i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ilahi Rabbi kami ucapkan karena berkat karunia-Nyalah kami
bisa menyelesaikan tulisan sederhana ini. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada baginda Muhammad SAW yang telah memberikan kesempatan bagi kami
untuk mencicipi manisnya Iman dan Islam.
Akhirnya tiada gading yang tak retak, begitu pulalah dengan hasil akhir dari makalh ini.
Maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun tetap kami nantikan demi
terwujudnya makalh yang lebih baik lagi.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. Pengertian ................................................................................................. 3
B. Penyebab ................................................................................................... 3
C. Gejala ........................................................................................................ 4
D. Penanganan................................................................................................ 6
E. Komplikasi................................................................................................. 6
F. Pencegahan................................................................................................ 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 8
A. Kesimpulan ............................................................................................... 8
B. Saran ......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 9
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah proses pemerliharaan janin dalam kandungan yang disebabkan
pembuahan sel telur oleh sel sperma. Pada saat hamil akan terjadi perubahan fisik dan
hormon yang sangat berubah drastis. Proses kehamilan adalah mata rantai yang
berkesinambungan dan terdiri atas ovulasi pelepasan ovum, terjadi konsepsi dan
pertumbuhan zigot, terjadi implantasi pada rahim, pembentukan plasenta, tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai kehamilan matur/atern (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).
Wanita hamil memerlukan gizi yang cukup untuk kesehatan ibu dan janinnya. Jika
kebutuhan gizi ibu tidak tercukupimaka dapat berpotensi menyebabkan masalah gizi. Namun
demikian, ibu hamil seringkali tidak mengetahui adanya peningkatan kebutuhan gizi selama
kehamilan. Tujuan penulisan untuk membahas tentang masalah-masalah gizi yang rentan
terjadi pada ibu hamil. Metode yang digunakan adalah studi literatur. Data yang digunakan
merupakan data sekunder berupa laporan dari instansi pemerintah dan penelitian-penelitian
terdahulu. Ibu hamil rentan mengalami beberapa permasalahan kurang gizi. Masalah gizi
yang sering terjadi pada ibu hamil adalah Kurang Energi Kronis (KEK), Anemia, dan
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium.Masalah gizipada ibu hamil berdampak pada
kesehatan ibu dan bayinya. Bayi yang dilahirkan dapat mengalami keterlambatan
pertumbuhan fisik dan perkembangan mental serta penurunan kecerdasan.
Pembangunan kesehatan periode tahun 2015-2019 diprioritaskan pada empat program
utama yaitu penurunan angka kematian ibu dan Masalah Gizi Pada Ibu Hamil bayi,
penurunan prevalensi balita pendek (stunting), pengendalian penyakit menular, dan
pengendalian penyakit tidak menular. Peningkatan gizi masyarakat tidak hanya berperan
dalam program penurunan prevalensi balita pendek, namun juga terkait erat dengan tiga
program lainnya.Hal ini terjadi karena status gizi berkaitan dengan kesehatan fisik maupun
kognitif, mempengaruhi tinggi rendahnya risiko terhadap penyakit infeksi maupun penyakit
tidak menular dan berpengaruh sejak awal kehidupan hingga masa usia lanjut (KemenkesRI,
2016).
1
Tingginya angka kematian ibu berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Masa
kehamilan merupakan periode yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia di
masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan oleh kondisinya saat masa janin
dalam kandungan (Azwar, 2004). Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan
menghadapi masalah gizi. Hal ini berhubungan dengan proses pertumbuhan janin dan
pertumbuhan berbagai organ tubuhnya sebagai pendukung proses kehamilannya. Ibu hamil
membutuhkan tambahan energi, protein, vitamin dan mineral untuk mendukung
pertumbuhan janin dan proses metabolisme tubuh (Notoatmodjo, 2007). Masalah yang sering
terjadi pada ibu hamil yaitu tidak menyadari adanya peningkatan kebutuhan gizi selama
kehamilan(Depkes RI, 2000). Sebagai akibatnya, masih ada ibu hamil yang tidak
melaksanakan anjuran petugas kesehatan seperti meminum 90 tablet besi selama
kehamilannya. Riskesdas(2013) menyebutkan secara nasional persentase ibu hamil yang
minum Tablet Tambah Darah (TTD) lebih 90 tablet (90+) pada kehamilan terakhir masih
rendah hanya mencapai 18,0%. Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan tujuan
penulisan artikel ini adalah untuk membahas masalah-masalah gizi yang rentan terjadi pada
ibu hamil.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud gangguan makan ibu hamil?
2. Apa saja penyebabnya?
3. Sebutkan gejala-gejala gangguan makan!
4. Bagaimana penanganannya?
5. Komplikasi apa saja yang akan terjadi?
6. Bagaimana cara mencegahnya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian gangguan makan ibu hami
2. Untuk mengetahui penyabab gangguan makan ibu hamil
3. Untuk mengetahui gejala gangguan makan ibu hamil
4. Untuk mengetahui cara penanganannya
5. Untuk mengetahui komplikasi yang akan terjadi
6. Untuk mengetahui cara mencegah gangguan makan ibu hamil
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2. Diet yang berlebihan
Gangguan makan sering terjadi di bawah alam sadar karena rasa malu. Ibu hamil
mungkin mengalami perasaan bersalah dan malu karena takut penilaian dari
orang lain. Akibatnya, mereka engggan mengungkapkan masalah mereka, dan
dalam banyak kasus mungkin tidak percaya atau mengakui kepada diri bahwa
memiliki masalah.
3. Stres
Ibu hamil yang mengalami stress akan berpengaruh pada perubahan pola makan sehingga
akan menyebabkan gangguan pada pertumbuhan janin.
C. Gejala Gangguan Makan
Gejala yang dialami penderita gangguan makan tergantung pada jenis gangguannya.
Berikut adalah gejala gangguan makan berdasarkan jenisnya:
1. Anorexia Nervosa
Anoreksia nervosa yaitu sebuah gangguan makan yang ditandai dengan
penolakan untuk mempertahankan berat badan yang sehat dan rasa takut yang
berlebihan terhadap peningkatan berat badan akibat pencitraan diri yang menyimpang.
Gangguan makan ini sangat mungkin terjadi pada ibu hamil. Apalagi, masa
kehamilan diketahui akan memberikan perubahan besar pada tubuh termasuk berat badan
yang akan melonjak drastis. Saking tak ingin hal ini terjadi, ibu pun mengurangi porsi
makannya dengan berlebihan. Hal ini tentunya sangat berbahaya, mengingat ibu hamil
seharusnya mengonsumsi lebih banyak nutrisi agar bisa mendukung perkembangan janin.
Kurangnya asupan makanan tidak hanya akan membuat ibu kekurangan berat badan tapi
juga berisiko memiliki bayi dengan berat lahir rendah, bayi lahir prematur, atau bahkan
keguguran.
2. Bulimia nervosa
Bulimia nervosa adalah gangguan pola makan yang ditandai dengan usaha
untuk memuntahkan kembali secara terus-menerus apa yang telah dimakan
sebelumnya. Bulimia nervosa yaitu sebuah kelainan cara makan yang terlihat dari
kebiasaan makan berlebihan yang terjadi secara terus menerus, sering terjadi pada
wanita. Kelainan tersebut biasanya merupakan suatu bentuk penyiksaan terhadap diri
sendiri. Yang paling sering dilakukan oleh lebih dari 75% orang dengan bulimia
nervosa adalah membuat dirinya muntah, kadang-kadang disebut pembersihan; puasa,
5
serta penggunaan laksatif, enema, diuretik, penggunaan obat pencahar sehingga dapat
merangsang seorang penderita bulimia untuk memuntahkan makanan yang telah ia
makan dan olahraga yang berlebihan juga merupakan ciri umum.
3. Binge eating disorder
Gangguan makan tak hanya bisa mendera mereka yang ingin mengurangi berat
badan. Ada sebagian orang yang menganggap masa kehamilan sebagai masa-masa untuk
melampiaskan keinginan untuk mengonsumsi banyak makanan. Mereka sering berdalih
bahwa hal ini dilakukan demi memberikan makanan yang cukup untuk janin.
Binge eating disorder (BED) ditandai dengan dorongan untuk terus makan dalam
jumlah yang sangat banyak. Bertambahnya nafsu makan pada ibu hamil memang
merupakan hal yang wajar.
Namun berhati-hati jika keinginan tersebut mulai tak terkendali. Orang yang
mengalami BED akan terus makan meski mereka sudah tidak merasa lapar. Dari data
yang diambil pada penelitian di Norwegia, terdapat satu dari 21 ibu hamil mengalami
gangguan makan dan paling banyak yang dialami adalah BED. Dampaknya, janin akan
lebih rentan mengalami keguguran atau bisa juga berujung pada waktu persalinan yang
lebih lama. Sedangkan efeknya untuk kehamilan, gangguan makan BED dapat
meningkatkan tekanan darah dan risiko diabetes gestasional.
6
2. Konsultasi dengan Ahli Gizi
Cari ahli gizi dengan keahlian gangguan makan sebelum atau saat hamil. Berbicara
dengan ahli gizi sepanjang kehamilan gangguan makan sebelum atau segera
setelah hamil. Tak jarang ahli gizi pun sering membantu untuk memantau selepas
persalinan
3. Konseling
Kelompok konseling dan dukungan individu selama dan setelah kehamilan dapat
membantu Moms mengatasi kekhawatiran dan ketakutan mengenai makanan,
penambahan berat badan, citra tubuh, dan peran baru mengasuh anak. , Kelas-kelas
lain tentang kehamilan, persalinan, perkembangan anak, dan keterampilan
mengasuh anak juga dapat membantu dalam persiapan untuk tahap kehidupan ini.
4. Timbang Berat Badan
Biarkan bidan atau dokter kandungan menimbang berat badan. Informasi ini sangat
penting untuk melacak kesehatan janin dalam kandungan.
7
12. Depresi
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gangguan makan bisa menyerang siapa saja, termasuk pada ibu hamil, Bahkan,
menurut studi yang pernah dilakukan di Inggris, terdapat 7 dari 100 ibu hamil yang
mengalami gangguan makan. Meski tidak sedikit yang mengalaminya, kebanyakan ibu
hamil enggan mengungkapkan keadaan mereka kepada dokter karena ketakutan dengan
stigma dan reaksi negatif yang akan diterima. Padahal, masalah gangguan makan bisa
memberikan dampak yang berbahaya, tidak hanya untuk ibu hamil tapi juga janin yang di
kandungnya.
B. SARAN
Dengan terjadinya gangguan makan pada ibu hamil ini diharapkan bidan dapat membantu
dan menemani ibu hamil agar tidak kekurangan berat badan, sehingga keejahteraan ibu
hamil beserta janin bisa terpantau.
9
DAFTAR PUSTAKA
Academy for Eating Disorder, 2006. Prevalence of Eating Disorders. Austria: Academy for
Eating Disorder. Available from: http://www.aedweb.org/eating_disorders/prevalence.cfm
Asri Warista, “Penyebab gangguan Makan ibu hamil”, jurnal gangguan makan ibu hamil, 2020
10