Anda di halaman 1dari 26

KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

TAHAP PENCEGAHAN PENYAKIT DAN CONTOHNYA

Disusun oleh Kelompok 1:

1. Lilis Cahayani Putri Gea 2114201040


2. Aini Fadillah 2114201029
3. Trisna Wati Marbun 2114201052

Dosen pengampu : Meriani Herlina SKM.,S.,Kep.,M.Biomed

PRODI S1-KEPERAWATAN/ 3B
UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
T/A.2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini disusun guna
untuk memenuhi tugas pada matakuliah KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS
di Universitas Imelda Medan. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada Bapak/Ibu selaku dosen mata kuliah ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

BAB I ......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 4

B.Rumusan Masalah .............................................................................................................. 4

C.Tujuan ................................................................................................................................ 5

BAB II........................................................................................................................................ 6

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 6

A. Segitiga Epidemologi ....................................................................................................... 6

B. Pengertian Penyebab Penyakit .......................................................................................... 6

C.Proses Terjadinya Penyakit .............................................................................................. 12

D. Konsep Tingkat Pencegahan .......................................................................................... 13

BAB IV .................................................................................................................................... 16

TAHAP PENCEGAHAN PENYAKIT DAN CONTOHNYA ............................................... 16

A.Demam Berdarah Dengue(DBD) .................................................................................... 16

B. COVID-19 ...................................................................................................................... 16

BAB III .................................................................................................................................... 18

PENUTUP................................................................................................................................ 18

A.KESIMPULAN ............................................................................................................... 18

B.SARAN ............................................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penyakit tidak pernah dating tanpa sebab. Penyakit bukanlah nasib dan bukan
merupakan keseluruhan yang berada dalam tubuh kita dan mengendalikan kita.
Kebanyakan dari penyakit penyakit disebabkan oleh kesalahan sederhana terhadap
hukum-hukum dari sebab dan akibat. Terjadinya penyakit terutama adalah akibat dari
pelanggaran terhadap hukum-hukum kesehatan yaitu hukum-hukum aktivitas dan
istirahat,hukum-hukum nutrisi, dan hukum-hukum pikiran dan jiwa.Kemiskinan dan
kurangnya makanan menurunkan daya tahan tubuh masyarakat, dan terbatasnya
pengertian akan hal medis, sehingga perawatan-perawatan sangat kurang efektif.
Semua dari faktor-faktor ini menghasilkan akibat dari penyakit-penyakit infeksi dan
kematian dini, sebagaimana yang masih sering terjadi di Negara-negara berkembang.
Sekarang gambarannya berbeda di Negara-negara berkembang, tetapi tidak selalu
menjadi lebih baik. Diet dan gaya hidup ala Barat menjadi semakin dan semakin
populer bagi setiap orang yang membayar. Pekerjaan kantor yang dilakukan sambil
duduk dan memiliki kenderaan-kenderaan menjadi tuntutan, para penjual makanan
siap saji gaya Barat yang menjual makanan-makanan dengan kadar lemak tinggi
semakin menjamur, penggunaan tembakau dan alkohol juga meningkat, dan dengan
adanya perubahan-perubahan semacam ini, demikianlah terjadi penyakit-penyakit
yang disebabkan oleh infeksi, juga penyakit-penyakit yang disebabkan oleh gaya
hidupyang semakin buruk.Timbulnya penyakit pada manusia pada awalnya
dikemukakan oleh teori single causation of disease, bahwa timbulnya penyakit
disebabkan hanya oleh satu penyebab. Namun, denganberkembangnya ilmu
pengetahuan kemudian diyakini bahwa penyebab penyakit tidak hanya oleh
disebabkan oleh satu penyebab tunggal, tetapi hasil dari interaksi antara beberapa
penyebab (multiple causation of disease
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana Alur konsep Segitiga Epidemologi?
2. Bagaimana Konsep Sehat Saktit?

