Disusun oleh :
Ai Nurlatifah 221079
Asep Suhada 221082
Asyyfa Nurobani 221083
Benarti P Hutasoit 221084
Gina Mustika 221090
Hardiyanti Rahmani 221091
Muhammad Rizky 221100
Muhamad Syafiq 221101
Putri Destiani 221104
Tiara Reghina 221113
Zeni Octaviani Syabina 221114
Kelompok 3
3C
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
JAWA BARAT
BANDUNG
2023
I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan langkah awal dalam proses keperawatan. Fase ini
sangat penting dan penting untuk fase selanjutnya. Data yang komprehensif dan
tervalidasi menentukan keputusan yang akurat dan akurat dalam diagnosis
keperawatan, yang kemudian dimasukkan ke dalam rencana keperawatan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendapatkan data yang komprehensif, termasuk data
biopsikologi dan psikiatri. (Tarwoto & Wartonah, 2015)
a. Identitas Pasien
Nama :
No. Reg :
Jenis kelamin :
Alamat :
Tempat dan Tanggal lahir :
Usia :
b. Keluhan Utama :
Biasanya pasien mengeluh rasa gatal, sulit tidur, rasa tidak nyaman, rambut
rontok, suhu tubuh meningkat, kemerahan, kulit kering. Keluhan tersebut muncul
tergantung bagaimana respon kulit dari masing-masing orang
c. Riwayat Penyakit Dahulu :
Biasnya penderita dengan dermatitis juga bisa disebabkan oleh adanya riwayat
alergi terhadap bahan-bahan tertentu, kemudian juga dilihat dari sensitivitas kulit
seorang itu sendiri
d. Riwayat Penyakit Keluarga :
Pada penderita dermatitis ditanyakan ada penyakit keluarga yang sama dialami
penderita, selain itu pada anak-anak sering ditemukan alergi terhadap bahan
tertentu yang mungkin diketahui oleh keluarganya
e. Riwayat Penyakit sekarang :
Biasanya penderita dermatitis akan mengalami rasa gatal-gatal pada kulit yang
akan menimnulkan lesi akibat adanya infeksi sehingga suhu tubuh bisa
meningkat/demam, kemerahan, edema disertai nyeri, rasa terbakar pada kulit
f. Riwayat Pemakaian Obat :
Apakah sebelumnya klien menggunakan obat oles pada kulit, atau apakah klien
ada alergi obat tertentu
g. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan fisik integument (menurut Smeltzer, 2002 Dalam lisnawati,
2019). Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menilai adanya warna, sianosis,
ikterus, eksim, pucat, eritema, maserasi, papula, vesikel, ulkus, kekencangan
kulit, hidrasi kulit, tekstur kulit, dan edema. Evaluasi warna kulit untuk
mengetahui adanya pigmentasi dan kondisi normal yang mungkin disebabkan
oleh melanin pada kulit.
2) Pemeriksaan kulit, diarea yang cukup terang periksa seluruh permukaan kulit,
periksa dan palpasi setiap area.
a) Warna : sianosis, penyakit kuning, kerothemia, perubahan melanin
b) Kelembaban : basah, kering, berminyak
c) Suhu : dingin, hangat
d) Tekstur : halus, kasar
e) Mobilllitas - kemudahan : edema subkutan berkurang sehingga
memungkinkan pergerakkan
f) Kembung : dikurangi dengan dehidrasi, lipatan kulit kembali ke keadaan
semula, perhatikan adanya lesi
g) Lokasi : anatomi lokal merata
h) Susunan dan bentuknya : linier, majemuk
i) Jenis : macula, papula, pustule, bula, tumor
3) Pemeriksaan Rambut
tes rambut dilakukan untuk menilai ada tidaknya warna, ketebalan, distribusi,
dan karakteristi rambut lainnya, rambut tubuh biasanya menutupi seluruh
bagian tubuh kecuali telapak kaki dan permukaan bagian dalam labia. Rambut
kering, rapuh, tidak berpigmen dapat menunjukkan kekurangan nutrisi.
