i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada ALLAH SWT atas nikmatnya yang telah diberikan
kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Promosi Kesehatan Tentang Pemberdayaan Gizi Buruk di Masyarakat”
yang merupakan tugas kamidisemester IIIdalam mata kuliah Promosi Kesehatan
guna untuk kegiatan belajar mengajar.
Namun sebagai manusia biasa, kami tentunya tak luput dari kesalahan. Oleh
karena itu, saran serta kritik yang membangun senantiasa saya terima sebagai
acuan untuk tugas-tugas kami selanjutnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Terkait dengan itu isu-isu yang beredar mengenai trend terkini masalah
gizi terdapat 2 masalah, yaitu masalah gizi buruk dan masalah kelebihan gizi atau
obesitas.Yang mana di masyarakat ini menjadi isu dan trend yang sangat sering
kita jumpai. Gizi buruk keadaan dimana seseorang kekurangan gizi yang di
sebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari
sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. Biasanya gizi buruk banyak di
alami oleh balita, dapat dinyatakan bila berat badan dan umur tisak sesuai selama
3 bulan berturut-turut dan menyebabkan kerusakan padahal saat itu merupakan
waktu untuk mendapatkan nutrisi terbaik karena otak yang di bentuk akan di
gunakan seumur hidup dan bersifat irreversible. Akibat dari semua itu akan
menghasilkan perkerjaan kasar yang tidak berpenghasilan tinggi. Kita dapat
menentukan gizi buruk dengan menimbang berat badan balita dengan umur anak
terhadap umur standar WHO-NCHS karena jika menggunakan KMS kita tidak
apat menentukan balita gizi buruk. Secara keseluruhan masalah ini
iv
akanberdampak besar seperti menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar,
meningkatkan resiko penyakit infeksi karena daya tahan menurun, dan lain-lain.
Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat
kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi.Ketiga hal ini
dipengaruhi oleh keadaan gizi. Pola makan merupakan perilaku paling penting
yang dapat mempengaruhi keadaan gizi.Hal ini disebabkan karena kuantitas dan
kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat
kesehatan individu dan masyarakat. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari
berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular (PTM) terkait gizi, maka
pola makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi
seimbang.Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan
masyarakat.Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta
perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok
umur.Gizi yang baik membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah
terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari
penyakit kronis dan kematian dini.Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan
kesehatan yang buruk.Gizi yang tidak baik adalah faktor risiko PTM, seperti
penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi dan
stroke), diabetes serta kanker yang merupakan penyebab utama kematian di
Indonesia.Lebih separuh dari semua kematian di Indonesia merupakan akibat
PTM.(Depkes, 2008).
v
penyakit dan limb obesity.Kegiatan seseorang yang suka mengemil sambil
tiduran,nonton tv dan makan berlebih setelah itu kurang untuk beraktivitas
menyebabkan banyak energi yang di serap tetapi hanya sedikit yang di keluarkn
sehingga lemak dalam tubuh itu akan tersimpan dalam cadangan lemak sehingga
timbulah kegemukan di perut biasa di alami pria dan ,di sekitar panggul di alami
wanita. Selain itu obesitas dapat menyebabkan kematian dan resiko gangguan
fisik dan mental.
Jadi terkaitan isu dan trend terkini mengenai masalah gizi dan pangan
saling berhubungan selain ada masalah pangan dan kekurangan gizi ,di sisi lain
juga terjadi masalah gizi lebih atau obesitas.keadaaan seperti ini menjadi dilema
dalam upaya pembanguna gizi.dan tugas kita sebagai ahli gizi memeriksa
keamanan pangan yang sesuai dengan mutu dan gizi yang seimbang Dan di
perlukan strategi program yang terarah berdasarkan hasil pemikiran dan penelitian
sehingga antara 2 itu berjakan dengan selaras dan menimbulkan kebaikan bagi
kita semua.