4
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep sehat sakit?
2. Untuk mengetaui bagaimana alur konsep segitiga epidemologi

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Segitiga Epidemologi
Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi
gambaran tentang hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam terjadinya penyakit
dan masalah kesehatan lainnyaSegitiga epidemiologi merupakan interaksi antara Host
(penjamu), Agent (penyebab) danEnvironment (lingkungan)

B. Pengertian Penyebab Penyakit


Timbulnya penyakit pada manusia pada awalnya dikemukakan oleh teori single
causation of disease, bahwa timbulnya penyakit disebabkan hanya oleh satu
penyebab. Namun, dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan kemudian diyakini bahwa penyebab penyakit
tidak hanya oleh disebabkan oleh satu penyebab tunggal, tetapi hasil dari interaksi
antara beberapa penyebab(multiple causation of disease).
1.konsep sehat
Sehat menurut WHO pada 1948, adalah keadaan baik yang lengkap secara fisik,
mental, dan sosial dan bukan berarti hanya bebas dari penyakit atau kelainan atau
cacat.
2.konsep sakit
Sakit dapat diartikan sebagai suatu penyimpangan dari status penampilan yang
optimal. Sedangkan, penyakit merupakan suatu proses gangguan fisiologis (faal
tubuh), serta atau gangguan psikologis ataumental maupun suatu gangguan tingkah
laku (behavior).

6
Penjamu (host) : hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada
manusia dikarenakan keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga
menjadi faktor resiko timbulnya penyakit, antara lain:
1. umur, jenis kelamin, ras, kelompok Etnik (suku), hubungan keluarga.
2. bentuk anatomis tubuh
3. fungsi fisiologis atau faal tubuh
4. status kesehatan, termaksud status gizi
5. keadaan imunitas
6. kebiasaan hidup dan kehidupan sosial
Penyebab (agent) : terdiri dari Biotis dan Abiotis
1. Biotis, khususnya pada penyakit-penyakit menular, yaitu:
• Protozoa : Plasmodium, dll
• Metazoa: Antropoda, helmentes
• Bakteri: salmonella
• Virus: dangue, polio, corona, measles.
• Jamur: candida, tinia Alagae
2. Abiotis terdiri dari:
• Nutrien Agen: Misalnya kelebihan/kekurangan zat gizi (karbohidrat,
lemak,mineral,protein, dan vitamin)

7
• Chemcal Agent : Misalnya Pestisida, Logam Berat, Obat-obatan, dll
• Phisical Agent: Misalnya Suhu, kelembapan, kebisingan, padas, radiasi
• Mechanical Agent: Pukulan, kecelakaan, benturan, gesekan dan getaran.
• Psychis agent: gangguan Psikologi, stres dan depresi
• Genetic agent : gangguan genetik.
• Behavior Agent : kebiasaan merokok, dll
Interaksi Host, Agent, dan Lingkungan
1.nteraksi antara agen penyakit dan lingkungan
Keadaan dimana agen penyakit langsung dipengaruhi oleh lingkungan dan terjadi
pada saat pre-patogenesis dari suatu penyakit.
Misalnya: Viabilitas bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vitamin sayuran di
ruang pendingin, penguapan bahan kimia beracun oleh proses pemanasan.
2.Interaksi antara Host dan Lingkungan
Keadaan dimana manusia langsung dipengaruhi oleh lingkungannya pada fase pre
patogenesis.
Misalnya: Udara dingin, hujan, dan kebiasaan membuat dan menyediakan makanan.
3.Interaksi antara Host dan Agen penyakit
Keadaan dimana agen penyakit menetap, berkembang biak dan dapat merangsang
manusia untuk menimbulkan respon berupa gejala penyakit.
pertahanan tubuh lainnya.Misalnya: Demam, perubahan fisiologis dari tubuh,
pembentukan kekebalan, atau mekanisme
Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna, cacat, ketidakmampuan, atau
kematian.
4. Interaksi Agen penyakit, Host dan Lingkungan
Keadaan dimana agen penyakit, manusia, dan lingkungan bersama-sama saling
mempengaruhi dan memperberat satu sama lain, sehingga memudahkan agen
penyakit baik secara langsung atau tidak langsungmasuk ke dalam tubuh manusia.
Misalnya: Pencemaran air sumur oleh kotoran manusia, dapat menimbulkan Water
Borne Disease

8
Lingkungan (Environment)
Lingkungan merupakan faktor ketiga penentu timbulnya suatu penyakit. Faktor ini
biasa disebut faktor entrinsik. Faktor lingkungan sangat menentukan dalam hubungan
interaksi antara penjamu dengan faktor agent. Faktor lingkungan dapat berupa:
1.Lingkungan Biologis (flora dan Fauna, termaksud manusia) bersifat biotik.
Misalnya Folradan fauna yang berbeda akan mempunyai pola penyakit yang berbeda.
Faktor lingkungan ini selain bakteri dan virus, ulah manusia juga mempunyai peran
yang penting
2.Lingkungan fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara
langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia.
Lingkungan fisik (termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi : Udara keadaan
cuaca, geografis, dan golongan Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai
bentuk pemencaran pada air, dan Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah
dan air, radiasi dan lain sebagainya.
Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang
timbul akibat manusia sendiri .
3. Lingkungan sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta
instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk
masyarakattersebut. Lingkungan sosial ini meliputi : Sistem hukum, administrasi dan
lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi yang berlaku;
• Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat
• Sistem pelayanan Kesehatan serta kebiasan hidup sehat masyarakat setempat,dan
kebiasaan hidup masyarakat.
• Kepadatan penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem kehidupan
sosial lainnya.
Faktor Host
• Adalah faktor yang melekat pada Host
• Genetik: DM, asma, hipertensi
• Umur: osteoporosis, campak, polio, ca servix, ca mammae

9
• Jenis kelamin: ca servik, BPH, ca paru
• Suku/ras/warna kulit: negro lebih kuat dari kulit putih
• Fisiologis: kelelahan, kehamilan, pubertas, stres, kurang gizi
• Imunologis: ASI, imunisasi, sakit
• Perilaku: gaya hidup, personal higienis, HAM, rekreasi, merokok, napza
Faktor Agent
• Faktor yang menyebabkan penyakit atau masalah kesehatan
• Gizi: kurang gizi, vitamin, mineral, kelebihan gizi
• Kimia: pengawet, pewarna, asbes, cobalt, racun, antigen
• Fisik: radiasi, trauma, suara, getaran
Biologis: amoeba, bakteri, jamur, riketsia, virus, plasmodium, cacing
Faktor Environment
• Faktor lingkungan yang mempengaruhi Host dan Agent
• Fisik: iklim (kemarau dan hujan), geografis (pantai dan pegunungan), demografis
(kota dan desa)
• Biologis: flora dan fauna
• Sosial: migrasi/urbanisasi, lingkungan kerja, perumahan, bencana alam, perang,
banjir
Faktor Host
• Adalah faktor yang melekat pada Host
• Genetik: DM, asma, hipertensi
• Umur: osteoporosis, campak, polio, ca servix, ca mammae
• Jenis kelamin: ca servik, BPH, ca paru
• Suku/ras/warna kulit: negro lebih kuat dari kulit putih
• Fisiologis: kelelahan, kehamilan, pubertas, stres, kurang gizi
• Imunologis: ASI, imunisasi, sakit
• Perilaku: gaya hidup, personal higienis, HAM, rekreasi, merokok, napza
Faktor Agent
• Faktor yang menyebabkan penyakit atau masalah kesehatan
• Gizi: kurang gizi, vitamin, mineral, kelebihan gizi