Pertumbuhan rambut yang tidak teratur atau berkurang dapat menunjukkan
malnutrisi, hipotiroidisme, efek obat, dll. Periksa dan raba rambut, yaitu
a) Kerumunan : tipis, tebal
b) Distribusi : alopecia parsial atau lengkap
c) Tekstur : halus, kasar
4) Pemeriksaan Kuku
dilakukan dengan memeriksa warna, bentuk dan kondisi kuku, kehadiran jari
klub dapat mengindikasikan penyakit pernapasan kronis atau penyakit jantung.
Bentuk kuku yang cekung atau cembung menunjukkan adanya kerusakan atau
infeksi akibat kekurangan zat besi, dan palpasi pada kuku kaki.
a) Warna : sianotik, pucat
b) Bentuk : perkusi jari (Clubbing)
c) Adanya lesi : paronikia, onikolisis
h. Pemeriksaan Head to toe
1) Kepala : biasanya bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka atau lesi.
2) Rambut : biasanya berwarna hitam tergantung tingkatan usia.
3) Wajah : kerbersihan, ada lesi atau tidak ada edema atau tidak dan tidak pucat
sianosis adanya kemerahan atau tidak.
4) Mata : konjungtiva pucat atau tidak, ada kelainan atau tidak, serta adanya
kemerahan atau tidak.
5) Mulut dan gigi : bersih atau tidaknya warna bibir, ada stomatis atau tidak, gigi
berlubang, gusi berdarah. Biasanya pada herpes terdapat lesi pada bagian bibir
akibat infeksi
6) Leher : ada kelainan atau tidak, adanya nyeri tekan atau tidak, adanya
kemerahan atau tidak karena dermatitis bisa menyerang bagian kulit manapun.
7) Thorak : irama cepat atau tidak, apakah ada suara jantung normal atau tidak,
tidak ada suara nafas asing, tidak ada benjolan atau benjolan, dan nyeri tekan.
8) Abdomen : ada atau tidak luka bekas operasi, distensi abdomen atau tidak,
kembung atau tidak, warna, kebersihan.
9) Genitalia : apakah ada varises, bersih adanya nyeri tekan atau tidak, edema
atau tidak, biasanya pada dermatitis yang menyerang genital mengalami
kelainan seperti warna kemerahan serta adanya rasa nyeri.
10) Rectum : bersih atau tidak, tidak ada edema, adanya tanda infeksi atau tidak)
11) Ekstrimitas : edema atau tidak adanya varises atau tidak, sianosis, CRT,
kembali normal atau tidak.
12) Intergumen : biasanya pada dermatitis akan ditemukan radang akut teruma
pruritus (sebagai pengganti dolor), kemerahan (rubor) gangguan fungsi kulit
(function laisa), terdapat vesikel-vesikel fungtiformid yang berkelompok yang
kemudian memperbesar, terdapat bula atau pustule, hiperpigmentasi atau
hipopigmentasi. Adanya nyeri tekan atau tidak, edema atau pembengkakan
serta kulit bersisik.
i. Pola fungsi kesehatan
1) Pola hidup sehat
biasanya kepada penderita dermatitis tidak begitu paham dengan kondisi
kesehatan terutama terhadap alergi yang dapat menimbulkan dermatitis jika
penderita merasakan keluhan biasanya pasien minum obat dan apabila
penyakitnya tidak sembuh pasien biasnya datang ke pelayanan Kesehatan
2) Pola nutrisi
biasanya pada penderita dermatitis bisa ditemukan nafsu makan terganggu
karena penyakit yang dirasakan seperti rasa panas, demam, dan nyeri bagian
kulit biasnya membuat nafsu makan turun tetapi tergantung dari individu
masing-masing
3) Pola eliminasi
pada penderita dermatitis biasanya tidak ditemukan gangguan pada eliminasi,
kecuali dermatitis timbul pada bagian genital sehingga membuat penderita
takut BAK
4) Pola aktivitas
pada penderita dermatitis tidak mengganggu aktivitas sehari-hari tetapi
tergantung dari tingkat keparahan penyakitnya
5) Pola tidur dan istirahat
biasanya penderita dermatitis terjadi gangguan pola tidur dikarenakan rasa
