Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau bertemunya sel mani
dan sel telur yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pada umumnya
80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan
yang disertai dengan kehamilan patologis. Keadaan patologis ini menyebabkan
beberapa komplikasi. Salah satu komplikasi yang sering terjadi pada ibu hamil
akibat langsung dari kehamilan adalah mual dan muntah (Putra, 2017).
Mual dan muntah berlebihan atau hiperemesis gravidarum dimana
perasaan tidak enak yang dialami ibu hamil pada masa kehamilan trimester
pertama. Mual dan muntah berlebihan dalam waktu yang lama dapat
mengganggu keadaan umum ibu hamil dan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari
(Wahyuni, 2018).
Menurut SDKI 2017 di Indonesia diperoleh data ibu yang mengalami
Hyperemesis Gravidarum mencapai 14,8% dari seluruh kehamilan. Sekitar 50-
60% kehamilan disertai mulai dan muntah, dari 360 wanita hamil, 20%
diantaranya mengalami mual dan muntah sepanjang hari. Kondisi ini biasanya
bertahan dan mencapai puncak pada usia kehamilan 9 minggu. Sekitar 18%
kasus mual dan muntah akan berlanjut sampai kelahiran. Di Indonesia keluhan
mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida,
satu diantara seribu kehamilan gejala-gejala ini menjadi berat. Hasil
pengumpulan data tingkat pusat, Subdirektorat kebidanan dan kandungan,
Subdirektorat kesehatan keluarga tahun 2016 dari 325 Kabupaten/Kota
menunjukan bahwa sekitar 20,44% ibu hamil dengan Hyperemesis Gravidarum
berat dirujuk dan harus mendapatkan pelayanan kesehatan lebih lanjut
(Wijayanti, 2020).
Di provinsi Jawa Tengah tahun 2015-2019, Kabupaten/kota dengan
jumlah kasus kematian ibu tertinggi adalah Kabupaten Brebes sebanyak 37

1
Politeknik Yakpermas Banyumas
2

kasus, diikuti oleh Grobogan 36 kasus, dan Banjarnegara 22 kasus. Kabupaten


dengan kasus kematian ibu terendah adalah kota Magelang dan kota Salatiga
masing-masing 2 kasus, diikuti kota Tegal dengan 3 kasus (Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, 2019).

Menurut Morgen (2010) Hiperemesis Gravidarum dapat


mempengaruhi status kesehatan ibu serta tumbuh kembang janin, pada
kehamilan 16 minggu pertama 70-80% wanita mengalami mual dan muntah,
60% wanita mengalami muntah, sementara 33% wanita hanya mengalami
mual. Apabila semua makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil,
maka berat badan akan menurun turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria.
Hiperemesis juga berdampak negatif, seperti anemia. Sedangkan anemia
sendiri dapat mengakibatkan syok disebabkan kekurangan asupan gizi yang
dimakan dan diminum dimuntahkan semua (Yusniar, 2020).

Menurut Pujiastuti (2012), dalam Manuba (2007), menyatakan


dampak hiperemesis gravidarum merupakan dehidrasi yang menimbulkan
konsumsi O2 menurun, gangguan fungsi sel liver dan terjadi ikterus, terjadi
perdarahan pada parenkim liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi
umum dan mual muntah yang berkelanjutan dapat menimbulkan gangguan
fungsi umum alat vital dan menimbulkan kematian (Saputri, 2017).

Asuhan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat harus


berkualitas sehingga perawat perlu mengembangkan ilmu pengetahuan dan
praktik pengobatan. Salah satu model konseptual keperawatan yang mendasari
keperawatan maternitas adalah Self Care atau perawatan diri yang
dikembangkan oleh Dhorotea E Orem meliputi wholly compensatory nursing
system, partially compersatory nursing system dan supportive educative.
Model konseptual yang diberikan perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam merawat dirinya
sendiri (Yusniar, 2020).
Peran perawat dengan memberikan asuhan keperawatan pada pasien
hiperemesis gravidarum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien

Politeknik Yakpermas Banyumas


3

dalam merawat dirinya sendiri dan tidak menempatkan klien pada posisi
ketergantungan, memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan klien
tentang penatalaksanaan yang diberikan sehingga klien diharapkan dapat
mematuhi terapi yang diberikan (Yusniar, 2020).

