Anda di halaman 1dari 42

Konsep Askep dan Studi Kasus Mengenai Dermatitis dan Kanker Kulit

Diajukan untuk memenuhi tugas AN3

Dosen pengampu : Pa Herdiman M.Kep

Disusun oleh :

Ai Nurlatifah 221079
Asep Suhada 221082
Asyyfa Nurobani 221083
Benarti P Hutasoit 221084
Gina Mustika 221090
Hardiyanti Rahmani 221091
Muhammad Rizky 221100
Muhamad Syafiq 221101
Putri Destiani 221104
Tiara Reghina 221113
Zeni Octaviani Syabina 221114
Kelompok 3

3C
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TIINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI

JAWA BARAT

BANDUNG

2023
I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan langkah awal dalam proses keperawatan. Fase ini
sangat penting dan penting untuk fase selanjutnya. Data yang komprehensif dan
tervalidasi menentukan keputusan yang akurat dan akurat dalam diagnosis
keperawatan, yang kemudian dimasukkan ke dalam rencana keperawatan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendapatkan data yang komprehensif, termasuk data
biopsikologi dan psikiatri. (Tarwoto & Wartonah, 2015)
a. Identitas Pasien
Nama :
No. Reg :
Jenis kelamin :
Alamat :
Tempat dan Tanggal lahir :
Usia :
b. Keluhan Utama :
Biasanya pasien mengeluh rasa gatal, sulit tidur, rasa tidak nyaman, rambut
rontok, suhu tubuh meningkat, kemerahan, kulit kering. Keluhan tersebut muncul
tergantung bagaimana respon kulit dari masing-masing orang
c. Riwayat Penyakit Dahulu :
Biasnya penderita dengan dermatitis juga bisa disebabkan oleh adanya riwayat
alergi terhadap bahan-bahan tertentu, kemudian juga dilihat dari sensitivitas kulit
seorang itu sendiri
d. Riwayat Penyakit Keluarga :
Pada penderita dermatitis ditanyakan ada penyakit keluarga yang sama dialami
penderita, selain itu pada anak-anak sering ditemukan alergi terhadap bahan
tertentu yang mungkin diketahui oleh keluarganya
e. Riwayat Penyakit sekarang :
Biasanya penderita dermatitis akan mengalami rasa gatal-gatal pada kulit yang
akan menimnulkan lesi akibat adanya infeksi sehingga suhu tubuh bisa
meningkat/demam, kemerahan, edema disertai nyeri, rasa terbakar pada kulit
f. Riwayat Pemakaian Obat :
Apakah sebelumnya klien menggunakan obat oles pada kulit, atau apakah klien
ada alergi obat tertentu
g. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan fisik integument (menurut Smeltzer, 2002 Dalam lisnawati,
2019). Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menilai adanya warna, sianosis,
ikterus, eksim, pucat, eritema, maserasi, papula, vesikel, ulkus, kekencangan
kulit, hidrasi kulit, tekstur kulit, dan edema. Evaluasi warna kulit untuk
mengetahui adanya pigmentasi dan kondisi normal yang mungkin disebabkan
oleh melanin pada kulit.
2) Pemeriksaan kulit, diarea yang cukup terang periksa seluruh permukaan kulit,
periksa dan palpasi setiap area.
a) Warna : sianosis, penyakit kuning, kerothemia, perubahan melanin
b) Kelembaban : basah, kering, berminyak
c) Suhu : dingin, hangat
d) Tekstur : halus, kasar
e) Mobilllitas - kemudahan : edema subkutan berkurang sehingga
memungkinkan pergerakkan
f) Kembung : dikurangi dengan dehidrasi, lipatan kulit kembali ke keadaan
semula, perhatikan adanya lesi
g) Lokasi : anatomi lokal merata
h) Susunan dan bentuknya : linier, majemuk
i) Jenis : macula, papula, pustule, bula, tumor
3) Pemeriksaan Rambut
tes rambut dilakukan untuk menilai ada tidaknya warna, ketebalan, distribusi,
dan karakteristi rambut lainnya, rambut tubuh biasanya menutupi seluruh
bagian tubuh kecuali telapak kaki dan permukaan bagian dalam labia. Rambut
kering, rapuh, tidak berpigmen dapat menunjukkan kekurangan nutrisi.
Pertumbuhan rambut yang tidak teratur atau berkurang dapat menunjukkan
malnutrisi, hipotiroidisme, efek obat, dll. Periksa dan raba rambut, yaitu
a) Kerumunan : tipis, tebal
b) Distribusi : alopecia parsial atau lengkap
c) Tekstur : halus, kasar
4) Pemeriksaan Kuku
dilakukan dengan memeriksa warna, bentuk dan kondisi kuku, kehadiran jari
klub dapat mengindikasikan penyakit pernapasan kronis atau penyakit jantung.
Bentuk kuku yang cekung atau cembung menunjukkan adanya kerusakan atau
infeksi akibat kekurangan zat besi, dan palpasi pada kuku kaki.
a) Warna : sianotik, pucat
b) Bentuk : perkusi jari (Clubbing)
c) Adanya lesi : paronikia, onikolisis
h. Pemeriksaan Head to toe
1) Kepala : biasanya bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka atau lesi.
2) Rambut : biasanya berwarna hitam tergantung tingkatan usia.
3) Wajah : kerbersihan, ada lesi atau tidak ada edema atau tidak dan tidak pucat
sianosis adanya kemerahan atau tidak.
4) Mata : konjungtiva pucat atau tidak, ada kelainan atau tidak, serta adanya
kemerahan atau tidak.
5) Mulut dan gigi : bersih atau tidaknya warna bibir, ada stomatis atau tidak, gigi
berlubang, gusi berdarah. Biasanya pada herpes terdapat lesi pada bagian bibir
akibat infeksi
6) Leher : ada kelainan atau tidak, adanya nyeri tekan atau tidak, adanya
kemerahan atau tidak karena dermatitis bisa menyerang bagian kulit manapun.
7) Thorak : irama cepat atau tidak, apakah ada suara jantung normal atau tidak,
tidak ada suara nafas asing, tidak ada benjolan atau benjolan, dan nyeri tekan.
8) Abdomen : ada atau tidak luka bekas operasi, distensi abdomen atau tidak,
kembung atau tidak, warna, kebersihan.
9) Genitalia : apakah ada varises, bersih adanya nyeri tekan atau tidak, edema
atau tidak, biasanya pada dermatitis yang menyerang genital mengalami
kelainan seperti warna kemerahan serta adanya rasa nyeri.
10) Rectum : bersih atau tidak, tidak ada edema, adanya tanda infeksi atau tidak)
11) Ekstrimitas : edema atau tidak adanya varises atau tidak, sianosis, CRT,
kembali normal atau tidak.
12) Intergumen : biasanya pada dermatitis akan ditemukan radang akut teruma
pruritus (sebagai pengganti dolor), kemerahan (rubor) gangguan fungsi kulit
(function laisa), terdapat vesikel-vesikel fungtiformid yang berkelompok yang
kemudian memperbesar, terdapat bula atau pustule, hiperpigmentasi atau
hipopigmentasi. Adanya nyeri tekan atau tidak, edema atau pembengkakan
serta kulit bersisik.
i. Pola fungsi kesehatan
1) Pola hidup sehat
biasanya kepada penderita dermatitis tidak begitu paham dengan kondisi
kesehatan terutama terhadap alergi yang dapat menimbulkan dermatitis jika
penderita merasakan keluhan biasanya pasien minum obat dan apabila
penyakitnya tidak sembuh pasien biasnya datang ke pelayanan Kesehatan
2) Pola nutrisi
biasanya pada penderita dermatitis bisa ditemukan nafsu makan terganggu
karena penyakit yang dirasakan seperti rasa panas, demam, dan nyeri bagian
kulit biasnya membuat nafsu makan turun tetapi tergantung dari individu
masing-masing
3) Pola eliminasi
pada penderita dermatitis biasanya tidak ditemukan gangguan pada eliminasi,
kecuali dermatitis timbul pada bagian genital sehingga membuat penderita
takut BAK
4) Pola aktivitas
pada penderita dermatitis tidak mengganggu aktivitas sehari-hari tetapi
tergantung dari tingkat keparahan penyakitnya
5) Pola tidur dan istirahat
biasanya penderita dermatitis terjadi gangguan pola tidur dikarenakan rasa
gatal dan nyeri.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan pemikiran klinis tentang respon pasien terhadap
bidang kesehatan atau strategi aktivitas yang dialami oleh staf operasi aktual dan
potensial. Diagnosa keperawatan melibatkan kegiatan dua bagian strategi
keperawatan, yaitu mengklasifikasikan bidang kesehatan sebagai bagian dari ruang
lingkup keperawatan. Diagnosis keperawatan membuat peniliain klinis tentang
respons individu dan membuat peniliain klinis tentang respons individu, keluarga,
atau komunitas, seperti inflamasi tentang startegi atau aktivitas kesehatan actual atau
potensial. Diagnose keperawatan dirancang untuk menemukan bagaimana klien
individu, keluarga dan keluarga mengatasi kondisi dan kesehatan terkait.. Tujuan
pencatatan diagnosis keperawatan adalah sebagai alat komunikasi mengenai masalah
pasien saat ini, dan merupakan tanggung jawab perawat untuk mengidentifikasi
masalah berdasarkan data dan untuk menentukan pengembangan rencana intervensi
keperawatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
a. Gangguan intergrits kulit
b. Gangguan rasa nyaman
c. Gangguan pola tidur
d. Defisit pengetahuan
e. Risiko Infeksi
3. Perencanaan
Intervensi keperawatan untuk masalah keselamatan dan perlindungan bergantung
pada diagnosis keperawatan, berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI) dan kriteria tujuan dan hasil menggunakan Standar Luaran Keperawatan
Indnesia. Edisi 1, 2018 Cetak II intervensi dari diagnosis gangguan integritas kulit
antara lain: (Tim pokja SLKI, 2018)

No. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan


Keperawatan (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1. Gangguan Intergritas Kulit dan Perawatan Intergritas
integritas kulit jaringan (L.14125) kulit (I.11353)
berhubungan Setelah dilakukan Observasi :
dengan intervensi keperawatan - Mengidentifikasi
kelembaban selama 1 x 24 jam penyebab
(D.0129) diharapkan integritas kulit berkurangnya
dan jaringan klien integritas kulit
diharapkan ekspetasi (misalnya,
meningkat sesuai kriteria perubahan aliran
hasil : darah, perubahan
1. Kerusakan lapisan status gizi,
kulit menurun penurunan
2. Nyeri menurun kelembaban, suhu
3. Perdarahan lingkungan yang
menurun ekstrim, penurunan
4. Kemerahan mobilitas).
menurun Terapeutik:
5. Nekrosis menurun - Lakukan pemijatan
Keterangan : pada area penonjolan
1. Meningkat tulang, sesuai
2. Cukup meningkat kebutuhan
3. Sedang - Gunakan produk
4. Cukup menurun petrolium atau
5. Menurun minyak bumi pada
kulit kering
- Gunakan produk
ringan/alami dan
hipoalergi pada kulit
yang sensitif (Terapi
Pemberian Topikal
Kunyit)
- Hindari produk dasar
alkohol pada kulit
kering
- Dengan Terapi
Herbal Pemberian
Topikal Kunyit
Edukasi :
- Gunakan pelembab
(mis. Lation, serum)
- Minum air putih
yang cukup dengan
sesuai kebutuhan
- Memenuhi asupan
nutrisi
- Mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya
2. Gangguan Status kenyamanan Perawatan kenyamanan
Rasa Nyaman (L.08064) (l.08245)
Berhubungan Setelah dilakukan Observasi :
Dengan intervensi keperawatan - Mengidentifikasi
Dengan Rasa selama 1 x 24 jam gejala yang tidak
Gatal (D.0074) diharapkan status menyenangkan (mis,
kenyaman klien meningkat mual, nyeri, gatal,
sesuai kriteria hasil : sesak)
1. Keluhan sulit tidur - Mengidentifikasi
menurun pemahaman tentang
2. Gatal menurun kondisi, situasi dan
3. Lelah menurun perasaanya
4. Gelisah menurun Terapeutik :
keterangan : - Berikan posisi yang
1. Meningkat nyaman
2. Cukup meningkat - Ciptakan lingkungan
3. Sedang yang aman
4. Cukup menurun - Dukungan keluarga
5. Menurun serta orang terdekat
terlibat dalam
terapi/pengobatan.
- Diskusikan kondisi
dan pilihan
terapi/penobatan
yang diinginkan
Edukasi :
- Jelaskan kondisi
dengan pilihan
terapi/pengobatan
(Terapi Pemberian
Topikal Kunyit)
- Mengajarkan terapi
relaksasi
- Mengajarkan tehnik
distraki dan
imajinasi terbimbing
3. Gangguan pola Pola Tidur (L.05045) Dukungan Tidur (I.09265)
tidur Setelah dilakukan Observasi :
berhubungan intervensi keperawatan 1 x - Mengidentifikasi
dengan kurang 24 jam diharapkan pola aktivitas dan tidur
kontrol tidur tidur klien membaik sesuai - Mengidentifikasi
(D.0056) kriteria hasil : faktor penggangu
1. Sulit tidur tidur (fisik dan/
membaik psikologis)
2. Mengeluh sering - Mengidentifikasi
terjaga membaik obat tidur yag
3. tidak puas tidur dikonsumsi
membaik Terapeutik :
4. Mengeluh istirahat - Merubah lingkungan
tidak cukup (mis. Pencahayaan,
membaik suhu, kebisingan,
keterangan ; matras, dan tempat
1. Menurun tidur)
2. Cukup menurun - Fasilitasi
3. Sedang menghilangkan
4. Cukup meningkat stress sebelum tidur
5. Meningkat - Tetapkan jadwal
tidur rutin
Edukasi :
- Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama
sakit
- Biasakan menepati
waktu tidur
- Ajarkan faktor -
faktor yang
berhubungan dengan
gangguan pola tidur
(mis. Psikologis,
gaya hidup)
- Ajarkan relaksasi
otot autogenic /
nonfarmakologi
laiinya.
4. Defisit Tingkat Pengetahuan Edukasi Kesehatan
Pengetahuan (L.12111) Observasi :
Behubungan Setelah dilakukan tindakan - Mengidentifikasi
Dengan keperawatan selama 1 x 24 kemampuan
Kurang jam diharapkan menerima informasi
Terpapar kemampuan tingkat - Memonitor faktor -
Informasi pengetahuan klien faktor yang dapat
(D.0111) meningkat sesuai kriteria mengembangkan
hasil : motivasi perilaku
1. Kemampuan hidup bersih dan
menjelaskan sehat
pengetahuan Terapeutik :
tentang suatu topic - Persiapkan materi
meningkat dan media
2. Perilaku sesuai pendidikan
anjuran Verbalisasi Kesehatan
minat dalam - Berikan kesempatan
belajar menngkat untuk bertanya yang
3. Perilaku sesuai tida dimengerti
dengan - Jadwalkan
pengetahuan pendidikan
meningkat kesehatan sesuai
4. Kemampuan kesepakatan
menggambarkan Edukasi :
pengalaman - Perilaku hidup
sebelumnya yang bersih dan sehat
sesuai dengan topik - Startegi yang dapat
meningkat dilakukan guna
keterangan : meningkatkan
1. Menurun perilaku hidup bersih
2. Cukup menurun dan sehat
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat
5. Risiko Infeksi Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi
(D.0142) Setelah dilakukan (l.14539)
intervensi keperawatan Obsevasi
selama 1 x 24 jam - Memantau tanda dan
diharapkan tingkat infeksi gejala
menurun sesuai kriteria Terapeutik
hasil : - Lakukan perawatan
1. Kebersihan tangan kulit pada area
meningkat edema
2. Kebersihan badan - Cuci tangan sebelum
meningkat dan sesudah kontak
3. Demam menurun dengan pasien dan
4. Kemerahan lingkungan pasien
menurun - Pertahankan tehnik
Keterangan : aseptic
1. Meningkat Edukasi
2. Cukup Meningkat - Sampaikan tanda
3. Sedang dan gejala infeksi
4. Cukup Menurun - Mengajarkan cara
5. Menurun mencuci tangan
dengan benar
- Berikan cara etika
batuk
- Sampaikan cara
memeriksa kondisi
luka atau luka
operasi
- dianjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
- dianjurkan
meningkatkan
asupan cairan
II. STUDI CASE ASKEP DERMATITIS