gatal dan nyeri.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan pemikiran klinis tentang respon pasien terhadap
bidang kesehatan atau strategi aktivitas yang dialami oleh staf operasi aktual dan
potensial. Diagnosa keperawatan melibatkan kegiatan dua bagian strategi
keperawatan, yaitu mengklasifikasikan bidang kesehatan sebagai bagian dari ruang
lingkup keperawatan. Diagnosis keperawatan membuat peniliain klinis tentang
respons individu dan membuat peniliain klinis tentang respons individu, keluarga,
atau komunitas, seperti inflamasi tentang startegi atau aktivitas kesehatan actual atau
potensial. Diagnose keperawatan dirancang untuk menemukan bagaimana klien
individu, keluarga dan keluarga mengatasi kondisi dan kesehatan terkait.. Tujuan
pencatatan diagnosis keperawatan adalah sebagai alat komunikasi mengenai masalah
pasien saat ini, dan merupakan tanggung jawab perawat untuk mengidentifikasi
masalah berdasarkan data dan untuk menentukan pengembangan rencana intervensi
keperawatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
a. Gangguan intergrits kulit
b. Gangguan rasa nyaman
c. Gangguan pola tidur
d. Defisit pengetahuan
e. Risiko Infeksi
3. Perencanaan
Intervensi keperawatan untuk masalah keselamatan dan perlindungan bergantung
pada diagnosis keperawatan, berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI) dan kriteria tujuan dan hasil menggunakan Standar Luaran Keperawatan
Indnesia. Edisi 1, 2018 Cetak II intervensi dari diagnosis gangguan integritas kulit
antara lain: (Tim pokja SLKI, 2018)
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Ny K
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMP
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Kasongan
Tgl MRS : 8-6-2020
Diagnosa Medis : Dermatitis Numuaris
2. Riwayat Kesehatan/Perawatan
a. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan gatal pada tangan kanan dan kiri
Pasien mengatakan gatal yang dirasakan sudah semenjak 1 bulan yang lalu.
Awalnya gatal yang dirasakan pasien dimulai dari sela-sela jari kemudian meluas ke
bagian tangan atas. Setelah gatal muncul seperti gelembung kecil-kecil dan sangat
gatal disertai nyeri. Tiap kali pasien menggaruk area yang gatal maka akan muncul
seperti luka baru dan keluar seperti cairan. Gatal ini biasanya dirasakan muncul secara
tiba-tiba, gatal dirasakan seperti tersengat ulat bulu dan sangat gatal yang tidak
terthankan sehingga apabila gatal muncul pasien akan menggunakan salep untuk
meringankan keluhannya. Pasien juga mengatakan tiap kali selesai mencuci pakaian
pasien merasakan panas ditangannya dan sehabis itu muncullah perih dan gatal.
Karena gatal tidak kunjung sembuh pasien datang ke RSUD dr. Doris Sylvanus dan
diputuskan untuk rawat inap diruang Aster.
c. Riwayat penyakit sebelumnya (Riwayat penyakit dan Riwayat operasi) :
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami sakit yang sama dan
tidak mempunyai riwayat operasi. Pasien sebelumnya sudah sempat berobat ke
puskesmas yang berada dekat dengan rumahnya dan diberikan obat minum dan salep
namun pasien tidak mengetahui nama obat yang diberikan. Pasien setup kali
menggunakan salep yang diberikan dari puskesmas tersebut merasakan perih namun
gatal dapat berkurang. Tapi beberapa lama kemudian pasien merasakan kembali gatal,
pasien menyatakan obat yang diberikan dari puskesmas hanya menghilangkan
gatalnya untuk sesaat dan keluhan pasien masih menetap.
GENOGRAM KELUARGA
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum :
c. Tanda-tanda Vital :
Saat pengkajian TTV klien tanggal 09 Juni 2020 pukul 15:00 WIB, suhu tubuh
klien 5=36 °C tempat pemeriksaan axilla, nadi N=30 x/menit dan pernapasan
RR=20/menit tekanan darah TD=120-80 mmhg.
d. Pernapasan (Breathing) :
Bentuk dada klien teraba simetris, klien tidak memiliki kebiasaan merokok,
klien tidak mengalami batuk, tidak ada sputum, tidak simosis, tidak terdapat nyeri,
pasien tampak tidak sesak, type pernapasanan klien tampak menggunakan dada, irama
pernapasan teratur dan suara nafas klien vesikuler, tidak ada sumes nafas tambahan.
e. Cardiovascular (Bleeding) :
Klien tidak merasakan nyeri di dada, tidak ada merasakan keram dikaki. klien
tampak tidak pucat, tidak merasakan pusing tidak mengalami clubbing finger, tidak
sianosis, tidak merasakan sakit kepala, tidak palpitasi tidak ada pingsan, capillary
refill klien saat ditekan dan dilepaskan kembali dalam 2 detik tidak ada terdapat
oedema, lingkar perut klien 90 cm. ictus cordis klien tidak terlihat, vena jugulasir
klien tidak mengalami peningkatan, suara jantung klien (S1-S2) reguler dan tidak ada
mengalami kelainan.
f. Persyarafan (Brain) :
Uji Koordinasi :
Eksternitas atas klien dapat menggerakan jan kejari dan jari kehidung
Ekstermitas bawah klien dapat menggerakan tumit ke jempol kaki, kestabilan tubuh
klien tampak baik, refleks bisep kanan dan kiri klien baik skala 1, trisep kanan dan
kiri klien baik skla 1. brakioradialis kanan dan kiri klien baik skala 1. patella kanin
kiri klien bark skla 1, dan akhiles kuman dan kiri klien baik skla 1, serta reflek
babinski kanan dan kiri klien baik skala 1.
Bibir klien tampak lembab tidak ada perlukaan di sekitar bibir, jumlah gigi
klien lengkap tidak ada karies, gusi klien normal tumpak kemerahan, lidah klien
merah, mokosa klien tidak ada pembengkakan, tonsil khen tidak ada peradangan.
rectum normal, tidak mengalami haemoroid, klien BAB 1x/hari warna kuning dengan
konsistensi lunak, tidak diare tidak konstipasi, tidak kembung, dan tidak ada terdapat
nyeri tekan ataupun benjolan.
Kemampuan pergerakan sendi klien tampak bebas, tidak ada parase, tidak ada
paralise, tidak ada hemiparese, tidak ada krepass, tidak terdapat nyeri, tidak ada
bengkak, tidak ada kelakuan, tidak ada fluiditas, tidak ada spastisitas, ukuran otot
klien teraba simetris.
Klien tidak memiliki riwayat alergi baik dari obat, makanan kosmetik dan
Jainnya. Suhu kulit klien teraba hangat, warna kulit normal, turgor kurang, tekstur
halus, tampak terdapat lesi, tidak terdapat jaringan parut, tekstur rambut halus. tidak
terdapat distribusi rambut dan betuk kuku simetris.
k. Sistem penginderaan
1) Mata Penglihatan
Fungsi penglihatan klien normal tidak ada masalah
2) Telinga/Pendengaran
Pendengaran klien normal dan tidak ada berkurang, tidak berdengung dan
tidak tuli
3) Hidung/Penciuman
Bentuk hidung klien teraba simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat patensi,
tidak terdapat obstruksi, tidak terdapat nyeri tekan sinus, tidak terdapat
transluminasi cavum nasal normal, septim nasal tidak ada masalah, sekresi
tidak ada, dan tidak ada polip.
Leher klien tampak tidak ada massa, tidak ada jaringan parut, tidak ada terabu
kelenjar limfe, tidak ada toraha kelenjar tyroid, dan mobilitas leher klien bergerak
bebas.
m. Sistem Reproduksi
d. Kognitif :
Klien mengatakan “ia tidak senang dengan keadaan yang dialaminya dan ingin cepat
beraktivitas seperti biasanya".
e. Konsep Diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran) :
Klien mengatakan tidak senang dengan keadaan yang dialaminya saat ini. Klien
adalah seorang ibu, klien orang yang ramah, klien adalah seorang ibu rumah tangga".
f. Aktivitas sehari-hari :
Sebelum sakit klien dapat berktivitas secara bebas, namun sesudah sakit klien hanya
ditempat tidur.
g. Koping – Toleransi terhadap stress :
Klien mengatakan bila ada masalah ia selalu bercerita dan meminta bantuan kepada
keluarga, dan keluarga selalu menolong Ny. K
5. Sosial – Spiritual
a. Kemammpuan Berkomunikasi
Klien dapat berkomunikasi dengan baik, dan klien dapat menceritakan keluhan yang
dirasakan kepada perawat
b. Bahasa sehari-hari
Bahasa yang digunakan sehari-hari yaitu bahasa dayak dan Bahasa Indonesia.
ANALISIS DATA
- Suhu: 36 °C
Mengubah daya
ikat sel kulit
Terjadinya reaksi
sensitivitas pada
kulit
Dermatitis
Reaksi menggaruk
yang berlebih
Nyeri akut
Data Subjektif: Bahan iritan Gangguan integritas
1. Pasien mengatakan gatal pada tangan kanan dan kimiawi kulit
kiri
2. Pasien mengatakan menggaruk area yang gatal Kerusakan sel
3. Pasien mengatakan menggunakan salep
Kerusakan kulit
Data objektif:
1. Tampak terdapat adanya lesi Lapisan tanduk
2. Turgor kulit kurang
3. Lesi berbatas tegas Denaturasi keratin
Menyingkirkan
lemak lapisan
tanduk
Mengubah daya
ikat sel kulit
Terjadinya reaksi
sensitivitas pada
kulit
Dermatitis
Reaksi menggaruk
yang berlebih
Gangguan
integritas kulit
Data subjektif : Kerusakan Resiko infeksi
1. Pasien mengatakan panas setelah mencuci pakaian integritas kulit
kedua tanganya panas
2. Pasien tampak gelisah setelah gatal muncul luka Lapisan epidermis
baru. terbuka, invasi
3. Pasien mengatakan tiap kali menggaruk area yang bakteri
gatal maka akan muncul seperti luka baru dan
keluar seperti cairan. Pelepasan toksik
Data Objektif : - bakteri
Resiko infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi) ditandai dengan
pasien mengeluh nyeri dan tampak meringis.
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan bahan kimia iritatif ditandai dengan
respon menggaruk dan kerusakan pada lapisan kulit.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
ditandai dengan kerusakan integritas kulit dan pasien mengeluh gatal.
RENCANA KEPERAWATAN
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi
dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data
objektif yang akan menunjukkan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah
tercapai sepenuhnya atau belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang
perlu di kaji, direncanakan, dilaksanakan dan dinilai kembali.
Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana
keperawatan, menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui
perbandingan asuhan keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan standar
yang telah ditetapkan lebih dulu. Pada tahap evaluasi yang perawat lakukan adalah
melihat apakah masalah yang telah diatasi sesuai dengan kriteria waktu yang telah
ditetapkan
Tn. K umur 55 tahun, pekerjaan petani, dan sering kontak dengan sinar ultraviolet.
Pada tanggal 15 maret 2014 datang ke puskesmas dengan keluhan-keluhan kulit terasa gatal,
nyeri seperti terbakar didaerah abdomen kanan atas, tampak adanya lesi, bersisik dan
hiperpigmentasi yaitu bercak kehitaman dengan diameter 6 cm.
Pada tanggal 20 maret 2014 pasien dirujuk ke rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan
inspeksi terlihat adanya pemeriksaan inspeksi terlihat adanya peningkatan melanosin di
superficial kulit abdomen, palfebra kehitaman, dan wajah terlihat pucat dan tampak meringis,
pemeriksaan palpasi abdomen kuadran kanan atas teraba keras massa sekitar 2cm. Pasien
menjelaskan sering merasakan mual, tidak nafsu makan, sehingga berat badan menurun 3kg.
Pemeriksaan penunjang biopsy lesi pada tanggal 21 maret menunjukkan terjadinya lentigo
maligna.
Dari hasil laboratorium didapatkan hasil Hb: 11 gr/dl, leukosit : 9103 /µl, SGPT 55
u/l, SGOT 35 u/l. dari pemeriksaan vital sign : tekanan darah 150/80 mmHg, suhu 36o C, N
110 x/ menit, RR 27x/menit. Pasien menjelaskan bahwa selama di rumah sakit tidak bisa
tidur karena lingkungannya sangat ramai, tidur malam hanya sekitar 4jam dan tidak pernah
tidur siang. Pasien mengatakan mudah lelah saat melakukan aktivitasnya sehingga tidak dapat
melakukan aktivitas bertani lagi. Pasien terpasang infuse RL dengan 30 TPM.
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn. K
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : Petani
2. Riwayat Penyakit
- Keluhan Utama: Gatal dan Nyeri di daerah abdomen kanan atas.
- Riwayat Penyakit Sekarang: Klien menjelaskan sering merasakan mual, tidak
nafsu makan, dan tidak bisa tidur selama di rumah sakit.
3. Data Dasar Pengkajian Pasien
a. Aktivitas dan istirahat
- Akitivitas: Pasien menyatakan mudah lelah saat melakukan aktivitas
sehingga tidak dapat melakukan aktivitas bertani lagi. Hb: 11 gr/dl.
- Istirahat: pasien menjelaskan bahwa selama rumah sakit tidak bias tidur
karena lingkungan sangat ramai, tidur malam hanya sekitar 4 jam dan tidak
pernah tidur siang. Palpebra kehitaman.
b. Kenyamanan
Pasien mengeluh terasa gatal, nyeri seperti terbakar di daerah abdomen
kanan atas.
c. Sirkulasi
Wajah pasien terlihat pucat dengan tekanan darah 150/80 mmHg
d. Pernafasan
RR pasien meningkat yaitu 27x /menit
e. Makanan/cairan
Pasien menjelaskan sering mual, tidak nafsu makan sehingga berat badan
menurun 3 kg. Pasien terpasang infuse RL dengan 30 TPM.
4. Pemeriksann Fisik
- Pemeriksaan inspeksi terlihat adanya peningkatan melanosin di superficial
kulit abdomen, palpebra kehitaman, dan wajah terlihat pucat.
- Pemeriksaan palpasi abdomen kuadran kanan atas teraba keras massa
sekitar 2 cm.
5. Vital Sign
- TD : 150/80 mmHg
- Nadi : 110x per menit
- RR : 27x per menit
- Suhu : 36oC
6. Pemeriksaan Penunjang
- 21 maret 2014 : Biopsy lesi menunjukkan terjadinya lentigo maligna
- Hasil laboratorium 13 maret 2014 :
Nilai normal Hasil
Hemoglobin Pria : 14-18 gr/dl 11 gr/dl
Leukosit 4000- 10.000/mm3 103 µ/l
SGPT 5-41 u/l 55 u/l
SGOT 5-40 u/l 35 /l
B. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
No
1 DS: Sering terpapar sinar Nyeri Akut
Klien mengatakan kulit ultraviolet
terasa gatal dan nyeri
seperti terbakar di daerah Menembus lapisan ozon
abdomen atas. stratum corneum manusia
DO :
Tampak meringis Diabsorpsi oleh DNA
Lesi
Pucat Terjadi proses karsinogenik
Terbentuk cyclobutene
dimmer photo product
Prolifelasi malignan yg
timbul dari dalam epidermis
Memperlihatkan reaksi
inflamasi
Nyeri akut
Prolifelasi malignan yg
timbul dari dalam epidermis
Peningkatan melanosin di
superficial kulit abdomen
Mual muntah
Deficit nutrisi
3 DS : - Sering terpapar sinar Gangguan
DO : ultraviolet integritas
Bersisik kulit/jaringan
Hiperpigmentasi Menembus lapisan ozon
Terbentuk cyclobutene
dimmer photo product
Prolifelasi malignan yg
timbul dari dalam epidermis
Gangguan/kerusakan
integritas kulit
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi) ditandai
dengan pasien mengeluh nyeri dan tampak meringis.
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk makan)
ditandai dengan mual dan nafsu makan menurun
3. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan suhu lingkungan yang
ekstrim ditandai dengan hiperpigmentasi dan kerusakan kulit/jaringan
D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
1 Nyeri akut Tujuan : Setelah Manajemen nyeri
berhubungan dengan dilakukan tindakan Observasi
agen pencedera keperawatan selama - Identifikasi lokasi, karakteristik,
fisiologis (inflamasi) 1x24 jam diharapkan durasi, frekuensi, kualitas,
ditandai dengan nyeri berkurang, intensitas nyeri
pasien mengeluh nyeri dengan kriteria hasil : - Identifikasi skala nyeri
dan tampak meringis. 1. Keluhan nyeri - Identifikasi respons non verbal
1-3 - Identifikasi faktor yang
(meningkat- memperberat dan memperingan
sedang) nyeri
2. Meringis 1-3 - Monitor keberhasilan terapi
(meningkat- komplementer yang sudah
sedang) diberikan
Terapeutik
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
2 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
berhubungan dengan intervensi Observasi
faktor psikologis keperawatan selama - identifikasi status nutrisi
(keengganan untuk 1x24 jam, status - identifikasi alergi dan intoleransi
makan) ditandai nutrisi klien membaik, makanan
dengan mual dan dengan kreteria hasil: - identifikasi makanan yang
nafsu makan menurun 1. porsi makanan disukai
yang - identifikasi kebutuhan kalori dan
dihabiskan 1- jenis nutrien
3 (menurun- - monitor asupan makanan
sedang) - monitor berat badan
2. nafsu makan
Terapeutik
1-3
- sajikan makanan secara menarik
(memburuk-
dan suhu yang sesuai
sedang)
- berikan makanan tinggi serat
3. berat badan 1-
untuk mencegah konstipasi
3 (memburuk-
- berikan makanan tinggi kalori
sedang)
dan tinggi protein
Kolaborasi :
- kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang
dibutuhkan
3 Gangguan integritas Tujuan : Setelah Perawatan Integritas Kulit
kulit/jaringan dilakukan tindakan Observasi
berhubungan dengan keperawatan selama - Identifikasi penyebab gangguan
suhu lingkungan yang 1x24 jam diharapkan integritas kulit (mis: perubahan
ekstrim ditandai integritas kulit sirkulasi, perubahan status
dengan membaik dengan nutrisi, penurunan kelembaban,
hiperpigmentasi dan kriteria hasil : suhu lingkungan ekstrim,
kerusakan 1. kerusakan penurunan mobilitas)
kulit/jaringan lapisan kulit 1- Edukasi
3 (meningkat- - Anjurkan minum air yang cukup
sedang) - Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
2. pigmentasi - Anjurkan meningkatkan asupan
abnormal 1-3 buah dan sayur
- Anjurkan menghindari terpapar
(meningkat- suhu ekstrim
sedang) - Anjurkan menggunakan tabir
surya SPF minimal 30 saat
3. tekstur 1-3 berada diluar rumah
(memburuk- - Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun secukupnya
sedang)
E. Implementasi Keperawatan
No Dx Implementasi keperawatan
1 - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Sabtu, 22 maret kualitas, intensitas nyeri
2014 jam 07.00 – - Mengidentifikasi skala nyeri
minggu, 23 maret - Mengidentifikasi respons non verbal
2014 jam 07.00 - Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
- Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
- Memfasilitasi istirahat dan tidur
- Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
- Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Menjelaskan strategi meredakan nyeri
- Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Memberikan analgetik
2 - Mengidentifikasi status nutrisi
Sabtu, 22 maret - Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
2014 jam 07.00 – - Mengidentifikasi makanan yang disukai
minggu, 23 maret - Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
2014 jam 07.00
- Memonitor asupan makanan
- Memonitor berat badan
- Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
- Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
- Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
3 - Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Sabtu, 22 maret - Menganjurkan Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
2014 jam 07.00 – dengan pasien dan lingkungan pasien
minggu, 23 maret - Mempertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko
2014 jam 07.00 tinggi
- Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
- Mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Menganjurkan meningkatkan asupan cairan
F. Evaluasi Keperawatan
No Evaluasi keperawatan
Dx
1 S : klien mengatakan masih ada rasa nyeri
O : Pasien masih tampak meringis
A: masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
2 S : klien mengatakan dapat menghabiskan makan setengah porsi, mual masih ada
O : berat badan klien bertambah 500gram
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
3 S:-
O : Kulit tidak tampak bersisik, tetapi masih hiper tidak tampak bersisik, tetapi
masih hiperpigmentasi dan adanya lesi
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi