PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau bertemunya sel mani
dan sel telur yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pada umumnya
80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan
yang disertai dengan kehamilan patologis. Keadaan patologis ini menyebabkan
beberapa komplikasi. Salah satu komplikasi yang sering terjadi pada ibu hamil
akibat langsung dari kehamilan adalah mual dan muntah (Putra, 2017).
Mual dan muntah berlebihan atau hiperemesis gravidarum dimana
perasaan tidak enak yang dialami ibu hamil pada masa kehamilan trimester
pertama. Mual dan muntah berlebihan dalam waktu yang lama dapat
mengganggu keadaan umum ibu hamil dan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari
(Wahyuni, 2018).
Menurut SDKI 2017 di Indonesia diperoleh data ibu yang mengalami
Hyperemesis Gravidarum mencapai 14,8% dari seluruh kehamilan. Sekitar 50-
60% kehamilan disertai mulai dan muntah, dari 360 wanita hamil, 20%
diantaranya mengalami mual dan muntah sepanjang hari. Kondisi ini biasanya
bertahan dan mencapai puncak pada usia kehamilan 9 minggu. Sekitar 18%
kasus mual dan muntah akan berlanjut sampai kelahiran. Di Indonesia keluhan
mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida,
satu diantara seribu kehamilan gejala-gejala ini menjadi berat. Hasil
pengumpulan data tingkat pusat, Subdirektorat kebidanan dan kandungan,
Subdirektorat kesehatan keluarga tahun 2016 dari 325 Kabupaten/Kota
menunjukan bahwa sekitar 20,44% ibu hamil dengan Hyperemesis Gravidarum
berat dirujuk dan harus mendapatkan pelayanan kesehatan lebih lanjut
(Wijayanti, 2020).
Di provinsi Jawa Tengah tahun 2015-2019, Kabupaten/kota dengan
jumlah kasus kematian ibu tertinggi adalah Kabupaten Brebes sebanyak 37
1
Politeknik Yakpermas Banyumas
2
dalam merawat dirinya sendiri dan tidak menempatkan klien pada posisi
ketergantungan, memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan klien
tentang penatalaksanaan yang diberikan sehingga klien diharapkan dapat
mematuhi terapi yang diberikan (Yusniar, 2020).
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah penerapan asuhan keperawatan untuk mencegah Hyperemesis
Gravidarum Pada Ibu Hamil Dengan Hipovolemia ?
C. Tujuan
Memberikan gambaran penerapan asuhan keperawatan untuk mencegah
Hyperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Dengan Hipovolemia.
D. Manfaat
1. Masyarakat secara luas
Menambah pengetahuan bagi masyarakat luas, serta dapat memahami
peran perawat dalam mencegah Hyperemesis Gravidarum dengan
Hipovolemia.
2. Penulis
Memperoleh wawasan dan pengetahuan terkait asuhan keperawatan
dalam mencegah Hyperemesis Gravidarum pada ibu hamil dengan
Hipovolemia.
3. Intitusi Politeknik Yakpermas Banyumas
1. Pengkajian
Menurut Anisa (2019), fokus pengkajian klien dengan
hiperemesisgravidarum yaitu :
a. Identitas Klien
Identitas klien meliputi (nama, umur, jenis kelamin, status, suku,
agama, alamat, pendidikan, diagnosa medis, tanggal MRS, dan tanggal
pengkajian diambil) dan identitas penanggung jawab (nama, umur,
pendidikan, agama, suku, hubungan dengan klien, pekerjaan, alamat).
b. Keluhan Utama
1) Tingkat I (ringan)
a) Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan
umum penderita
b) Ibu merasa lemah
c) Nafsu makan tidak ada
d) Berat badan menurun
e) Merasa nyeri pada epigastrium
f) Nadi meningkat sekitar 100x per menit
g) Tekanan darah menurun
h) Turgor kulit berkurang
i) Lidah mengering
j) Mata cekung
2) Tingkat II(sedang)
a) Penderita tampak lebih lemah dan apatis
b) Turgor kulit mulai jelek
c) Lidah mengering dan tampak kotor
4
Politeknik Yakpermas Banyumas
5
2. Data Objektif
a. Integritas Ego : dapat menunjukan labilitas emosional dari kegembiraan
sampai ketakutan, marah atau menarik diri klien/pasangan dapat
memiliki pertanyaan atau salah terima peran dalam pengalaman
kelahiran. Mungkin mengekspresikan ketidakmampuan untuk
menghadapi suasana baru.