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien
Nama : Ny K
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMP
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Kasongan
Tgl MRS : 8-6-2020
Diagnosa Medis : Dermatitis Numuaris

2. Riwayat Kesehatan/Perawatan

a. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan gatal pada tangan kanan dan kiri

b. Riwayat penyakit sekarang :

Pasien mengatakan gatal yang dirasakan sudah semenjak 1 bulan yang lalu.
Awalnya gatal yang dirasakan pasien dimulai dari sela-sela jari kemudian meluas ke
bagian tangan atas. Setelah gatal muncul seperti gelembung kecil-kecil dan sangat
gatal disertai nyeri. Tiap kali pasien menggaruk area yang gatal maka akan muncul
seperti luka baru dan keluar seperti cairan. Gatal ini biasanya dirasakan muncul secara
tiba-tiba, gatal dirasakan seperti tersengat ulat bulu dan sangat gatal yang tidak
terthankan sehingga apabila gatal muncul pasien akan menggunakan salep untuk
meringankan keluhannya. Pasien juga mengatakan tiap kali selesai mencuci pakaian
pasien merasakan panas ditangannya dan sehabis itu muncullah perih dan gatal.
Karena gatal tidak kunjung sembuh pasien datang ke RSUD dr. Doris Sylvanus dan
diputuskan untuk rawat inap diruang Aster.
c. Riwayat penyakit sebelumnya (Riwayat penyakit dan Riwayat operasi) :

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami sakit yang sama dan
tidak mempunyai riwayat operasi. Pasien sebelumnya sudah sempat berobat ke
puskesmas yang berada dekat dengan rumahnya dan diberikan obat minum dan salep
namun pasien tidak mengetahui nama obat yang diberikan. Pasien setup kali
menggunakan salep yang diberikan dari puskesmas tersebut merasakan perih namun
gatal dapat berkurang. Tapi beberapa lama kemudian pasien merasakan kembali gatal,
pasien menyatakan obat yang diberikan dari puskesmas hanya menghilangkan
gatalnya untuk sesaat dan keluhan pasien masih menetap.

d. Riwayat penyakit keluarga :

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga seperti penyakit


keturunan, DM, Hiverensi, stoke dan penyakit menifar lainnya, HIV/AIDS, Hepatitis

GENOGRAM KELUARGA

3. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum :

Klien tampak sakit sedang, lemah, kesadaran compos menthis, posisi


berbaring semi fowler dengan badan terlentang
b. Status mental :

Tingkat kesadaran pasien compos mentis, ekpresi wajah pasien tampak


meringis. murung, bentuk badan klien simetris, posisi berbaring semi fowler, klien
berbicara jelas, suasana hati klien gelisah, penampilan klien kurang rapi, klien
mengetahui waktu pagi, siang dan malam dapat membedakan antara perawat dan
keluarga serta mengetahui dirinya sedang dirawat di rumah sakit, dan mekanisme
pertahanan diri klien adaptif.

c. Tanda-tanda Vital :

Saat pengkajian TTV klien tanggal 09 Juni 2020 pukul 15:00 WIB, suhu tubuh
klien 5=36 °C tempat pemeriksaan axilla, nadi N=30 x/menit dan pernapasan
RR=20/menit tekanan darah TD=120-80 mmhg.

d. Pernapasan (Breathing) :

Bentuk dada klien teraba simetris, klien tidak memiliki kebiasaan merokok,
klien tidak mengalami batuk, tidak ada sputum, tidak simosis, tidak terdapat nyeri,
pasien tampak tidak sesak, type pernapasanan klien tampak menggunakan dada, irama
pernapasan teratur dan suara nafas klien vesikuler, tidak ada sumes nafas tambahan.

e. Cardiovascular (Bleeding) :

Klien tidak merasakan nyeri di dada, tidak ada merasakan keram dikaki. klien
tampak tidak pucat, tidak merasakan pusing tidak mengalami clubbing finger, tidak
sianosis, tidak merasakan sakit kepala, tidak palpitasi tidak ada pingsan, capillary
refill klien saat ditekan dan dilepaskan kembali dalam 2 detik tidak ada terdapat
oedema, lingkar perut klien 90 cm. ictus cordis klien tidak terlihat, vena jugulasir
klien tidak mengalami peningkatan, suara jantung klien (S1-S2) reguler dan tidak ada
mengalami kelainan.

f. Persyarafan (Brain) :

GCS : E = 4 (membuka mata spontan). V = 5 (komunikasi verbal baik), M= 6


(mengikuti perintah), total nilai GCS = 15 (normal), kesadaran klien tampak normal,
pupil isokor, reflex cahaya kanan positif dan kiri positif, klien merasakan nyeri muka
dan tangan kanan, tidak vertigo, tampak gelisah, tidak aphasia, klien tidak merasakan
kesemaan, tidak binging, tidak dysarthria da tidak mengalami kejang.

Uji Syaraf Kranial:

1. Nervus Kranial I (Olvaktori) : Klien dapat membedakan bau-Saman seperti:


minyak kayu putih atau alcohol
2. Nervus Kranial II (Optik) : Klien dapat melihat dengan jelas orang yang ada
disekitarnya.
3. Nervus Kramal III (Okulomotor) : Pupil klien dapat berkontraksi saa melihat
cahaya.
4. Nervus Kramal IV (Trokcal) : Klien dapat menggerakan bola matanya keatas dan
ke bawah.
5. Nervus Kranial V (Trigeminal) : Klien dapat mengunyah makanan seperti nasi,
kue, buah.
6. Nervus Kranial VI (Abdusen) : Klien dapat melihat kesamping kiri ataupun kanan
7. Nervus Kranial VII (Fasial) : Klien dapat tersenyum.
8. Nervus Kranial VIII (Auditor) : Pasien dapat perkataan dokter, perawat dan
keluarganya.
9. Nervus Kranial IX (Glosofaringeal) : Klien dapat membedakan rasa pahit dan
manis
10. Nervus Kranial X (Vagus) : Klien dapat berbicara dengan jelas.
11. Nervus Kranial XI (Asesori) : Klien dapat mengangkat bahunya.
12. Nervus Kranial XII (Hipoglosol) : Klien dapat menjulurkan lidahnya.

Uji Koordinasi :

Eksternitas atas klien dapat menggerakan jan kejari dan jari kehidung
Ekstermitas bawah klien dapat menggerakan tumit ke jempol kaki, kestabilan tubuh
klien tampak baik, refleks bisep kanan dan kiri klien baik skala 1, trisep kanan dan
kiri klien baik skla 1. brakioradialis kanan dan kiri klien baik skala 1. patella kanin
kiri klien bark skla 1, dan akhiles kuman dan kiri klien baik skla 1, serta reflek
babinski kanan dan kiri klien baik skala 1.

g. Eliminasi Uri (bladder)


Tidak ada masalah dalam eliminasi urin, klien memproduksi urin normal,
klien tidak mengalami masalah atau lancer, tidak menetes, tidak onkotinen, tidak
oliguria, tidak nyeri, tidak retensi, tidak poliguri, tidak panas, tidak hematuria, tidak
hematuria, tidak terpasang kateter dan tidak pernah melakukan cytostomi.

h. Eliminasi Alvi (Bowel) :

Bibir klien tampak lembab tidak ada perlukaan di sekitar bibir, jumlah gigi
klien lengkap tidak ada karies, gusi klien normal tumpak kemerahan, lidah klien
merah, mokosa klien tidak ada pembengkakan, tonsil khen tidak ada peradangan.
rectum normal, tidak mengalami haemoroid, klien BAB 1x/hari warna kuning dengan
konsistensi lunak, tidak diare tidak konstipasi, tidak kembung, dan tidak ada terdapat
nyeri tekan ataupun benjolan.

i. Tulang – Otot – integumen (Bone)

Kemampuan pergerakan sendi klien tampak bebas, tidak ada parase, tidak ada
paralise, tidak ada hemiparese, tidak ada krepass, tidak terdapat nyeri, tidak ada
bengkak, tidak ada kelakuan, tidak ada fluiditas, tidak ada spastisitas, ukuran otot
klien teraba simetris.

j. Kulit – kulit rambut

Klien tidak memiliki riwayat alergi baik dari obat, makanan kosmetik dan
Jainnya. Suhu kulit klien teraba hangat, warna kulit normal, turgor kurang, tekstur
halus, tampak terdapat lesi, tidak terdapat jaringan parut, tekstur rambut halus. tidak
terdapat distribusi rambut dan betuk kuku simetris.

k. Sistem penginderaan
1) Mata Penglihatan
Fungsi penglihatan klien normal tidak ada masalah
2) Telinga/Pendengaran
Pendengaran klien normal dan tidak ada berkurang, tidak berdengung dan
tidak tuli
3) Hidung/Penciuman

Bentuk hidung klien teraba simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat patensi,
tidak terdapat obstruksi, tidak terdapat nyeri tekan sinus, tidak terdapat
transluminasi cavum nasal normal, septim nasal tidak ada masalah, sekresi
tidak ada, dan tidak ada polip.

l. Leher dan Kelenjar Limfe

Leher klien tampak tidak ada massa, tidak ada jaringan parut, tidak ada terabu
kelenjar limfe, tidak ada toraha kelenjar tyroid, dan mobilitas leher klien bergerak
bebas.

m. Sistem Reproduksi

1). Reproduksi Wanita

Bagian reproduksi klien tidak tampak adanya kemerahan, tidak ada


gatal-gatal, means uretra baik normal, tidak ada discharge, srotum normal,
tidak ada hernia. Payudara klien tampak simetris, tidak ada sear, tidak ada lesi,
tidak tampak pembengkakan, dan tidak terdapat nyeri tekan

4. Pola Fungsi Kesehatan

a. Persepsi terhadap Kesehatan dan penyakit :


“ Klien ingin segera sembuh dari penyakitnya “

b. Nutrisi dan Metabolisme :


Klien tidak ada program diet, klien tidak meras mual, tidak ada muntah, tidak
mengalami kesukaran menelan dan tidak ada merasa haus.

c. Pola istirahat dan Tidur :

Pasien mengatakan tidur 8 jam/hari dan pasien mengatakan tidak mengalami


gangguan pola tidur.

d. Kognitif :
Klien mengatakan “ia tidak senang dengan keadaan yang dialaminya dan ingin cepat
beraktivitas seperti biasanya".

e. Konsep Diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran) :
Klien mengatakan tidak senang dengan keadaan yang dialaminya saat ini. Klien
adalah seorang ibu, klien orang yang ramah, klien adalah seorang ibu rumah tangga".
f. Aktivitas sehari-hari :
Sebelum sakit klien dapat berktivitas secara bebas, namun sesudah sakit klien hanya
ditempat tidur.
g. Koping – Toleransi terhadap stress :
Klien mengatakan bila ada masalah ia selalu bercerita dan meminta bantuan kepada
keluarga, dan keluarga selalu menolong Ny. K

h. Nilai – Pola Keyakinan :


Klien mengatakan bahwa sakitnya adalah cobaan dari Allah. Sebagai manusia biasa
klien hanya bisa berusaha dan berdoa.

5. Sosial – Spiritual

a. Kemammpuan Berkomunikasi
Klien dapat berkomunikasi dengan baik, dan klien dapat menceritakan keluhan yang
dirasakan kepada perawat

b. Bahasa sehari-hari
Bahasa yang digunakan sehari-hari yaitu bahasa dayak dan Bahasa Indonesia.

c. Hubungan dengan Keluarga


Klien dengan keluarga baik, dibuktikan dengan keharga setiap saat selalu
memperhatikan dan mendampingi Tn. R. selama dirawat di rumah sakit.

d. Hubungan dengan teman/petugas Kesehatan/orang lain :


Klien dapat bekerja sama dengan petugas kaschaun dan dapat berkomunikasi juga
dengan keluarga serta orang lain.

e. Orang ber arti/terdekat :


Menurut klien orang yang terdekat dengannya adalah anak dan istri/keluarga.

f. Kebiasaan menggunakan waktu luang :


Pasien mengatakan selalu menghabiskan waktu bersama keluarga.
g. Kegiatan Beribadah
Pasien mengatakan sekarang ibadah shalat pasien terganggu

6. Data Penunjangan (Radiologis, laboratorium, penunjang lainnya) :

a. Hasil penatalaksanaan Medis pada tanggal 09 Juni 2020

Nama Obat Dosis Indikasi Kontraindikasi Efek Samping


Cairan Infus 20 tpm Mengembalikan keseibangan Hipematremia, Reaksi – reaksi yang
RL elektrolit pada keadaan dehidrasi kelainan ginjal mungkin
dan syok hipovolemik. Ringer kerusakan sel Terjadi karena larutanya atau
laktat menjadi kurang disukai hati, asidosis cara pemberianya termasuk
karena menyebabkan laktat timbulnya panas, infeksi
hiperklomeria dan asidosis pada tempat penyuntikan,
metabolic, karena akan thrombosis vena atau flebitis
menyebabkan penumpukan yang meluas dari tempat
asam laktat yang tinggi akibat penyuntikan, ekstravasasi.
metabolis anaerob. Bila terjadi reaksi efek
samping, pemakaian harus
dihentikan dan lakukan
evaluasi terhadap penderita.

ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF DAN DATA OBYEKTIF ETIOLOGI MASALAH


Data Subjektif : Bahan iritan Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri pada area tangan kimiawi
P: Bertambah Ketika gatal
Q: Nyeri terasa seperti teriris Kerusakan sel
R: Di daerah tangan
S: Skala nyeri 6 (skala sedang) Kerusakan kulit
T: berlangsung sekitar +15 menit.
Data Objektif Lapisan tanduk
1. Pasien tampak meringis
2. Pasien tampak gelisah Denaturasi keratin
3. TTV:
- TD: 120/80 mmHg Menyingkirkan
- Nadi: 80x/menit lemak lapisan
- RR: 20x/menit tanduk

- Suhu: 36 °C
Mengubah daya
ikat sel kulit

Terjadinya reaksi
sensitivitas pada
kulit

Dermatitis

Gatal dan rubor

Reaksi menggaruk
yang berlebih

Nyeri akut
Data Subjektif: Bahan iritan Gangguan integritas
1. Pasien mengatakan gatal pada tangan kanan dan kimiawi kulit
kiri
2. Pasien mengatakan menggaruk area yang gatal Kerusakan sel
3. Pasien mengatakan menggunakan salep
Kerusakan kulit
Data objektif:
1. Tampak terdapat adanya lesi Lapisan tanduk
2. Turgor kulit kurang
3. Lesi berbatas tegas Denaturasi keratin

Menyingkirkan
lemak lapisan
tanduk

Mengubah daya
ikat sel kulit

Terjadinya reaksi
sensitivitas pada
kulit

Dermatitis

Gatal dan rubor

Reaksi menggaruk
yang berlebih

Gangguan
integritas kulit
Data subjektif : Kerusakan Resiko infeksi
1. Pasien mengatakan panas setelah mencuci pakaian integritas kulit
kedua tanganya panas
2. Pasien tampak gelisah setelah gatal muncul luka Lapisan epidermis
baru. terbuka, invasi
3. Pasien mengatakan tiap kali menggaruk area yang bakteri
gatal maka akan muncul seperti luka baru dan
keluar seperti cairan. Pelepasan toksik
Data Objektif : - bakteri

Resiko infeksi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi) ditandai dengan
pasien mengeluh nyeri dan tampak meringis.
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan bahan kimia iritatif ditandai dengan
respon menggaruk dan kerusakan pada lapisan kulit.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
ditandai dengan kerusakan integritas kulit dan pasien mengeluh gatal.

RENCANA KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. K

Ruang Rawat : Aster

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi


hasil
Nyeri akut berhubungan Tujuan : Setelah dilakukan Manajemen nyeri
dengan agen pencedera tindakan keperawatan Observasi
fisiologis (inflamasi) selama 1x24 jam - Identifikasi lokasi, karakteristik,
ditandai dengan pasien diharapkan nyeri durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
mengeluh nyeri dan berkurang, dengan kriteria nyeri
tampak meringis. hasil : - Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri 1-3 - Identifikasi respons non verbal
(meningkat- - Identifikasi faktor yang memperberat
sedang) dan memperingan nyeri
2. Meringis 1-3 - Monitor keberhasilan terapi
(meningkat- komplementer yang sudah diberikan
sedang) Terapeutik
3. Gelisah 1-3 - Fasilitasi istirahat dan tidur
(meningkat-
- Pertimbangkan jenis dan sumber
sedang)
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik

Gangguan integritas kulit Tujuan : Setelah dilakukan Perawatan Integritas Kulit


berhubungan dengan Tindakan keperawatan Observasi
bahan kimia iritatif selama 1x24 jam - Identifikasi penyebab gangguan
ditandai dengan respon diharapkan integritas kulit integritas kulit (mis: perubahan
menggaruk dan membaik, dengan kriteria sirkulasi, perubahan status nutrisi,
kerusakan pada lapisan hasil : penurunan kelembaban, suhu
kulit. 1. Kerusakan lapisan lingkungan ekstrim, penurunan
kulit 1-3 mobilitas)
(meningkat- Edukasi
sedang) - Anjurkan minum air yang cukup
2. Tekstur 2-4 (cukup - Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
memburuk-cukup - Anjurkan meningkatkan asupan buah
membaik) dan sayur
- Anjurkan menghindari terpapar suhu
ekstrim
- Anjurkan menggunakan tabir surya
SPF minimal 30 saat berada diluar
rumah
- Anjurkan mandi dan menggunakan
sabun secukupnya

Resiko infeksi Tujuan : setelah dilakukan Pencegahan Infeksi


berhubungan dengan asuhan keperawatan 1x24 Observasi
ketidakadekuatan jam diharapkan infeksi Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
pertahanan tubuh primer dapat dihindari, dengan sistemik
ditandai dengan kriteria hasil :
kerusakan integritas kulit 1. Nyeri 1-3 Terapeutik
dan pasien mengeluh (meningkat- - Cuci tangan sebelum dan sesudah
gatal. sedang) kontak dengan pasien dan
2. Drainase purulen lingkungan pasien
1-3 (meningkat- - Pertahankan teknik aseptic pada
sedang) pasien berisiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan
cairan

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAP)


Selasa, 9 Juni 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Pasien mengatakan nyeri
2020 karakteristik, durasi, berkurang
07.00 – Rabu, frekuensi, kualitas, O:
10 Juni 2020 intensitas nyeri 1. Ekspresi wajah pasien
07.00 2. Mengidentifikasi skala terkadang masih meringis
nyeri 2. TTV :
3. Mengidentifikasi respons TD : 120/80 mmHg
non verbal N : 80x/menit
4. Mengidentifikasi faktor S : 36o C
yang memperberat dan RR : 28x/menit
memperingan nyeri A : Masalah teratasi sebagian
5. Memonitor keberhasilan P : Intervensi dilanjutkan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
6. Memfasilitasi istirahat dan
tidur
7. Mempertimbangkan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
8. Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
9. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
10. Menganjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
11. Memberikan analgetik
Selasa, 9 Juni 1. mengidentifikasi penyebab S : Klien mengatakan masih
2020 gangguan integritas kulit merasakan gatal
07.00 – Rabu, 2. Menganjurkan minum air O:
10 Juni 2020 yang cukup 1. Masih ada tanda – tanda
07.00 3. Menganjurkan kerusakan kulit
meningkatkan asupan 2. Turgor kulit kurang
nutrisi 3. Lesi (+)
4. Menganjurkan 4. Lesi berbatas tegas
meningkatkan asupan A : Masalah teratasi Sebagian
buah dan sayur P : Intervensi dilanjutkan
5. Menganjurkan
menghindari terpapar suhu
ekstrim
6. Menganjurkan
menggunakan tabir surya
SPF minimal 30 saat
berada diluar rumah
7. Menganjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya
Selasa, 9 Juni S:-
2020 1. Memonitor tanda dan O:
07.00 – Rabu, gejala infeksi lokal dan 1. TD : 120/80 mmHg
10 Juni 2020 sistemik 2. Suhu : 36oC
07.00 2. menganjurkan Cuci tangan 3. N : 80x/menit
sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan 4. RR : 28x/menit
lingkungan pasien 5. Masih ada tanda – tanda
3. mempertahankan teknik infeksi
aseptic pada pasien A : Masalah belum teratasi
berisiko tinggi P : Intervensi dilanjutkan
4. Menjelaskan tanda dan
gejala infeksi
5. Mengajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
6. Menganjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
7. Menganjurkan
meningkatkan asupan
cairan

III. KONSEP ASKEP KANKER KULIT


1. Pengkajian
1. Identitas pasien.
a. Nama
b. Usia
Lebih sering pada usia 15-44 tahun, lebih meningkat pada usia 20
tahun yang selalu terpapar sinar matahari.
c. Jenis kelamin
Jenis kelamin pride dan wanita emiliki resiko yang ama untuk
terjadinya kanker kulit, semua trgantung pada aktifitas (terpapar sinar UV)
atau pekerjaan.
d. Pekerjaan
Orang yang paling beresiko adalah orang yang berkulit cerah,
berambut merah yang nenek moyangnya berdarah celtic atau orang dengan
warna kulit merah muda atau cerah di samping orang yang sudah lama
terkena sinar matahari tanpa terjadi perubahan warna kulit menjadi coklat
kekuningan.
Populasi lain yang beresiko adalah para pekerja di luar rumah (seperti
petani, pelaut dan pelayan) orang-orang yang terpajan sinar matahari untuk
suatu periode waktu, para pekerja yang mengalami kontak dengan zat-zat
tertentu (senyawa arsen, netram batu bara, terserta, aspal dan paraffin) juga
termasuk dalam kelompok yang beresiko.
2. Keluhan Utama
Sesuai tanda dan gejala dan disertai nyeri.
3. Riwayat penyakit saat ini
Adanya benjolan pada lokasi kanker (leher, wajah dan exstremitas) perubahan
tahi lalatyang semakin meluas dan koreng yang tak sembuh-sembuh.
4. Riwayat penyakit terdahulu
Orang yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat mengalami
kanker kulit setelah 20 hingga 40 tahun kemudian. Ulkus yang lama pada
ekstremitas bahwa juga dapat menjadi lokasi asal kanker kulit.
5. Riwayat penyakit keluarga
Ada tidaknya dari pihak keluarga yang mengalami hal yang sama pada pasien.
6. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
Tekanan darah, nadi, respirasi cenderung mengalami penurunan karena
proses metastasis kanker yang mempengaruhi sistem subuh dan pada suhu
mengalami peningkatan karena sebagai tanda inflamasi.
b. Pemeriksaan persistem (B1-B6)
1) B1 (pernapasan)
Kanker klit pada stadium awal tidak mempengaruhi sistem
pernapasan, namun pada stadium 3 atau sudah metastasis di paru-
paru maka pernapasan akan mengalami gangguan yang ditandai
dengan sesak.
2) B2 (cardiovaskuler)
Ada beberapa gangguan diantaranya ketika kanker
bermetastatis melalui pembuluh darah maka sistem kerja jantung
akan terganggu
3) B3 (persarafan)
Pusing, nyeri atau derajat nyeri (bervariasi mis :
ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan
proses penyakit).
4) B4 (perkemihan)
Perubahan pada pola defekasi, mis : perubahan eliminasi
urinarius, nyeri/rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering
berkemih.
5) B5 (pencernaan)
Tergantung pada proses metastasis kanker. Biasanya ditemukan
perdarahan pada feses.
6) B6 (musculoskeletal)
Biasanya ditemukan pada kulit bagian ekstremitas, sehingga rasa
nyeri di ekstremitas ditemukan.
c. Pemeriksaan integment (pemeriksaan tambahan)
Pada integument pemeriksaan didapat sesuai tanda gejala kanker kulit
yang telah disebutkan.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen injuri fisik, biologi, kimia.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pembedahan, proses penyakit.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan proses pembedahan.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penyakit, proses pembedahan.
5. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan proses pembedahan
3. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik, biologi, kimia.
Hasil yang diharapkan:
a. Menyatakan/menunjukkan nyeri hilang
b. Menunjukkan kemampuan untuk membantu dalam tindakan kenyamanan
umum dan mampu untuk tidur /istirahat dengan cepat.
Intervensi:
a. Kaji nyeri, lokasi, karakteristik, intensitas/skala
Rasional: membantu evaluasi derajat ketidaknyamanan
b. Berikan suasana tenang
Rasional: meningkatkan istirahat pasien
c. Ajarkan penggunaan teknik relaksasi
Rasional: membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan menurunkan
nyeri serta ketidaknyamanan.
d. Berikan obat sesuai indikasi, contoh : analgetik
Rasional: menghilangkan nyeri, meingkatkan istirahat.

2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pembedahan, proses penyakit.


Hasil yang diharapkan :
Mempertahankan integritas kulit
Menunjukkan perilaku.teknik untuk meningkatkan penyembuhan/mencegah
kerusakan kulit
Intervensi:
a. Inspeksi kulit dan tingkat kerusakannya
Rasional: mengetahui sebrapa jauh kerusakan yang terjadi pada kulit.
b. Rawat luka aseptic
Rasional: mencegah kerusakan kulit lebih lanjut dan mencegah infeksi.
c. Ajarkan pentingnya nutrisi/cairan adekuat
Rasional: perbaikan nutrisi dan hidrasi akan memperbaiki kondisi kulit.
d. Kolaborasi pemberian antibiotic dan anti inflamasi
Rasional: mencegah dan megurangi infeksi serta peradangan yang lebih
lanjut.

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan proses pembedahan


Hasil yang diharapkan:
Pasien lebih percaya diri dalam menginterpretasikan kondisi tubuhnya.
Intervensi:
a. Kaji perubahan diri pasien
Rasional: mengindentifikasi perasaan dan metode koping pasien terhadap
persepsi diri negative.
b. Berikan penguatan positif terhadap kemajuan kesehatan
Rasional: meningkatkan perilaku koping positif
c. Anjurkan pada keluarga untuk memberi motivasi pada pasien
Rasional: pasien apat termotivasi
d. Kolaborasi dengan keluarga untuk selalu memberi semangat dan dukungan
pada pasien
Rasional: meningkatkan semangat pasien bahwa dirinya masih berharga di
tengah keluarga.

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penyakit dan proses pembedahan


Hasil yang diharapkan :
a. Menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit serta pengobatannya.
b. Menyatakan pemahaman tentang prosedur dan alas an tindakan dan terapi.
Intervensi :

a. Kaji pengetahuan pasien tentang proses penyakit dan proses pembedahan


yang akan dilakukan
Rasional : mengetahui informasi apa yang belum diketahui pasien
b. Berikan informasi yang tepat
Rasional : menambah pemahaman tentang kondisi, proses penyakit serta
pengobatannya.
c. Jelaskan tentang penyakit dan proses pembedahan
Rasional : mengisi kekosongan informasi pasien supaya pasien bisa lebih
mengerti.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk menjelaskan secara detail
Rasional : pasien menjadi lebih mengerti tentang kondisinya.

5. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan, proses pembedahan.


Hasil yang diharapkan :
Tidak ada tanda-tanda kecemasan, melaporkan penurunan durasi dan
episode cemas.
Intervensi :
a. Kaji tingkat kecemasan
Rasional : mengetahui tingkat kecemasan pasien.
b. Instruksikan pasien untuk relaksasi
Rasional : memberikan kenyamanan.
c. Berikan informasi actual tentang diagnose, penanganan dan prognosis.
Rasional : menambah pengetahuan pasien
d. Kolaborasi dengan pastoral care
Rasional : memberikan dukungan secara spiritual.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolabrasi. Rencana tindakan
tersebut diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan dan hasil yang di harapkan. Tindakan keperawatan harus mendetail.
Agar semua tenaga keperawatan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan dan di lakukan sesuai dengan kondisi pasien.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi
dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data
objektif yang akan menunjukkan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah
tercapai sepenuhnya atau belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang
perlu di kaji, direncanakan, dilaksanakan dan dinilai kembali.
Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana
keperawatan, menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui
perbandingan asuhan keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan standar
yang telah ditetapkan lebih dulu. Pada tahap evaluasi yang perawat lakukan adalah
melihat apakah masalah yang telah diatasi sesuai dengan kriteria waktu yang telah
ditetapkan

IV. STUDI CASE ASKEP KANKER KULIT

Tn. K umur 55 tahun, pekerjaan petani, dan sering kontak dengan sinar ultraviolet.
Pada tanggal 15 maret 2014 datang ke puskesmas dengan keluhan-keluhan kulit terasa gatal,
nyeri seperti terbakar didaerah abdomen kanan atas, tampak adanya lesi, bersisik dan
hiperpigmentasi yaitu bercak kehitaman dengan diameter 6 cm.

Pada tanggal 20 maret 2014 pasien dirujuk ke rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan
inspeksi terlihat adanya pemeriksaan inspeksi terlihat adanya peningkatan melanosin di
superficial kulit abdomen, palfebra kehitaman, dan wajah terlihat pucat dan tampak meringis,
pemeriksaan palpasi abdomen kuadran kanan atas teraba keras massa sekitar 2cm. Pasien
menjelaskan sering merasakan mual, tidak nafsu makan, sehingga berat badan menurun 3kg.
Pemeriksaan penunjang biopsy lesi pada tanggal 21 maret menunjukkan terjadinya lentigo
maligna.

Dari hasil laboratorium didapatkan hasil Hb: 11 gr/dl, leukosit : 9103 /µl, SGPT 55
u/l, SGOT 35 u/l. dari pemeriksaan vital sign : tekanan darah 150/80 mmHg, suhu 36o C, N
110 x/ menit, RR 27x/menit. Pasien menjelaskan bahwa selama di rumah sakit tidak bisa
tidur karena lingkungannya sangat ramai, tidur malam hanya sekitar 4jam dan tidak pernah
tidur siang. Pasien mengatakan mudah lelah saat melakukan aktivitasnya sehingga tidak dapat
melakukan aktivitas bertani lagi. Pasien terpasang infuse RL dengan 30 TPM.

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn. K

Umur : 55 tahun

Pekerjaan : Petani

2. Riwayat Penyakit
- Keluhan Utama: Gatal dan Nyeri di daerah abdomen kanan atas.
- Riwayat Penyakit Sekarang: Klien menjelaskan sering merasakan mual, tidak
nafsu makan, dan tidak bisa tidur selama di rumah sakit.
3. Data Dasar Pengkajian Pasien
a. Aktivitas dan istirahat
- Akitivitas: Pasien menyatakan mudah lelah saat melakukan aktivitas
sehingga tidak dapat melakukan aktivitas bertani lagi. Hb: 11 gr/dl.
- Istirahat: pasien menjelaskan bahwa selama rumah sakit tidak bias tidur
karena lingkungan sangat ramai, tidur malam hanya sekitar 4 jam dan tidak
pernah tidur siang. Palpebra kehitaman.
b. Kenyamanan
Pasien mengeluh terasa gatal, nyeri seperti terbakar di daerah abdomen
kanan atas.
c. Sirkulasi
Wajah pasien terlihat pucat dengan tekanan darah 150/80 mmHg
d. Pernafasan
RR pasien meningkat yaitu 27x /menit
e. Makanan/cairan
Pasien menjelaskan sering mual, tidak nafsu makan sehingga berat badan
menurun 3 kg. Pasien terpasang infuse RL dengan 30 TPM.
4. Pemeriksann Fisik
- Pemeriksaan inspeksi terlihat adanya peningkatan melanosin di superficial
kulit abdomen, palpebra kehitaman, dan wajah terlihat pucat.
- Pemeriksaan palpasi abdomen kuadran kanan atas teraba keras massa
sekitar 2 cm.
5. Vital Sign
- TD : 150/80 mmHg
- Nadi : 110x per menit
- RR : 27x per menit
- Suhu : 36oC
6. Pemeriksaan Penunjang
- 21 maret 2014 : Biopsy lesi menunjukkan terjadinya lentigo maligna
- Hasil laboratorium 13 maret 2014 :
Nilai normal Hasil
Hemoglobin Pria : 14-18 gr/dl 11 gr/dl
Leukosit 4000- 10.000/mm3 103 µ/l
SGPT 5-41 u/l 55 u/l
SGOT 5-40 u/l 35 /l

B. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
No
1 DS: Sering terpapar sinar Nyeri Akut
Klien mengatakan kulit ultraviolet
terasa gatal dan nyeri
seperti terbakar di daerah Menembus lapisan ozon
abdomen atas. stratum corneum manusia
DO :
 Tampak meringis Diabsorpsi oleh DNA
 Lesi
 Pucat Terjadi proses karsinogenik

DNA diinfeksi oleh photon


UVB

Terbentuk cyclobutene
dimmer photo product

Struktur DNA jadi rusak

Prolifelasi malignan yg
timbul dari dalam epidermis

Bersifat invasive dengan


melakukan metatase

Lesi tampak kasar, tebal, dan


bersisik

Memperlihatkan reaksi
inflamasi

Merangsang sel saraf bebas

Muncul rasa nyeri

Nyeri akut

2 DS: Sering terpapar sinar Defisit nutrisi


 Klien mengatakan ultraviolet
sering merasa mual
 Klien mengatakan Menembus lapisan ozon
tidak nafsu makan stratum corneum manusia
DO:
 BB turun 3 kg Diabsorpsi oleh DNA
 Asupan nutrisi
kurang adekuat Terjadi proses karsinogenik
 Perubahan nutrisi
kurang dari DNA diinfeksi oleh photon
kebutuhan tubuh UVB
28
Terbentuk cyclobutene
dimmer photo product

Struktur DNA jadi rusak

Prolifelasi malignan yg
timbul dari dalam epidermis

Bersifat invasive dengan


melakukan metatase

Peningkatan melanosin di
superficial kulit abdomen

Abdomen kuadran kanan


atas teraba keras massa
sekitar 2 cm

Mual muntah

Tidak nafsu makan

Deficit nutrisi
3 DS : - Sering terpapar sinar Gangguan
DO : ultraviolet integritas
 Bersisik kulit/jaringan
 Hiperpigmentasi Menembus lapisan ozon

 Adanya lesi stratum corneum manusia

Diabsorpsi oleh DNA

Terjadi proses karsinogenik

DNA diinfeksi oleh photon


UVB

Terbentuk cyclobutene
dimmer photo product

Struktur DNA jadi rusak

Prolifelasi malignan yg
timbul dari dalam epidermis

Bersifat invasive dengan


melakukan metatase

Lesi tampak kasar, tebal, dan


bersisik

Gangguan/kerusakan
integritas kulit

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi) ditandai
dengan pasien mengeluh nyeri dan tampak meringis.
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk makan)
ditandai dengan mual dan nafsu makan menurun
3. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan suhu lingkungan yang
ekstrim ditandai dengan hiperpigmentasi dan kerusakan kulit/jaringan

D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
1 Nyeri akut Tujuan : Setelah Manajemen nyeri
berhubungan dengan dilakukan tindakan Observasi
agen pencedera keperawatan selama - Identifikasi lokasi, karakteristik,
fisiologis (inflamasi) 1x24 jam diharapkan durasi, frekuensi, kualitas,
ditandai dengan nyeri berkurang, intensitas nyeri
pasien mengeluh nyeri dengan kriteria hasil : - Identifikasi skala nyeri
dan tampak meringis. 1. Keluhan nyeri - Identifikasi respons non verbal
1-3 - Identifikasi faktor yang
(meningkat- memperberat dan memperingan
sedang) nyeri
2. Meringis 1-3 - Monitor keberhasilan terapi
(meningkat- komplementer yang sudah
sedang) diberikan
Terapeutik
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
2 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
berhubungan dengan intervensi Observasi
faktor psikologis keperawatan selama - identifikasi status nutrisi
(keengganan untuk 1x24 jam, status - identifikasi alergi dan intoleransi
makan) ditandai nutrisi klien membaik, makanan
dengan mual dan dengan kreteria hasil: - identifikasi makanan yang
nafsu makan menurun 1. porsi makanan disukai
yang - identifikasi kebutuhan kalori dan
dihabiskan 1- jenis nutrien
3 (menurun- - monitor asupan makanan
sedang) - monitor berat badan
2. nafsu makan
Terapeutik
1-3
- sajikan makanan secara menarik
(memburuk-
dan suhu yang sesuai
sedang)
- berikan makanan tinggi serat
3. berat badan 1-
untuk mencegah konstipasi
3 (memburuk-
- berikan makanan tinggi kalori
sedang)
dan tinggi protein
Kolaborasi :
- kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang
dibutuhkan
3 Gangguan integritas Tujuan : Setelah Perawatan Integritas Kulit
kulit/jaringan dilakukan tindakan Observasi
berhubungan dengan keperawatan selama - Identifikasi penyebab gangguan
suhu lingkungan yang 1x24 jam diharapkan integritas kulit (mis: perubahan
ekstrim ditandai integritas kulit sirkulasi, perubahan status
dengan membaik dengan nutrisi, penurunan kelembaban,
hiperpigmentasi dan kriteria hasil : suhu lingkungan ekstrim,
kerusakan 1. kerusakan penurunan mobilitas)
kulit/jaringan lapisan kulit 1- Edukasi
3 (meningkat- - Anjurkan minum air yang cukup
sedang) - Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
2. pigmentasi - Anjurkan meningkatkan asupan
abnormal 1-3 buah dan sayur
- Anjurkan menghindari terpapar
(meningkat- suhu ekstrim
sedang) - Anjurkan menggunakan tabir
surya SPF minimal 30 saat
3. tekstur 1-3 berada diluar rumah
(memburuk- - Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun secukupnya
sedang)

E. Implementasi Keperawatan
No Dx Implementasi keperawatan
1 - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Sabtu, 22 maret kualitas, intensitas nyeri
2014 jam 07.00 – - Mengidentifikasi skala nyeri
minggu, 23 maret - Mengidentifikasi respons non verbal
2014 jam 07.00 - Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
- Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
- Memfasilitasi istirahat dan tidur
- Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
- Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Menjelaskan strategi meredakan nyeri
- Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Memberikan analgetik
2 - Mengidentifikasi status nutrisi
Sabtu, 22 maret - Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
2014 jam 07.00 – - Mengidentifikasi makanan yang disukai
minggu, 23 maret - Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
2014 jam 07.00
- Memonitor asupan makanan
- Memonitor berat badan
- Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
- Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
- Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
3 - Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Sabtu, 22 maret - Menganjurkan Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
2014 jam 07.00 – dengan pasien dan lingkungan pasien
minggu, 23 maret - Mempertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko
2014 jam 07.00 tinggi
- Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
- Mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Menganjurkan meningkatkan asupan cairan

F. Evaluasi Keperawatan
No Evaluasi keperawatan
Dx
1 S : klien mengatakan masih ada rasa nyeri
O : Pasien masih tampak meringis
A: masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
2 S : klien mengatakan dapat menghabiskan makan setengah porsi, mual masih ada
O : berat badan klien bertambah 500gram
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
3 S:-
O : Kulit tidak tampak bersisik, tetapi masih hiper tidak tampak bersisik, tetapi
masih hiperpigmentasi dan adanya lesi
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai