Anda di halaman 1dari 42

GANGGUAN

CITRA
TUBUH
PENGERTIAN
D I N D A T R I A N A N D A ( 1 7 1 0 7 11 0 8 9 )
• Konsep tubuh seseorang merupakan pusat konsep diri. Tubuh adalah bagian yang paling terlihat dari
diri, dan tubuh adalah jangkar untuk kesadaran diri. Sikap seseorang terhadap tubuhnya dapat
mencerminkan aspek-aspek penting dari identitas. Contoh, citra tubuh adalah perasaan seseorang bahwa
tubuhnya besar atau kecil, menarik atau tidak menarik, lemah atau kuat juga mengungkapkan sesuatu
tentang konsep diri seseorang. Hubungan positif antara konsep diri dan citra tubuh ditemukan pada
semua budaya.
• Citra tubuh adalah jumlah dari sikap sadar dan bawah sadar seseorang terhadap tubuh sendiri. Hal ini
termasuk persepsi sekarang dan masa lalu serta perasaan tentang ukuran, fungsi, bentuk/penampilan,
dan potensi. Citra tubuh terus berubah saat persepsi dan pengalaman baru terjadi dalam kehidupan.
Eksistensi tubuh menjadi penting dalam mengembangkan citra tubuh seseorang. Pakaian menjadi
identitas tubuh, seperti halnya barang milik seseorang.
• Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini
mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi
tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter & Perry, 2005).
• Citra tubuh, penampilan, dan konsep diri yang positif berkaitan satu sama lain. Seseorang merasa lebih aman
dan bebas dari ansietas apabila ia menerima dan menyukai tuuhnya sendiri. Seseorang yang menerima
tubuhnya lebih mungkin memiliki harga diri yang tinggi daripada orang yang tidak suka tubuhnya.
• Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi seseorang tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan
ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh. Gangguan
citra tubuh merupakan suatu keadaan ketika individu mengalami atau beresiko untuk mengalami gangguan
dalam penerapan citra diri seseorang (Lynda Juall,2006).
KOMPONEN CITRA TUBUH

Body Areas Satisfication


Appearance Evaluation Appearance Orientation
(Kepuasan terhadap bagian
(Evaluasi Penampilan) (Orientasi Penampilan)
tubuh)

Overweight Preocupation Self-Clasified Weight


(Kecemasan menjadi (Persepsi terhadap ukuran
gemuk) tubuh)
Etiologi
Sherin Alinda Zulfa
1710711095
Keliat et.al (2011), menyatakan bahwa gangguan
citra tubuh adalah sebuah perasaan
ketidakpuasan terhadap tubuhnya yang
disebabkan oleh perubahan struktur, ukuran,
bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai
dengan yang diinginkan. Adapun penyebab
terjadinya gangguan citra tubuh, yaitu
kerusakan atau kehilangan bagian tubuh,
perubahan ukuran, bentuk dan penampilan
tubuh, dan tindakan pembedahan.
Rentang Respons
PENGKAJIAN ANNISA HILMY
GANGGUAN CITRA NURARIFAH
1710711087
TUBUH
FAKTOR PRESDIPOSISI
Menurut Stuart dan Laraia (2005) faktor predisposisi adalah faktor resiko yang
dipengaruhi oleh jenis dan jumlah sumber resiko yang dapat menyebabkan individu
mengalami stres. Faktor ini meliputi biologis, psikologis dan sosial budaya.

Faktor
Faktor Faktor
sosial
Biologis psiklogis
budaya
FAKTOR BIOLOGIS
Riwayat Penyakit Fisik

Riwayat Penyakit
Keturunan keluarga
Terpapar Zat kimia/
Radiasi

Riwayat Merokok
FAKTOR PSIKOLOGIS
Faktor yang mempengaruhi harga diri

Faktor yang mempengaruhi peran

Faktor yang mempengaruh identitas


FAKTOR SOSIAL BUDAYA

Asal Suku Status Perkawinan

Status Ekonomi
Status Pendidikan
sosial
FAKTOR PRESIPITASI
1. trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian
mengancam kehidupan
2. ketegangan peran hubungan dengan peran atau posisi yang di harapkan dimana
individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada 3 jenis transisi peran :
a. transisi peran perkembangan
b. transisi peran situasi
c. transisi sehat/ sakit
PENILAIAN STERSSOR /
TANDA DAN GEJALA
sterssor yang dapat menyebabkan gangguan citra tubuh
1. perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit
2. perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi,suntikan, daerah pemasangan infus
3. perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disertai dengan pemasangan alat di
dalam tubuh
4. perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah sistem tubuh
5. keterbatasan : gerak, makan, kegiatan
6. makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandanan berubah, pemasangan alat
pada tubuh klien (infus , fraksi, respitor, suntik, pemeriksaan tanda vital,dll.)
Tanda dan gejala :

1. hilangnya bagian tubuh

2. perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsi

3. menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu

4. menolak melihat bagian tubuh

5. menolak melihat bagian tubuh

6. menolak menyentuh bagian tubuh

7. Aktivitas sosial menurun


SUMBER KOPING
Perawat dan klien penting untuk 7. Bakat khusus
mempertimbangkan sumber koping yang
memungkinkan . semua orang , tidak 8. Intelijen
pedulibseberapa jauh perilaku mereka terganggu,
mereka memiliki beberapa area kelebihan personal 9. Imajinasi dan kreativitas
. kelebihan ini termasuk yang berikut ini :
10. Hubungan interpersonal
1. Olahraga dan kegiatan di luar ruangan
2. Hobi dan krajinan
3. Seni ekspresif Ketika aspek positif klien menjadi jelas,
4. Kesehatan dan perawatan diri perawat harus berbagi hasil pengamatan
dengan klien untuk memperluas kesadaran
5. Pendidikan atau pelatihan diri klien dan menyarankan area yang
6. Vokasi atau posisi mungkin untuk tindakan di masa depan.
MEKANISME KOPING

Adaptif MalAdaptif
MEKANISME PERTAHANAN
Denial Rasionalisas
Kompensas Reaction Undoing
formation i
i

Displacement Identifikasi Sublimasi


Isolasi
Represi

Proyeksi Introyeksi Subtitusi Regresi


Diagnosa dan
Intervensi
Gangguan Citra
Tubuh

Refiana Gunawan
(1710711083)
Diagnosa Keperawatan
Teori
Adapun diagnosa yang mungkin muncul
diantaranya:
• Gangguan konsep diri : Gangguan Citra
Tubuh
• Isolasi social : menarik diri
• Deficit perawatan diri
Rencana Tindakan
Keperawatan
• Tujuan tindakan keperawatan bagi pasien perubahan
citra tubuh adalah meningkatkan keterbukaan dan
hubungan saling percaya, peran serta pasien sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki, mengidentifikasi
perubahan citra tubuh, menerima perasaan dan
pikirannya, menetapkan masalah yang dihadapinya,
mengidentifikasi kemampuan koping dan sumber
pendukung lainnya, melakukan tindakan yang dapat
mengembalikan integritas diri (Keliat, 1998).
Intervensi Mandiri
• Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya yang dulu dan saat ini,
perasaan dan harapan yang dulu dan saat ini terhadap citra tubuhnya.
• Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain.
• Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu.
• Ajarkan untuk meningkatkan citra tubuh. (Gunakan protese, wig, kosmetik
atau yg lainnya sesegera mungkin, gunakan pakaian yang baru)
• Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap.
• Bantu pasien menyentuh bagian tersebut.
• Lakukan interaksi secara bertahap
 Susun jadwal kegiatan sehari-hari.
 Dorong melakukan aktifitas sehari dan terlibat dalam keluarga dan
social keluarga dan sosial.
 Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang
berarti/mempunyai peran pentingbaginya.
• Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi.
Intervensi Keluarga
• Jelaskan dengan keluarga tentang gangguan citra
tubuh yang terjadi pada pasien.
• Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi gangguan
citra tubuh.
• Ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien.
• Membantu menyediakan fasilitas untuk memenuhi
kebutuhan pasien dirumah.
• Memfasilitasi interaksi dirumah.
• Melaksanakan kegiatan dirumah dan sosial.
• Memberikan pujian atas keberhasilan pasien.
Pengkajian

