Anda di halaman 1dari 2

A .

Latar Belakang

Sinar X merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan


gelombang radio, panas, cahaya sinar ultraviolet, tetapi mempunyai panjang gelombang yang
sangat pendek sehingga dapat menembus benda-benda. Sinar-X atau sinar rontgen adalah salah
satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10
nanometer ke 100 picometer (mirip dengan frekuensi dalam jangka 30 PHz to 60 EHz). Sinar-X
umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medikal dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah
bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya.

Dalam ilmu kedokteran sinar-X dapat digunakan untuk melihat kondisi tulang, gigi serta
organ tubuh yang lain tanpa melakukun pembedahan langsung pada tubuh pasien. Biasanya,
masyarakat awam menyebutnya dengan sebutan ”FOTO RONTGEN”. Selain bermanfaat, sinar-
X mempunyai efek/dampak yang sangat berbahaya bagi tubuh kita yaitu apabila di gunakan
secara berlebihan maka akan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya, misalnya kanker.
Oleh sebab itu para dokter tidak menganjurkan terlalu sering memakai “FOTO RONTGEN”
secara berlebihan. Meskipun besar manfaatnya, penggunaan sinar-X harus memperhatikan
prosedur keadaan pasien. Karena daya tembusnya cukup besar, jaringan tubuh manusia dapat
rusak terkena paparan sinar-X terlalu lama. Oeh karena itu, pemancaran sinar-X pada pasien
diusahakan sesingkat mungkin.

Apabila terjadi kesalahan radiografi, akan menyebabkan pengulangan pembuatan


radiografi tersebut. Hal ini bertentangan dengan azas justification dimana radiasi harus
seminimal mungkin dan keuntungan harus lebih besar dari kerugian yang timbul terhadap
pasien. Konsekuensi meningkatnya paparan radiasi, dan efek akumulasi dari beberapa sumber
radiasi harus dipertimbangkan selaras dengan prinsip ALARA (As Low As Reasonably
Achievable) untuk meminimalkan paparan radiasi serta mendapatkan hasil yang maksimal.
Beberapa aspek penting harus diperhatikan seiring dengan prinsip tersebut, misalnya teknik atau
cara pengambilan foto roentgen, teknik processing film, dan juga menginterpretasi hasil
radiograf. Faktor-faktor lain seperti jarak target film, ukuran jumlah dari energy listrik yang
melewati x-ray tube dalam miliampere (mA), kualitas dari energy listrik yang melewati x-ray
tube dalam kilovolt (kV), posisi kepala serta tingkat kesehatan pasien, posisi film, sudut
penyinaran, waktu penyinaran, dan juga processing film harus diberikan perhatian untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dan efektif.

Gambaran radiografi sangat membantu dalam penatalaksanaan berbagai kasus, terutama


membantu dalam menegakkan diagnosis, perencana evaluasi hasil perawatan yang dilakukan.
Namun perlu diingat bahwa selain nilai diagnostik yang diperoleh, pemeriksaan radiografi dapat
mengakibatkan bahaya radiasi. Pada saat sinar-x mengenai jaringan tubuh, akan terjadi ionisasi
pada jaringan yang dilaluinya sehingga terjadi kerusakan pada jaringan tersebut. Karena itu,
perlu dilakukan proteksi yang baik pada saat melakukan pemeriksaan radiologi agar efek radiasi
yang diterima oleh penderita, operator maupun lingkungan di sekitar ruang radiografi dapat
sekecil mungkin. Pemilihan proyeksi pemotretan yang tepat adalah salah satu upaya yang harus
dilakukan untuk menghindari paparan radiasi yang tidak diperlukan.

Daftar Pustaka:
https://www.academia.edu/12500941/SINAR_X_UNTUK_RONTGEN_RADIASI_DALAM_BI
DANG_KESEHATAN_

Anda mungkin juga menyukai