1.2Rumusan Masalah
vi
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
vii
BAB 2
PEMBAHASAN
viii
mengkonsumsi makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi
pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi
jenis makanan lain sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang. (Santoso
dan Lies, 2004)
ix
2. Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yang diarahkan pada
pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan tingkat
rumah tangga
3. Peningkatan upaya pelayanan-pelayanan gizi terpadu dan system rujukan
dimulai dari tingkat pos pelayanan terpadu (posyandu), hingga puskesmas
dan rumah sakit
4. Peningkatan upaya keamanan pangan dan gizi melalui system
kewaspadaan pangan dan gizi masyarakat (SKPG)
5. Peningkatan komunikasi, imformasi, dan edukasi di bidang pangan dan
gizi masyarakat
6. Peningkatan teknologi pangan untuk mengembangkan berbagai produk
pangan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat luas
7. Peningkatan kesling
8. Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi.
Berbagai upaya untk mengatasi masalah yang berkaitan dengan maka tidak lepas
dari kebijakan dan strategi dari pihak terkait terutama pemerintah sebagai
pemenang wewenang untuk menungkat kesejahteraan masyarakat.
-Kebijakan
a. mengingat besarnya dan sebaran gizi buruk yang ada di semua wilayah
indonesia dan dampaknya terhadap kualitas sumber daya manusia,
pencegahan dan penganggulangan gizi buruk merupakan program nasional
sehingga perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dilaksanakan secara
berkesinambungan antara pusat daerah.
b. Penanggulangan masalah gizi buruk dilaksanakan pendekatan komperatif
dengan mengutamakan upaya pencegahan dan upaya peningkatan yang di
dukung upaya pengobatan dan upaya pemulihan.
c. Penanggulan masalah gizi buruk dilaksanakan oleh semua kabupaten atau
kota secara terus menerus dengan koordinasi lintas instansi / sektor atau
dinas organisasi masyarakat.
x
d. Penangulangan masalah gizi buruk diselenggarakan secara demoatis
transparan melalui kemitraan di tingkat kabupaten atau kota anatara
pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat.
e. Penanggulangan masalah gizi buruk dilakukan dengan pendekatan
pemberdayaan masyarakat yaitu dengan meningkatkan akses untuk
memperoleh informasi dan kesempatan untuk mengemukakan pendapatan,
serta keterlibatan dalam proses pengembalian keputusan. Masyarakat yang
telah berdaya diharapkan berperan sebagai pelaku / pelaksanaan,
melakukan advokasi, dan melakukan pemantauan untuk peningatan
pelayanan publik.
- Strategi
a. Pencegahan dan penanggulangan gizi buruk dilaksanakan di seluruh
kabupaten / kota di indonesia sesuai dengan kewenangan wajib dan
standar pelayanan minimal (SPM) dengan memperhatikan besaran dan
luasnya masalah.
b. Mengambilkan fungsi posyandu dan meningkatkan kembali partisipasi
masyarakat dan keluarga dalam memantau tumbuh kembang balita,
mengenali dan menanggulangi secara dini balita yang mengalami
gangguan pertumbuhan melalui revitalitas posyandu.
c. Meningkatkan kemampuan petugas dalam manajemen dan melakukan tata
laksana gizi buruk untuk mendukung fungsi melakukan tata laksana gizi
burk untuk mendukung fungsi posyandu yang di kelola oleh masyarakat
melalui revitalisasi Puskesmas.
d. Menanggulangi secara langsung masalah gizi yang terjadi pada kelompok
rawan melalui pemberian intervensi gizi (suplementasi), seperti kapsul
Vitamin A, MP ASI, dan makanan tambahan.
e. Mewujudkan keluarga sadar gizi melalui promosi gizi, advokasi dan
sosialisasi tentang makanan sehat dan bergizi seimbang serta pola hidup
bersih dan sehat.
f. Mengalang kerjasama lintas sektor dan kemiraan dengan swasta ataun
dunia usaha dan masyarakat untuk mobilisasi sumber daya dalam angka
xi
meningkatkan daya beli keluarga untuk menyediakan makanan sehat dan
bergizi seimbang.
g. Mengaktifkan kembali Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)
melalui revit alisasi SKPG dan Sistem Kewaspadaan Dini Gizi Buruk,
yang dievaluasi dengan kajian data SKDN < yaitu semua balita mendapat
kartu menuju sehat ditimbang setiap bulan, dan berat badan naik dan
penyakit dan dat pendukung lainnya.