Siti Luthfia Awanda 1710711084


Kasus :
Seorang laki-laki usia 36 tahun, di rawat di ruang bedah hari kedua operasi amputasi
kaki kanan. Riwayat DM sejak 7 tahun yang lalu, jarang kontrol ke RS dan terdapat luka
ganggren pada kaki kanan dan dilakukan amputasi. Hasil pengkajian : klien murung, sedih,
lebih banyak diam, menyendiri, malas ngobrol dengan orang lain dan tidak mau melihat
kearah kaki kananya yang telah di amputasi. Klien mengatakan malu dengan kondisinya,
mengatakan tidak bisa hidup normal seperti dulu lagi dan jika ada orang yang menjenguk
klien selalu menutupi kaki kanannya.
Data tambahan :
Klien merupakan kepala keluarga dan memiliki dua orang anak. Klien berkerja sebagai
petani dengan penghasilan rendah dan pendidikan terakhir klien adalah SMP. Klien
berasal dari Solo, Jawa Tengah. Klien mengatakan setelah kehilangan kaki kanannya, tidak
ada lagi yang bisa mencari nafkah untuk keluarganya. Klien mengatakan ia sulit untuk
tidur. Klien beragama Islam.
Isi pengkajian kasus tersebut adalah:

1. Identitas Klien
• Nama : Tn. X
• No. rekam medis : 123456
• Usia : 36 tahun
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMP
• Status pernikahan : Sudah menikah
• Pekerjaan : Petani
• Suku : Jawa
• Alamat : Jl. Setia Budi No. 25 RT 04/05 Kec. Pasar Kliwon Kota
Surakarta Provinsi Jawa Tengah
• Tanggal masuk RS : 1 Mei 2019
• Tanggal pengkajian : 3 Mei 2019
• Diagnosa medis : Diabetes Melitus
2. Faktor Predisposisi
a. Faktor Biologis
•Riwayat genetik : Tidak ada
•Status Kesehatan : Memiliki riwayat DM sejak 7 tahun yang lalu, jarang
kontrol ke RS.
•Status Nutrisi : Baik
•Sensitivitas biologis : Tidak ada
•Paparan racun : Tidak ada
b. Faktor Psikologis
• Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri: Klien mengatakan malu dengan kondisinya
dan tidak bisa hidup dengan normal lagi untuk kedepannya.
• Faktor yang Memengaruhi Peran: Akibat kondisinya klien merasa perannya sebagai
kepala keluarga dan pencari nafkah akan terganggu.Dia cemas tidak ada yang akan
bisa mencari nafkah untuk keluarganya lagi.
• Faktor yang Mempengaruhi Identitas: Akibat kondisinya, identitas klien sebagai
kepala keluarga terganggu, karena klien merasa tidak akan bisa lagi mencari nafkah
untuk keluarganya.
c. Faktor Sosial Budaya
Pasien berasal dari kalangan ekonomi menengah kebawah, sudah menikah dan
mempunyai dua anak, pendidikan terakhirnya SMP, berasal dari suku jawa.
3. Faktor Presipitasi
Transisi Perkembangan:
• Klien tampak murung
• Klien tampak sedih
• Klien lebih banyak diam
• Klien lebih suka menyendiri
• Klien malas mengobrol dengan orang lain
• Klien tidak mau melihat ke arah kaki kanannya
• Klien mengatakan malu
• Klien mengatakan ia sulit untuk tidur
Transisi Peran Situasi
Pasien merasa tidak akan bisa hidup normal seperti dulu lagi karena kondisinya
saat ini.
Transisi sehat/sakit
Pasien merasa tidak akan bisa mencari nafkah seperti dulu lagi.
4. Penilaian Terhadap Stressor
Stressor yang menyebabkan gangguan citra tubuh:
• Perubahan Struktur : Klien kehilangan kaki sebelah kanannya setelah melakukan
operasi amputasi karena klien mempunyai luka ganggren akibat penyakit DM yang
dideritanya.
• Keterbatasan: Klien memiliki keterbatasan gerak karena kehilangan satu kakinya.
Tanda dan gejala:
• Klien kehilangan kaki sebelah kanannya
• Klien terlihat murung
• Klien terlihat sedih
• Klien lebih banyak diam
• Klien lebih suka menyendiri
• Klien malas mengobrol dengan orang lain
• Klien tidak mau melihat ke arah kaki kanannya
• Klien mengeluh malu
• Klien terlihat menutupi kaki kanannya ketika ada orang yang menjenguk
• Klien mengatakan ia sulit untuk tidur
5. Sumber Koping
-
6. Mekanisme Koping
a. Strategi Koping adaptif
-
b. Strategi Koping Maladaptif
Klien belum bisa menyesuaikan diri dengan keadaan yang diterimanya saat ini.
Dia lebih memilih menjauh dari orang-orang sebagai penyelesaian masalahnya,
malas mengobrol dengan orang lain, menutup diri.
 
