Anda di halaman 1dari 8

Gangguan citra tubuh adalah kebingungan dalam gambaran mental dari fisik seseorang.

(NANDA 2012-
2014).Gangguan citra tubuh adalah suatu keadaan ketika individu mengalami atau berisiko untuk
mengalami gangguan dalam pencerapan diri seseorang. Gangguan citra tubuh merupakan konfusi pada
gambaran mental dari fisik diri seseorang.

Gangguan citra tubuh biasanya melibatkan distorsi dan persepsi negatif tentang penampilan fisik
mereka. Perasaan malu yang kuat, kesadaran diri dan ketidaknyamanan sosial sering menyertai
penafsiran ini. Sejumlah perilaku menghindar sering digunakan untuk menekan emosi dan pikiran
negatif, seperti visual menghindari kontak dengan sisa ekstremitas, mengabaikan kebutuhan perawatan
diri dari sisa ekstremitas dan menyembunyikan sisa ekstremitas lain.

Pada akhirnya reaksi negatif ini dapat mengganggu proses rehabilitasi dan berkontribusi untuk
meningkatkan isolasi sosial (Wald & Alvaro, 2004).Suatu gangguan citra tubuh dapat diketahui perawat
dengan mewawancarai dan mengamati pasien secara berhati-hati untukb mengidentifikasi bentuk
ancaman dalam citra tubuhnya (fungsi signifikan bagian yang terlibat, pentingnya penglihatan dan
penampilan fisik bagian yang terlibat); arti kedekatan pasien terhadap anggota keluarga dan anggota
penting lainnya dapat membantu pasien dan keluarganya (Kozier, 2004).

Etiologi

Beberapa kondisi patofisiologi dan psikopatologis dan prosedur terapeutik yang dapat menimbulkan
gangguan citra tubuh yakni :

1) Eksisi bedah atau gangguan bagian tubuh:

a. Enterostomi

b. Mastaktomi

c. Histerektomi

d. Pembedahan kardiovaskuler

e. Pembedahan leher radikal

f. Laringektomi

2) Amputasi pembedahan atau traumatik

3) Luka bakar

4) Trauma wajah

5) Gangguan makan

a. Anoreksia nervosa
b. Bulimia

6) Obesitas

7) Gangguan muskuluskeletal, seperti : atritis

8) Gangguan integumen

a. Psoriasis

b. Skar sekunder akibat trauma atau pembedahan

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Citra Tubuh

Citra tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan perkembangan
yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada
tubuh dibandingkan dengan aspek lainnya dari konsep diri. Selain itu, sikap dan nilai kultural dan sosial
juga mempengaruhi citra tubuh. Pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh
persepsi dan pandangan orang lain. Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting
pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistik terhadap dirinya, menerima dan mengukur bagian
tubuhnya akan membuatnya lebih merasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan
harga diri. Proses tumbuh kembang fisik dan kognitif perubahan perkembangan yang normal seperti
pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh bila
dibandingkan dengan aspek lain dari konsep diri (Potter & Perry, 2005).

Manifestasi Klinis Gangguan Citra Tubuh :

Adapun tanda dan gejala dari gangguan citra tubuh, (Harnawatiaj, 2008) yaitu:

1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah

2. Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi

3. Menolak penjelasan perubahan tubuh

4. Persepsi negatif pada tubuh

5. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang

6. Mengungkapkan keputusasaan

7. Mengungkapkan ketakutan

Pengkajian Gangguan Citra Tubuh

Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada pasien dan keluarga
(pelaku rawat). Tanda dan gejala Gangguan Citra Tubuh dapat ditemukan melalui wawancara dengan
pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana pandangan / penilaian Anda tentang bagian tubuh yang hilang / cacat, bagian tubuh yang
lain?

b. Bagaimana penilaian Anda terhadap bagian tubuh tersebut akan mempengaruhi hubungan Anda
dengan orang lain?

c. Apa yang menjadi harapan Anda pada tubuh yang lain?

d. Apa saja harapan yang telah Anda capai?

e. Apa saja harapan yang belum berhasil Anda capai?

f. Apa upaya yang Anda lakukan untuk mencapai harapan yang belum terpenuhi?

Tanda dan gejala Gangguan Citra Tubuh yang dapat ditemukan melalui observasi sebagai berikut:

a. Penurunan produktivitas

b. Menyembunyikan baggian tubuh yang cacat, bekas operasi

c. Pasien tidak berani menatap lawan bicara dan lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi

d. Bicara lambat dengan nada sura lemah

Tindakan Keperawatan Gangguan Citra Tubuh

Tindakan keperawatan Gangguan Citra Tubuh dilakukan terhadap pasien dan keluarga (pelaku rawat).
Saat melakukan pelayanan ruang rawat inap, di poli kesehatan jiwa atau kunjungan rumah, perawat
menemui keluarga (pelaku rawat) terlebih dahulu sebelum menemui pasien. Bersama keluarga (pelaku
rawat), perawat mengidentifikasi masalah yang dialami pasien dan keluarga (pelaku rawat). Setelah itu,
perawat menemui pasien untuk melakukan pengkajian dan melatih cara untuk mengatasi Gangguan
Citra Tubuh yang dialami pasien.

Setelah perawat selesai melatih pasien, maka perawat kembali menemui keluarga (pelaku rawat) dan
melatih keluarga (pelaku rawat) untuk merawat pasien, serta menyampaikan hasil tindakan yang telah
dilakukan terhadap pasien dan tugas yang perlu keluarga lakukan yaitu untuk membimbing pasien
melatih kegiatan dengan menggunakan anggota tubuh lain yang telah diajarkan oleh perawat untuk
meningkatkan citra tubuh.

Tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga dilakukan pada setiap pertemuan, minimal empat kali
pertemuan dan dilanjutkan sampai pasien dan keluarga mampu meningkatkan citra tubuh.

a. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Gangguan Citra Tubuh

Tujuan :

1) Pasien dapat mengidentifikasi Citra Tubuhnya

2) Pasien dapat mengidentifikasi potensi (aspek positif) dirinya

3) Pasien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh

4) Pasien dapat melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh

5) Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu

b. Tindakan Keperawatan

1) Asesmen citra tubuh (gangguan dan potensi) dan menerima keadaan tubuh saat ini

2) Latih cara meningkatkan citra tubuh

SP1 Pasien : Pengkajian dan Menerima Citra Tubuh dan Latihan Meningkatkan Citra Tubuh

a. Bina hubungan saling percaya:

1) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama panggilan yang
disukai.
2) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian ketidakberdayaan agar proses penyembuhan
lebih cepat.

3) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian Gangguan Citra Tubuh

b. Bantu pasien mengenal gangguan citra tubuhnya:

1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaanya

2) Bantu pasien mengenal penyebab Gangguan Citra Tubuhnya

3) Bantu pasien menyadari perilaku akibat Gangguan Citra Tubuhnya

c. Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya : dulu dan saat ini, perasaan tentang citra tubuhnya
dan harapan terhadap citra tubuhnya saat ini.

d. Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain yang masih sehat

e. Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu

f. Bantu menggunakan bagian tubuh yang masih sehat

g. Bantu pasein melihat, menyentuh bagian tubuh yang terganggu

SP 2 Pasien : Evaluasi Citra Tubuh dan Latihan Peningkatan Citra Tubuh dan Bersosialisasi

Buatlah sesuai dengan contoh di atas dan disesuaikan dengan keadaan pasien sebenarnya.

a. Pertahankan rasa percaya pasien

1) Mengucapkan salam dan memberi motivasi

2) Asesmen ulang citra tubuh dan hasli latihan peningkatan citra tubuh

3) Membuat kontrak ulang: latihan peningkatan citra tubuh

b. Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas yang mengarah pada pembentukan tubuh yang ideal

c. Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara:

1) Gunakan protese, wig, kosmetik atau yang lainnya sesegera mungkin, gunakan pakaian baru (jika
diperlukan)

2) Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap

d. Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :

1) Susun jadwal kegiatan sehari-hari


2) Dorong melakukan aktivitas sehari-hari dan terlibat dalam aktivitas dalam keluarga dan sosial

3) Dorong untuk mengunjung teman dan orang lain yang berarti / mempunyai peran penting baginya

4) Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi

Pengkajian

Pengkajian perubahan citra tubuh terintegrasi dengan pengkajian lain. Setelah diagnosa, tindakan
operasi dan program terapi biasanya tidak segera tampak respon pasien terhadap perubahan-
perubahan. Tetapi perawat perlu mengkaji kemampuan pasien untuk mengintegrasikan perubahan citra
tubuh secara efektif (Keliat, 1998).

B. Diagnosa Keperawatan
Selama pasien dirawat, perawat melakukan tindakan untuk diagnosa potensial, dan akan dilanjutkan
oleh perawat di Unit Rawat Jalan untuk memonitor kemungkinan diagnosa aktual. Beberapa diagnosa
gangguan citra tubuh adalah potensial gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan efek
pembedahan serta menarik diri yang berhubungan dengan perubahan penampilan (Keliat, 1998).

Adapun Diagnosa yang mungkin muncul diantaranya:

1. Gangguan konsep diri : Gangguan Citra Tubuh

2. Isolasi sosial : menarik diri

3. Defisit Perawatan Diri

Berikut ini merupakan data objektif dan data subjektif yang sering ditemukan pada gangguan citra tubuh
:

Data Objektif :

a. Mengurung diri

b. Dari hasil pemeriksaan dokter, pasien mengalami goncangan emosi.

c. Hilangnya bagian tubuh.

d. Perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsi.

e. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu

f. Menolak melihat bagian tubuh.

g. Aktifitas sosial menurun.

Data Subyektif :

a. Nafsu makan tidak ada.

b. Sulit tidur

c. Pasien suka mengeluh nyeri di dada.

d. Pasien mengeluh sesak nafas.

e. Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas dengan hasil operasi.
f. Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang tidak berfungsi.

g. Mengungkapkan perasaan tidak berdaya, tidak berharga, keputusasaan.

h. Menolak berinteraksi dengan orang lain.

i. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh yang terganggu.

j. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.

k. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.

Anda mungkin juga menyukai