3. Pemeriksaan Fisik
Menurut Anisa (2019), pemeriksaan fisik pada pemeriksaan umum
pasien yang memiliki kesadaran yang baik (compos mentis) yaitu :
a. Sistem reproduksi, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui TFU,
keadaan vagina (kebersihan) dan payudara (keadaan bentuk dan warna
areola).
b. Sistem kardiovaskular, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
tekanan darah, nadi, suhu tubuh pasien.
c. Sistem perkemihan, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
frekuensi BAK dan BAB pasien dalam satu hari, warna dan bau.
d. Sistem gasterointestinal, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
pola makan pasien dan masalah pencernaan yang muncul pada pasien
seperti porsi makan pasien, mual dan muntah.
e. Sistem neurologis, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui sistem
neurologis pasien.
f. Sistem imunologis, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui sistem
imun pasien dapat dilakukan dengan pemeriksaan suhu tubuh
g. Pemeriksaan integumen, pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
keadaan integumen pasien seperti akral, elastisitas, warna dan turgor
kulit.
h. Sistem muskuloskeletal, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
kekuatan otot, kelemahan dan kekuatan otot pasien
4. Diagnosa Keperawatan
Keputusan tentang penentuan diagnosa keperawatan terkait dengan masalah
fisiologis terhadap kehamilan ibu dengan mengurangi penyebab
hiperemesis gravidarum pada ibu hamil (Yusniar, 2020).
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2017)
diagnosa keperawatan yang muncul sebagai berikut :
a. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, kekurangan
intake cairan
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
c. Nyeri berhubungan dengan muntah yang berlebih, peningkatan asam
lambung
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual dan muntah berlebih
e. Ansietas berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan
5. Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan untuk ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum dapat diberikan apabila kemampuan merawat diri pada klien
berkurang dari kebutuhan untuk memenuhi self care sehingga dapat
mengurangi penyebab dari hiperemesis gravidarum pada ibu hamil
(Yusniar, 2020).
Intervensi Keperawatan dilakukan berdasarkan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (PPNI,2018) dengan kriteria hasil berdasarkan
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (PPNI,2019) :
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Rencana tindakan
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen energi (I.05178)
berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi :
kelemahan. diharapkan toleransi 1. Identifikasi gangguan fungsi
aktivitas meningkat tubuh yang mengakibatkan
(L.05047) kelelahan
Kriteria hasil : 2. Monitor kelelahan fisik dan
1. Frekuensi nadi emosional
sedang 3. Monitor pola dan jam tidur
2. Kemudahan 4. Monitor lokasi dan ketidak
dalam nyamanan selama melakukan
melakukan aktivitas
aktivitas Terapeutik :
sehari-hari 1. Sediakan lingkungan nyaman
meningkat dan rendah stimulus (misalnya,
3. Keluhan lelah cahaya, suara, kunjungan)
menurun 2. Berikan aktivitas distraksi yang
4. Parasaan menenangkan
lemah 3. Fasilitasi duduk di sisi tempat
menurun tidur, jika tidak dapat berpindah
5. Tekanan darah atau berjalan
membaik Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
3. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan
Tujuan Rencana tindakan
Nyeri berhubungan setelah dilakukan Manajemen nyeri (I.08238)
dengan muntah tindakan keperawatan Observasi :
yang berlebihan, diharapkan keluhan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
peningkatan asam nyeri berkurang durasi, frekuensi, kualitas,
lambung. (L.08064) intensitas nyeri
kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri 3. Identifikasi respon nyeri non
menurun verbal
2. Meringis 4. Identifikasi faktor yang
menurun memperberat dan memperingan
3. Gelisah nyeri
menurun 5. Monitor keberhasilan terapi
4. Tekanan darah komplementer yang sudah
membaik diberikan
5. Nafsu makan 6. Monitor efek samping
membaik penggunaan analgetik
Terapeutik :
1. berikan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
(misalnya, TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(misalnya, suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
2. Ajarkan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1. kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Rencana tindakan
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen gangguan makan
nutrisi kurang dari keperawatan diharapkan (I.03111)
kebutuhan tubuh keadekuatan asupan nutrisi Observasi :
berhubungan untuk memenuhi kebutuhan 1. Monitor asupan dan
dengan frekuensi metabolik meningkat keluarnya makanan dan
mual dan muntah (L.03030) cairan serta kebutuhan kalori
berlebihan. Kriteria hasil : Terapeutik :
1. Porsi makan yang 1. Timbang berat badan secara
dihabiskan rutin
2. Verbalisasi 2. Diskusikan perilaku makan
keinginan untuk dan jumlah aktivitas fisik
meningkatkan (termasuk olahraga) yang
nutrisi sesuai
3. Nyeri abdomen 3. Lakukan kontrak perilaku
menurun (mis, target berat badan,
4. Frekuensi makan tanggung jawab perilaku)
meningkat 4. Dampingi kekamar mandi
5. Nafsu makan untuk pengamatan perilaku
meningkat memuntahkan kembali
makanan
5. Berikan penguatan positif
terhadap keberhasilan target
dan perubahan perilaku
6. Rencanakan program
pengobatan untuk perawatan
di rumah (misalnya, medis,
konseling)
Edukasi :
1. Anjurkan membuat catatan
harian tentang perasaan dan
situasi pemicu pengeluaran
makanan (misalnya,
pengeluaran yang disengaja,
muntah, aktivitas berlebihan)
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang target berat badan,
kebutuhan kalori dan pilihan
makanan
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Rencana tindakan
Ansietas Setelah dilakukan tindakan Terapi relaksasi (I.09326)
berhubungan dengan keperawatan diharapkan Observasi :
perubahan fisiologi tingkat ansietas menurun 1. Identifikasi teknik relaksasi
kehamilan. (L.09093). yang pernah efektif
Kriteria hasil : digunakan
1. Verbalisasi kebingungan 2. Periksa frekuensi nadi,
menurun tekanan darah dan suhu
2. Verbalisasi khawatir sebelum dan sesudah latihan
akibat kondisi yang 3. Monitor respon terhadap
dihadapi menurun terapi relaksasi
3. Perilaku gelisah Terapeutik :
menurun 1. Ciptakan lingkungan tenang
4. Perilaku tegang dan tanpa gangguan dengan
menurun pencahayaan dan suhu yang
5. Frekuensi pernafasan nyaman, jika memungkinkan
sedang 2. Berikan informasi tertulis
6. Frekuensi nadi cukup tentang persiapan dan
menuru prosedur teknik relaksasi
7. Tekanan darah menurun 3. Gunakan pakaian longgar
8. Pucat menurun 4. Gunakan nada suara lembut
dengan irama lambat
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan, manfaat,
jenis relaksasi yang tersedia
(terapi tarik nafas dalam)
2. Anjurkan mengambil posisi
yang nyaman
3. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
4. Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik relaksasi
yang dipilih
6. Implementasi
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan
intervensi keperawatan. Implementasi merupakan langkah keempat dari
proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan
dalam rangka membantu klien untuk mencegah, mengurangi, dan
menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan oleh masalah
keperawatan dan kesehatan (Yusniar, 2020).
7. Evaluasi
Menurut Wijayanti (2020), evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis
yaitu sebagai berikut :
a. Evaluasi formatif : Evaluasi ini disebut juga dengan evaluasi berjalan,
dimana evaluasi dilakukan sampai dengan tujuan tercapai.
b. Evaluasi somatif : Merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode
evaluasi ini menggunakan SOAP (subjek, objek, assessment,
perencanaan).
1. Pengertian Hipovolemia
Hipovolemia yaitu sebuah kondisi yang disebabkan karena kekurangan
cairan ekstraseluler (CES), dan bisa terjadi karena kehilangan cairan melalui
kulit, ginjal, gastrointestinal, perdarahan sehingga dapat menimbulkan syok
hipovolemia(Wijayanti, 2020).
4. Klasifikasi
Menurut Putra(2017), klasifikasi Hyperemesis Gravidarum yaitu :
a. Hyperemesis gravidarum tingkat pertama
1) Mual muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita
2) Ibu merasa lemah
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan menurun
5) Merasa nyeri pada epigastrium
6) Nadi meningkat 100 per menit
7) Tekanan darah menurun
8) Turgor kulit berkurang
9) Lidah mengering
10) Mata cekung
b. Hyperemesis gravidarum tingkat kedua
1) Penderita tampak lebih lemah dan apatis
2) Turgor kulit mulai jelek
3) Lidah mengering dan tampak kotor
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu badan naik
6) Mata mulai ikterik
7) Berat badan turun dan mata cekung
8) Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
9) Aseton tercium dari hawa pernapasan dan terjadi asetonuria
c. Hyperemesis gravidarum tingkat ketiga
1) Keadaan umum lebih parah
2) Penurunan kesadaran : somnolen sampai koma
3) Dehidrasi berat
5. Etiologi
Menurut Yusniar (2020), penyebab hiperemesis gravidarum belum
diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh
faktor tok sik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-
perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan
oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Terdapat beberapa
faktor predisposisi dan faktor lain yaitu :
a. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim (hidramnion,
kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa)
b. Faktor organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal,
perubahan metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak
ibu dan alergi.
c. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak
diinginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan.
Selain itu riwayat getasi juga depat mempengaruhi penyebab
hiperemesis, dimana ibu hamil yang mengalami mual dan muntah sekitar
60-80% pada primigravida, 40-60% pada multigravida (Yusniar, 2020).
6. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala Hiperemesis Gravidarum menurut Yusniar,(2020)
antara lain, mual dan muntah saat hamil yang biasa terjadi hingga lebih dari
3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan hilangnya nafsu
makan dan penurunan berat badan. Muntah yang berlebihan juga dapat
menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas dan mengalami
7. Patofisiologi
Menurut Putra(2017), perasaan mual adalah akibat meningkatnya kadar
esterogen yang biasa terjadi pada trimester I. Bila perasaan terjadi terus-
menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak
sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam
hidroksida butirik dan aseton darah. Mintah menyebabkan dehidrasi,
8. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Yusniar (2020), pemeriksaan laboratorium yang dilakukan
pada penyakit hiperemesis gravidarum yaitu :
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi
janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin,
melokalisasi plasenta
b. Urinalisasi : kultur, mendeteksi BUN
c. Pemeriksaan fungsi hepatr : AST, ALT, dan kadar LDH
9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis
gravidarum menurut Yusniar (2020) yaitu dengan cara :
a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejala
yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan
4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dengan
jumlah kecil tapi sering.
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
10. Komplikasi
Menurut Saputri(2017), komplikasi yang sering terjadi pada klien
yang mengalami Hiperemesis Gravidarum adalah sebagai berikut :
a. Dehidrasi berat
b. Takikardi
c. Suhu meningkat
d. Alkolosis
e. Kelaparan
f. Gangguan emosional
g. Menarik diri dan depresi
Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu
akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi
lemah dan lelah. Selain itu mengakibatkan gangguan asam basa, pneumino
aspirasi, robekan mukosa yang menyebabkan rupture esophagus,
kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi
atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah
janin berkurang (Wijayanti, 2020).
Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya diawal kehamilan maka
tidak akan berdampak terlalu serius, tapi jika disepanjang kehamilan ibu
mengalami HiperemesisGravidarum maka kemungkinan bayinya
mengalami Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), prematur hingga terjadi
abortus. Sebagaimana yang diketahui bahwa Hiperemesis
Gravidarummenyebabkan darah menjadi kental (hemokonsentrasi) yang
kemudian memperlambat peredaran darah sehingga konsumsi O2 dan
makanan menjadi berkurang, akibatnya pertumbuhan janin akan
terhambat, sehingga mendorong terjadinya terminasi kehamilan lebih dini
(Wijayanti, 2020).
23
Politeknik Yakpermas Banyumas
scholar), jurnal syntax idea, LIPI, onesearch, portal garuda, syntax
literature
24
Politeknik Yakpermas Banyumas
24
Author Tahun Volume Judul Metode (Desain, sampel, Hasil penelitian Database
angka variabel, instrumen, analisis)
Pradistya 2017 - Asuhan D : Penerapan asuhan Ada perbedaan Google
Eka keperawatan keperawatan bermakna antara scholar
Permata hiperemesis S : Satu orang ibu hamil evaluasi
Putra gravidarum dengan hiperemesis sebelum dan
di ruang gravidarum sesudah
bersalin V : Asuhan keperawatan dilakukan
rumah sakit hiperemesis pada ibu hamil penerapan
daerah I : Format asuhan keperawatan asuhan
Kalisat mulai dari pengkajian hingga keperawatan
Kabupaten evaluasi
Jember A : One grup pre test-post test
design
Nurul 2017 - Asuhan D : Penerapan asuhan Ada perbedaan Google
Utami keperawatn keperawatan bermakna antara scholar
Inda klien S : satu orang ibu hamil evaluasi
Saputri hiperemesis dengan hiperemesis sebelum dan
gravidarum grafidarum sesudah
dengan V : Asuhan keperawatan dilakukan
kekurangan hiperemesis pada ibu hamil penerapan
volume I : Format asuhan keperawatan asuhan
cairan di mulai dari pengkajian hingga keperawatan
rumah sakit evaluasi
Bhayangkara A : One grup pre test-post test
Makassar design