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah penerapan asuhan keperawatan untuk mencegah Hyperemesis
Gravidarum Pada Ibu Hamil Dengan Hipovolemia ?

C. Tujuan
Memberikan gambaran penerapan asuhan keperawatan untuk mencegah
Hyperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Dengan Hipovolemia.

D. Manfaat
1. Masyarakat secara luas
Menambah pengetahuan bagi masyarakat luas, serta dapat memahami
peran perawat dalam mencegah Hyperemesis Gravidarum dengan
Hipovolemia.
2. Penulis
Memperoleh wawasan dan pengetahuan terkait asuhan keperawatan
dalam mencegah Hyperemesis Gravidarum pada ibu hamil dengan
Hipovolemia.
3. Intitusi Politeknik Yakpermas Banyumas

Dapat dijadikan sebagai bahan referensi tambahan bagi intitusi


maupun mahasiswa dalam rangka untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan maternitas pada
pasienHyperemesis Gravidarum dengan Hipovolemia.

Politeknik Yakpermas Banyumas


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Menurut Anisa (2019), fokus pengkajian klien dengan
hiperemesisgravidarum yaitu :
a. Identitas Klien
Identitas klien meliputi (nama, umur, jenis kelamin, status, suku,
agama, alamat, pendidikan, diagnosa medis, tanggal MRS, dan tanggal
pengkajian diambil) dan identitas penanggung jawab (nama, umur,
pendidikan, agama, suku, hubungan dengan klien, pekerjaan, alamat).
b. Keluhan Utama
1) Tingkat I (ringan)
a) Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan
umum penderita
b) Ibu merasa lemah
c) Nafsu makan tidak ada
d) Berat badan menurun
e) Merasa nyeri pada epigastrium
f) Nadi meningkat sekitar 100x per menit
g) Tekanan darah menurun
h) Turgor kulit berkurang
i) Lidah mengering
j) Mata cekung
2) Tingkat II(sedang)
a) Penderita tampak lebih lemah dan apatis
b) Turgor kulit mulai jelek
c) Lidah mengering dan tampak kotor

4
Politeknik Yakpermas Banyumas
5

d) Suhu badan naik (dehidrasi)


e) Mata mulai ikterik
f) Berat badan turun dan mata cekung
g) Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan kosntipasi
h) Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi acetonuria
3) Tingkat III (berat)
a) Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma)
b) Dehidrasi hebat
c) Nadi kecil, cepat dan halus
d) Suhu badan meningkat dan tensi turun
e) Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan
enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplobia dan
penurunan mental.
f) Timbul ikterus dan menunjukkan adanya payah hati.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang meliputi keluhan yang tengah
dirasakan pasien seperti rasa mual muntah yang berlebihan dan
menganggu aktivitas klien sehari-hari yang terjadi selama masa
kehamilan.
2) Riwayat kesehatan dahulu : adanya riwayat Hiperemesis
Gravidarum yang pernah diderita sebelumnya dan pernah
mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan
yang menyebabkan mual muntah.
3) Riwayat kehamilan : mengetahui berapa umur kehamilan ibu saat
ini, dan hal-hal yang berhubungan dengan kehamilan.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui riwayat penyakit keluarga, tanyakan apakah
sebelumnya anggota dari kelurganya ada yang memiliki riwayat
Hiperemesis Gravidarum seperti yang dialami klien saat ini, dan

Politeknik Yakpermas Banyumas


6

juga riwayat giekologi dalam keluarga seperti kista, tumor dan


masalah reproduksi lainnya(Anisa 2019).
Kaji juga riwayat keluarga yang pernah mengalami terjadinya
hiperemesis gravidarum berulang dan sindroma yang berkaitan
dengan kejadian hiperemesis gravidarum ataupun hiperemesis
gravidarum yang kemudian meninggal.
d. Pola Ktivitas Sehari-hari
Kaji pola aktivitas klien sehari-hari. Apakah ada gangguan atau tidak.
Kaji bagaimana klien menjalankan aktivitas sehari-hari. Apakah klien
memerlukan bantuan atau tidak dalam beraktivitas.
Klien mengalami tekanan darah sistolik menurun, denyut nadi
meningkat(> 100 kali per menit), frekuensi pernapasan meningkat, suhu
badan naik, badan lemah.
e. Data Psikososial
Ibu yang mengalami stres dan mempunyai tingkat cemas yang tinggi
beresiko mengalami hiperemesis gravidarum. Stres terjadi akibat
perubahan hormon pada ibu hamil tanpa sadar menyebabkan respon
fisiologis, respon kognitif dan respon emosi. Apabila kondisi ini terus
menerus terjadi tanpa ada perubahan tingkah laku maka akan terjadi
hiperemesis gravidarum pada ibu hamil. Diketahui bahwa stres harus
diatasi agar tidak mengganggu kehamilan, cara yang dilakukan
informan utama untuk mengatasi permasalahan yakni dengan
mengubah pola tingkah laku.

2. Data Objektif
a. Integritas Ego : dapat menunjukan labilitas emosional dari kegembiraan
sampai ketakutan, marah atau menarik diri klien/pasangan dapat
memiliki pertanyaan atau salah terima peran dalam pengalaman
kelahiran. Mungkin mengekspresikan ketidakmampuan untuk
menghadapi suasana baru.

Politeknik Yakpermas Banyumas


7

b. Eliminasi : pada pasien hiperemesis gravidarum apakah klien memakai


kateter urinarius atau tidak.
c. Neurosensorik : kerusakan gerakan pada sensori dibawah tindak anastesi
spinal epidural.
d. Nyeri/ketidaknyamanan : mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari
berbagai sumber : misal nyeri penyerta, distensi kandung
kemih/abdomen, efek-efek anastesi : mulut mungkin kering.
e. Keamanan : jalur parenteral bila digunakan resiko terkena infeksi karena
pemasangan infus dan nyeri tekan.

3. Pemeriksaan Fisik
Menurut Anisa (2019), pemeriksaan fisik pada pemeriksaan umum
pasien yang memiliki kesadaran yang baik (compos mentis) yaitu :
a. Sistem reproduksi, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui TFU,
keadaan vagina (kebersihan) dan payudara (keadaan bentuk dan warna
areola).
b. Sistem kardiovaskular, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
tekanan darah, nadi, suhu tubuh pasien.
c. Sistem perkemihan, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
frekuensi BAK dan BAB pasien dalam satu hari, warna dan bau.
d. Sistem gasterointestinal, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
pola makan pasien dan masalah pencernaan yang muncul pada pasien
seperti porsi makan pasien, mual dan muntah.
e. Sistem neurologis, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui sistem
neurologis pasien.
f. Sistem imunologis, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui sistem
imun pasien dapat dilakukan dengan pemeriksaan suhu tubuh
g. Pemeriksaan integumen, pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
keadaan integumen pasien seperti akral, elastisitas, warna dan turgor
kulit.
h. Sistem muskuloskeletal, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
kekuatan otot, kelemahan dan kekuatan otot pasien

Politeknik Yakpermas Banyumas


8

4. Diagnosa Keperawatan
Keputusan tentang penentuan diagnosa keperawatan terkait dengan masalah
fisiologis terhadap kehamilan ibu dengan mengurangi penyebab
hiperemesis gravidarum pada ibu hamil (Yusniar, 2020).
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2017)
diagnosa keperawatan yang muncul sebagai berikut :
a. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, kekurangan
intake cairan
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
c. Nyeri berhubungan dengan muntah yang berlebih, peningkatan asam
lambung
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual dan muntah berlebih
e. Ansietas berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan

5. Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan untuk ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum dapat diberikan apabila kemampuan merawat diri pada klien
berkurang dari kebutuhan untuk memenuhi self care sehingga dapat
mengurangi penyebab dari hiperemesis gravidarum pada ibu hamil
(Yusniar, 2020).
Intervensi Keperawatan dilakukan berdasarkan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (PPNI,2018) dengan kriteria hasil berdasarkan
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (PPNI,2019) :

Politeknik Yakpermas Banyumas


9

Tabel 2.1. Intervensi Keperawatan


Diagnosa Keperawatan Perencanaan
Tujuan Rencana tindaka
Hipovolemia berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipovolemia
dengan kehilangan cairan keperawatan diharapkan (I.03116)
aktif, kekurangan intake status cairan membaik Observasi :
cairan. (L.03028) 1. Periksa tanda dan
Kriteria hasil : gejala hipovolemia
1. Kekuatan nadi (misalnya, frekuensi
meningkat nadi meningkat, nadi
2. Turgor kulit teraba lemah, tekanan
meningkat darah menurun,
3. Output urine tekanan nadi
meningkat menyempit, turgor
4. Pengisian vena kulit menurun,
meningkat membran mukosa
5. Ortopnea menurun kering, volume urine
6. Dispnea menurun menurun, hematocrit
7. Membran mukosa meningkat, haus,
membaik lemah)
8. Frekuensi nadi 2. Monitor intake dan
membaik output cairan
9. Tekanan darah 3. Hitung kebutuhan
membaik cairan
4. Berikan asupan cairan
oral
Edukasi :
1. Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
2. Anjurkan perubahan
posisi mendadak
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
cairan IV isoton
(misalnya, NaCl, RL)
2. Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis
(misanyal, Glukosa
2,5%, NaCl 0,4%

Politeknik Yakpermas Banyumas


10

Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Rencana tindakan
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen energi (I.05178)
berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi :
kelemahan. diharapkan toleransi 1. Identifikasi gangguan fungsi
aktivitas meningkat tubuh yang mengakibatkan
(L.05047) kelelahan
Kriteria hasil : 2. Monitor kelelahan fisik dan
1. Frekuensi nadi emosional
sedang 3. Monitor pola dan jam tidur
2. Kemudahan 4. Monitor lokasi dan ketidak
dalam nyamanan selama melakukan
melakukan aktivitas
aktivitas Terapeutik :
sehari-hari 1. Sediakan lingkungan nyaman
meningkat dan rendah stimulus (misalnya,
3. Keluhan lelah cahaya, suara, kunjungan)
menurun 2. Berikan aktivitas distraksi yang
4. Parasaan menenangkan
lemah 3. Fasilitasi duduk di sisi tempat
menurun tidur, jika tidak dapat berpindah
5. Tekanan darah atau berjalan
membaik Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
3. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.

Politeknik Yakpermas Banyumas


11

Diagnosa Perencanaan
Keperawatan
Tujuan Rencana tindakan
Nyeri berhubungan setelah dilakukan Manajemen nyeri (I.08238)
dengan muntah tindakan keperawatan Observasi :
yang berlebihan, diharapkan keluhan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
peningkatan asam nyeri berkurang durasi, frekuensi, kualitas,
lambung. (L.08064) intensitas nyeri
kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri 3. Identifikasi respon nyeri non
menurun verbal
2. Meringis 4. Identifikasi faktor yang
menurun memperberat dan memperingan
3. Gelisah nyeri
menurun 5. Monitor keberhasilan terapi
4. Tekanan darah komplementer yang sudah
membaik diberikan
5. Nafsu makan 6. Monitor efek samping
membaik penggunaan analgetik
Terapeutik :
1. berikan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
(misalnya, TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(misalnya, suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
2. Ajarkan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1. kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

Politeknik Yakpermas Banyumas


12

Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Rencana tindakan
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen gangguan makan
nutrisi kurang dari keperawatan diharapkan (I.03111)
kebutuhan tubuh keadekuatan asupan nutrisi Observasi :
berhubungan untuk memenuhi kebutuhan 1. Monitor asupan dan
dengan frekuensi metabolik meningkat keluarnya makanan dan
mual dan muntah (L.03030) cairan serta kebutuhan kalori
berlebihan. Kriteria hasil : Terapeutik :
1. Porsi makan yang 1. Timbang berat badan secara
dihabiskan rutin
2. Verbalisasi 2. Diskusikan perilaku makan
keinginan untuk dan jumlah aktivitas fisik
meningkatkan (termasuk olahraga) yang
nutrisi sesuai
3. Nyeri abdomen 3. Lakukan kontrak perilaku
menurun (mis, target berat badan,
4. Frekuensi makan tanggung jawab perilaku)
meningkat 4. Dampingi kekamar mandi
5. Nafsu makan untuk pengamatan perilaku
meningkat memuntahkan kembali
makanan
5. Berikan penguatan positif
terhadap keberhasilan target
dan perubahan perilaku
6. Rencanakan program
pengobatan untuk perawatan
di rumah (misalnya, medis,
konseling)
Edukasi :
1. Anjurkan membuat catatan
harian tentang perasaan dan
situasi pemicu pengeluaran
makanan (misalnya,
pengeluaran yang disengaja,
muntah, aktivitas berlebihan)
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang target berat badan,
kebutuhan kalori dan pilihan
makanan

Politeknik Yakpermas Banyumas


13

Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Rencana tindakan
Ansietas Setelah dilakukan tindakan Terapi relaksasi (I.09326)
berhubungan dengan keperawatan diharapkan Observasi :
perubahan fisiologi tingkat ansietas menurun 1. Identifikasi teknik relaksasi
kehamilan. (L.09093). yang pernah efektif
Kriteria hasil : digunakan
1. Verbalisasi kebingungan 2. Periksa frekuensi nadi,
menurun tekanan darah dan suhu
2. Verbalisasi khawatir sebelum dan sesudah latihan
akibat kondisi yang 3. Monitor respon terhadap
dihadapi menurun terapi relaksasi
3. Perilaku gelisah Terapeutik :
menurun 1. Ciptakan lingkungan tenang
4. Perilaku tegang dan tanpa gangguan dengan
menurun pencahayaan dan suhu yang
5. Frekuensi pernafasan nyaman, jika memungkinkan
sedang 2. Berikan informasi tertulis
6. Frekuensi nadi cukup tentang persiapan dan
menuru prosedur teknik relaksasi
7. Tekanan darah menurun 3. Gunakan pakaian longgar
8. Pucat menurun 4. Gunakan nada suara lembut
dengan irama lambat
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan, manfaat,
jenis relaksasi yang tersedia
(terapi tarik nafas dalam)
2. Anjurkan mengambil posisi
yang nyaman
3. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
4. Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik relaksasi
yang dipilih

Politeknik Yakpermas Banyumas


14

6. Implementasi
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan
intervensi keperawatan. Implementasi merupakan langkah keempat dari
proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan
dalam rangka membantu klien untuk mencegah, mengurangi, dan
menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan oleh masalah
keperawatan dan kesehatan (Yusniar, 2020).

7. Evaluasi
Menurut Wijayanti (2020), evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis
yaitu sebagai berikut :
a. Evaluasi formatif : Evaluasi ini disebut juga dengan evaluasi berjalan,
dimana evaluasi dilakukan sampai dengan tujuan tercapai.
b. Evaluasi somatif : Merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode
evaluasi ini menggunakan SOAP (subjek, objek, assessment,
perencanaan).

S (Subjective) adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien


setelah tindakan diberikan.

O (Objective) adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan,


penilaian, penukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan
dilakukan.

A (Analisis) adalah membandingkan antara informasi subjektif dan


objektif dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan
bahwa masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi.

P (Planning) adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan


berdasarkan hasil analisa.

Politeknik Yakpermas Banyumas


15

B. Tinjauan Pustaka Hyperemesis Gravidarum

1. Pengertian Hipovolemia
Hipovolemia yaitu sebuah kondisi yang disebabkan karena kekurangan
cairan ekstraseluler (CES), dan bisa terjadi karena kehilangan cairan melalui
kulit, ginjal, gastrointestinal, perdarahan sehingga dapat menimbulkan syok
hipovolemia(Wijayanti, 2020).

2. Tanda dan Gejala Hipovolemia


Menurut SDKI (2017), tanda dan gejala hipovolemia yaitu :
a. Frekuensi nadi meningkat
b. Nadi teraba lemah
c. Tekanan darah meningkat
d. Tekanan nadi menyempit
e. Turgor kulit menurun
f. Membran mukosa kering
g. Volume urin menurun
h. Hematokrit meningkat

3. Pengertian Hyperemesis Gravidarum


Hyperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi pada
umur kehamilan ke-8 hingga 12 minggu. Muntah begitu hebat dimana
segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga
mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan
menurun, dehidrasi (Putra, 2017).
Menurut Yusniar (2020),Hyperemesis Gravidarum adalah keluhan
mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali sehari dalam kehamilan yang
dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau
gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan
membahayakan janin dalam kandungan.
Hyperemesis Gravidarum adalah mual-muntah berlebihan selama
masa kehamilan, muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning

Politeknik Yakpermas Banyumas


16

sickness normal yang umumnya dialami wanita hamil karena intensitas


normal yang berlangsung selama trimester pertama kehamilan (Taufik,
2017).

