ENVIRONMENT
DISUSUN OLEH:
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat serta
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
Kami menyadari bahwa makalh ini masih jauh dari kata kesempurnaan oleh
karena itu,kritik dan ssaran yang dapat dijadikan masukan dari pembaca sangat
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit tidak pernah dating tanpa sebab. Penyakit bukanlah nasib dan
bukan merupakan keseluruhan yang berada dalam tubuh kita dan mengendalikan
kita. Kebanyakan dari penyakit-penyakit disebabkan oleh kesalahan sederhana
terhadap hukum-hukum dari sebab dan akibat. Terjadinya penyakit terutama
adalah akibat dari pelanggaran terhadap hukum-hukum kesehatan yaitu hukum-
hukum aktivitas dan istirahat,hukum-hukum nutrisi, dan hukum-hukum pikiran
dan jiwa.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
a) Infektivitas. Kemampuan dari organisme untuk beradaptasi sendiri
terhadap lingkungan dari pejamu untuk mampu tinggal dan berkembang
biak dalam jaringan pejamu
b) Invasitas. Kemampuan organisme bibit penyakit untuk melakukan
penetrasi dan menyebar setelah memasuki jaringan
c) Patogenesitas. Kemampuan penyakit / organisme untuk menimbulkan
suatu reaksi klinik khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada
pejamu yang diserang
d) Toksisitas. Kemampuan bibit penyakit untuk memproduksi reaksi kimia
yang toksis dari substansi kimia yang dibuatnya
e) Virulensi. Ukuran derajat kerusakan yang ditimbulkan oleh bibit penyakit.
f) Antigenisitas. Kemampuan organisme bibit penyakit untuk merangsang
reaksi imunologis dari pejamu. (Kasjono, dkk., 2008)
2.2 HOST
1. Pengertian Host
Pejamu merupakan intrinsic factors yang mempengaruhi individu untuk
terpapar, kepekaan (susceptibility), atau berespon terhadap agen penyebab
penyakit. Pejamu adalah manusia atau makhluk hidup lainnya yang menjadi
tempat terjadinya proses almiah perkembangan penyakit.
Pejamu adalah organisme, biasanya manusia atau hewan yang menjadi
tempat persinggahan penyakit. Pejamu bisa saja terkena atau tidak terkena
penyakit. Pejamu memberikan tempat dan penghidupan bagi suatu patogen
(Timmreck, 2005)
Pejamu (host) adalah semua faktor yang terdapat pada manusia yang dapat
mempengaruhi timbulnya suatu perjalanan penyakit. Host erat hubungannya
dengan manusia sebagai makhluk biologis dan manusia sebagai makhluk
sosial sehingga manusia dalam hidupnya mempunyai dua keadaan dalam
3
timbulnya penyakit yaitu manusia kemungkinan terpejan dan kemungkinan
rentan atau resisten (Rajab, 2008)
2. Klasifikasi Host
Faktor manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit dan
tergantung pada karakteristik yang dimiliki oleh masing – masing individu
antara lain :
a) Umur
Mempengaruhi status kesehatan karena kecenderungan penyakit
menyerang umur tertentu juga karena keadaan imunologisnya. Misal
penyakit campak pada anak – anak, penyakit kanker pada usia
pertengahan, dan penyakit aterosklerosis pada usia lanjut.
b) Jenis kelamin
Mempengaruhi status kesehatan karena ada penyakit yang terjadi lebih
banyak atau hanya terjadi pada pria atau wanita saja. Frekuensi
penyakit pada laki – laki lebih tinggi dibandingkan pada wanita. Misal,
kanker serviks pada wanita, dan kanker prostat pada pria.
c) Ras atau etnis
Hubungan antara ras dan penyakit tergantung pada tradisi, adat istiadat
da perkembangan kebudayaan. Mempengaruhi status kesehatan karena
terdapat perbedaan antara etnis atau ras tertentu. Misal, ras kulit putih
lebih berisiko terkena kanker kulit disbanding ras kulit hitam
d) Genetika. Faktor utama keturunan yang mempengaruhi kesehatan, ada
penyakit tertentu yang diturunkan secara herediter. Contoh; butawarna,
asma, hemofili, dll
e) Pekerjaan.
Status pekerjaan mempunyai hubungan erat terkait dengan penyakit
akibat kerja, seperti kekacauan, kecelakaan kerja, silicosis, asbestosis
f) Status nutrisi
4
Gizi buruk mempermudah seseorang menderita penyakit infeksi
seperti TBC dan kelainan gizi seperti obesitas, kolesterol tinggi dan
lainnya.
g) Psikis
Faktor kejiwaan seperti stress dapat menyebabkan penyakit hipertensi,
ulkus peptikum, depresi, insomnia, dan lainnya (Chandra, 2006)
h) Keadaan fisiologis tubuh.