10
• Kimia: pengawet, pewarna, asbes, cobalt, racun, antigen
• Fisik: radiasi, trauma, suara, getaran
• Biologis: amoeba, bakteri, jamur, riketsia, virus, plasmodium, cacing
Faktor Environment
• Faktor lingkungan yang mempengaruhi Host dan Agent
• Fisik: iklim (kemarau dan hujan), geografis (pantai dan pegunungan), demografis
(kota dan desa)
• Biologis: flora dan fauna
• Sosial: migrasi/urbanisasi, lingkungan kerja, perumahan, bencana alam, perang,
banjir
Karakteristik Host
• Resistensi: kemampuan Host untuk bertahan hidup terhadap infeksi (agent)
• Imunitas: kemampuan Host mengembangkan sistem kekebalan tubuh, baik didapat
maupun alamiah
Infectiousness: potensi Host yg terinfeksi untuk menularkan penyakit yang diderita
kepada orang lain
krakteristik agent
Infektivitas: kesanggupan agent untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan Host
untuk mampu tinggal, hidup dan berkembang biak dalam jaringan Host
• Patogenesitas: kesanggupan agent untuk menimbulkan reaksi patologis (penyakit)
pada Host setelah infeksi
• Virulensi: kesanggupan agent untuk menghasilkan reaksi patologis berat yang
menyebabkan kematian
• Toksisitas: kesanggupan agent untuk memproduksi toksin yang merusak jaringan
Host
• Invasivitas: kesanggupan agent untuk penetrasi dan menyebar kedalam jaringan Host
• Antigenisitas: kesanggupan agent merangsang reaksi imunologis Host (membentuk
antiboarakteristik Environm

11
C.Proses Terjadinya Penyakit
Gejala penyakit yang timbul merupakan suatu tanda bahwa ada sesuatu yang tidak
beres pada badan kita. Gejala itu ada yang dapat dilihat, dirasa, dicium, atau diukur.
Ada gejala yang dapat dirasakan oleh pasien, ada pula gejala yang baru dapat
diketahui oleh seorang dokter/perawat sewaktu diadakan pemeriksaan. Apabila
tingkat kesakitan dalam suatu populasi
penduduk diketahui, maka kita perlu membedakan antara populasi yang mempunyai
dan tidak mempunyai penyakit yang spesifik. Pada prakteknya cara membedakannya
sangat sulit.Umumnya penyakit-penyakit menahun mempundisease) yang menarik.
Adanya sejarah alamiah dari suatu penyakit dapat dipakai sebagai carayai sejarah
alamiah penyakit (Natural history of dalam usaha pencegahan attaupun pengontrolan
dari penyakit tersebut.
Tingkatan dari sejarah alamiah suatu penyakit (Natural history of disease) adalah
sebagai berikut.
1. Tingkat kepekaan (stage of susceptibility)
Pada tingkat ini penyakit belum nampak, tetapi telah ada suatu hubungan antara host
(induk semang), agent (penyebab penyakit), dan environment(lingkungan). Adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara ketiga faktor tersebut di atas, akan
menimbulkan suatu hal
yang disebut faktor risiko (risk factor). Sebagai contoh ialah sebagai berikut.
a) Seseorang (host) yang sangat capai disertai dengan konsumsi alkohol yang berlebihan
(agent), maka akan memudahkan menderita (risk factor) penyakit infeksi saluran
nafas (pneumonia).
b) Seseorang yang berbadan gemuk dengan kadar kolesterol dan tekanan darah yang
tinggi disertai perokok berat, maka orang tersebut akan mempunyai resiko mendapat
serangan jantung koroner.
2. Tingkat sebelum sakit (stage of presymtomatic disease)
Pada tingkat ini penyakit belum tampak. Adanya faktor kepekaan dan interaksi antara
Host, Agent, dan Environment, akan timbul dan mulai tampak adanya perubahan-
perubahan secara patologis. Walaupun demikian, perubahan-perubahan ini masih
tetap berada di bawah garis yang disebut linical horizon, yaitu garis perbatasan antara

