KMB II
Ns. Hendri Herianto, M.Kep
KELOMPOK 2
• Annisa Rahma • Nahprecelia Muharromah
• Egita Afrilia • Ranita Zulinda
• Elza Lita • Rezeki Oktari
• Istianingsih • Shalsabila Rahmadini
• Mirza Wahyuni • Suviola Khairunisa
• Nadia Indah • Vika Violeta
ANATOMI FISIOLOGI
Saraf otak ke VII mengandung 4 macam serabut, yaitu :
1. Serabut somato motorik, yang mensarafi otot-otot wajah (kecuali m. levator
palpebrae (N.III), otot platisma, stilohioid, digastrikus bagian posterior dan
stapedius di telinga tengah).
2. Serabut somato-sensorik, rasa nyeri (dan mungkin juga rasa suhu dan rasa
raba) dari sebagian daerah kulit dan mukosa yang dipersarafi oleh nervus
trigeminus.
3. Serabut visero-motorik (parasimpatis) yang datang dari nukleus salivatorius
superior. Serabut saraf ini mengurus glandula dan mukosa faring, palatum,
rongga hidung, sinus paranasal, dan glandula submaksilaris serta sublingual
dan lakrimalis.
4. Serabut visero-sensorik, yang menghantar impuls dari alat pengecap di dua
pertiga bagian depan lidah.
Lanjutan...
Nervus fasialis (N.VII) terutama merupakan saraf
motorik yang menginervasi otot- otot ekspresi wajah.
Di samping itu saraf ini membawa serabut
parasimpatis ke kelenjar ludah dan air mata dan ke
selaput mukosa rongga mulut dan hidung, serta
menghantarkan sensasi eksteroseptif dari daerah
gendang telinga, sensasi pengecapan dari 2/3 bagian
depan lidah, dan sensasi visceral umum dari kelenjar
ludah, mukosa hidung dan faring, dan sensasi
proprioseptif dari otot yang disarafinya.
Etiologi
Riwayat Sekarang
Faktor riwayat penyakit sangat penting diketahui karena untuk menunjang
keluhan utama klien. Disini harus ditanya dengan jelas tentang gejala yang
timbul seperti kapan mulai serangan, sembuh, atau bertambah buruk. Pada
pengkajian klien Bell;s palsy biasanya didapatkan keluhan kelumpuhan otot
wajah pada satu sisi.
• Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian penyakit yang pernah dialami klien yang memungkinkan
adanya hubungan atau menjadi predisposisi keluhan sekarang
• Riwayat psiko-sosio-spiritual
Pengkajian psikologis klien Bell’s palsy meliputi beberapa penilaian yang
memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai
status emosi, kognisi dan perilaku klien.
PEMERIKSAAN
FISIK
B1 (BREATHING)
B2 (BLOOD)
B3 (BRAIN)
• Tingkat Kesadaran
• Fungsi Serebri
• Pemeriksaan saraf kranial
• Sistem Motorik
• Pemeriksaan Refleks
• Gerakan Involunter
• Sistem Sensorik
B4 (BLADDER)
B5 (BOWEL)
B6 (BONE)
D K
E
i P 1. Gangguan citra tubuh b.d perubahan
a E struktur/bentuk tubuh karena
g R kelumpuhan satu sisi pada wajah.
A 2. Ansietas b.d krisis situasional.
n W 3. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan
menelan makanan.
o A
s T
A
a N
Intervensi
Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
5. Menurun
4. Fungsi/struktur tubuh berubah/hilang. Dengan kriteria hasil : 4. Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya.
5. Menyembunyikan bagian tubuh secara berlebihan. 6. Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh 5. Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri.
7. Fokus pada penampilan dan kekuatan masa lalu. 7. Verbalisasi kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang
7. Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra
lain (5).
8. Hubungan sosial berubah. tubuh.
8. Menyembunyikan bagian tubuh berlebihan (5)
9. Fokus pada bagian tubuh (5).
Edukasi :
10. Fokus pada penampilan masa lalu (5).
8. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan ctra tubuh.
11. Fokus pada kekuatan masa lalu (5). 9. Anjurkan menggunakan alat bantu (mis. kosmetik).
10. Latih fungsi tubuh yang dimiliki.
11. Latih peningkatan penampilan diri (mis. berdandan).
2. Ansietas b/d krisis situasional. Setelah dilakukan perawatan 3 x 24 Jam. Diharapkan pasien SIKI : Reduksi ansietas
menunjukan :
SLKI : Tingkat ansietas (5)
Data Subjektif : Observasi :
1. Meningkat
1. Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi. 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu,
2. Cukup meningkat stresor).
2. Sulit berkonsentrasi.
3. Sedang 2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan.
3. Merasa tidak berdaya.
4. Cukup menurun 3. Monitor tanda-tanda ansietas.
5. Menurun
Data Objektif :
Terapeutik :
4. Tampak Gelisah
Dengan kriteria hasil : 4. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan.
5. Sulit tidur
6. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi (5) 5. Pahami situasi yang membuat ansietas.
6. Muka tampak pucat
7. Perilaku gelisah (5)
6. Dengarkan dengan penuh perhatian
7. Kontak mata buruk
7. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
8. Berorientasi pada masa lalu
8. Motivasi mengidentifikasi situasi yag memicu kecemasan.
Edukasi :
THANK YOU!