Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PSIKOSOSIAL

ETIKA PENYAKIT : KARAKTERISTIK SEGITIGA EPIDEMIOLOGI,


SEGITIGA DISTRIBUSI EPIDEMIOLOGI

DISUSUN OLEH :

DWI DEWI MASITOH (2114901015)


ELSE FAVORITA AGUSTINA (2114901016)
EMMY ASFARA (2114901017)
ERSA ALIEFIA ARIANTI (2114901018)
FADILLA YUWANTRI (2114901019)
FICTOR YUSMAN AGUNG (2114901020)

POLITENIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan ridho-Nya juga
lah, kami dapat menyusun serta dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
"Etiologi Penyakit : Karakteristik Epidemiologi, Segitiga Distribusi Epidemiologi ".
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Psikososial Dalam Keperawatan.

Kami menyadari, meskipun kami telah berusaha dengan sebaik-baiknya dalam


menyelesaikan makalah ini. Tetapi, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan.

Karena itu, kami mohon kritik serta saran, yang kiranya dapat membangun bagi
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang lebih baik lagi dan kami
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembacanya. Amin Ya
robbal alamin.

Bandar Lampung, Agustus 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
A. Pengertian Segitiga Epidemiologi......................................................................2
B. Komponen Segitiga Epidemiologi.....................................................................2
C. Karakteristik Segitiga Epidemiologi..................................................................5
D. Segitiga Distribusi Epidemiologi.......................................................................6
BAB III CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN.................................................7
A. Kasus 1...............................................................................................................7
B. Kasus 2...............................................................................................................7
C. Kasus 1...............................................................................................................8
BAB IV PENUTUP......................................................................................................9
A. Kesimpulan........................................................................................................9
B. Saran...................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Telah diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan,
mencegah, dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlulah
disediakan dan diselenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat ( public health services )
yang sebaik-baiknya..
Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan
kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan dimasyarakat.
Dengan kesepakatan yang seperti ini diupayakanlah menemukan masalah kesehatan yang
ada dimasyarakat tersebut. Demikianlah, berpedoman pada kesepakatan yang seperti ini,
dilakukan berbagai upaya untuk menemukan serta merumuskan masalah kesehatan
dimasyarakat. Upaya tersebut dikaitkan dengan menentukan frekuensi, penyebaran serta
factor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan penyebaran disuatu masalah kesehatan
dimasyarakat tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus yang disebut dengan nama
Epidemiologi.
Subjek dan objek epidemiologi adalah tentang masalah kesehatan. Ditinjau dari sudut
epidemiologi, pemahaman tentang masalah kesehatan berupa penyakit amatlah penting.
Karena sebenarnya berbagai masalah kesehatan yang bukan penyakit hanya akan
mempunyai arti apabila ada hubungan dengan soal penyakit. Apabila suatu masalah
kesehatan tidak sangkut pautnya dengan soal penyakit, maka pada lazimnya masalah
kesehatan tersebut tidak terlalu diperioritaskan penanggulangnya.
Demikianlah karena pentingnya soal penyakit ini, perlulah dipahami denagan sebaik-
baiknya hal ikhwal yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Kepentingan dalam
epidemiologi paling tidak untuk mengenal ada atau tidaknya suatu penyakit di masyarakat
sedemikian rupa sehingga ketika dilakukan pengukuran tidak ada yang sampai luput atau
tercampur dengan penyakit lainnya yang berbeda.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan segitiga epidemiologi?
2. Apa saja komponen dalam segitiga epidemiologi?
3. Apa saja karakteristik segitiga epidemiologi?
4. Apa saja segitiga distribusi epidemiologi?
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Segitiga Epidemiologi


