Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN

KEPERAWATAN
DERMATITIS
KELOMPOK 4B:
ANGGOTA KELOMPOK:
1. FAHRUL IBNU NAFIS (232021010061)
2. ROCHILA NABILA MAULIDA
(232021010062)
3. DWI KUMALA SARI (232021010063)
4. NENENG SISKAWATI (232021010064)
5. IQBAL AHLAQUL MUHAMMAD
(232021010065)
6. SILVINA HABIBAH (232021010066)
7. ZONA ALFIANA (232021010067)
8. AL HADID RAHMA MAULANA
(232021010068)
Pengertian
Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan
penyakit kulit yang mengalami peradangan kerena
bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama
kulit yang kering, umumnya berupa pembengkakan,
memerah, dan gatal pada kulit.

Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis)


sebagai respon terhadap pengaruh fakor eksogen atau
pengaruh factor endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi polimorfik ( eritema, edema. papul,
vesikel, skuama) dan keluhan gatal.
Etiologi
Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yait:

a. Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam, basa). fisik
(sinar matahari, suhu), mikroorganisme (mikroorganisme, jamur).
b. Dalam (endogen) misalnya dermatitis atopik.
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat
menjadi penyebab eksim, masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab
berbeda pula. Seringkali, kulit yang pecah-pecah dan meradang yang disebabkan
eksim menjadi infeksi. jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita
mungkin mengalami selulit infeksi bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit.
Selulit muncul karena peradangan pada kulit yang terlihat bentol-bentol, memerah,
berisi cairan dan terasa panas saat disentuh dan Selulit muncul pada seseorang yang
sistem kekebalan tubuhnya tidak bagus.
Manifestasi klinik
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda
radang akut terutama pruritus (gatal), kenaikan suhu tubuh,
kemerahan, edema misalnya pada muka (terutama palpebra dan
bibir), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.
a. Stadium akut kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau
bula, erosi dan eksudasi sehingga tampak basah.
b. Stadium subakut: eritema, dan edema berkurang, eksudat
mengering menjadi kusta.
c. Stadium kronis: lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi,
papul dan likenefikasi.
Patofisiologi
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh irisan melalui kerja
kimiawi atau fisik. Bahan irisan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin,
menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadaan ini
akan merusak sel epidermis.
Ada 2 jenis bahan iritan yaitu: iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan
menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang, sedang
iritan lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak
berulang-ulang. Faktor lain yang dapat mempengaruhi yaitu: kelembaban udara,
tekanan, gesekan, mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut. Berkaitan
dengan gejala diatas dapat menimbulkan rasa nyeri yang timbul akibat lesi kulit,
erupsi dan gatal. Selain itu, dapat menimbulkan gangguan intergritas kulit dan
gangguan citra tubuh yang timbul karena vesikel kecil, kulit kering, pecah-pecah dan
kulit bersisik.
Patway
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan penunjang 2. Laboratorium

a. Percobaan asetikolin a. Darah Hb, leukosit, hitung


(suntikan dalam intracutan, jenis, trombosit, elektrolit,
solusio asetilkolin 1/5000). protein total, albumin,
b. Percobaan histamin globulin
hostat disuntikkan pada lesi b. Urin pemerikasaan
histopatologi
Penatalaksanaan Umum
1. Pencegahan
Di lingkungan rumah, beberapa hal dapat dilaksanakan misalnya penggunaan sarung tangan karet di ganti dengan
sarung tangan plastik, menggunakan mesin cuci, sikat bergagang panjang, penggunaan deterjen.
2. Pengobatan
Pengobatan yang diberikan ada 2:
a. Pengobatan topical
Obat-obat topikal yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip umum pengobatan dermatitis yaitu bila basah diberi
terapi basah (kompres terbuka), bila kering berikan terapi kering. Makin akut penyakit, makin rendah prosentase bahan
aktif. Bila akut berikan kompres, bila subakut diberi losio, pasta, krim atau linimentum (pasta pendingin ), bila kronik
berikan salep. Bila basah berikan kompres, bila kering superfisial diberi bedak, bedak kocok, krim atau pasta, bila
kering di dalam, diberi salep.
b. Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan untuk mengontrol rasa gatal dan atau edema, juga pada kasus-kasus sedang dan berat
pada keadaan akut atau kronik.
3. Diet
Alergi makanan yang signifikan tidak diketahui seganai penyebab dari dermatitis atau berapa persentase dari klien
dermatitis yang mempunyai alergi terhadap makanan. Diet pada penyakit dermatitis adalah diet TKTP (Tinggi Kalori
Tinggi Protein).
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
c. Pola fungsi
a. Identitas b. Riwayat Kesehatan kesehatan
Meliputi nama, umur, 1) Pola persepsi dan tata laksana
1) Keluhan utama:
alamat, tempat hidup sehat
2) Riwayat penyakit
tanggal lahir, 2) Pola nutrisi dan metabolik
sekarang
pendidikan, suku 3) Pola eliminasi
3) Riwayat penyakit
agama, diagnosa 4) Pola aktivitas dan latihan
dahulu
medis, jenis kelamin, 5) Pola tidur dan istirahat
4) Riwayat penyakit
pendidikan, status 6) Pola hubungan dan peran
keluarga
pernikahan, dan 7) Pola sensori dan kognitif
identitas keluarga 8) Pola persepsi dan konsep diri
yang bertanggung 9) Pola reproduksi dan seksual
jawab. 10) Pola penanggulangan stress
11) Pola tata nilai dan
kepercayaan
d. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan head to toe dengan cara Inspeksi (Melihat), Auskultasi (Mendengar),Palpasi (Meraba), Perkusi
(Mengetuk) mulai dari:

a) Kepala

b) Rambut

c) Wajah

d) Mata

e) Mulut dan gigi

f) Leher

g) Thorak

h) Abdomen

i) Genetalia

j) Rectum
Intervensi
1. Diagnosa: Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera kimiawi berhubungan dengan Mengeluh nyeri.
SLKI
setelah dilakukan keperawatan dalam jangka waktu 2×24 jam tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil :
Keluhan nyeri (menurun)
Meringis (menurun)
Gelisah (menurun)
Kesulitan tidur (menurun)
SIKI
Manajemen Nyeri
Observasi:
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
- identifikasi skala nyeri.
- identifikasi respon nyeri non verbal.
Terapeutik:
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis, hipnotis, akupresur, terapi musik).
- kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis, suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan).
- fasilitas istirahat dan tidur.
Edukasi:
- jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri
- jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan monitor nyeri secara mandiri.
Kolaborasi:
- kolaborasi memberikan analgesik jika perlu.
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai