Pembimbing :
Dr. dr. Achmad Rofi’I, Sp.THT-KL
BAGIAN/SMF ILMU
PENYAKIT THT FK ULM-
RSUD PENDIDIKAN ULIN
BANJARMASIN
September, 2019
ASAM TRANEKSAMAT TOPIKAL UNTUK TATALAKSANA
EPISTAKSIS AKUT PADA BAGIAN GAWAT DARURAT
Birmingham AR, Mah ND, Ran R, Hansen M
Abstrak
Tujuan: mengevaluasi efektivitas dan kegunaan potensial asam traneksamat dalam
Hasil : sebanyak 122 pasien, 30 pasien diberi asam traneksamat topical (cairan
1. Pendahuluan
dirawat dengan rawat jalan, namun sekitar 6% kasus memerlukan perhatian medis
ligasi bedah yang memerlukan bantuan konsultan THT. Tampon hidung atau
tampon balon biasanya dibiarkan dalam waktu satu sampai lima hari yang dapat
produk yang dapat diserap, seperti selulosa teroksidasi atau thrombin topical.
jaringan, atau sindrom syok toksik pada pemasangan tampon yang terlalu lama.
disarankan.
epistaksis. Asam traneksamat digunakan secara topikal dalam bentuk gel dan
bentuk injeksi untuk penanganan epistaksis juga secara oral dan intranasal dalam
pencegahan perdarahan ulang. Suatu penelitian kelompok paralel secara acak, dan
topikal yang diikuti dengan pemasagan tampon anterior. Hasil tambahan juga
menunjukkan kunjungan akibar perdarahan ulang yang lebih sedikit dalam 24 jam
atau 7 hari dan waktu perawatan di IGD yang lebih singkat pada pasien dengan
retrospektif ini untuk menilai efektivitas dan manfaat potensial dari penambahan
2. Metode
2.1 Tempat
Penelitian retrospektif single senter ini dilakukan di Oregon Helath & Science
University (OHSU), akademik senter medical dengan 573 bed dan senter trauma
level 1 di Portland, Oregon. Telah disetujui oleh badan yang bersangkutan dengan
informed consent.
September 2014 sampai Agustus 2016 dengan diagnosis primer epistaksis, yand
Pasien dengan etiologi trauma yang signifikan langsung dikirim ke IGD dan
pasien yang hanya dengan perdarahan minor tanpa perlu intervensi apapun
dari penelitian. Pasien dengan alergi obat-obatan yang diteliti juga dieksklusikan.
Pasien yang dirawat dengan topikal asam traneksamat bentuk cairan injeksi
berupa lamanya perawatan pasien di IGD yang tidak memerlukan rawat inap,
yang akurat untuk waktu administrasi, maka hasil primer ditentukan dengan total
lama perawatan di IGD. Hasil sekunder ditentukan dari perlunya pasien dirawat
propilaksis, dan kunjungan kembali ke IGD karena perdarahan ulang dalam waktu
3. Hasil
3.1 Populasi
Pasien yang mendapat penanganan epistaksis di IGD selama periode penelitian,
traneksamat menunjukkan tingkat lebih tinggi dalam terapi anti platelet, terapi
pengobatan tradisional lini pertama, walaupun dalam hal ini kurang umum dalam
kelompok asam traneksamat (table 2). Hampir setengah pasien (46,7%) dalam
mg dalam bentuk cairan injeksi dibasahkan pada kassa tampon atau tampon
Tidak ada perbedaan pasien yang harus dirawat inap antara kelompok yang
pengobatan terstandar, tidak ada perbedaan yang signifikan antar dua kelompok
konsultasi konsultan THT dan pemasangan tampon hidung pada pasien yang
dan tidak ada permasalahan trombotik selama sepuluh hari setelah perawatan.
4. Pembahasan
tampon anterior yang diberi tetrasiklin. Pada penelitian ini berhentinya perdarahan
dalam kurun waktu 10 menit lebih banyak pada pasien yang mendapat asam
ulang yang lebih sedikit dalam 24 jam (4,7% banding 12,8%, OR 0.36, 95%, CI
7.2-30.4, p=0.034) dan selama 7 hari (2,8% banding 11%, OR 0.26, 95%, CI 0.07-
0.88, p=0.018). Tidak ada komplikasi atau perburukan keadaan, serta kelompok
Namun, variabel kontrol dalam penelitian ini dirawat dengan pemasangan tampon
hidung anterior yang bukan merupakan penanganan standar untuk semua pasien
pada pasien yang gagal ketika mendapat terapi lain dikarenakan rasa tidak nyaman
dan risiko perdarahan kembali jika tampon dilepaskan. Pada penelitian ini asam
10%. Tidak ada perbedaan yang signifikan dari hasil pengamatan. Pasien yang
perdarahan kembali dalam waktu delapan hari (11% banding 31%, p= tidak
signifikan) dan sepuluh hari (44% banding 66%, p= tidak signifikan). Saat ini
asam traneksamat tidak tersedia dalam bentuk formulasi gel secara komersial,
penelitian ini.
Pada penelitian ini, tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam lamanya
total waktu perawatan di IGD, beberapa pasien yang diberi asam traneksamat
bahkan memerlukan waktu perawatan yang lebih lama. Banyak bagian dari
variabel penelitian yang tidak signifikan secara statistik, hal tersebut dapat
trombositopenia atau LVADS dianggap memiliki risiko lebih tinggi dan diterapi
lebih agresif dengan asam traneksamat dengan waktu observasi yang lebih
Ada beberapa batasan penting dalam penelitian ini, termasuk yang dapat
menjelaskan perbedaan antara penelitian saat ini dan sebelumnya dalam hasil
primer. Perdarahan minor yang diobati dengan hanya agen lini pertama
antara kelompok karena desain penelitian yang retrospektif. Prevalensi yang lebih
tinggi namun tidak signifikan secara statistik dari antikoagulasi dan pasien dengan
yang tinggi lebih disarankan diobati dengan asam traneksamat. Hal tersebut dapat
ini. Asam traneksamat ditambahkan sebagai terapi opsional di lembaga kami dan
memiliki potensi yang besar untuk bias seleksi dan heterogenitas antar kelompok
yang dapat dilihat dalam baseline dan pilihan perawatan yang digunakan.
variabilitas dalam waktu yang dibutuhkan untuk evaluasi awal pasien di IGD.
Namun, karena data yang hilang mengenai waktu pemberian obat, hasil utama
harus direvisi. Secara khusus, lama perawatan di IGD dalam penelitian ini lebih
hanya 4,3% pasien yang dirawat dengan perawatan standar dan tidak ada pasien
yang diobati dengan asam traneksamat dikeluarkan dalam waktu dua jam),
statistik dalam keperluan konsultasi ahli THT dan pemasangan tampon hidung. Ini
perawatan di IGD yang diamati dalam penelitian ini, dan diperlukan lebih banyak
Karakteristik baseline
Intervensi
Hasil