4. Klasifikasi
Menurut Putra(2017), klasifikasi Hyperemesis Gravidarum yaitu :
a. Hyperemesis gravidarum tingkat pertama
1) Mual muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita
2) Ibu merasa lemah
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan menurun
5) Merasa nyeri pada epigastrium
6) Nadi meningkat 100 per menit
7) Tekanan darah menurun
8) Turgor kulit berkurang
9) Lidah mengering
10) Mata cekung
b. Hyperemesis gravidarum tingkat kedua
1) Penderita tampak lebih lemah dan apatis
2) Turgor kulit mulai jelek
3) Lidah mengering dan tampak kotor
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu badan naik
6) Mata mulai ikterik
7) Berat badan turun dan mata cekung
8) Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
9) Aseton tercium dari hawa pernapasan dan terjadi asetonuria
c. Hyperemesis gravidarum tingkat ketiga
1) Keadaan umum lebih parah
2) Penurunan kesadaran : somnolen sampai koma
3) Dehidrasi berat

Politeknik Yakpermas Banyumas


17

4) Nadi kecil, cepat dan halus


5) Suhu badan meningkat dan tensi turun
6) Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan
enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplobia, dan penurunan
mental
7) Timbul ikterus yang menunjukkan adanya parah hati.

5. Etiologi
Menurut Yusniar (2020), penyebab hiperemesis gravidarum belum
diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh
faktor tok sik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-
perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan
oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Terdapat beberapa
faktor predisposisi dan faktor lain yaitu :
a. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim (hidramnion,
kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa)
b. Faktor organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal,
perubahan metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak
ibu dan alergi.
c. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak
diinginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan.
Selain itu riwayat getasi juga depat mempengaruhi penyebab
hiperemesis, dimana ibu hamil yang mengalami mual dan muntah sekitar
60-80% pada primigravida, 40-60% pada multigravida (Yusniar, 2020).

6. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala Hiperemesis Gravidarum menurut Yusniar,(2020)
antara lain, mual dan muntah saat hamil yang biasa terjadi hingga lebih dari
3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan hilangnya nafsu
makan dan penurunan berat badan. Muntah yang berlebihan juga dapat
menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas dan mengalami

Politeknik Yakpermas Banyumas


18

dehidrasi.Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis


gravidarum juga dapat mengalami gejala tambahan berupa :
a. Sakit kepala
b. Konstipasi
c. Sangat sensitif terhadap bau
d. Produksi air liur berlebihan
e. Inkontenensia urine
f. Jantung berdebar
Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-
6 minggu dan mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu.Mual dan
muntah yang dirasakan ibu hamil cenderung akan membuat mereka menjadi
lebih lemah dan akan meningkatkan kecemasan terhadap kejadian yang
lebih parah. Masalah psikologis juga berperan pada parahnya mual dan
muntah serta perkembangan hiperemesis gravidarum. Masalah psikologis
yang terjadi pada ibu hamil akan cenderung mengalami mual dan muntah
dalam kehamilan, atau memperburuk gejala yang sudah ada serta
mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala normal. Selain itu
ketidakseimbangan psikologis ibu hamil seperti cemas, rasa bersalah,
mengasihani diri sendiri, ingin mengatasi konflik secara serius,
ketergantungan atau kehilangan kendali akan memperberat keadaan mual
dan muntah yang dialaminya sehingga akan lebih ditakutkan keadaan mual
muntah tersebut menjadi lebih buruk dan menyebabkan terjadinya
hiperemesis gravidarum(Yusniar, 2020).

7. Patofisiologi
Menurut Putra(2017), perasaan mual adalah akibat meningkatnya kadar
esterogen yang biasa terjadi pada trimester I. Bila perasaan terjadi terus-
menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak
sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam
hidroksida butirik dan aseton darah. Mintah menyebabkan dehidrasi,

Politeknik Yakpermas Banyumas


19

sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida


darah turun. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga
aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat
makanan dan oksigen ke jaringan berkurang, juga tertimbunnya zat
metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan
elektrolit, terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung, dengan
akibat perdarahan gastrointestinal.

8. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Yusniar (2020), pemeriksaan laboratorium yang dilakukan
pada penyakit hiperemesis gravidarum yaitu :
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi
janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin,
melokalisasi plasenta
b. Urinalisasi : kultur, mendeteksi BUN
c. Pemeriksaan fungsi hepatr : AST, ALT, dan kadar LDH

9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis
gravidarum menurut Yusniar (2020) yaitu dengan cara :
a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejala
yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan
4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dengan
jumlah kecil tapi sering.
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.

Politeknik Yakpermas Banyumas


20

g. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting,


dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
Apabila dengan cara diatas keluhan gejala tidak mengurang, maka
diperlukan seperti :
a. Obat-obatan
1) Sedativa : Phenobarbital
2) Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
3) Anti histamine : dramamin, avomin
4) Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride atau
khlorpromasine.
5) Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola
di rumah sakit.
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah
dengan peredaran udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya
dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita sampai
muntah berhenti pada penderita mau makan. Tidak diberikan makanan
atau minuman selama 24 jam.
c. Terapi psikologika
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik.
d. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5% dalam cairan fisiologis (2-3 liter/hari), dapat ditambah
kalium atau vitamin (vitamin B kompleks, vitamin C), bila kekurangan
protein dapat diberikan asam amino secara intravena, bila dalam 24 jam
penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan
minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair.
e. Menghentikan kehamilan

Politeknik Yakpermas Banyumas


21

Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan


psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium, takikardi,
ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandungan diantaranya :
1) Gangguan kejiwaan ditandai dengan : delirium, apatis, somnolen,
sampai koma, terjadi gangguan jiwa.
2) Gangguan penglihatan ditandai dengan : perdarahan retina,
kemunduran penglihatan.
3) Gangguan faal ditandai dengan : hati dalam bentuk ikterus, ginjal
dalam bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi
meningkat, tekanan darah menurun.

10. Komplikasi
Menurut Saputri(2017), komplikasi yang sering terjadi pada klien
yang mengalami Hiperemesis Gravidarum adalah sebagai berikut :
a. Dehidrasi berat
b. Takikardi
c. Suhu meningkat
d. Alkolosis
e. Kelaparan
f. Gangguan emosional
g. Menarik diri dan depresi
Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu
akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi
lemah dan lelah. Selain itu mengakibatkan gangguan asam basa, pneumino
aspirasi, robekan mukosa yang menyebabkan rupture esophagus,
kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi
atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah
janin berkurang (Wijayanti, 2020).

Politeknik Yakpermas Banyumas


22

Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya diawal kehamilan maka
tidak akan berdampak terlalu serius, tapi jika disepanjang kehamilan ibu
mengalami HiperemesisGravidarum maka kemungkinan bayinya
mengalami Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), prematur hingga terjadi
abortus. Sebagaimana yang diketahui bahwa Hiperemesis
Gravidarummenyebabkan darah menjadi kental (hemokonsentrasi) yang
kemudian memperlambat peredaran darah sehingga konsumsi O2 dan
makanan menjadi berkurang, akibatnya pertumbuhan janin akan
terhambat, sehingga mendorong terjadinya terminasi kehamilan lebih dini
(Wijayanti, 2020).

Politeknik Yakpermas Banyumas


BAB III
METODOLOGI PENULISAN

A. Strategi Pencarian Literature

1. Framework yang digunakan


Strategi yang digunakan untuk mencari artikel yaitu menggunakan PICOS
framework:
a. Population/problem, populasi atau masalah yang akan dianalisis
b. Intervention, suatu tindakan penatalaksanaan terhadap kasus perorangan
atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan
c. Comparation, penatalaksanaan lain yang digunakan sebagai pembanding
d. Outcame, hasil atau luaran yang diperoleh pada penelitian
e. Study design
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu artikel yang
berhubungan dengan hyperemesis gravidarum pada ibu hami.
2. Kata kunci
Penelitian ini dalam mencari jurnal atau artikel menggunakan kata kunci
AND yaitu hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hyperemesis
gravidarum. Dimana setelah memasukan kata kunci tersebut muncul
beberapa artikel atau jurnal yang sesuai dengan kata kunci, sehingga dari
beberapa artikel yang muncul peneliti menentukan judul “Asuhan
Keperawatan Hyperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Dengan
Hipovolemia”.
3. Database atau Search engine
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh bukan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-
peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel atau
jurnal yang relevan dengan topik didahulukan menggunakan database
melalui academia, E-resources.perpusnas, google cendekia (google

23
Politeknik Yakpermas Banyumas
scholar), jurnal syntax idea, LIPI, onesearch, portal garuda, syntax
literature

24
Politeknik Yakpermas Banyumas
24

B. Kriteria Insklusi dan Ekslusi


Tabel 3.1 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Kriteria Inklusi Ekslusi


Population/problem Asuhan keperawatan Gambaran tingkat
pada ibu hamil dengan pengetahuan ibu hamil
hyperemesis gravidarum tentang hyperemesis
gravidarum
Intervention Menggunakan intervensi Menggunakan
manajemen intervensi manajemen
hipovolemia , cairan
manajemen energi
Comparation Tidak ada intervensi Tidak ada interaksi
pembanding pembanding
Outcame Hasil luaran dari artikel Hasil atau luaran dari
yang dianalisis ada artikel yang tidak
pengaruh antara sesuai dengan topik
pengurangan mual penelitian
muntah terhadap pasien
hyperemeis gravidarum
Study desigen Systematic/Literature Deskriptif
review
Tahun terbit Artikel atau jurnal yang Artikel atau jurnal
terbit setelah tahun 2016 yang terbit sebelum
tahun 2016
Bahasa Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
1. Seleksi Studi dan Penelitian Kualitas
Berdasarkan hasil pencarian melalui search engine Indonesia menggunakan
kata kunci yang sudah didapat menggunakan Boolean Operator didapatkan
peneliti menemukan 986 jurnal yang sesuai dengan kata kunci tersebut.
Jurnal penelitian tersebut kemudian diskrining, sebanyak 23 jurnal diekslusi
karena terbitan tahun 2016 kebawah. Assessment kelayakan terhadap 963
jurnal, jurnal yang dipilikasi dan jurnal yang tidak sesuai kriteria inklusi
dilakukan ekslusi. Sehingga didapatkan 2 jurnal yang dilakukan review.

Politeknik Yakpermas Banyumas


25

Jumlah artikel yang terjaring di Eksklusi : 874


awal pencarian :
Partisipan : 459
1.776 artikel
Intervensi : 361
Outcome : 54
Jumlah artikel yang sesuai
abstrak :
585 artikel
Ekslusi : 396
Partisipan : 212

Jumlah artikel yang dapat Intervensi : 157


diakses fulltext atau eligible : Outcome : 27
6

Jumlah artikel yang dintesis


memenuhi criticlspprasial :
2 artikel

Politeknik Yakpermas Banyumas


26

Politeknik Yakpermas Banyumas


26

Literature review ini disintesis menggunakan metode naratif dengan


mengelompokkan data-data hasil ekstrasi yang sejenis sesuai dengan hasil yang
diukur untuk menjawab tujuan. Jurnal penelitian yang sesuai dengan hasil yang
diukur untuk menjawab tujuan. Jurnal penelitian yang sesuai dengan kriteria
inklusi kemudian dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal meliputi nama
peneliti, tahun terbit, judul, metode dan hasil penelitian serta database.

Tabel 3.2 Daftar artikel hasil pencarian

Author Tahun Volume Judul Metode (Desain, sampel, Hasil penelitian Database
angka variabel, instrumen, analisis)
Pradistya 2017 - Asuhan D : Penerapan asuhan Ada perbedaan Google
Eka keperawatan keperawatan bermakna antara scholar
Permata hiperemesis S : Satu orang ibu hamil evaluasi
Putra gravidarum dengan hiperemesis sebelum dan
di ruang gravidarum sesudah
bersalin V : Asuhan keperawatan dilakukan
rumah sakit hiperemesis pada ibu hamil penerapan
daerah I : Format asuhan keperawatan asuhan
Kalisat mulai dari pengkajian hingga keperawatan
Kabupaten evaluasi
Jember A : One grup pre test-post test
design
Nurul 2017 - Asuhan D : Penerapan asuhan Ada perbedaan Google
Utami keperawatn keperawatan bermakna antara scholar
Inda klien S : satu orang ibu hamil evaluasi
Saputri hiperemesis dengan hiperemesis sebelum dan
gravidarum grafidarum sesudah
dengan V : Asuhan keperawatan dilakukan
kekurangan hiperemesis pada ibu hamil penerapan
volume I : Format asuhan keperawatan asuhan
cairan di mulai dari pengkajian hingga keperawatan
rumah sakit evaluasi
Bhayangkara A : One grup pre test-post test
Makassar design

Politeknik Yakpermas Banyumas

Anda mungkin juga menyukai