Analisa Data-Diagnosa

Fenny Andriani 1710711077


Analisa data
No.dx Analisa Data Masalah Etiologi
1. DS : Gangguan Citra Penyakit, Perubahan
1. Klien mengatakan ia malu dengan kondisinya Tubuh fungsi tubuh, Prosedur
2. Klien mengatakan ia tidak bisa hidup normal seperti dulu lagi (00118) bedah, Perubahan
DT : persepsi diri
3. Klien mengatakan ia merasa ia tidak akan bias mencari nafkah seperti
dulu lagi
DO :
4. Klien pasca operasi amputasi kaki kanan.
5. Klien tampak sedih dan murung.
6. Klien lebih banyak diam , menyendiri dan tidak mau mengobrol
dengan orang lain.
7. Tidak mau melihat kearah kaki kanannya yang telah diamputasi.
8. Jika ada orang yang menjenguknya klien selalu menutupi kaki
kanannya.
2. Data Subjektif Isolasi Sosial Perubahan
1. Klien mengatakan ia malu dengan kondisinya (00053) penampilan fisik
2. Klien mengatakan ia tidak bisa hidup normal seperti
dulu lagi
Data Objektif
3. Klien pasca operasi amputasi kaki kanan
4. Klien tampak sedih dan murung
5. Klien terlihat lebih banyak diam
6. Klien suka menyendiri dan mengobrol dengan orang
lain
7. Jika ada orang yang menjenguknya klien selalu
menutupi kaki kanannya.
3. DS : Ansietas Perubahan Besar
1. Klien mengatakan ia tidak bisa hidup seperti (00146) (Status Kesehatan)
dulu lagi
DO :
2. Klien malas mengobrol dengan orang lain
3. Klien murung, sedih
4. Klien lebih banyak diam dan menyendiri
DT :
5. Klien mengatakan ia merasa ia tidak akan
bias mencari nafkah seperti dulu lagi
6. Klien mengatakan ia sulit untuk tidur
DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi


1. Gangguan Citra Tubuh b.d Penyakit,
Perubahan fungsi tubuh, Prosedur bedah

2. Isolasi Sosial b.d Perubahan penampilan


fisik
3. Ansietas b.d Perubahan Besar
(Status Kesehatan)
Intervensi – Hasil Penelitian ASKEP

Sintya Marliani Putri 1710711092


INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
00118 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah keperawatan 1. Peningkatan Citra Tubuh
gangguan citra tubuh dapat teratasi, dengan kriteria hasil : a. Bantu pasien untuk mendiskusikan perubahan-perubahan bagian tubuh disebabkan
1. Citra Tubuh adanya penyakit atau pembedahan dengan cara yang tepat
a. Gambaran internal diri b. Bantu pasien menentukan keberlanjutan dari perubahan-perubahan aktualdari tubuh
b. Sikap terhadap menyentuh bagian tubuh yang terkena dampak atau tingkat fungsinya
c. Sikap terhadap penggunaan strategi untuk meningkatkan penampilan c. Bantu pasien mendiskusikan stresor yang mempengaruhi citra diri terkait dengan
d. Sikap terhadap penggunaan strategi untuk meningkatkan fungsi tubuh kondisi konginetal, cedera, penyakit, atau pembedahan
e. Penyesuaian terhadap penampilan fisik d. Bantu pasien untuk mengidentifikasi bagian tubuh yang memiliki persepsi positif terkait
f. Penyesuaian terhadap perubahan fungsi tubuh dengan tubuhnya
1. Adaptasi terhadap Disabilitas Fisik e. Identifikasi cara untuk menurunkan dampak dari adanya perubahan bentuk melalui
a. Beradaptasi terhadap keterbatasan secara fungsional pakaian, rambut palsu, atau kosmetik dengan cara yang tepat
b. Memodifikasi gaya hidup untuk mengakomodasi disabilitas f. Identifikasi kelompok pendukung yang tersedia bagi klien
c. Menggunakan strategi untuk mengurangi stres yang berhubungan dengan g. Tentukan persepsi pasien dan keluarga terkait dengan perubahan citra tubuh
disabilitas h. Identifikasi strategi-strategi penggunaan koping oleh keluarga dalam berespon terhadap
d. Mengidentifiasi cara-cara untuk beradaptasi dengan perubahan hidup perubahan penampilan pasien
e. Mengidentifikasi rencana untuk memenuhi aktivitas hidup harian 1. Perawatan Amputatif
f. Melaporkan penurunan perasaan negatif a. Berikan dukungan dan informasi sebelum dan setelah pembedahan
g. Melaporkan penurunan perasaan negatif b. Bantu pasien berada dalam proses berduka yang berhubungan dengan hilangnya bagian
tubuh
c. Fasilitasi identifikasi modifikasi gaya hidup yang diperlukan dan penggunaan alat bantu
d. Identifikasi modifikasi pakaian jika diperlukan
e. Susun tujuan perawatan ke depan
00053 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah keperawatan isolasi 1. Terapi Aktivitas
sosial dapat teratasi, dengan kriteria hasil : a. Pertimbangkan kemampuan klien dalam berpartisipasi melalui aktivitas spesifik
1. Keterlibatan Sosial b. Bantu klien untuk mengeksplorasi tujuan personal dari aktivitas-aktivitas yang biasa
a. Berinteraksi dengan teman dekat dilakukan (mis. bekerja)
b. Berinteraksi dengan tetangga c. Bantu klien untuk tetap fokus pada kekuatan yang dimilikinya dibandingkan dengan
c. Berinteraksi dengan anggota keluarga kelemahannya
1. Tingkat Kecemasan Sosial d. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan memperoleh sumber-sumber yang diperlukan
a. Menghindari situasi sosial untuk aktivitas-aktivitas yang diinginkan
b. Menghindari orang lain e. Identifikasi strategi untuk meningkatkan partisipasi terkait dengan aktivitas yang
c. Persepsi diri yang negatif pada keterampilan sosial diinginkan
d. Persepsi diri yang negatif terhadap penerimaan oleh orang lain f. Bantu klien untuk meningkatkan motivasi diri dan penguatan dalam kelompok
e. Takut berinteraksi dengan orang lain g. Bantu klien dan keluarga untuk beradaptasi dengan lingkungan pada saat
f. Tidak nyaman selama menghadapi sosial mengakomodasi aktivitas yang diinginkan
h. Beri kesempatan keluargauntuk terlibat dalam aktivitas
1. Dukungan Emosional