Sejak tahun 2010 upaya perbaikan gizi di dunia di kembangkan dalam bentuk
gerakan gizi internasional yang dikenal sebagai gerakan scalling up nutrition (
SUN ) sebagai respon Negara-negara di dunia terhadap kondisi status gizi
sebagian besar Negara berkembang dan akibat kemajuan yang tidak merata dalam
pencapaian MDGs khususnya pada tujuan IC dalam kurun waktu, tahun 1990-
2015. Sasaran yang ingin dicapai pada akhir tahun 2025 di sepakati adalah :
xii
gizi bukanlah hal yang berkaitan langsung dengan masalah gizi. Dengan
kata lain kegiatan yang dilakukan tidak secara eksplisit, ditunjukkan untuk
tujuan penanggulangan masalah gizi namun untervensi ini dapat menjadi
bagian penting dari perbaikan gizi.
Diantaranya adalah strategi reorientasi kesehatan untuk kasus gizi buruk adalah:
xiii
laksana gizi burk untuk mendukung fungsi posyandu yang di kelola
oleh masyarakat melalui revitalisasi Puskesmas.
4. Menanggulangi secara langsung masalah gizi yang terjadi pada
kelompok rawan melalui pemberian intervensi gizi (suplementasi),
seperti kapsul Vitamin A, MP ASI, dan makanan tambahan.
5. Mewujudkan keluarga sadar gizi melalui promosi gizi, advokasi dan
sosialisasi tentang makanan sehat dan bergizi seimbang serta pola
hidup bersih dan sehat.
6. Mengalang kerjasama lintas sektor dan kemiraan dengan swasta ataun
dunia usaha dan masyarakat untuk mobilisasi sumber daya dalam
angka meningkatkan daya beli keluarga untuk menyediakan makanan
sehat dan bergizi seimbang.
7. Mengaktifkan kembali Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)
melalui revit alisasi SKPG dan Sistem Kewaspadaan Dini Gizi Buruk,
yang dievaluasi dengan kajian data SKDN < yaitu semua balita
mendapat kartu menuju sehat ditimbang setiap bulan, dan berat badan
naik dan penyakit dan dat pendukung lainnya.
xiv
Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, ketrampilan
individu mutlak diperlukan. Dengan harapan semakin banyak individu yang
terampil akan pelihara diri dalam bidang kesehatan, maka akan memberikan
cerminan bahwa dalam kelompok dan masyarakat tersebut semuanya dalam
keadaan yang sehat. ketrampilan individu sangatlah diharapkan dalam
mewujudkan keadaan masyarakat yang sehat. Sebagai dasar untuk terapil tentunya
individu dan masyarakat perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan mengenai
kesehatan, selain itu masyarakat juga perlu dilatih mengenai cara-cara dan pola-
pola hidup sehat. Contohnya adalah dengan melakukan penyuluhan tentang m
manfaat gizi, status gizi, dan gizi buruk diantaranya adalah sebagai contoh
melakukan penyuluhan di masyarakat tentang penanggulangan masalah gizi
tingkat keluarga dengan cara mengajak Ibu membawa anak untuk ditimbang di
posyandu secara teratur, Memberikan MP-ASI sesuai usia dan kondisi anak, dan
lain lain dengan harapan individu tersebut dapat mencontoh keterampilan yang
diberikan oleh kita sebagai pemberi penyuluhan.
xv
2017 tentang Germas.Fokus utama Germas adalah dengan memenuhi angka
kecukupan gizi di masyarakat.Caranya dengan melakukan olahraga teratur,
konsumsi sayur dan buah, serta memeriksa kesehatan berkala.Protein paling baik
ada pada telur dan ikan.Namun memang masyarakat Indonesia konsumsi ikan
masih sedikit, lebih lari ke daging atau ayam.Germas diharapkan dapat
membangkitkan kesadaran dan motivasi keluarga bahwa sehat dimulai dari diri
sendiri. Sebab saat ini, Indonesia menghadapi tantangan berupa perubahan pola
gaya hidup masyarakat dan ditengarai menjadi penyebab bergesernya pola
penyakit katastropik dalam 30 tahun terakhir. Penyakit katastropik adalah
penyakit degeneratif yang menghabiskan biaya banyak seperti ginjal, diabetes,
jantung, hipertensi dan lainnya.Pergeseran penyakit ini akan menjadi hambatan
terhadap upaya peningkatan derajat kesehatan dan produktivitas masyarakat dan
semakin besarnya biaya pengobatan yang dibutuhkan. Penyakit Tidak Menular
(PTM) sejak tahun 2010 memiliki porsi yang sangat besar dari segi biaya
pelayanan kesehatan.Hal ini dipicu ketidaktahuan masyarakat terhadap pola gizi
yang seimbang dan cenderung menyantap makanan cepat saji (junk
food).Masyarakat juga kurang melakukan aktivitas fisik, kurang mengonsumsi
sayur dan buah, merokok, dan alkohol.Untuk memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat, Asosiasi Pengusaha Suplenmen Kesehatan Indonesia (APSKI)
mendukung penuh gerakan ini. Evolusi penyakit juga harus dihadapi dengan
evolusi pola gaya hidup masyarakat serta evolusi upaya pemenuhan nutrisi bagi
masyarakat. Masalah gizi dan kesehatan tak hanya pemerintah tetapi juga
didukung oleh masyarakat dan swasta serta pihak lainnya.sebagai pihak
pengusaha juga berperan menyediakan pemenuhan gizi bagi masyarakat seiring
dengan evolusi pola gaya hidup dan Germas itu sendiri.