Sangat mmempengaruhi status kesehatan. Misal, kehamilan,
kelelahan, pubertas, keadaan gizi, dll
i) Perilaku dan kebiasaan (gaya hidup). Mempengaruhi status kesehatan.
misalnya, personal hygiene, hubungan antar pribadi, kebiasaan minum
alcohol, narkoba dan merokok dapat menimbulkan gangguan
kesehatan.
j) Riwayat penyakit sebelumnya. Mempengaruhi status kesehatan karena
ada penyakit yang sudah pernah diderita maka ketika terjadinya
serangan kedua menimbulkan kondisi yang lebih parah atau jika
penyakit sebelumnya telah sembuh maka risiko kambuh lagi kecil atau
tidak terjadi lagi (Muliani, dkk., 2010)
3. Karakteristik pejamu dalam menghadapi ancaman penykit antara lain :
a) Resistensi. Kemampuan dari pejamu untuk bertahan terhadap suatu infeksi
b) Imunitas. Kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon
imunologis sehingga tubuh kebal terhadap penyakit tertentu
c) Infektifnes. Potens pejamu yang terinfeksi untuk menularkan penyakit
kepada orang lain (Kasjono, dkk.,2008)
1. Pengertian
Lingkungan adalah semua faktor diluar individu yang berupa lingkungan
fisik, biologis, sosial dan ekonomi (Muliani, dkk., 2010). Unsur lingkungan
5
memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat
karakteristik individu sebagai pejamu dan ikut memegang peranan dalam
proses kejadian penyakit. Lingkungan merupakan extrinsic factors yang
mempengaruhi agen dan peluang untuk terpapar.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi luar
manusia atau hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan
penyakit. Faktor – faktor lingkungan mencakup aspek biologis, sosial budaya
dan aspek fisik lingkungan. Sekitar tempat hidup organisme dan efek dari
lingkungan terhadap organisme itu juga merupakan bagian dari lingkungan.
Lingkungan dapat berada di dalam pejamu atau di luar pejamu (dalam
masyarakat). (Timmreck, 2005)
2. Klasifikasi
Lingkungan hidup manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu
lingkungan hidup internal berupa keadan yang dinamis dan seimbang yang disebut
hemostatis, dan lingkungan hidup eksternal di luar tubuh manusia. Lingkungan
hidup eksternal ini terdiri dari tiga komponen, yaitu
a) Lingkungan fisik
Bersifat abiotik atau benda mati seperti air, tanah, cuaca, makanan, rumh,
panas, sinar, radiasi dan lain – lain. Keadaan fisik sekitar manusia yang
berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung, maupun terhadap
lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia.
i. Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan
ii. Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk
pemencaran pada air
iii. Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan
lain sebagainya.
Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia sepanjang
masa dan waktu, serta memegang peran penting dalam proses terjadinya penyakit
6
pada masyrakat, seperti kekurangan persediaan air bersih terutama pada musim
kemarau dapat menimbulkan penyakit diare.
b) Lingkungan biologis
Bersifat biotik atau benda hidup seperti tumbuh – tumbuhan, hewan, virus,
bakteri jamur, parasite, serangga dan lain – lain yang dapat berfungsi sebagai
agen penyakit, reservoir infeksi, vector penyakit atau pejamu (host) intermediate.
Hubungan manusia dengan lingkungan biologisnya bersifat dinamis dan bila
terjadi ketidakseimbangan antara hubungan manusia dengan lingkungan biologis
maka manusia akan menjadi sakit.
c) Lingkungan sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem
organisasi. Serta instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang
membentuk masyarakat tersebut Berupa kultur, adat istiadat, kebiasaan,
kepercayaan, agama, sikap, standard dan gaya hidup, pekerjaan, kehidupan
bermasyarakat, organisasi sosial dan politik. Manusia dipengaruhi oleh
lingkungan sosial melalui berbagai media seperti radio, TV, pers, seni, literature,
cerita, lagu dan sebagainya.
Bila manusia tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sosial,
maka akan terjadi konflik kejiwaan dan menimbulkan gejala psikosomatik seperti
stress, insomnia, depresi dan lainnya. (Chandra, 2006)
3. Karakteristik
Karakteristik lingkungan dalam menimbulkan status sakit, antara lain :
a) Topografi. Berkaitan dengan situasi lokasi tertentu, baik natural maupun
buatan manusia yang mempengaruhi terjadinya dan penyebaran suatu
penyakit tertentu.
b) Geografi. Keadaan yang berkubungan dengan struktur geologi bumi yang
berhubungan dengan kejadian penyakit (Muliani, dkk., 2010)
7
2.4 INTERAKSI AGEN PENYAKIT, MANUSIA DAN LINGKUNGAN
8
keadaan tersebut memperberat satu sama lain sehingga memudahkan agen
penyakit baik secara langsung mau tidak masuk ke dalam tubuh manusia,
misal pencernaan air sumur oleh kotoran manusia akan menimbulkan penyakit
muntaber (Chandra, 2006)
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto , Eko dan Anggraeni Dewi. 2001. Pengantar Epidemiologi, ed. 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
11