PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian anticipatory guidance
2. Mengetahui pencegahan anticipatory guidance berdasarkan tahapan usia
3. Mengetahui pengertian health promotion
4. Mengetahui tujuan dan manfaat health promotion
5. Mengetahuisasaran health promotion
6. Mengetahui prinsip health promotion
7. Mengetahuimedia-media health promotion
8. Mengetahui ruang lingkup health promotion pada infant-remaja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa promosi kesehatan yang dapat dilakukan pada ibu dalam menangani
bayi baru lahir adalah :
1. Sasaran Primer
Sasaran primer (utama) upaya promosi kesehatan sesungguhnya adalah
Remaja dan keluarga. Mereka ini diharapkan mengubah perilaku hidup
mereka yang tidak sehat menjadi perilaku hidup yang lebih sehat. Akan
tetapi disadari bahwa mengubah perilaku pada seorang remaja yang
memiliki perubahan emosi dan mental yang tidak stabil bukanlah sesuatu
yang mudah.
2. Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka
informal (misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun
pemuka formal (misalnya petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan
lain-lain), organisasi kemasyarakatan dan media massa serta keluarga dan
peran sekolah untuk remaja tersebut. Mereka diharapkan dapat turut serta
dalam upaya meningkatkan perilaku kesehatan pada remaja, remaja dapat
sehat dengan cara: Berperan sebagai panutan dalam mempraktikkan
perilaku yang sehat. Turut menyebarluaskan informasi tentang kesehatan
dan menciptakan suasana yang kondusif bagi remaja. Berperan sebagai
kelompok penekan (pressure group) guna mempercepat terbentuknya
remaja yang sadar akan kesehatan. Selain itu, sasarannya juga di tujukan
kepada teman sebaya, karena remaja tidak jauh beda dengan anak usia
sekolah yang emosionalnya masih belum stabil sehingga masih mudah
terpengaruh oleh lingkungan, rema juga akan lebih mudah dan memerankan
peer group pada lingkungannya.
3. Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa
peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang-bidang lain
yang berkaitan serta mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan
sumber daya. Mereka diharapkan turut serta dalam upaya meningkatkan
kesehatan remaja, dengan cara:
a. Memberlakukan kebijakan/peraturan perundang-undangan yang tidak
merugikan kesehatan remaja dan bahkan mendukung terciptanya
kesehatan pada remaja
b. Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain) yang
dapat mempercepat terciptanya penyuluhan dan Pendidikan kesehatan
di kalangan remaja.
b. Kemitraan
Selain melakukan tahap advokasi, Dinkes selanjutnya membangun
strategi kemitraan. Strategi ini dijalankan dengan bekerjasama dengan
beberapa instansi terkait, yang dianggap mampu membantu proses
penanggulangan narkoba di Kabupaten Wajo. Adapun instansi yang terlibat
kerjasma lintas sektor yaitu puskesmas, sekolah dan polres.
Bentuk kemitraan yang dilakukan antara dinas kesehatan dan
puskesmas berupa penyuluhan kepada remaja yang bertujuan menambah
tingkat pengetahuan remaja tentang dampak pergaulan bebas, seks bebas,
dan napza bagi kesehatan, sehingga diharapkan terciptanya pemberdayaan
remaja terhadap penanggulangan narkoba berupa pembentukan kader
kesehatan remaja. Bentuk kemitraan yang dilakukan antara dinas kesehatan
dan sekolah dalam penanggulangan narkoba yaitu membatu mengumpulkan
remaja pada saat dinas kesehatan melakukan penyuluhan di sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh informasi
mengenai manfaat kemitraan yang disampaikan oleh informan berupa
terciptanya efektifitas penyuluhan, pekerjaan terasa ringan dan dianggap
mampu membantu pemberantasan narkoba, pencegahan seks bebas dan
pergaulan bebas pada remaja.
Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh (Hasrat Jaya
Siliwu, (2007), bahwa kemitraan adalah suatu kerjasama formal antara
individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk
mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Konsep kemitraan merupakan
upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok, masyarakat,
lembaga pemerintah atau non pemerintah untuk bekerjasama mencapai
tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran masing-
masing.
c. Pemberdayaan
Pemberdayaaan yang dilakukan dinas kesehatan terhadap upaya
penanggulangan narkoba dengan cara membentuk kader kesehatan remaja
di sekolah. Tujuannya adalah memberikan pemahaman terhadap remaja
tentang bahaya penyalahgunaan napza, seks bebas bagi kesehatan, sehingga
remaja memiliki kesadaran untuk ikut terlibat memerangi tindak
penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas dan seks bebas.
Hal ini senada dengan peneliti sebelumnya yang menjelaskan bahwa
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah upaya atau proses
untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Pembentukan kader kesehatan remaja yang ditujukan kepada siswa
remaja diharapkan dapat menumbuhkan partisipasi aktif dari siswa akan
pentingnya penanggulangan narkoba dalam segala aktivitasnya sehari-hari.
Partisipasi yang bertanggung jawab sebaiknya dimiliki setiap masyarakat
dan organisasi lokal.Partisipasi dapat dicapai bila mengetahui dengan jelas
apa yang diharapkan dari kegiatan yang dilakukan. Dengan sendiriya
dibutuhkan pembagian tugas pada masing-masing anggota dalam organisasi
tersebut.
3. Pendidikan Pergaulan
Pergaulan dikalangan remaja adalah salah satu kebutuhan hidup dari
manusia, sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya
membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu
pergaulan (interpersonal relationship)Pergaulan yang terjadi saat ini sudah
sangat memperhatikan. Banyak sekali terjadi perilaku yang telah
menyimpang dan melanggar nilai sosial yang ada dalam masyarakat.
Perilaku anak muda atau remaja zaman sekarang telah jauh dari norma
agama sebagi pegangan hidup. Sehingga, pergaulan remaja saat ini harus
lebih dipilah dan dipilih untuk menentukan yang baik dan yang buruk
dengan diberikannya Pendidikan pergaulan pada remaja.
3.1 Kesimpulan
Heath promotion merupakan bentuk pemberian edukasi kepada remaja dan anak-
anak yang secara terapeutik diberikan oleh tenaga kesehatan dalam tatanan kesehatan
remaja dan anak-anak, melalui penggunaan bina hubungan saling percaya dan pemberian
edukasi kepada orang tua agar dapat memulai untuk hidup sehat di rumah. Perawat
diharapkan dapat mengaplikasikan heath promotion sehingga meningkatkan kualitas
kesehatan pada keluarga terutama pada infan-remaja.
3.2 Saran
Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam
mempelajari tentang anticipatory guidance dan health promotion pada infant-remaja. Dan
harapan penulis makalah ini tidak hanya berguna bagi penulis tetapi juga berguna bagi
semua pembaca. Terakhir dari penulis walaupun makalah ini kurang sempurna penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di kemudian hari.