Segala puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan, atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “asuhan keperawatan pada ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarium trimester II di gg. Musara 40i kelurahan
dwikora”. Selama proses penyusunan makalah ini begitu banyak bantuan, nasehat
dan bimbingan yang saya terima demi kelancaran penyusunan makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Bapak/ Ibu :
1. Dr. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara
Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
3. Ns. Marthalena simamora, S.Kep, M. Kep selaku Ketua Prodi Keperawatan
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ns. Jek Amidos Pardede, M.Kep, Sp. Kep.J selaku Koordinator Profesi Ners.
5. Ns. Rosetty Sipayung, M.Kep, selaku Koordinator sekaligus pembimbing
Keperawatan Maternitas.
6. Serta terimakasih kepada teman-teman Mahasiswa/i Prodi Ners Universitas
Sari Mutiara Indonesia yang telah bersama-sama menyelesaikan tugas
makalah ini.
Saya menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran guna memperbaiki di masa yang
akan datang dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata
saya mengucapkan terimakasih.
Blessery Oktorina M
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam kehamilan mual muntah adalah gejala yang normal dan sering terjadi
pada trimester pertama. Namun, apabila berlebihan dapat mengganggu
pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk sehingga ibu
kekurangan energi dan juga zat gizi yang disebut hiperemesis gravidarum
(Yusniar, 2020).
Ada sekitar 60%- 70% wanita hamil mengalami mual pada trimester pertama
dan kedua bahkan tiga. Sekitar 25% wanita hamil mengalami masalah awal
muntah memerlukan waktu untuk beristirahat dari pekerjaannya. Setiap wanita
hamil akan memiliki derajat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu
merasakan apa-apa, tetapi ada juga yang merasa mual dan ada yang merasa
sangat mual dan ingin muntah setiap saat (Bagus, 2014).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk memberikan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ibu
Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengkaji ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
2. Menegakkan diagnosa keperawatan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum
3. Menyusun perencanaan keperawatan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum
4. Melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana keperawatan pada
ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
5. Mengevaluasi tindakan keperawatan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1.2 Klasifikasi
Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
a. Tingkat I
1) Ibu merasa lemah
2) Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan
umum
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan menurun, temperatur tubuh meningkat
5) Nadi meningkat sekitar 100 per menit dan tekanan darah
sistolik menurun
6) Turgor kulit mengurang
7) Lidah mengering mata cekung
8) Merasa nyeri pada epigastrium
b. Tingkat II
1) Ibu tampak lebih lemah dan apatis
2) Berat badan turun
3) Tensi turun, nadi kecil dan cepat
4) Suhu kadang-kadang naik
5) Mata sedikit ikterik dan cekung
6) Turgor kulit lebih mengurang
7) Lidah mengering dan tampak kotor
8) Hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi
9) Aseton tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai
aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing
c. Tingkat III
1) Keadaan umum lebih parah
2) Muntah berhenti
3) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu meningkat
6) Tensi menurun
7) Mulut kering dan kotor, pernapasan bau aseton
8) Mata cekung dan timbulnya ikterus
2.1.3 Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada
bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak
ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak,
jantung, hati, dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta
zat-zat lain akibat inanisi. Menurut (Khayati, 2013) terdapat beberapa
faktor predisposisi dan faktor lain, yaitu :
1. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim (hidramnion,
kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa)
2. Faktor organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal,
perubahan metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak
ibu dan alergi.
3. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak
diinginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan.
Selain itu menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi juga dapat
mempengaruhi penyebab hiperemesis, dimana ibu hamil yang
mengalami mual dan muntah sekitar 60-80% pada (primigravida), 40-
60% pada (multigravida).
2.1.5 Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah
pada hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi
dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi
lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya
asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena
muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan
plasma berkurang. Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain itu
juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah
berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah lebih
banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit
dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit
dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambung
(Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan
gastrointestinal (Khayati, 2013).