a. Diskusikan dengan pasien mengenai pengalaman emosionalnya
b. Eksplorasi apa yang memicu emosional klien
c. Buat pernyataan mendukung dan berempati
d. Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
e. Dorong pasien untuk mengenali dan mengekspresikan adanya cemas, marah, atau sedih
1. Peningkatan Keterlibatan Keluarga
a. Bangun hubungan pribadi dengan pasien dan anggota keluarga yang akan terlibat dalam
perawatan
b. Identifikasi kemampuan anggota keluarga untuk terlibat dalam perawatan klien
c. Dorong pasien dan anggota keluarga untuk bersikap asertif
00146 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah 1. Pengurangan Kecemasan
keperawatan ansietas dapat teratasi, dengan kriteria hasil : a. Pahami kondisi krisis yang dialami pasien
1. Tingkat Kecemasan b. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, perawtan, dan prognosis
a. Distres penyakit klien
b. Masalah perilaku c. Berada disisi klien untuk meningkatkan rasa aman
c. Menarik diri d. Dengarkan klien
d. Gangguan tidur e. Dorong verbalisasi perasaan, persepsi, dan ketakutan
1. Tingkat Kecemasan Sosial f. Dukung penggunaan mekanisme koping yang sesuai
a. Menghindari situasi sosial g. Instruksikan penggunaan teknik relaksasi
b. Menghindari orang lain h. Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat
c. Persepsi diri yang negatif pada keterampilan sosial 1. Peningkatan Koping
d. Persepsi diri yang negatif terhadap penerimaan oleh orang lain a. Bantu klien mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan jangka panjang
e. Takut berinteraksi dengan orang lain b. Bantu pasien untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang
f. Tidak nyaman selama menghadapi sosial konstrukstif
1. Kontrol Kecemasan c. Berikan penilaian penyesuaian pasien terhadap perubahan-perubahan
a. Mencari informasi untuk mengurangi kecemasan citra tubuh
b. Menggunakan strategi koping yang efektif d. Dukung pasien untuk mengidentifikasi deskripsi yang realistik terhadap
c. Menggunakan teknik relaksisi untuk mengurangi cemas adanya perubahan peran
d. Mempertahankan hubungan sosial e. Berikan suasana penerimaan
e. Mempertahankan tidur adekuat
Hasil Penelitian
Implementasi - Evaluasi
• Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Juwita Mannawi (2016), yang meneliti Asuhan
Keperawatan Gangguan Citra Tubuh Pada Klien Dengan Splenomegali menyebutkan bahwa
Asuhan keperawatan klien dengan gangguan citra tubuh bertujuan untuk memfasilitasi klien
dalam meningkatkan citra tubuhnya. Intervensi yang diberikan pada klien yaitu, asesmen,
membantu menerima citra tubuh yang terganggu, bantu klien meningkatkan harapan positif
pada tubuh, latihan meningkatkan fungsi tubuh yang masih sehat, latihan meningkatkan citra
tubuh dengan menggunakan alat make up, menggunakan kerudung yang disukai dan pakaian
yang tidak ketat, serta memotivasi klien melihat bagian tubuh yang terganggu.
• Hasil evaluasi motivasi meningkatkan harapan positif dan meningkatkan fungsi tubuh yang
sehat terbukti meningkatkan citra tubuh klien.
• Berdasarkan peneletian tersebut yang memiliki kesesuaian dengan rencena keperawatan
yang kelompok kami buat, kami merasa rencana keperawatan yang kami buat pada pasien
gangguan citra tubuh dapat diterapkan
Daftar Pustaka
Stuart, Gail W. 2016. Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart
Edisi Indonesia Buku 1. Singapura: Elsevier.
Herdman, T.Heather.2015.Diagnosis Keperawatan Definisi&Klasifikasi 2015-
2017 Edisi 10.Jakarta : EGC
Moorhead, Sue dkk.2013.Nursing Outcome Classification (NOC) Edisi
kelima.Singapore:Elsevier
Bulechek, Gloria M dkk.2013.Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi
keenam.Singapore : Elsevier

Anda mungkin juga menyukai