Mengeluh lelah 1. Meningkat kelelahan
2. Dispnea 2. Cukup meningkat 2. Monitor pola dan jam
3. Merasa lemah 3. Sedang tidur
Data Objektif: 4. Cukup menurun 3. Monitor lokasi dan
1. Frekuensi 5. Menurun ketidaknyamanan
jantung selama melakukan
meningkat Dengan kriteria hasil : aktivitas
>20% dari 1. Pucat (5)

kondisi istirahat 2. Haus (5) Terapeutik

2. Tekanan darah 3. Konfusi (5) 1. Lakukan latihan

berubah 4. Letargi (5) rentang gerak pasif

3. Gambaran EKG 5. Asiaosis dan/atau aktif

menunjukkan metabolik (5) 2. Berikan aktivitas

iskemia distraksi yang

4. sianosis menenangkan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahan
3. Anjurkan strategi
koping untuk
mengurangi kelelahan

Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum
adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-
muntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus menerus pada minggu kelima sampai d
enganminggu kedua belas, jadi mual-
muntah yang berlebihan disaat kehamilan yangmengganggu aktivitas sehari-hari.
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jelas memberik
an penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, me
mberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang
muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering.

3.2 Saran
Adapun saran untuk ibu yang menderita Hiperemesis Gravidarum agar lebih
memperhatikan pola makan dan keadaan fisik ibu,
agar kedepannyaseorang ibu dapat menjadi ibu yang tidap lagi menjadi penderita hipere
mesisgravidarum.
 
DAFTAR PUSTAKA

Juz Bayu. 2012. “ Materi Tentang Hemeostattis”
(Onine)http://bayuajuzt.blogspot.com/2012/05/materi-tentang-hemostatis.html Di
akses pada tanggal 31 Desember 2019.Llwellyn Jones, Derek.(2011).
 Dasar-Dasar Obstetri & Ginekologi

Jakarta. EGCManuaba, IBG. (2007). Pengantar kuliah Obstetri

Jakarta: EGCGaya, Hidup. 2017. “ Hiperemesis Gravidarum Bahayakan Ibu”
(Online)http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1933896/hiperemesis-gravidarum-
bahayakan-ibu-janin Diakses pada tanggal 31Desember 2019.
Prawirohardjo,Sarwono. Ilmu Kebidanan.Edisi 4. Jakarta.EGC.2008.
.

Anda mungkin juga menyukai