Epidemiologic Triangle atau segitiga epidemiologi dikemukakan oleh Gordon dan La Richt
(1950). Model ini menyebutkan bahwa timbul atau tidaknya penyakit pada manusia
dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu host, agent, dan environment. Gordon berpendapat
bahwa:
1. Penyakit timbul karena ketidakseimbangan antara agent (penyebab) dan manusia (host).
2. Keadaan keseimbangan tergantung pada sifat alami dan karakteristik agent dan host
(baik individu/kelompok).
3. Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi tersebut akan
berhubungan langsung pada keadaan alami dari lingkungan. (lingkungan sosial, fisik,
ekonomi, dan biologis).
B. Komponen Segitiga Epidemiologi
Trias Epidemiologi memiliki tiga komponen yaitu: agent (penyebab penyakit), host
(manusia), dan lingkungan (environment)
1. Agent
Agent adalah makhluk hidup atau mati yang memegang peranan penting di dalam
epidemiologi yang merupakan penyebab penyakit dapat dikelompokkan menjadi :
a. Agen biologis : virus, bakteri, fungi
b. Agen kimia, dapat bersifat endogenous, seperti asidosis, diabetes dan uremia
atau bersifat exogenous seperti zat kimia, allergen, debu
c. Agen nutrisi : protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air
d. Agen mekanik : gesekan, benturan atau pukulan yang dapat menimbulkan
kerusakan jaringan tubuh pejamu
e. Agen fisika : panas, radiasi,dingin , kelembaban,tekanan, kebisingan
2. Host
Semua faktor yang terdapat pada manusia yang dapat memengaruhi timbulnya suatu
perjalanan penyakit.
a. Genetik, misalnya penyakit herediter seperti hemophilia
b. Umur, misalnya pada usia lanjut beresiko terkena penyakit jantung
c. Jenis kelamin, misalnya penyakit hipertensi cenderung menyerang pria dan
penyakit kelenjar gondok cenderung menyerang wanita
2
d. Keadaan fisiologi, misalnya kehamilan dan persalinan memiliki resiko penyakit
anemia
e. Kekebalan, misalnya manusia yang tidak mempunyai kekebalan tubuh yang baik
akan mudah terserang penyakit
f. Penyakit yang diderita sebelumnya, misalnya reumatoid artritis yang mudah kambuh
g. Sifat-sifat manusia, misalnya higiene perorangan yang buruk akan menyebabkan
mudah terserang penyakit
3. Environment
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia yang memengaruhi
kehidupan dan perkembangan manusia.
1. Lingkungan fisik, yaitu lingkungan yang berada disekitar manusia yang meliputi
kondisi udara, musim, cuaca, kondisi geografi, dan geologinya yang dapat
mempengaruhi host.
2. Lingkungan biologi, yaitu lingkungan yang berada disekitar manusia namun yang
memiliki jenis dari golongan biotis (hewan,tumbuhan dan mikroorganisme)
3. Lingkungan non-fisik, yaitu lingkungan sebagai akibat dari interaksi manusia yang
meliputi sosial-budaya, norma dan adat-istiadat

3
Keterangan:

Model I: Dalam model ini penjamu dalam keadaan sehat karena timbangan dalam keadaan
seimbang hasil dari interaksi bibit penyakit, penjamu dan lingkungan.
Model II: Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan dimana bibit penyakit menjadi
lebih berat, dimana bibit penyakit mendapat kemudahan menyebabkan penyakit sehingga
penjamu menjadi sakit. Salah satu contoh keadaan ini yaitu terjadinya mutasi bibit penyakit.
Model III: Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan dimana penjamu menjadi lebih
berat, dimana penjamu menjadi lebih peka terhadap penyakit sehingga penjamu menjadi
sakit. Contoh keadaan ini yaitu banyaknya populasi balita dimana balita masih peka
terhadap penyakit sehingga populasi tersebut rentan terhadap bibit penyakit.
Model IV: Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan dimana terjadi pergeseran
lingkungan yang memudahkan bibit penyakit masuk ke penjamu sehingga penjamu menjadi
gen dari bibit penyakit dan populasi masyarakat peka terhadap penyakit. Selain itu, terjadinya
banjir menyebabkan penyakit akibat banjir seperti penyakit kulit dan leptosiprosis mudah
terkena pada populasi.
Model V: Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan dimana penjamu menjadi sangat
peka terhadap bibit penyakit sehingga penjamu menjadi sakit. Salah satu contoh keadaan ini
yaitu adanya pencemaran udara yang menyebabkan gangguan pada tubuh seperti kurangnya
oksigen, penyempitan saluran udara ke paru-paru karena sulfur dioksida (SO2) yang
menyebabkan jantung lemah dan pada akhirnya gagal jantung.

4
C. Karakteristik Segitiga Epidemiologi
Segitiga epidemiologi memiliki karakteristik masing – masing, ketiga karakteristik pada
segitiga utama epidemiologi, yaitu:
1. Karakteristik Host
a. Resistensi
Resistensi adalah kemampuan penjamu untuk bertahan dari infeksi dan mempunyai
mekanisme pertahanan dalam menghadapinya.
b. Imunitas
Imunitas adalah kemampuan penjamu untuk mengembangkan respon imunologis
yang didapatnya, baik secara alamiah maupun non alamiah sehingga tubuh kebal
terhadap suatu penyakit tertentu.
c. Infektifnes (Infectiouness)
Infektifnes adalah kemampuan penjamu yang terinfeksi untuk menularkan penyakit
pada orang lain karena kuman yang berada dalam tubuh dapat berpindah kepada
manusia dan sekitarnya.
2. Karakteristik Agen
a. Infektivitas
Infektivitas adalah kemampuan organisme untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungan penjamu untuk dapat tinggal dan memperbanyak diri dalam jaringan
penjamu karena biasanya diperlukan organisme dalam jumlah tertentu untuk
menimbulkan infeksi didalam penjamunya.
b. Patogenesitas
Patogenesitas adalah kemampuan organisme untuk menimbulkan reaksi patologis
setelah terjadinya infeksi pada diri penjamu yang diserang.
c. Virulensi
Virulensi adalah kemampuan organisme untuk menghasilkan reaksi patologi yang
berat dan berkemungkinan menyebabkan kematian atau sering juga virulensi
dikenal sebagai tingkat keganasan agen.
d. Toksisitas
Toksisitas adalah kemampuan organisme untuk memproduksi reaksi kimia yang
toksis sebagai upaya untuk merusak jaringan dan menyebabkan timbulnya
penyakit.

5
e. Invasitas
Invasitas adalah kemampuan organisme untuk masuk kedalam penjamu dan
menyebar setelah memasuki jaringan.
f. Antigenisitas
Antigenisitas adalah kemampuan organisme untuk merangsang antibodi dalam
penjamu.
3. Karakteristik Lingkungan
a. Topografi
Topografi berkaitan dengan situasi lokasi atau lingkungan tertentu, baik yang
terbentuk secara natural maupun buatan manusia yang mungkin dapat
mempengaruhi terjadinya penyebarann suatu penyakit.
b. Geografis
Geografis adalah keadaan yang berhubungan struktur geologi bumi yang
berhubungan dengan timbulnya penyakit.
D. Segitiga Distribusi Epidemiologi
Segitiga distribusi epidemiologi memiliki 3 faktor, yaitu faktor manusia (person), faktor
tempat (place), dan faktor waktu (time) yang sering dikenal dengan PPT (person, place,
time). Ketiga faktor tersebut berguna untuk menggambarkan adanya perbedaan dalam
keterpaparan agen dan kepekaan penjamu. Perbedaan ini dapat digunakan sebagai
petunjuk mengenai sumber, agen yang bertanggung jawab, transmisi dan penyebaran suatu
penyakit.
1. Faktor Manusia (Person)
Faktor manusia adalah faktor individu yang mempengaruhi keterpaparan yang mereka
dapatkan dan kepekaan terhadap penyakit. Manusia yang mudah terpapar dan peka
terhadap penyakit dapat menyebabkan manusia tersebut mudah jatuh sakit.
2. Faktor Tempat (Place)
Faktor tempat adalah faktor yang berkaitan dengan karakteristik geografis, misalnya:
RT/RW, provinsi, negara, region, dan lain-lain.
3. Faktor Waktu (Time)
Faktor waktu adalah waktu kejadian penyakit yang dapat dinyatakan dalam jam, hari,
bulan maupun tahun. Informasi waktu dapat menjadi pedoman tentang kejadian yang
timbul dalam masyarakat.

6
BAB III
CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Kasus 1
Corona Virus Disease (Covid-19) merupakan penyakit baru yang menyerang seluruh
dunia. Penyakit ini disebabkabn virus corona disebut dengan Severe Acute Respiratory
Syndrome Corona virus type 2 (SARS CoV-2) (Gorbalenya et al., 2020). Dari penyakit
tersebut bisa didapatkan :
- Faktor agent. Covid-19 adalah penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari
hewan ke manusia). Hewan penularnya kelelawar, treggiling, ular, babi, dll. Agent
penyebab Covid-19 adalah virus SARS CoV-2 yaitu virus yang kuat virulensinya,
menyukai saluran napas sebagai tempat berkembang biak.
- Faktor host. Host utama dari virus corona adalah hewan tetapi pada akhir tahun 2019
di Wuhan terjadi penularan dari manusia ke manusia. Faktor intrinsik individu dapat
mempengaruhi paparan, kerentanan atau respon terhadap agen penyebab. Peluang
untuk terjadinya paparan dipengaruhi oleh kontak antar manusia. Kerentanan di
pengaruhi oleh imunitas tubuh, status gizi,adanya penyakit lain (co-morbid), konsumsi
obat obatan dan faktor psikologis.
- Faktor environment. Lingkungan mengacu pada faktor ektrinsik yang mempengaruhi
agen dan peluang untuk terpapar. Faktor lingkungan fisik termasuk iklim dan geologi
misalnya slum area (kumuh) akan mempermudah penularan virus karena banyak
kontak antar manusia. Lingkungan sosial budaya misalnya adanya acara yang
mengumpulkan banyak orang (crowded), sanitasi lingkungan dan ketersediaan fasilitas
kesehatan merupakan faktor yang mempengaruhi penularan Covid-19. (Lubis,dkk.
2021)
B. Kasus 2
Diare merupakan sebuah penyakit dimana penderita mengalami buang air besar yang
sering dan memiliki kandungan air berlebih. Dari penyakit tersebut bisa didapatkan
pembahasan :
 Faktor Host/ penjamu diantaranya adalah perilaku hidup
 Faktor Agent/ penyebab diantaranya adalah status gizi anak
 Faktor Environment/ lingkungan diantaranya sanitasi lingkungan (ketersediaan air
bersih, jamban, pembuangan sampah dan pembuangan limbah) yang kurang bersih
dan tidak sesuai standar.

7
C. Polio
Poliomyelitis atau yang dikenal dengan polio adalah kelumpuhan akut yang disebabkan
oleh infeksi virus polio. Dari penyakit tersebut bisa didapatkan pembahasan :
 Faktor Host : manusia, kelompok usia yang sangat rentan adalah anak-anak dibawah
lima tahun. Disebagian besar Negara endemis 70-80% penderitanya berusia 3 tahun.
 Faktor Agent : virus polio termasuk genus enterovirus
 Faktor Environment: penyebaran penyakit polio terutama melalui konsentrasi tinja
penderita polio terutama didaerah yang sanitasi lingkungannya buruk (fekal-oral),
melalui percikan dari mulut ke mulut. Penulara secara fekal-oral maksudnya adalah
makanan/minuman yang tercemar virus polio dari tinja penderita masuk ke dalam
mulut orang yang sehat lainnya,

8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa penyakit tidak
muncul dengan sendirinya tetapi penyakit muncul karena gaya hidup yang tidak
sehat. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat
dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan diatas kita sudah dapat melihat bahwa penyakit muncul
dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat, maka dari itu, agar tubuh kita tidak
terserang penyakit kita harus menerapkan pola hidup sehat serta melakukan
pemeriksaan secara berkala.

9
DAFTAR PUSTAKA

Gorbalenya, A. E. et al. (2020) The Specices Severe Acute Respiratory Syndrome-


Related Coronavirus Classifying 2019-nCov and Naming it SARS-Cov-2, Nature
Microbiology. Doi:10.1038/s41564-020-0695-z.

Hulu.Victor Trismanjaya, dkk. (2020). Epidemiologi Penyakit Menular: Riwayat,


Penularan dan Pencegahan). Yayasan Kita Menulis

Ismah, Z. (2018). BAHAN AJAR DASAR EPIDEMIOLOGI.

Lubis, R. (2021). Educate cadres for the prevention of Covid-19 in Sei Mati Village ,
Medan Maimun District. 6(September 2020), 154–160.

Sumampouw, J. O. (2017). Program Pemberantasan Penyakit Menular. Manado :


Universitas sam Ratulangi

Nangi, G.M. et al. (2019). Dasar Epidemiologi. Yogyakarta; CV. Budi Utama

Amirah, A. & Ahmarudin, S. (2020). Konsep dan Aplikasi Epidemiologi.


Yogyakarta; CV. Budi Utama

Anda mungkin juga menyukai