Anda di halaman 1dari 7

ANALISA JURNAL

KEGAWATDARURATAN SISTEM I
“GAMBARAN PNEUMOTORAKS PADA KORBAN
KECELAKAN LALU LINTAS DIBAGIAN BEDAH TORAKS
RS DR.HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 2014 – 2015”

GI ILMU
I NG K
T
ES
H
SEKOLA

S T I K E S EH
ATAN
C

SA

A
H G
B AY
A BAN
AN IN
JARMAS

OLEH :
MARIA [16.20.2651]
MUHAMMAD AL-ANSYORI [16.20.2652]
RAHMATULLAH [16.20.2658]
RESTU ADE HERMAWAN [16.20.2659]
SAMSUL BAHRI [16.20.2664]

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2018/2019
FORMAT ANALISA JURNAL

1. Judul jurnal : Gambaran pneumotoraks pada korban kecelakan


lalu Lintas dibagian bedah toraks Rs Dr.hasan
sadikin Bandung periode 2014 – 2015

2. Latar belakang masalah : Di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung


(RSHS) dilaporkan dari tahun 2010 sampai 2015
sebanyak 132 kasus

3. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui jumlah kasus, jenis


pneumotoraks, Gejala klinis, jenis kecelakan, letak
truama, serta Penatalaksanaan pneumotrak pada
korban kecelakan Lalu lintas RSHS Bandung.

4. Metodelogi penelitian : Penelitian ini dilakukan menggunakan metode


deskriptif retrospektif dengan pengambilan data
sekunder berupa catatan rekam medik pasien
pneumothorak pada korban kecelakaan lalu lintas
periode januari 2014-desember 2015.

5. Hasil penelitian : Hasil penelitian didapatkan 17 kasus (62,96%)


pada tahun 2014 dan 10 kasus (37,04%) pada
tahun 2015. Jumlah kasus simple pneumotoraks
menunjukkan paling banyak diantara semua kasus
dengan jumlah 24 kasus (88,89%). Gejala klinis
yang paling sering ditemui yaitu suara napas turun
pada sisi yang sakit dan perkusi toraks
hiperresonansi sebanyak 24 kasus (88,89%). Jenis
kecelakaan lalu lintas terbanyak yaitu terjatuh
saat mengendarai motor dengan jumlah 8 kasus
(29,63%). Lokasi trauma terbanyak terjadi pada
toraks kanan dengan jumlah 15 kasus (55,56%).
Penatalaksanaan yang paling banyak dilakukan
pada pneumotoraks dalam kasus kecelakaan lalu
lintas yaitu pemasangan chest tube sebanyak 24
kasus (88,89%)

6. Analisa pembahasan : Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin selama periode


Januari 2014 sampai dengan Desember 2015
ditemukan sebanyak 41 kasus, namun yang
termasuk kriteria inklusi hanya 27 kasus,
dikarenakan terdapat data rekam medis yang hilang
dan sebagian rusak. Hal ini disebabkan oleh
beberapa kemungkinan, yaitu para pengguna jalan
yang semakin disiplin dalam berlalu lintas,
peningkatan kewaspadaan pada penggunaan
kendaraan bermotor, jumlah kasus yang tidak
termasuk dalam kriteria inklusi penelitian, serta
kasus pneumotoraks pada kecelakaan lalu lintas
yang tidak termasuk angka kejadian pada rumah
sakit lainnya. Banyaknya kasus trauma tumpul
pada kejadian pneumotoraks pada korban
kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan simple
pneumotoraks daripada trauma lancip yang
menyebabkan open pneumotoraks dan komplikasi
yang menyebabkan tension pneumotoraks. Sesuai
dengan jenis pneumotoraks dengan
penatalaksanaan yang diberikan pada korban
kecelakaan lalu lintas yang paling banyak pada
simple pneumotoraks dengan menggunakan chest
tube, open pneumotoraks dengan menggunakan
occlusive dressing + chest tube dan tension
pneumotoraks dengan menggunakan
torakocenthesis + chest tube.

7. Kesimpulan dan Saran :


a. Kesimpulan
1. Jumlah kasus pneumotoraks pada korban kecelakaan lalu lintas di Rumah
Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung di Bagian Bedah Toraks periode 2014-
2015 yaitu sebanyak 27 kasus
2. Berdasarkan jenis pneumotoraks pada korban kecelakaan lalu lintas
paling banyak pada kasus simple pneumotoraks yaitu sebanyak 24 kasus
(88,89%).
3. Berdasarkan gejala klinis pneumotoraks pada korban kecelakaan lalu
lintas pada umumnya mengalami suara napas turun pada sisi yang sakit
dan perkusi toraks hiperresonansi dan sedikit korban yang mengalami
gejala yang lain.
4. Karakteristik pneumotoraks berdasarkan jenis kecelakaan lalu lintas
paling banyak pada kasus yang menimpa pengendara maupun
penumpang motor daripada kasus yang menimpa pengendara maupun
penumpang mobil, pejalan kaki, dan pengendara sepeda.
5. Karakteristik pneumotoraks berdasarkan letak trauma paling banyak
terdapat pada toraks kanan yaitu sebesar 15 orang (55,56%).
6. Karakteristik pneumotoraks berdasarkan penatalaksanaan paling banyak
menggunakan chest tube yaitu 24 kasus (88,89%).

b. Saran
1. Disarankan kepada pihak Rumah Sakit Dr.Hasan Sadikin Bandung untuk
meningkatkan sistem pencatatan dan pelaporan rekam medik dengan
menambah sistem komputer agar lebih lengkap dan tidak banyak yang
hilang.
2. Disarankan kepada tenaga medis agar lebih waspada dalam melakukan
penegakkan diagnosis sesuai dengan gejala klinis yang ditimbulkan dan
dapat memberikan penatalaksanaan yang tepat agar prognosis korban
menjadi baik.
3. Disarankan kepada instansi yang terkait untuk lebih meningkatkan
penyuluhan kepada masyarakat tentang faktor risiko pneumotoraks pada
korban kecelakaan lalu lintas sehingga angka kejadian penyakit ini dapat
diminimalisir.

8. Analisis PICOT
Metode Ada / Tidak Keterangan
ada
P (Problem) : Ada Di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
(RSHS) dilaporkan dari tahun 2010 sampai 2015
sebanyak 132 kasus. Berdasarkan hal tersebut
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui jumlah kasus, jenis pneumotoraks,
gejala klinis, jenis kecelakaan lalu lintas, letak
trauma, serta penatalaksanaan pneumotoraks pada
korban kecelakaan lalu lintas di RSHS Bandung.
I (Intervensi) : Tidak Ada Tidak ada intervensi yang dilakukan peneliti
C (Compare) : Tidak ada Tidak ada penelitian lain yang terkait, karena
penelitian ini berdasarkan teoritis kasus
pneumothoraks
O (Outcome) : Ada Hasil penelitian didapatkan 17 kasus (62,96%)
pada tahun 2014 dan 10 kasus (37,04%) pada
tahun 2015. Jumlah kasus simple pneumotoraks
menunjukkan paling banyak diantara semua kasus
dengan jumlah 24 kasus (88,89%). Gejala klinis
yang paling sering ditemui yaitu suara napas turun
pada sisi yang sakit dan perkusi toraks
hiperresonansi sebanyak 24 kasus (88,89%). Jenis
kecelakaan lalu lintas terbanyak yaitu terjatuh
saat mengendarai motor dengan jumlah 8 kasus
(29,63%). Lokasi trauma terbanyak terjadi pada
toraks kanan dengan jumlah 15 kasus (55,56%).
Penatalaksanaan yang paling banyak dilakukan
pada pneumotoraks dalam kasus kecelakaan lalu
lintas yaitu pemasangan chest tube sebanyak 24
kasus (88,89%)
T (Time) : Ada 2015
 Kelebihan
1. Kesimpulan yang dibuat sudah terperinci dan dipaparkan secara jelas
2. Prosedur penelitian disusun dengan teratur, sehingga mudah untuk
dipahami
 Kekurangan
1. Tidak ada respon masyarakat dari tentag hasil dari penelitian tersebut
2. Tidak ada prosestasenya
3. Tidak terakreditasi oleh pihak ISSN
 Analisis / justifikasi kronologis
 Trauma thorax kebanyakan disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang
umumnya beruoa trauma tumpul.
 Pneumothoraks simpel gejala klinisnya meliputi : nyeri hemithoraks yang
terkena, dispnoe, batuk. Pada pemeriksaan fisik tampak hemitoraks yang
tertinggal pada respirasi, vesikuler melemah pada auskultasi dan sedikit
hipersonor pada perkusi. Karena tidak ada desakan mediastinum, maka
vena leher tidak melebar, tidak ada tanda-tanda syok dan trakhea tetap
ditengah.
 Pada pneumothoraks terbuka, terlihat seperti gejala-gejala pneumothoraks
ditambah dengan adanya luka mengisap di rongga dada. Juga tidak didapat
desakan mediastinum, namun karena terdapat gangguan ventilasi yang
berat penderita tampak sangat sesak, bernapas cepat, mungkin sianosis dan
syok. Bila hal ini dibiarkan, berakhir dengan kematian penderita.
 Tension pneumothorax merupakan keadaan yang paling mengancam
nyawa dari kedua keadaan pneumothoraks diatas. Pada inspeksi tampak
penderita sesak hebat, takhipnoe, sianosis, sisi dada yang terkena tertinggal
pada pernapasan, pucat karena syok dan vena jugularis leher melebar.
Trakhea terdorong, bunyi napas pada hemithoraks yang terkena tidak
terdengar pada auskultasi dan hipersonor pada perkusi.
 Manfaat dan Saran
a. Manfaat
Manfaat dari jurnal ini kita sebagai pengguna jalan harus berhati-hati saat
berada di jalan baik itu saat berjalan kaki maupun berkendara
b. Saran
Pengguna jalan hendaknya selalu mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan
memakai atribut yang bisa melindungi diri, dan untuk rumah sakit
hendaknya melakukan pendataan dengan benar karna dari 41 kasus
kecelakaan yang dicurigai mengalami pneumothoraks hanya 27 yang
terdata sisa yang lain hilang atau rusak.
 Implikasi Keperawatan
1. Ikut serta dalam memberikan edukasi kepada pejalan kaki dan pengendara
agar berhati-hati dengan situasi di jalan raya
2. Membagikan leaflet tentang bahayanya tidak berhati-hati saat berkendara

Anda mungkin juga menyukai