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit hiperemesis
gravidarum menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) :
1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia
gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas
janin, melokalisasi plasenta
2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN
3. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH
Pada tahap pengkajian berfokus pada perawatan diri yang bertujuan untuk
menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat
memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit meliputi Universal
Self Care Requisite, Developmental Self Care Requisite, Health Deviation
Self Care, Nursing System dan Nursing Agency
Edukasi
1) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2) Anjurkan teknik batuk efektif Kolaborasi
3) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2. Nyeri akut Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat nyeri
menurun (L.08066)
Kriteria hasil :
1. Keluhan nyeri menurun
2. Meringis menurun
3. Sikap protektif menurun
4. Gelisah menurun
5. Kesulitan tidur menurun
6. Menarik diri menurun
7. Berfokus pada diri sendiri menurun
8. Diaforesis menurun
9. Perasaan depresi (tertekan) menurun
10. Perasaan takut mengalami cedera berulang menurun
11. Anoreksia menurun
12. Perineum terasa tertekan menurunUterus teraba membulat
menurun
13. Ketegangan otot menurun
14. Pupil dilatasi menurun
15. Muntah menurun
16. Mual menurun
17. Frekuensi nadi membaik
18. Pola napas membaik
19. Tekanan darah membaik
20. Proses berpikir membaik
21. Fokus membaik
22. Fungsi berkemih membaik
23. Perilaku membaik
24. Nafsu makan membaik
25. Pola tidur membaik Intervensi :
Manajemen nyeri Observasi
1) Identifikasi lokasi, karekteristik, durasi, frekuensi
kualitas, intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respons nyeri non verbal
4) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri
5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
9) Monitor efek samping penggunaan analgesik Terapeutik
10) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
11) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
12) Fasilitasi istirahat dan tidur
13) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
3. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
4. Jelaskan strategi meredakan nyeri
5. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
6. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
7. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
ii. Hipovolemia Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan status
cairan membaik (L.03028)
Kriteria hasil :
1. Kekuatan nadi meningkat
2. Turgor kulit meningkat
3. Output urine meningkat
4. Pengisian vena meningkat
5. Ortopnea menurun
6. Dispnea menurun
7. Paradoxymal Nocturnal Dyspnea (PND) menurun
8. Edema anasarka menurun
9. Edema perifer menurun
10. Berat badan meningkat
11. Distensi vena jugularis menurun
12. Suara napas tambahan menurun
13. Kongesti paru menurun
14. Perasaan lemah menurun
15. Keluhan haus menurun
16. Konsentrasi urine menurun
17. Frekuensi nadi membaik
18. Tekanan darah membaik
19. Tekanan nadi membaik
20. Membran mukosa membaik
21. Jugular Venous Pressure (JVP) membaik
22. Kadar Hb membaik
23. Kadar Ht membaik
24. Central Venous Pressure membaik
25. Refluks hepatojugular membaik
26. Berat badan membaik
27. Hepatomegali membaik
28. Oliguria membaik
29. Intake cairan membaik
30. Status mental membaik
31. Suhu tubuh membaik Intervensi :
Manajemen hipovolemia (I.03116) Observasi
1) Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran
mukosa kering, volume urine menurun, hematocrit
meningkat, haus, lemah)
2) Monitor intake dan output cairan Terapeutik
3) Hitung kebutuhan cairanBerikan posisi modified
Trendelenburg
4) Berikan asupan cairan oral Edukasi
5) Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
6) Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
7) Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl, RL)
8) Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa
2,5%, NaCl 0,4%)
9) Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin,
Plasmanate)
10) Kolaborasi pemberian produk darah
iii. Defisit Nutrisi Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan status
nutrisi membaik (L.03030)
Kriteria hasil :
3.1 Pengkajian
1. Biodata
Seorang wanita dengan inisial Ny. M berusia 29 tahun dan sudah menikah,
Ny.K beragama islam dan merupakan seorang ibu rumah tangga.
Pendidikan terakhir adalah sebagai tamatan SMA, ia beralamat di Jl. Yos
Sudarson0 129.
2. Keluahan Utama
Klien mengatakan bahwa ia sering mual dan muntah secara berlebihan
pada kehamilannya dalam sehari lebih dari 10 kali. Mual dan muntah yang
ia rasakan menimbulkan ia tidak nafsu makan. Ia juga mengatakan bahwa
ia merasakan lelah juga letih, sehingga ia sulit melakukan aktivitas sehari-
hari. Hal-hal yang memperbaiki keadaannya saat ini adalah dengan tirah
baring dan beristirahat. Saat ini kehamilannya berusia 12 minggu.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien sering mengeluh mual dan muntah, letih sehingga tidak bisa
melakukan aktivitas sehari-hari. Klien juga mengeluh nafsu makannya
menurun selama kehamilannya. mual dan muntah yang sering ia alami
pada pagi hari, dan pada waktu lain ketika ia mencium aroma yang kuat
dan khas.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya. Klien
juga mengatakan bahwa pada kehamilannya yang dahulu juga ia
merasakan hal serupa.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan didalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit
menular dan penyakit keturunan.
6. Riwayat Obstetri
Saat ini klien sedang hamil yang kedua dengan G:2 P:1 A:0, Klien sudah
memiliki anak sebelumnya, sekarang umurnya berusia 1 tahun 9 bulan,
usia kehamilan saat ini adalah 12 minggu. HPHT pada tanggal 16 April
2017 dan TTP 23 Januari 2018. Pasien belum pernah memeriksakan
kehamilannya ke bidan atau petugas kesehatan lainnya. Pasien
mengatakan belum pernah menggunakan KB sebelumnya. Pasien
berencana setelah kelahiran anak keduanya ini, akan menggunakan KB.
8. Riwayat Ginekologi
Pasien mengatakan haid teratur, menarche pada usia 12 tahun, lamanya 7
hari, dan jumlah haidnya banyak pada 4 hari pertama dan 3 hari teakhir
sedikit-sedikit, dan siklus teratur 30 hari.
9. Riwayat Psikologis Ibu
Pasien mengatakan sebenarnya ia dan suami belum berencana ingin
mempunyai anak kedua, tetapi jika sudah diberi lagi mereka berusaha
ikhlas menerimanya.
10. Riwayat Keadaan Psikososial
Klien mengatakan keadaan yang dialaminya saat ini sangat mengganggu
aktivitasnya. Di dalam keluarga klien berperan sebagai ibu rumah tangga,
selama ia sakit pada kehamilannya sebagian besar aktivitas klien di bantu
oleh ibu mertua dan adik iparnya. Keadaan emosi klien saat ini tidak stabil,
terkadang klien susah diajak berinteraksi dengan orang lain, dan berbicara
pun hanya seperlunya saja. Saat ini orang yang paling berarti baginya
adalah suami dan anak pertamanya yang masih kecil. Hubungan klien
dengan keluarganya tampak baik. Hubungan klien dengan orang lain baik.
Klien menganut agama islam dan kegiatan ibadah dilakukan ketika
keadaannya merasa sanggup untuk melakukannya.
11. Status Mental
Dari hasil pengkajian didapat tingkat kesadaran klien compos mentis,
penampilan rapi, berbicara singkat dan cepat, alam perasaan letih, afek
datar, dan interaksi selama wawancara kontak mata pasien baik.
Pada pemeriksaan mulut dan faring didapati bahwa bibir kering dan
simetris, keadaan lidah dan mulut kurang bersih, ia juga jarang menyikat
gigi dikarenakan mual muntah yang berlebihan ia rasakan dan sulit
beraktivitas. pita suara baik, posisi trakeal medial, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, suara normal, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, denyut
nadi karotis teraba.
- Pada gigi kurang bersih tidak ada peradangan gusi, caries ada, dan
tidak ada gigi palsu.
- Pada leher, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
- Pada payudara klien menjadi lebih besar, areola mamae
hiperpigmentasi, dan puting susu semakin menonjol.
- Pada pemeriksaan paru, kadang mengeluh sesak dan nafas pendek.
- Pada pemeriksaan jantung, tekanan darah sistole menurun dan nadi
meningkat.
- Pada abdomen, tidak ada distensi abdomen, tidak ada nyeri tekan,
klien mual dan muntah berlebihan yaitu > dari 10 kali dalam sehari.
- Pada ekstremitas tidak ada ditemukan udema, dan kekuaatan tonus
otot menurun.
No
Perencanaan Keperawatan
DX
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi adekuat Kriteria Hasil :
Intake nutrisi dan cairan adekuat
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Tujuan :
Mentoleransi aktivitas yang biasa dilakukan dan ditunjukkan dengan daya
tahan, penghematan energi, perawatan diri
Kriteria Hasil :
Menyadari keterbatasan energi
Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat
Tingkat daya adekuat untuk beraktifitas
3 Intervensi Rasional
Monitor keterbatasan aktivitas, Merencanakan intervensi dengan tepat.
kelemahan saat aktivitas. Pasien dapat memilih dan
Berikan diet yang adekuat dan merencanakan sendiri.
seimbang. Mengkaji sejauh mana perbedaan
Bantu pasien dalam melakukanpeningkatan selama aktivitas.
aktivitas sendiri. Membantu mengembalikan energi.
Catat tanda vital sebelum Metabolisme
dan sesudah aktivitas.
Anjurkan istirahat yang adekuat. membutuhkan enenrgi.
Berikan pendidikan kesehatan Meningkatkan pengetahuan pasien
tentang pentingnya : tentang pentingnya nutrisi
Nutrisi yang baik untuk me- untukmeningkatkan energi dalam
ningkatkan energi yang ada tubuh.
dalam tubuh.
2.6 Implementasi Keperawatan
Hari/ No
Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi
Tanggal Dx
17 Mei Dx 12.30 1. Mengkaji faktor S : Klien mengatakan
bahwa
2017 1 WIB penyebab mual dan muntah. nafsu makannya
sudah
2. Menkaji tanda-tanda vital bertambah sedikit
demi
Klien sedikit.
3. Mengkaji status gizi O:
klien, dan kemampuan - Mual muntah
berkurang
untuk memenuhi kebutuhan -Nafsu makan
bertambah
gizi. A:
4. Mengkaji berat badan Masalah sebagian
teratasi
15.00 klien. (nafsu makan
WIB sudah
5. Menganjurkan makan
bertambah sedikit
demi
dengan porsi sedikit tetapi sedikit).
sering. P : Intervensi
dilanjutkan
6. Menanyakan makanan dengan
menganjurkan
kesukaan klien. makan sedikit tapi
sering.
7. Menganjurkan makanan
yang bergizi, tinggi kalori,
15.30 dan bervariasi yang dapat
WIB
dipilih oleh pasien.
8. Menanyakan pada klien
tentang alergi makanan.
9. Menganjurkan untuk
banyak makan buah dan
minum.
10. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang :
-Makanan bergizi dan tidak
mahal.
19 Mei 2 13.00 1. Mengkaji tingkat S : Klien mengatakan
2017 WIB kecemasan klien. bahwa cemas yang ia
2. Mendengarkan keluhan rasakan sudah berkurang,
klien dengan penuh perhatian. dan ia sudah mengerti
3. Mendampingi klien untukkeadaannya. O : Klien
15.0 mengurangi kecemasan dantampak tenang
WIB meningkatkan kenyamanan. A : Masalah sebagian
4. Memotivasi klien untukteratasi (Klien sudah
menyampaikan tentang isimerasa tenang dan
perasaanya. nyaman).
5. Membantu klien P : Intervensi dilanjutkan
menjelaskan keadaan yang oleh keluarga yaitu
bisa menimbulkan kecemasan. dengan memotivasi klien
6. Membantu klien untuk agar mengerti keadaanya.
mengungkapkan hal-hal yang
membuatnya cemas.
7. Mengajarkan klien teknik
relaksasi dengan (menarik
nafas dalam dan tahan
sebentar lalu perlahan buang
udaranya).
8. Kolaborasi : Memberikan
obat-obatan
yang mengurangi cemas.