xvi
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KAUS GIZI KURANG
a. Kasus
Keluarga Tn.D (37 Tahun) memiliki istri yang bernama Ny.E yang berusia 34
tahun, mempunyai 2 orang anak. Anak pertama bernama An.S berusia 9 tahun
yang sedang duduk di bangku sekolah dasar dan anak ke 2 bernama Balita F
berusia 25 bulan. Balita F menderita gizi kurang. Setiap bulan Balita F dibawa ke
posyandu oleh ibunya. Berat badan balita.F 8.2 Kg. Ny.E mengatakan bahwa
Balita.F susah jika diberi makan nasi. Dia hanya mau memakan makanan yang
manis, gorengan dan makanan ringan saja.
ASUHAN KEPERAWATAN
b.Pengkajian Keperawatan Keluarga
1. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : Tn. D
2. Alamat dan telepon : Lampung Selatan
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Mancing
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP
1. DATA KELUARGA
xvii
Rumah & Selatan/+62(8120)73xx terdekat 100m (Posyandu)
Telp
Agama & Islam & Sunda Alat Kendaraan Bermotor
Suku transportasi
No Nama Hub.dgn Umur JK Suku Pendidikan Pekerjaan Status TTV Status Alat
Bantu/
KK Terakhir Saat Ini Gizi(TB, (TO,N,SP) Imunisasi
Prolesa
BB) Dasar
1. Tn.D Kepala 37 Sunda SMP Pemancing 169 cm TD
Keluarga Tahun 62 Kg 130/80
N
86x/menit
RR
18x/menit
2. Ny. E Istri 34 Sunda SMA Ibu 150 cm TD
Tahun Rumah 51 Kg 110/70
Tangga mmHg
N
90x/menit
RR 20x/
menit
3. An.S Anak 9 Pelajar 120 cm TD – Ccampak/MR
Tahun 30 Kg N
78x/menit
RR
24x/menit
xviii
F. Tahun Sekolah 8.2 Kg R
86x/menit
N
22x/menit
LANJUTAN
xix
kelenjar
Thyroid
Kulit Sawo
maang
3. An.S Hidung Bersih Baik Tidak Ada Baik
Telinga
Bersih
Mukosa bibir
lembab
Tidak ada
pembesaran
kelenjar
Thyroid
Kulit Sawo
maang
4. Balita F. Hidung Bersih Gizi Kurang Gizi Kurang Gizi Kurang
Telinga
Bersih
Mukosa bibir
kering
Tidak ada
pembesaran
kelenjar
Thyroid
Kulit Sawo
maang
xx
Tn. H Ny.S
Tn. Y Ny.Y
67 th
Ny.E
Ny. P Tn.A Tn. D
38 th 34 th Tn.w
36 th 37 th
32th
38th
An.S
Blt.f
9th 2th
Gizi kurang
xxi
3. Agama : Islam
xxii
tidak mempunyai riwayat penyakit berat. Sakit yang diderita An.S
hanya demam, batuk dan pilek. Gizi kurang yang dialami anak ke 2
dari Tn.D dan Ny.E ini diketahui sejak lama karena sering menimbang
BB anaknya di posyandu
2. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Dalam kelurga Tn. D Ibunya sudah meninggal karena memiliki
riwayat penyakit Paru-paru dan dalam Keluarga Ny. E Ayahnya
memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus dan Ibu Ny. E memiliki
riwayat penyakit asam urat. Kedua orang tua Ny.E sudah meninggal
2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT (terlampir)
3. DATA PENUNJANG KELUARGA
xxiii
letaknya ada di dalam jamban Mencuci tangan dengan air bersih
Jamban memenuhi syarat: dan sabun:
Tidak. Karena terlalu dekat dengan Tidak
sumber air. Melakukan pembuangan sampah
Tempat Sampah: pada tempatnya:
Ya. Terdapat tempat sampah Ya
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Menjaga lingkungan rumah
Jumlah Anggota Keluarga 8m²/orang: tampak bersih:
Ya Ya. Namun lingkungan rumahnya
kurang sehat karana berdekatan
langsung dengan kandang ayam.
Mengkonsumsi lauk pauk tiap hari:
Ya. Namun tidak sering
xxiv
keluarganya: Tidak terpikir
8. Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami
anggota keluarganya secara aktif: Tidak, kurangnya pengetahuan keluarga
tentang gizi seimbang
9. Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan
yang dialami anggota keluarganya: Tidak, kurangnya pengetahuan cara
menangani gizi seimbang
10. Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan yang dialaminya: Ya, namun keluarga kurang begitu
faham
11. Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah keperawatan yang
dialami anggota keluarganya: Tidak, keluarga masih perlu mendapatkan
pemerhatian khusus
12. Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan yang dialami anggota keluarganya:Tidak, karena
masih terdapat jamban yang kurang sehat, sumber air kurang sehat dan
terdapat kandang ayam yang berdekatan dengan rumah keluarga
13. Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di
masyarakat untuk mengatasi masalah anggota keluarganya: Ya, keluarga
kadang bertanya kepada tetangga atau ke Pelayanan Kesehatan terdekat.
xxv
Penjelasan cara menilai tingkat kemandirian keluarga terlampir.
xxvi
2.DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT DALAM KELUARGA
xxvii
Mental: Gelisah Komunikasi dan Kebersihan diri: Hidung, Perawattan diri
Budaya Telinga bersih mukosa Sehari- hari
Interaksi dengan bibir kering. Mandi: Bantu
Keluarga: Baik Berpakaian: Bantu
Berkomunikasi: Menyisir rambut:
Ya namun belum Bantu
lancar
Kegiatan sosial
sehari –hari:
Baik
Keterangan Tambahan terkait individu:
Balita F. menderita gizi kurang setelah rutin menimbang BB nya di posyandu dekat rumahnya.
Balita F. susah untuk disuruh makan nasi dan makanan pokok lainnya.
MENGETAHUI
PRIORITAS MASALAH
xxviii
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Tgl/ Diagnosa
Tujuan Rencana tindakan
No Keperawatan
1. Gangguan kebutuhan Tujuan Umum : 1. Memberikan penyuluhan
nutrisi pada Balita.F Nutrisi pada Balita.F kepada keluarga Tn.D
anak dari Tn.D terpenuhi tentang :
Tujuan Khusus : 1. Pertumbuhan anak usia 2
Setelah dilakukan tahun
penyuluhan keluarga 2. Penyebab anak tidak mau
mampu : makan
1. Keluarga dapat 3. Upaya agar anak mau
mengenal masalah. makan
2. Keluarga mampu 4. Gizi seimbang
mengambil keputusan
yang tepat
3. Keluarga dapat
memanfatkankan
fasilitas kesehatan.
xxix
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi
1 Gangguan kebutuhan 21 Februari 2019 1. Melakukan inform S : Keluarga
nutrisi pada Balita.F concent kepada keluarga mengatakan senang
anak dari Tn.D Tn.D dengan kedatangan
2. Melakukan pengkajian petugas kesehatan
kepada keluarga Tn.D yang berkunjung ke
3. Melakukan kontrak rumah
waktu untuk pertemuan O : Keluarga terlihat
selanjutnya antusias dengan
kedatangan petugas
kesehatan yang
berkunjung ke
rumahnya
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan
intervensi
26 Februari 2019 1.Memberikan S : Keluarga klien
penyuluhan kepada mengatakan mengerti
keluarga Tn.D tentang : apa yang dijelaskan
Pertumbuhan anak oleh perawat
usia 2 tahun O : Klien terlihat
Penyebab anak tidak senang diberi
mau makan penyuluhan tersebut
Upaya agar anak mau A : Masalah teratasi
makan
Gizi seimbang
xxx
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyebab langsung kurang gizi adalah makanan anak dan penyakit infeksi
yang mungkin diderita anak dan masyarakat.Timbulnya gizi kurang tidak hanya
karena makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit.Anak yang mendapatkan
makanan yang cukup baik, tetapi sering diserang diare atau demam akhirnya dapat
menderita kurang gizi.Demikian juga pada anak yang makan dengan tingkat yang
tidak cukup baik, maka daya tahan tubuhnya (imunitas) dapat melemah.Dalam
keadaan demikian, mudah diserang infeksi yang dapat mengurangi nafsu makan
dan akhirnya dapat menderita kurang gizi.Dalam kenyataan keduanya (makanan
dan penyakit) secara bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi.Begitu pula
dengan gizi berlebih, dimana konsumsi makanan yang kaya lemak dan
karbohidrat (pati) menyebabkan tubuh memiliki cadangan energi berlebih yang
diperparah dengan tidak diimbanginya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
serta olahraga yang teratur.
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah yang membahas salah satu isu
kesehatan yang masih ada di Indonesia ini, masyarakat luas dan khususnya
mahasiswa dapat menjadi cerminan diri untuk melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat serta memiliki dan mampu untuk meningkatkan status gizi
seimbang yang baik bagi dirinya dan masyarakat luas.
xxxi
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,Ismail.2010.StatusGizi.Online. https://creasoft.wordpress.com/201
0/01/01/status-gizi/. Diakses tanggal 15 MAret 2017.
Ambarawati,Eny.2010.MediaPromosiKesehatan.Online. http://enyretnaam
barwati.blogspot.co.id/2010/03/media-promosi-
kesehatan.html.Diaksestanggal 13 Maret 2017
Anwar,Lalu.M.2009.StatusGizidanFaktoryangMempengaruhi.
Online. https://anwarsasake.wordpress.com/2009/08/07/status-gizi-dan-
faktor-yang-mempengaruhi/. Diakses tanggal 15 Maret 2017.
Online.Pdf. http://eprints.uny.ac.id/7718/3/BAB%202%20-
%2008603141021.pdf. Diakses tanggal 15 Maret 2017.
Depkes RI.2006.Profile Direktorat Jenderal Pusat Promosi Kesehatan
RI. Online. depkes.co.id. Diakses tanggal 13 Maret 2017.
2011.MasalahGizidiMasyarakat.
Online. http://acehgorevolusions.blogspot.co.id/. Diakses tanggal 15 Maret
2017.
Lutfiana,Nurlaela.2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Gizi Buruk pada Lingkungan Tahan Pangan dan Gizi. Online.
Pdf. http://lib.unnes.ac.id/18287/1/6450407024.pdf. Diakses tanggal 15
Maret 2017
Nawawi, 2014. Lima Isu Strategis Kesehatan Nasional. Online.
Post. http://lifestyle.okezone.com/read/2014/04/01/482/963616/berikut-5-
isu-strategis-kesehatan-2015-2019. Diakases tanggal 14 Maret 2017.
Padji,Rey.2012.MediaPromosiKesehatan.
Online. https://reypadji.wordpress.com/2012/10/10/media-promosi-
kesehatan/. Diakses tanggal 13 Maret 2017.
PuskesmasBaruTengahBalikpapan.2016.UpayaPerbaikanGiziMasyarakat.
Online. https://puskesmasbarutengah.com/upaya-perbaikan-gizi-
masyarakat/. Diakses tanggal 15 Maret 2017.
xxxii
Pratiwi, Rachmahnia. 2014. Isu dan Trend Terkini Terkait dengan Masalah
Gizi dan Pangan. Online. http://amaziua.blogspot.co.id/2014/12/isu-dan-
trend-terkini-terkait-dengan.html. Diakses tanggal 14 Maret 2017.
UniversitasSumateraUtara.StatusGizidaPengertiannya.Online.
Pdf. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21485/4/Chapter%20
II.pdf
Ulfa,Mama.2014.FAktoryangMempengaruhiStatusGizi.
Online. http://berbagiilmu111.blogspot.co.id/2014/01/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-status.html. Diakses tanggal 15 Maret 2017.
xxxiii