12
keadaan penyakit yang sudah jelas tanda-tandanya (secara klinis) dan terjadiya
perubahan secara patologis. Perubahan atherosklerotik pada pembuluh darah koroner,
sebelum ada tanda-tanda stroke (mati mendadak).
3 Tingkat sakit secara klinis (stage of clinical disease)
Pada tingkat ini terjadi perubahan secara anatomis dan fungsional. Adanya perubahan
tersebut akan menimbulkan gejala dan tanda-tanda dari suatu penyakit.Pada tingkat
sakit secara klinis ini suatu penyakit dapat diklasifikasikan, misalnya berdasarkan
lokasi, gambaran histologis serta fungsionalnya (psychososial).
4. Tingkat kecacatan (stage of disability)
Ada penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa diberikan suatu
pengobatan. Ada pula penyakit yang tetap berlangsung sampai lama walaupun sudah
mengalami pengobatan dan dalam hal ini dapat menimbulkan kerusakan pada bagian
tubuh dan akan memberikan kecacatan. Risiko dari keadaan tersebut adalah makin
lamanya proses penyakit tersebut yang bisa menimbulkan cacat pada bagian tubuh
tertentu.
Sebagai contoh adalah:Penykit virus tertentu (campak) dapat sembuh dengan
sendirinya.akan tetapi jika kondisi penderita amat jelek dan tanpa pengobatan, dapat
menimbulkan komplikasi radang otak. Tingkat kecacatan sebenarnya dapat diartikan
dalam
beberapa pengertian. Pengertian cacat dalam masyarakat dapat berarti terbatasnya
aktivitas seseorang, misalnya terbatasnya komunikasi seseorang karena ia tuli.

D. Konsep Tingkat Pencegahan


Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk
melindungi masyarakat dari ancaman kesehatan potensial. Pencegahan penyakit
adalah upaya mengekang perkembangan penyakit, memperlambat kemajuan
penyakit, dan melindungi tubuh dari berlanjutnya pengaruh yang lebih
membahayakan Pencegahan adalah mengambil suatu tindakan yang diambil terlebih
dahulu sebelum kejadian, dengan didasarkan pada data / keterangan yang bersumber
dari hasil analisis epidemiologi atau hasil pengamatan / penelitian epidemiologi

13
Beaglehole membagi upaya pencegahan menjadi 3 bagian : primordial prevention
(pencegahan awal) yaitu pada pre patogenesis, primary prevention (pencegahan
pertama) yaitu health promotion dan general and specific protection , secondary
prevention (pencegahan tingkat kedua) yaitu early diagnosis and prompt treatment
dan tertiary prevention (pencegahan tingkat ketiga) yaitu dissability limitation. Untuk
lebih lanjut, akam diuraikan sebagai berikut:
1. Pencegahan Premordial
Jenis pencegahan yang paling akhir diperkenalkan, adanya perkembangan
pengetahuan dalam epidemiologi penyakit kardiovaskular dalam hubungannya
dengan diet, dll. Pencegahan ini sering terlambat dilakukan terutama di negara-negara
berkembang karena sering harus ada keputusan secara nasional.
Tujuan premordial prevention ini adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup
social ekonomi dan kultural yang mendorong peningkatan resiko penyakit. Upaya ini
terutama sesuai untuk ditujukan kepada masalah penyakit tidak menular yan dewasa
ini cenderung menunjukkan peningkatannya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pencegahan awal ini diarahkan kepada
mempertahankan kondisi dasar atau status kesehatan masyarakat yang bersifat positif
yang dapat mengurangi kemungkinan suatu penyakit atau faktor resiko dapat
berkembang atau memberikan
efek patologis. Faktor-faktor itu tampaknya bersifat sosial atau berhubungan dengan
gaya hidup danpola makan. Upaya awal terhadap tingkat pencegahan primordial ini
merupakan upaya mempertahankan kondisi kesehatan yang posotif yang dapat
melindingi masyarakat dari gangguan kondisi kesehatannya yang sudah baik.
2.Pencegahan Primer
Pencegahan primer ini bertujuan untuk mengurangi incidence dengan mengontrol
penyebab dan faktor-faktor risiko. Misal : penggunaan kondom dan jarum suntik
disposable pada pencegahan infeksi HIV, imunisasi, dll. Biasanya merupakan
Population Strategy sehingga secara individual gunanya sangat sedikit : penggunaan
seat-belt, program berhenti merokok, dll
3.Pencegahan Sekunder

14
Pencegahan sekunder bertujuan untuk menyembuhkan dan mengurangi akibat yang
lebih serius lewat diagnosis & pengobatan yang dini. Tertuju pada periode diantara
timbulnya penyakit dan waktu didiagnosis & usaha ↓ prevalensi. Dilaksanakan pada
penyakit dengan periode awal mudah diindentifikasi dan diobati sehingga
perkembangan kearah buruk dapat di stop, Perlu metode yang aman & tepat untuk
mendeteksi adanya penyakit pada stadium preklinik. Misal : Screening pada kanker
cervik, pengukuran tekanan darah secara rutin, dll
4.Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi komplikasi penting pada pengobatan
& rehabilitasi, membuat penderita cocok dengan situasi yang tak dapat disembuhkan.
Misal pada rehabilitasi pasien Poliomyelitis, Stroke, kecelakaan dll.
Pencegahan pertama dilakukan pada masa sebelum sakit yang dapat berupa :
a. Penyuluhan kesehatan yang intensif.
b. Perbaikan gizi dan penyusunan pola menu gizi yang adekuat.
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap pertumbuhan balita khususnya anak-anak,
dan remaja pada umumnya.
d. Perbaikan perumahan sehat.
e. Kesempatan memperoleh hiburan yang sehat untuk memungkinkan pengembangan
kesehatan mental maupu sosial.
f. Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.
g. Pengendalian terhadap faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi timbulnya
suatu penyakit.
h. Perlindungan terhadap bahaya dan kecelakaan kerja.

15
BAB IV
TAHAP PENCEGAHAN PENYAKIT DAN CONTOHNYA

A.Demam Berdarah Dengue(DBD)


DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh
nyamuk Aedes aegeypti Betina. Gejala DBD yang terlambat di kenali dan di obati
dapat mengakibatkan perdarahan dalam berbahaya.maka dari itu,butuh upaya
pencegahan demam berdarah/DBD dari diri sendiri dan orang di sekitar rumah agar
penyakit ini semakin menyebar luas.
Tahap Pencegahan :
• Membersihkan genangan air di sekitar rumah agar terbebas dari nyamuk
Aedes aegepty.
• Menutup tempat-tempat penyimpanan air.
• Menguras bak mandi minimal satu minggu sekali Memebersihkan pekarangan
rumah dari barang-barang bekas yang berpotensi sebagai tempat
perkembangan jentik nyamuk.
• Pasang kasa dan kelembu nyamuk
• Jangan menumpuk atau mengantung baju terlalu lama
• Gunakan lotion atau cream anti nyamuk
• Gunakan pakain tertutup pada saat keluar rumah
• Menjaga daya tahan tubuh anda

B. COVID-19
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini
disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem
pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Virus ini menular dengan
sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya
dalam waktu beberapa bulan.

16
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam
kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS).
Tahap Pencegahan Virus Corona:
• Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari
orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
• Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk
saat pergi berbelanja bahan makanan.
• Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang
mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar
rumah atau di tempat umum.
• Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
• Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
• Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif
terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau
pilek.
• Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang
tisu ke tempat sampah.
• Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,
termasuk kebersihan rumah.

17
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Penyakit tidak pernah datang tanpa sebab.Penyakit bukanlah nasib dan bukan
merupakan keseluruhan yang berada dalam tubuh kita dan mengendalikan
kita.Kebanyakan di sebabkan oleh kesalahan sederhana terhadap hukum-hukum dari
sebab dan akibat.Terjadinya penyakit terutama adalah akibat dari pelanggaran
terhadap hukum-hukum kesehatan yaitu hukum-hukum nutrisi,dan hukum-hukum
jiwa
Timbulnya penyakit pada manusia pada awalnya dikemukakan oleh teori
single caussation of sisease,bahwa timbulnya penyakit di sebabkan oleh satu
pemnyebab .Namun, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan kemudian bahwa
penyebab penyakit tidak hanya oleh disebabkan oleh satu penyakit tunggal,tetapi
hasil dari interaksi antara beberapa penyebab (multi causation of disease).

B.SARAN
Dengan di buatnya makalah ini di harapkan pembaca dapat memahami apa itu
segitiga epidemiologi dan bagaimana terjadinya penyakit,cara pencegahan jika kita
terkena penyakit covid-19 dan penyakit DBD dan penyakit lainya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Noor, 1997, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta
Bustan, 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta
Bustan, 2002, Pengantar Epidemiologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta
Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar, Jakarta, PT.
Rineka Cipta
Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan
Kabupaten, Bandung, ITB

19
20
21
22
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai